Anda di halaman 1dari 18

DESKRIPSI PERUSAHAAN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah aplikasi kewirausahaan


matematika

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

Rismawati (201513500013)

Nur Muhamad (201513500101)

Maftul Fauziyah (201513500329)

Bella Anggita (201513500425)

FakultasTeknik, Matematika dan IlmuPengetahuan Alam

UniversitasIndraprasta PGRI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt, shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Baginda Rasulullah saw. Beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat rahmat-
Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang Deskripsi
Perusahaan.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah aplikasi kewirausahaan
matematika. Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
kritik dan saran guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 2 April 2019

Penulis,
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Latar Belakang...........................................................................3

B. Pengertian Visi ............................................................................................4

C. Tujuan Penetapann Visi ...............................................................................5

D. Syarat dan Kriteria Visi Perusahaan............................................................6


E. Misi Perusahaan ..........................................................................................7
F. Cara Merumuskan Misi Perusahaan.............................................................8
G. Pentingnya Visi dan Misi.............................................................................9
H. Faktor – faktor Penyusunan Visi dan Misi...................................................10
I. Noble purpose................................................................................................11
J. Rencana pengembangan usaha (Pengembangan-3th ke depan)...................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan tertentu


dalam menjalankan usahanya. Setiap perusahaan ingin dapat memenuhi kepentingan
para anggota maupun pemegang sahamnya. Kemampuan suatu perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan merupakan suatu prestasi bagi manajemen perusahaan
tersebut. Penilaian akan prestasi dan kinerja perusahaan dapat di gunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.

Bidang keuangan merupakan suatu bidang yang sangat diperhatikan oleh


semua perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Persaingan yang semakin
ketat dalam dunia usaha dan kondisi perekonomian yang tidak menentu dapat
menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak
terjadi perusahaan harus mampu mencermati kondisi kinerja keuangannya dengan
baik sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan


suatu perusahaan. Untuk mengetahui tentang baik buruknya keadaan keuangan
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu dapat dilakukan
analisis dengan alat – alat analisis keuangan.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para investor
dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan
manajemen. Hal ini merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut
efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan yang
menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap
perusahaan.
Untuk dapat mengetahui gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan,
maka perlu diadakan analisis terhadap data keuangan dari perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan. Data tersebut tercermin pada laporan keuangannya. Analisis
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan memiliki banyak manfaat, baik bagi
pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Bagi pihak internal, pimpinan perusahaan dan manajemen dapat mengetahui


hasil-hasil keuangan yang telah dicapai pada waktu lalu dan waktu yang sedang
berjalan dan dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan berada pada jalur
yang telah ditetapkan sehingga dapat mengambil kebijakan untuk periode mendatang.
Bagi pihak eksternal, kreditur akan dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan
yang telah atau akan menjadi debiturnya, sehingga kreditur dapat menentukan mana
perusahaan yang layak diberikan kredit dan mana perusahaan yang tidak layak untuk
diberikan kredit. Selain kreditur, investor perlu mengetahui keadaan keuangan
perusahaan di dalam rangka menentukan kebijaksanaan penanaman modalnya.

Suatu perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik akan


mempengaruhi keseluruhan dari perusahaan tersebut. Selain itu para investor akan
lebih memilih untuk menginvestasikan dana mereka pada perusahaan tersebut karena
yakin perusahaan dapat memberikan mereka keuntungan dari investasi mereka sesuai
dengan harapan investor.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran 4P dan 8P?
2. Apa saja variable – variabel pemasaran 4P dan 8P?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?
4. Bagaimana definisi manajemen produksi?
5. Bagaimana tahapan dalam manajemen produksi?
6. Faktor pendukung apa saja pada manajemen produksi?
7. Seperti apa ruang lingkup manajemen produksi?
8. Apa saja fungsi dari manajemen produksi?
9. Apa saja macam-macam tipe layout pada manajemen produksi?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen pemasaran 4P dan 8P.
2. Untuk mengetahui variabel pada pemasaran 4P dan 8P.
3. Untuk mengetahui pengertian manajemen produksi.
4. Untuk mengetahui definisi dari manajemen produksi.
5. Untuk mengetahui tahapan dalam manajemen produksi.
6. Untuk mengetahui faktor pendukund pda manajemen produksi.
7. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen produksi.
8. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen produksi.
9. Untuk mengetahui macam-macam tipe layout pada manajemen produksi.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita
sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila
perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang ialah:


 Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi,
kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin
diraih.
 Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini, biasa menceritakan
perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan
terjadi.
 Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelsaian terhadap masalah
yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.

Selain itu, latar belakang bisa pula mengandung perbandingan dan


penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama sebelumnya.

Cara membuat latar belakang, banyak hal yang ada dalam latar belakang yaitu:

Keadaan Ideal

Meliputi kondisi yang dicita-citakan atau diinginkan terjadi, keadaan ideal ini umum
dituangkan berbentuk misi serta visi yang ingin dicapai.

Keadaan Aktual

Keadaan yang berlangsung sekarang ini, umum bercerita ketidaksamaan kondisi pada
keadaan sekarang ini dengan keadaan yang dicita-citakan berlangsung.

Jalan Keluar

Anjuran singkat atau penawaran penyelesaian pada permasalahan yang dihadapi


sebelumnya mengambil langkah selanjutnya ke pokok bahasan. Diluar itu latar
belakang dapatlah memiliki kandungan perbandingan serta penyempurnaan atas
tulisan tentang tema yang sama terlebih dulu.

Terangkan Masalahnya

Bikin susunan latar belakang permasalahan, anda dapat membuatnya dari hal yang
umum dahulu lalu baru hal yang khusus atau demikian sebaliknya anda dahulukan
yang khusus lalu yang umum.

B. Pengertian Visi Perusahaan


Pengertian Visi Perusahaan ada beberapa pendapat mengenai pengertian visi
perusahaan, di antaranya adalah pendapat dari :
1. J.B. whittaker
Menurut J.B. Whittaker dalam bukunya “Strategic Planning and Management”, visi
perusahaan adalah gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan
diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan.
2. Wibisono
Menrut Wibisono, visi merupakan rangkaian kali yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau
dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau
perusahaan.
3. Kotler
Menurut Kotler visi adalah pernytaan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan
dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi perusahaan adalah pandangan
terhadap suatu masalah, wawasan , kemampuan untuk melihat pada inti persoalan.

Berdasarkan pengertian-pengertian visi perusahaan di atas maka dapat


disimpulkan bahwa visi perusahaan adalah pandangan jauh ke depan, kemana
perusahaan-perusahaan tersebut akan dibawa atau gambaran apa yang diinginkan oleh
perusahaan. Visi perusahaan akan menunjukan suatu kondisi ideal tentang masa depan
yang realistis, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik.

C. Tujuan Penetapan Visi


Penetapan visi perusahaan memiliki tujuan. Adapun tujuan penetapan visi
perusahaan, yaitu:
1. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan
2. Memiliki orientasi pada mas adepan perusahaan
3. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
4. Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
5. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan

D. Syarat dan Kriteria Visi Perusahaan

Dalam penetapan visi perusahaan harus memenihi persyaratan dan kriteria.


Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan antara lain :
1. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
2. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan
3. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
4. Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
5. Terfokus pada permasalahnan instansi perusahaan agar dapat beroperasi

E. Misi Perusahaan

Selain menetapkan visi perusahaan wirausahawan juga harus menetapkan misi.


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian misi di antaranya :

1. Drucker
Menurut Drucker, pada dasarnya misi merupakan lasan mendasar eksistensi suatu
organisasi. Pernyataan misi oreganisasi, terutama ditingkat unit bisnis menentukan
batas dan maksud aktifitas perusahaan.

2. Wheelen
Menurut Wheelen misi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan
eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada
masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Secara umum misi perusahaan adalah suatu tindakan untuk mewujudkan atau
merealisasikan apa yang menjadi visi dari perusahaan.

E. Cara Merumuskan Misi Perusahaan

Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara


berikut :
1. Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan
2. Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk
memeungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan
seefesien mungkin
3. Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi
organisasiperusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal

F. Fungsi Misi

Misi perusahaan berfungsi sebagai pernytaan cita-cita serta merupakan


landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh seluruh personil perusahaan.
Misi usaha sangat membantu dalam mengembangkan perusahaan , diantaranya :

1. Memberikan arah usaha


2. Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil
3. Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang sudah
dibentuk
4. Membimbing aksi dalam berbagai tingkat
5. Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah

G. Pentingnya Visi dan Misi

Pentingnya visi dan misi perusahaan adalah visi perusahaan sebagai elemene
utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi atau lebih
baik.

H. Faktor – faktor Penyusunan Visi dan Misi

Penyusunan visi dan misi harus mempertimbangkan beberapa faktor berikut :


1. Sejarah
2. Preferensi Masa Kini
3. Lingkungan Pasar
4. Sumber Daya
5. Kompentensi yang membedakan

I. Noble Poepose

Noble Purpose is a customer-driven methodology for accelerating revenue


growth, increasing competitive differentiation and igniting emotional engagement.
Organizations with a purpose bigger than money outperform their competition by over
350%. Sales teams who sell with Noble Purpose, who truly want to make a difference
to customers, outsell transactional sellers, who focus on targets and quotas. A culture
of purpose and meaning is the single biggest factor for attracting and retaining top
talent.

Noble Purpose is a mindset and a methodology to drive revenue and do work


that makes you proud. It starts with a compelling organizational narrative, then we
identify key behaviors and make a series of seemingly small, yet meaningful changes
to bring your purpose to life with teammates, and customers. When strategy, sales and
culture are laser-focused on making a difference to customers, you make magic.
We’ve seen it happen with our clients. You don’t have to sell sexy products. We work
with an Adventure travel company and some pretty cool startups. We also work with a
plumbing company and an accounting firm. All of these firms have improved
competitive differentiation and emotional engagement to become leaders in their
space. Here’s the bottom line. You don’t have to choose between making money and
making a difference. Noble Purpose is how you do both.

When our firm first introduced Noble Purpose, we had a concept, but we
weren’t very systematic in our methodology. It was more hit or miss, getting by where
we could and figuring things out along the way with our clients. I’m grateful to those
early adopters, with their help, we’ve now codified the process into five phases.

If you want to create a Noble Purpose organization, here’s your game plan:
1. Find Your Noble Purpose – Start by answering the three big discovery
questions.
How do you make a difference?
How do you do it differently from your competition?
On your best day, what do you love about your job?
2. Prove Your Noble Purpose – This step is about creating your narrative.
Codify the impact you have on customers using stories and data. Identify
compelling examples of how your purpose impacts people’s business and
their lives. Personalize your message to explain why your purpose matters,
to you, as the leader. Choose one or two Noble Purpose Accelerants. These
are quick wins and decisions that let the rest of your organization know
you’re serious about the process. For example, one client changed a pricing
policy, another redid their customer reports.

3. Launch Your Noble Purpose – Now it’s time to win hearts and minds. In this
phase you’ll activate Noble Purpose across departments. Each team should
identify the impact they have on customers, and how their work fits into the
larger whole. Individuals should have an opportunity to connect your
purpose to their role, and their own aspirations for their jobs. This phase is
about helping your team internalize your strategy. Don’t just repeat it, allow
them to process it and apply it.

4. Animate Your Noble Purpose – This is where you bring your customers to
life in every corner of your organization. Using visuals, stories and real live
customers, make sure each department is exposed to actual customers in
vivid compelling ways. For example, one of our clients has customer photos
on the wall, another brings live customers into product development
meetings. You’ll want to introduce your Noble Purpose narrative into your
external marketing. It’s also time to start practicing fearlessly-forward
decision making. Look at where you’re in alignment with Noble Purpose
and where you’re not. Create a Start, Stop and Strengthen list.

5. Imbed Your Noble Purpose – This is how you create a system that lives
beyond you. You’ll want to imbed your Noble Purpose into performance
reviews, recruiting, and ongoing processes. It’s the least sexy part of the
process, but it’s critical to keep it alive and gain competitive differentiation.

J. Rencana pengembangan usaha (Pengembangan-3th ke depan)

1. Pengertian Pengembangan

Sehubungan dengan pengembangan usaha, hal ini tergantung pada


kemampuan pengusaha dan pengelolanya dalam usahanya setiap hari. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan.

Pengembangan merupakan usaha yang terencana dari organisasi untuk


meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pengembangan
lebih di tekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada
masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintergrasi dengan
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

Pada penelitian AY Lubis, menurut Hafsah pengembangan adalah upaya


yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui pemberian
bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan usaha usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Sedangakan menurut Mangkuprawira menyatakan bahwa pengembangan


merupakan upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau
sering untuk kepentingan di masa depan. Pengembangan adalah setiap usaha
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan
memberikan informasi mempengaruhi sikap-sikap atau menambah kecakapan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah segala


sesuatu yang dilaksanakan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang
maupun yang akan datang memberikan informasi, pengarahan,pengaturan, dan
pedoman dalam pengembangan usaha

2. Pengertian Usaha

Setiap manusia tentu mempunyai naluri atau keinginan dalam hidupnya untuk
berusaha mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk mencapai keinginan itu manusia
selalu berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam usaha inilah
manusia dapat mendirikan berbagai macam usaha yang mendapatkan kesuksesan.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka usaha dapat menimbulkan adanya dunia
usaha yang menciptakan barang dan jasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
usaha adalah kegiatan dengan menggunakan tenaga pikiran atau badan untuk
menyatakan suatu maksud.

Usaha adalah melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan


tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan
maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan
hukum, yang didirikan dan berkedudukan disuatu daerah dalam suatu Negara.
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 tahun 1995, yang
menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dengan hasil penjualan bersih per tahun paling banyak Rp.1.000.000.000,00.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha adalah suatu kegiatan
yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan distribusi dengan menggunakan
tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu tujuan. Bertitik tolak dari
pengertian diatas maka peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan yang
sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta
kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakan
pikiran, tenaga dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Tahapan pengembangan Usaha

Dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seseorang wirausaha pada


umumnya melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahaptahap
pengembangan usaha sebagai berikut:

a. Memiliki Ide Usaha

Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha
yang dimiliki seorang wirausaha dapat berasal dari berbagai sumber. Ide
usaha dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dengan
pengamatan. Selain itu ide usaha juga dapat timbul karena adanya sense
of bisiness yang kuat dari seorang wirausaha.

b. Penyaringan Ide/Konsep Usaha


Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menuangkan ide usaha ke
dalam konsep usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke dalam
bagian bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan
dilakukan melalui suatu aktifitas penilaian kelayakan ide usaha secara
formal maupun yang dilakukan secara informal.

c. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)


Wirausaha adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya
ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Maka komponen utama dari
perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah
perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi laba-
rugi merupakan muara dari berbagai komponen perencanaan bisnis lainnya
yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam menyusun
rencana usaha (business plan), para wirausahawan memiliki perbedaan
yang dalam membuat rincian rencana usaha.

d. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha


Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis
maupun tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi dalam
pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang wirausaha. Dalam kegiatan
implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan mengerahkan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga
kerja untuk menjalnkan kegiatan usaha.

Mengidentifikasi tahapan sangat penting dalam pengembangan usaha dan


kapan hal tersebut terjadi. Kadang kita perlu membahas tahapan tahapan yang sudah
dilakukan, sehingga pengkaji memahami seberapa cepat usaha telah berkembang
sampai pada titik persiapan rencana usaha.

Untuk keperluan perencanaan, menyiapkan jadwal yang jauh lebih rinci


sebagai kalender waktu dan tindakan atau kalender implementasi adalah lebih baik.
Jadwal ini biasanya tidak dimasukkan ke dalam rencana usaha yang disajikan.
Rincian ini akan membantu wirausahawan menetapkan rencana kemajuan usaha
yang realistis. Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan adalah sebagai berikut:

a. Kemajuan akan terjadi lebih lambat dari yang diantisipasi, khususnya


ketika diperlukan kerja sama dari individu atau organisasi eksternal.
Meski usaha mungkin dianggap paling penting bagi wirausahawan, tetapi
bagi penanam modal usaha, pemberi pinjaman, pemasok atau pengacara
mungkin tidak begitu penting. Oleh karena itu mungkin akan terjadi
keterlambatan.
b. Batas nyaman yang mencukupi harus selalu dimasukkan dalam
perencanaan. Lakukan pendekatan kepada sumber dana dengan baik
sebelumnya, dan biarkan terjadinya keterlambatan dalam penyerahan dan
pemasangan perlengkapan.
Dalam menyiapkan jadwal tahapan yang penting, tawarkan jadwal yang
ambisius tetapi dapat dipenuhi atau dilampaui. Dengan cara ini, wirausahawan dapat
membangun reputasi untuk mencapai sasaran, yang akan meningkatkan kredibilitas di
masa mendatang.

4. Tehnik Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha merupakan sejumlah tugas atau proses yang bertujuan
untuk menumbuhkan usaha yang dilakukan. Pengembangan usaha dapat dilakukan
dengan beberapa cara diantaranya:

a. Perluasan Skala Usaha

Beberapa cara umum yang digunakan untuk memperluas skala usaha


antara lain:

1) Menambah kapasitas mesin dan tenaga kerja serta tambahan jumlah


modal untuk investasi. Ketika memperluas produksi, seorang wirausaha
harus memperhitungkan mengenai prospek pemasarannya.
2) Menambah jenis barang atau jasa yang dihasilkan. Pengembangan jenis
ini baik dilakukan untuk menurunkan biaya jangka panjang sekaligus
menaikkan skala ekonomi.
3) Menambah lokasi usaha ditempat lain.
Perluasan skala usaha juga harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
1) Produktivitas modal dan tenaga kerja.
2) Biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya rata-rata.
4) Skala produksi yang paling menguntungkan.
Ketika skala usaha sudah berkembang dititik tertinggi, pengembangan skala
usaha harus dihentikan. Sebagai gantinya usaha dapat dikembangkan dengan
menambah cakupan usaha.

b. Perluasan Cakupan Usaha


Perluasan cakupan usaha atau diversifikasi usaha dilakukan dengan
mengembangkan jenis usaha baru diwilayah usaha yang baru, serta dengan
jenis produk yang baru dan bervariansi.

c. Perluasan Dengan Kerja Sama, Penggabungan dan Ekspansi Baru.


Ada beberapa jenis perusahaan dengan cara ini, yaitu:
1) Joint Venture
Joint venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan dari negara
yang berbeda menjadi satu perusahaan untuk mewujudkan konsentrasi
kekuatan-kekuatan yang lebih padat. Contohnya bisa juga antarnegara
seperti indonesia yang kaya akan sumber daya alam tetapi yang
mengekpos sumber daya tersebut negara lain. Keuntungan pun dibagi
sesuai dengan kesepakatan dari berbagai pihak. Seperti contohnya PT
FREEPORT.
2) Merger
Merger adalah proses penggabungan dua perseroan menjadi satu
perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut akan tetap berdiri dengan
nama yang sama, sementara perusahaan yang lain akan hilang, dan
kekayaan menjadi milik perusahaan yang baru. Merger terbagi menjadi
tiga, yaitu:

1. Merger horizontal, yaitu merger yang dilakukan oleh usaha


sejenis. Contohnya marger atara perusahaan roti, marger antara
perusahaan jasa keuangan dan lain-lain.
2. Merger vertikal, yaitu merger yang terjadi antara
perusahaanperusahaan yang saling berhubungan. Contohnya
perusahaan ban marger dengan perusahaan mobil.
3. Konglomerat, yaitu merger antara berbagai perusahaan dengan
produk-produk yang berbeda dan tidak saling berkaitan.
Contohnya perusahaan-perusahaan makanan marger dengan
perusahan mobil. Tujuan dari kolongmerat adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan badan usaha dengan cara saling
bertukar saham antara perusahaan yang dileburkan.
3) Holding Company/Akuisisi
Holding Company adalah penggabungan beberapa perusahaan
dengan salah satu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dari
perusahaan yang lain dan bisa mengatur perusahaan tersebut. Contohnya
Aqua yang di akusisi oleh danone, Akuasisi BenQ terhadap Siemens.

4) Sindikat
Sindikat adalah kerja sama antara beberapa orang bermodal
untuk mendirikan perusahaan besar.

5) Kartel
Kartel merupakan kesepakatan tertulis antara beberapa perusahaan
yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan berbagai hal dengan
tujuan menekan persaingan dan meraih keuntungan. Contohnya di
indonesia kerjasama dalam bentuk kartel terjadi pada PT Semen Gresik,
PT Holcim Indonesia dan PT Indocement, yang menguasai 88% pangsa
pasar dan mampu mengontrol harga semen dalam negeri.

5. Jenis- Jenis Strategi Pengembangan Usaha


Sebagaimana dikutip oleh Husein Umar “Strategic In Action”. Menurut Fred
R. David, strategi dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi, yaitu:
a. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang
lebih terhadap distributor, pemasok, dan/atau para pesaingnya, misalnya
melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri.
b. Strategi Intensif (intensive Strategy)
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan
posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada.

c. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)


Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi
ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat
kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang
berbeda-beda.

d. Strategi Bertahan ( Defensive Strategy)

Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan


penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada
ujungujungnya adalah kebangkrutan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun
konsumen potensial. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa pemasaran terdiri
dari empat unsur pokok kegiatan yang sering dikenal sebagai 4P yaitu, Product (produk),
Price (Harga), Promotion (Promosi) dan Place (Tempat). Berikut ini merupakan variabel-
variabel dan penjelasan dalam Marketing Mix 4P + 4P, yaitu: Poduct, Place, Price,
Promotion, Process, Physical Evidence, People, Performance.
manajemen produksi adalah praktek koordinasi, mengarahkan dan mengawasi
pembuatan barang agar lebih efektif terutama dari segi biaya dan waktu. Untuk
mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan target kita harus melalui beberapa
tahapan mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Jika satu tahapan ini terlewati maka
hasil produksi kita tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh pada kelangsungan
perusahaan. Berikut adalah tahapan manajemen produksi: Perencanaan Produksi,
Pengendalian Produksi, Pengawasan Produksi.
Manajemen produksi yang telah terlaksana dapat berkembang dengan
baik dengan dipengaruhi dua faktor.
a. Faktor pertama division of labour atau pembagian tugas yang tepat. Untuk
mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja yang tepat bisa membantu
produksi lebih efektif dan efesien serta terjaga kebaikannya.
b. Faktor yang kedua yaitu melakukan revolusi industri. Apa itu revolusi industri?
Pada konteks manajemen produksi revolusi industri yang dimaksud adalah
pergantian tenaga manusia dengan mesin atau robot dalam proses produksi.
Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan
utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut: Keputusan atau kebijakan
mengenai desain, Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations).
Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya
berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin.
11
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan
dan pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan (Sofjan Assauri, 2004:22).
Pada dasarnya ada empat tipe layout yang dapat dibedakan berdasarkan pola aliran
bahan dalam proses operasi produksi yaitu production-line layout, process layout, fixed
position layout dan group technology layout.
B. SARAN
Makalah ini kami susun dengan sebaik dan semaksimal mungkin, namun tidak
mustahil jika ada kecacatan yang disebabkan oleh kelalaian dan ketidaktelitian kami.
Kami sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu
kami agar menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga jika nanti kami akan menyusun
makalah kembali, makalah tersebut dapat tersusun menjadi makalah yang sempurna.

https://www.gurupendidikan.co.id/latar-belakang-pengertian-cara-membuat-contoh/12

Anda mungkin juga menyukai