Anda di halaman 1dari 2

Cara-cara menghidupkan suasana :

1. Menggunakan Tenik menulis metafora. Menulis dengan teknik Metafora yaitu menciptakan makna yang berbeda dari makna dasarnya, atau yang lebih mudahnya pengandaian tanpa kata pengandaian (andaikan, jika saja, laksana, ibarat, seperti, dll) Metafora sangat efektif untuk menyampaikan maksud yang diinginkan penulis tanpa harus membuang-buang kata. Satu kata metafora bisa mewakili 1000 kata. Contoh: *Bulan mati di tatapan matanya. (kesedihan yang mendalam) *Mawar mekar di senyumnya. (senyum yang begitu indah) *Kulihat api dalam matanya. (amarah yang terus membara) *Dia menunggangi kuda besinya. (sepeda motor) *Sikapnya sedingin es. (sangat kaku dan tidak bersahabat) 2. Menulis dengan 5 indra. Sebuah persepsi tokoh dari latar suasana akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh indera. Contoh : Gadis kota yang tersesat tadi, tidak mungkin merasakan aroma rumput, tapi dia akan sangat menyadari angin dingin. Anak kota di pantai tadi menyadari adanya bau busuk, namun anak nelayan tidak. Akan tetapi, anak nelayan mendeteksi variasi halus dalam warna langit yang bagi anak kota tidak berarti apa-apa. Input sensorik yang berbeda menimbulkan reaksi yang berbeda. Sebagai contoh, informasi visual cenderung diproses terutama pada tingkat kognitif: Kita membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan apa yang kita lihat. Ketika kita menggambarkan adegan tokoh sebagai masukan visual, kita menarik kecerdasan pembaca.

3. Hidupkan suasana dengan memasukan emosi tokoh cerita (melarutkan tokoh dalam seting yang ditulis). Misalnya, ingin menulis tentang seting di pasar, gambarkanlah apakah tokoh tersebut kerasan berlama-lama di pasar, kuatir dengan keramaian, takut dagangannya tidak laku, waswas jika nanti kecopetan, dsb. Jika hanya menulis seting apa adanya tanpa respon aktif terhadap tokoh cerita, terkesan seting tersebut hanya tempelan sesuatu yang tidak relevan dengan kebutuhan untuk membangun keutuhan cerita. 4. Menggunakan dialog Contoh : Saya hanya bisa mengulangi bahwa saya minta maaf bila telah mengganggu Anda. Itu belum cukup Mr. Holmes! geram pria tua itu. Ekspresinya sangat menakutkan. Dia berlari menghalangi pintu, dan menuding-nuding kami. Jangan kira Anda bisa keluar dengan gampang. Wajahnya merah padam, dia menyeringai dan meracau dengan kemarahan yang tak bisa dimengerti(Koleksi kasus Sherlock Holmes-Sir Arthur Conan Doyle) Penjelasan : Dalam paragraf tersebut dialog membuat suasana menjadi lebih menegangkan 5. Menggunakan penggambaran suasana dengan paragraf deskripsi Contoh :

malam kemarin adalah malam jumat kliwon . suasana mencekam sangat terasa di rumahku. Sunyi, sepi sendiri beradu menjadi satu dalam ruangan ini. Paragraf tersebut menjelaskan suasana menakutkan saat malam. 6. Menggunakan kalimat narasi Contoh : Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

Anda mungkin juga menyukai