Di susun Oleh:
1. Fitriyatus Tsani (2019340101694)
2. Ghaos Abdul Razak (2019340101690)
3. Ika Ayu Masitha (2019340101700)
4. Linda Septia Z D (2019340101703)
5. Mohammad Dimas Arrizqi (2019340101709)
6. Noviyani Qurrota A’yun (2019340101716)
7. Nur Widyawati (2019340101717)
8. Ruwati Al Rohidah (2019340101724)
9. Surya Asih Eriyana (2019340101739)
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI IMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
PACIRAN LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah marilah kita panjatkan rasa puji syukur kita kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan kita rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat
diberikan kemudahan, serta kelancaran membuat makalah ini.
Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih pada Dosen mata kuliah ini, yang telah
memberikan tugas kepada kami dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah tentang “
Perubahan Tingkah Laku atau Sikap Peserta Didik “.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami
oleh para pembaca. Dan dapat berguna bagi kami sendiri dan juga para pembaca. Sebelumnya
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata yang kurang berkenan.
Ttd.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN……………………...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari makalah ini adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan sikap atau tingkah laku
peserta didik.
1.3.2. Untuk mengetahui ciri-ciri perubahan sikap atau tingkah laku peserta didik secara lebih
jelas dan terperinci.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://id.scribd.com/doc/174736911/PENJELASAN-PERUBAHAN-PERILAKU
3
2.1.1. Model Lintas Teori
Menurut Sudarwan Danim dan Khairil (2011:149), bahwa; “Model lintas teori
mengandung makna bahwa perubahan perilaku telah dikonseptualisasikan sebagai lima tahap
proses atau kontinum yang terkait dengan kesiapan seseorang untuk mengubah perilakunya,
yaitu: prekontemplasi, kontemplasi (perenungan), persiapan, tindakan dan pemeliharaan”
Jadi, menurut teori ini perubahan perilaku merupakan sebuah proses yang dilakukan
secara bertahap dengan menyesuaikan kesiapan individu untuk memasuki tahap berikutnya.
Teori aksi beralasan menyatakan bahwa kinerja individu dari suatu perilaku tertentu
terutama ditentukan oleh niat seseorang untuk melakukan perilkau tersebut. Niat ini sendiri
ditentukan oleh dua faktor utama, yakni sikap seseorang terhadap perilaku dan pengaruh
lingkungan sosial atau norma subjektif (Sudarwan Danim dan Khairil, 2011:150).
Jadi teori ini menegaskan bahwa setiap perilaku individu terjadi karena individu
tersebut memiliki niat dan alasan untuk melakukannya.
4
individu tersebut. Beberapa faktor ekologis yang berpengaruh pada perubahan perilaku
indivu adalah faktor intrapersonal, kelompok, kelembagaan, interpersonal, masyarakat dan
kebijakan publik (Sudarwan Danim dan Khairil, 2011:151).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh ekologis juga memengang
peranan penting dalam pencapaian perubahan perilaku seseorang disamping niat dan faktor
sosial.
2
https://irwansahaja.blogspot.com/2014/07/perubahan-tingkah-laku-siswa.html?m=1
5
Dari contoh tersebut, dapat dipahami bahwa perubahan yang timbul adalah bersifat positif.
Tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah hasil yang positif. Ada juga yang hasilnya
bersifat negatif (buruk), misalnya karena bergaul dengan anak-anak nakal, selalu melihat
perjudian, sering menonton film porno, maka anak pun menjadi nakal dan jahat. Anak
tersebut telah belajar dari hal-hal negatif dan kondisi yang buruk.
2.2.2. Perubahan kebiasaan. Belajar yang berhasil dapat mengubah kebiasaan, dari yang
buruk menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran bangun terlambat,
dan sebagainya. Kebiasaan buruk tersebut harus diubah menjadi yang baik. Kebiasaan buruk
akan menghambat jalan menuju kebahagiaan tetapi sebaliknya adalah sebagai pelicin jalan
menuju kemelaratan, dan itu jangan diteruskan karena bisa “mendarahdaging”. Cara
menghilangkannya ialah belajar melatih diri menjauhkan kebiasaan buruk dengan
meneguhkan keyakinan dan tekad bukat harus berhasil.
2.2.3. Pengembangan dan peningkatan keterampilan. Dengan belajar dapat menambah dan
mengubah keterampilan, misalnya olahraga, kesenian, jasa, teknik, pertanian, perikanan,
pelajaran, dan sebagainya. Seseorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju maupun
cabang olahraga lainnya adalah berkat belajar, bakat, dan latihan yang sunguh-sungguh.
Demikian pula halnya dengan keterampilan bermain barang kerajinan dan sebagainya
semuanya perlu usaha dengan belajar yag serius, rajin, dan tekun. Pengembangan
keterampilan ini dapat dengan jelas kita lihat pada hasil belajar pada anak-anak sekolah
kejuruan (vokasional) dan teknik.
2.2.4. Peningkatan pengetahuan. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai
bidang ilmu, misalnya tidak bisa membaca, menulis, berhitung, berbahasa inggris menjadi
bisa semuanya. Dari tidak mengetahui keadaan di kutub utara menjadi mengetahui dan
sebagainya. Ilmu pengetahuan terus berkembang dan dinamis. Karena itu setiap orang,
besar , kecil, tua, muda diharuskan belajar terus agar dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.
Lebih tegas lagi, perubahan perilaku tersebut dapat diklasifikasikan oleh Benjamin
Bloom, cs. dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives (1956) ke dalam 3 ranah
utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.2.1. Perilaku pada kawasan kognitif adalah perilaku yang merupakan hasil proses berpikir.
Dalam bahasa sederhanya adalah perilaku hasil kerja otak. Bloom, misalnya membagi
6
kawasan kognitif menjadi enam tingkatan: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Keenam tingkatan tersebut secra berturut-turut merupakan tingkatan
perilaku kognitif dari yang paling rendah atau sederhana sampai ke yang paling tinggi atau
kompleks. Menyebutkan definisi ekonomi, membedakan fungsi meja dan kursi, membuat
gambar sketsa bangunan dengan jangka dan busur, menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus.
2.2.2. Perilaku kawasan psikomotorik adalah perilaku yang dimunculkan oleh hasil belajar
fungsi tubuh manusia. Ia berbentuk gerakan tubuh. Berlari, melompat, berputar, memukul,
dan menendang adalah perilaku psikomotorik. Perilaku kawasan psikomotorik ini, oleh
Bloom dibagi menjadi lima tingkat, yaitu menirukan gerak, memanipulasikan kata-kata
menjadi gerak, melakukan gerak dengan tepat, merangkaikan berbagai gerak, dan melakukan
gerak dengan gerak wajar dan efisien.
2.2.3. Perilaku afektif dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk
membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu.
Mengganggukkan kepala yang ditafsirkan sebagai tanda setuju, meloncat dengan muka
berseri-seri sebagai tanda kegirangan dan pergi ke masjid atau ke gereja sebagia tanda
beriman kepada Tuhan adalah contoh perilaku dalam kawasan afektif. Bloom membagi
kawasan ini menjadi lima tingkatan kemampuan, yaitu: menerima nilai, membuat respon
terhadap nilai, menghargai nilai-nilai yang ada, mengorganisasikan nilai, dan mengamalkan
nilai secara konsisten atau karakterisasi.
Sebenarnya sikap itu tidak tampak oleh mata, sebab sikap baru merupakan
kecenderungan berperilaku. Ia berada “di dalam hati”. Tetapi, siapa yang dapat membaca isi
hati orang lain kalau sikap itu tidak dimunculkan berupa kata-kata, gerakan badan atau
kombinasi keduanya? Dengan perkataan lain, seseorang menafsirkan sikap orang lain dengan
melihat perilakunya atau gejala yang ditimbulkannya. Penafsiran seperti ini sangat sulit.
Kunci utamanya terletak kepada bagaimana cara menafsirkan perilaku tertentu sebagai sikap
tertentu pula. Prinsip menfasirkan perilaku atau gejala untuk menyatakan sikap orang sering
kali masih diperdebatkan karena kehawatiran terjadinya salah tafsir. Bagaimana dengan
orang yang berperilaku pura-pura seperti menangis padahal ia sebenarnya gembira? Orang
harus berhati-hati dan sangat cermat dalam menafsirkan sikap orang lain dari perilakunya.
Tetapi, berlainan halnya dengan penafsiran terhadap kemampuan berpikir orang dengan
7
melihat gejalanya alam menjawab tes atau penafsiran kemampuan psikomotorik orang
dengan melihat hasil gerakannya. Jadi, dalam hal ini sangat penting untuk menentukan
metode dan instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar seseorang,
baik dalam kawasan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.3
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perubahan perilaku merupakan sebuah dugaan bahwa manusia atau peserta didik dari
waktu ke waktu akan mengalami perubahan sebagai hasil pembelajaran yang telah dia
lakukan. Dengan belajar, peserta didik akan mengetahui tentang banyak hal yang belum
pernah atau sudah pernah dia ketahui di luar lingkungan belajar. Belajar dapat membantu
mengembangkan, membentuk sikap atau tingkah laku peserta didik. Menurut Sudarwan
Danim dan Khairil, perubahan yang dimaksud pada umumnya adalah dengan memodifikasi
perilaku kecil yang membentuk perilaku yang kompleks secara keseluruhan. Sudarwan
Danim dan Khairil juga memaparkan teori tentang tingkah laku, diantaranya adalah: model
lintas teori, aksi beralasan dan perilaku yang direncanakan, belajar sosial, pendekatan
ekologi, serta paradigma belajar.
Ciri-ciri perubahan sikap atau tingkah laku peserta didik diantaranya adalah:
Perubahan tingkah laku interaksi sosial, perubahan kebiasaan, pengembangan dan
3
http://trisnu.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-perubahan-tingkah-laku.html?m=1
8
peningkatan keterampilan, serta peningkatan pengetahuan. Benjamin Bloom, cs. dalam
bukunya Taxonomy of Educational Objectives (1956) mengklasifikasikan perubahan
perilaku ke dalam 3 ranah utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3.2. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/174736911/PENJELASAN-PERUBAHAN-PERILAKU
https://irwansahaja.blogspot.com/2014/07/perubahan-tingkah-laku-siswa.html?m=1
http://trisnu.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-perubahan-tingkah-laku.html?m=1