Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

MERESENSI CERPEN

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : M. Syafei Dzulfadhli
Kelas : IX.3

SMP NEGERI 26 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
RESENSI CERPEN
1). Identitas cerpen

 Judul cerpen : Mata yang Enak Dipandang


 Nama pengarang : Ahmad Tohari
 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
 Tebal buku : 216 halaman
 Panjang buku : 20 cm
 Cerpen yang diresensikan : halaman 9-17
 Cetakan : ketiga, Januari 2019
 Dicetak oleh : Percetakan PT Gramedia, Jakarta

2). Sinopsi Cerpen


Cerpen ini bercerita tentang seorang pengemis buta dan penuntunnya. Mereka
berdua bekerja sama untuk mendapat belas kasihan dari para penumpang di stasiun.
Mirta, orang buta tersebut sering diperas oleh Tarsa, penuntunnya. Hubungan mereka
sangat unik namun tujuan mereka berdua sama yaitu mencari orang yang matanya enak
dipandang. Tarsa terus memeras dan menyiksa Mirta sampai suatu hal yang tidak
diinginkan pun terjadi.

3). Ulasan terhadap cerpen


 Isi
cerpen tersebut mengangkat tema yang unik tentang dua pengemis. Satu buta dan
yang satu menjadi penuntunnya. Kedua tokoh tersebut mempunyai hubungan yang
unik. Disamping bekerja sama mereka juga saling menyakiti terutama Tarsa yang sering
memeras Mirta untuk membelikannya sesuatu dengan mengancam meninggalkannya di
tempat yang terik. Penyelesaian dari cerpen ini pun tidak bisa diduga. Genre sosial
drama yang terdapat pada cerpen ini sangatlah menarik perhatian.
 Penggunaan bahasa
Penggunaan ejaan pada cerpen ini sudah baik namun seharusnya kata “dan” tidak
boleh berada diawal kalimat contohnya pada halaman 10 dan 12. Penggunaan tanda
baca pada cerpen ini pun sudah baik namun ada sedikit kesalahn yaitu kurangnya tanda
koma (,) setelah kata compang-camping pada halaman 9. Gaya bahasa yang digunakan
pada cerpen ini menggunakan beberapa majas, antara lain :
a) Majas asosiasi
Contoh : - Sosok pengemis buta itu seperti patung kelaras pisang; kering, compang-
camping dan gelisah. (Halaman 9)
- kepalanya serasa diguyur pasir pijar dari langit. (Halaman 10)
- Mirta harus meninggalkan tempat itu kalau ia tidak ingin mati kering seperti
dendeng. (Halaman 10)
- Ia jongkok seperti mayat yang dikeringkan. (Halaman 11)
- diam seperti bekicot. (Halaman 12)
- melengkung seperti bangkai udang . (Halaman 12)
- mata yang dingin seperti bambu. (Halaman 15)
b) Majas personifikasi
Contoh : - Ditahannya rasa pening yang menusuk ubun-ubun. (Halaman 10)
- Diusapnya wajah untuk mencoba meredam panas yang menerjang.
(Halaman 10)
- Rasa pening terus menggigit kepalanya. (Halaman 12)
- Matahari melirik tajam dari belahan langit barat. (Halaman 16)
c) Majas hiperbola
Contoh : - Sinarnya jatuh lurus menembus batok kepala Mirta dan membawa seribu
kunang-kunang. (Halaman 10)

4). Cara pengarang bercerita


Cara pengarang bercerita menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang
ketiga (pengamat). Ahmad Tohari menempatkan dirinya sebagai narator yang
menceritakan kejadian tersebut. Ahmad Tohari menggunakan nama untuk menceritakan
cerpen tersebut. Selain itu juga, Ahmad Tohari banyak menggunakan majas sehingga
membuat cerpen lebih enak dibaca. Cara Ahmad Tohari bercerita seolah-olah kita
menyaksikan sendiri kejadian demi kejadian tersebut.

5). Penilaian terhadap cerpen


 Kelebihan Cerpen Mata yang Enak Dipandang Karya Ahmad Tohari
Pertama, cerita yang menarik
Cerpen ini memuat kisah yang menarik, beda dengan cerpen-cerpen yang lain.
Sangat jarang cerpen yang menceritakan pengemis sebagai tokoh utamanya. Selain itu
juga kejadian-kejadian yang diceritakan pada cerpen tersebut masih bisa kita jumpai
pada zaman sekarang dan menjadi daya tarik tersendiri.
Kedua, tokoh cerita yang unik
Tokoh dalam cerpen ini adalah dua orang pengemis. Satu buta dan satu
penuntunnya. Mereka berdua bekerja sama tetapi si penuntun sering menyiksa dan
memeras rekannya yang buta. Walaupun sering terlibat konflik, mereka terus bekerja
sama dan saling membutuhkan satu sama lain. Penokohan yang seperti itu sangat
jarang dijumpai pada cerpen lain.
Ketiga, akhir yang mengejutkan
Cerpen ini memuat suatu akhir yang tak terduga. Pembaca memang sudah digiring
untuk mengetahui akhirnya, namun tetap saja bagian akhirnya mengejutkan. Tidak
menyangka bahwa Ahmad Tohari tega membuat akhir yang begitu kejam untuk kedua
tokohnya.

 Kekurangan Cerpen Mata yang Enak Dipandang Karya Ahmad Tohari


Pertama, kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
Terdapat kesalahan pada penggunaan ejaan pada cerpen ini, seharusnya kata “dan”
tidak boleh berada diawal kalimat contohnya pada halaman 10 dan 12. Selain itu juga
terdapat kesalahan penggunaan tanda baca pada cerpen ini yaitu kurangnya tanda
koma (,) setelah kata compang-camping pada halaman 9.

Kedua, latar belakang tokoh kurang


Tokoh pada cerpen ini tidak terlalu diceritakan latar belakangnya. Seharusnya
penulis menceritakan tokoh lebih lengkap seperti alasan kenapa tokoh utama bisa
buta dan mengapa ia bisa berakhir menjadi pengemis di stasiun.

6). Kesimpulan
Kesimpulannya cerpen ini layak untuk dibaca oleh siapapun karena ceritanya yang
menarik dan tidak membosankan. Kita juga bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh
seorang tunanetra dan kita juga bisa memiliki rasa simpati yang lebih lagi kepada
pengemis.

Anda mungkin juga menyukai