Anda di halaman 1dari 15

CONTOH UNSUR INTRINSIK &

EKSTRINSIK NOVEL
Dra. Retna R. Widawati
UNSUK INTRINSIK
SUDUT PANDANG
Baca dengan cermat penggalan novel berikut:
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga
orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak
Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda,
sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya
sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
• Berdasar teks di atas pengarang menempatkan dirinya sebagai pelaku utama dengan
menggunakan kata “aku”
KARAKTER TOKOH

• Mengacu pada penggalan di atas, karakter tokoh “aku” dapat terlihat dari cara tokoh tersebut
bercerita. Dalam kutipan tersebut, perwatakan tokoh “aku” dapat terlihat pada kutipan:
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga
orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak
Belanda.
• Dari kutipan itu terlihat tokoh “aku” memiliki watak sombong karena merasa menguasai
bahasa Belanda. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat untuk soal tersebut ialah C.
AMANAT
• Untuk menemukan amanat pada kutipan cerpen tersebut, kamu harus memperhatikan unsur
perwatakan tokoh “aku”. Perwatakan tokoh tersebut ialah sombong sehingga pengarang
kemungkinan besar memberikan pesan atau amanat jangan seperti tokoh tersebut adalah
Jangan lupa diri bila menguasai bahasa orang.
TEMA
Bacalah potongan cerpen berikut!

Sam tersenyum mengenang percakapan hari itu. Malaikat memang tidak bersayap. Kadang juuga
berjubah. Mendarat di Bandara Juanda, Sam takjub tidak henti – henti. Ribuan orang hilir – mudik, datang
dan pergi. Semua berdesakan, berebut ingin pulang. Saling sikut. Saling gencet. Saling seruduk.
Tiba di Baureno, menumpang ojek, sampailah ia di kampung halaman yang “mewah” alias mepet sawah.
Sam memeluk Emak erat – erat. Air mata hampir tumpah. Lalu disodorkannya baju lebaran itu dengan
wajah berseri – seri. Emak mematung, hanya tersenyum.
“Sam, untuk apa baju baru? Emak sudah tua, tidak butuh baju baru.”
“Tetapi, ini lebaran, Mak.”
“Mbok pikir Makmu ini anak – anak? Mak malah mengira kamu tidak pulang, Le. Ngeri melihat berita di
TV. Dari mana saja orang – orang itu? Tumpah ruah mau mudik. Kecelakaan di mana-mana.”
Dikutip dari: Wina Bojonegro, ” Sam, Soe, Emak” dalam Media Indonesia 3 Juli 2016
Apa tema dari bacaan di atas?
Untuk mengetahui tema dari suatu bacaan, sobat idschool perlu membaca isi bacaan terlebih
dahulu. Baca cerpen secara sekilas untuk menghemat waktu. Cermati dengan baik pada bagian
penting dari bacaan. Berikan kesimpulan yang mewakili tema dari bacaan.
Dari potongan cerpen yang diberikan dapat diperoleh informasi bahwa Sam mudik saat
lebaran. Hal ini dapat diperoleh dari adanya informasi bandara, rumah di kampung halaman,
dan baju baru untuk lebaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tema dari potongan cerpen di atas adalah pulang
kampung.
ALUR
Bacalah potongan cerita berikut!

(1)Cerita tentang harimau yang menyergap kambing milik Seron itu cepat beredar. Orang –
orang penasaran, mereka segera mengikuti jejak kaki harimau yang membekas di tanah dan
bekas badan kambing yang diseret. Hanya beberapa ratus meter, mereka menemukan tulang
belulang dan sisa – sisa kambing malang. Di sana pula, orang – orang kampung menemukan
sisa hewan lainnya yang mulai membusuk.
(2) Lantaran inilah, orang – orang mulai memasukkan ternakknya ke dalam kandang. Cara
lain, hewan – hewan itu diikat dan merumput du rabfab dusun. Tak dibiarkan lagi berkeliaran
sampai dekat hutan rimba itu. Tetapi, cara ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Rasa
lapar di perutnya, membuat harimau mengubah sasaran.
(3)Tiga minggu tak mendapatkan ternak lagi, dia menyergap anaknya Kudik. Bocah laki – laki
enam tahun itu diterkamnya saat sedang bermain perang – perangan dengan kawan –
kawannya di darat dusun. Kawan – kawannya histeris. Pucat pasi dan lari terbirit – birit,
meninggalkan bocah malang itu menjerit – jerit dan diseret harimau ke dalam rimba.
(4)Gemparlah dusun Tanah Abang jelang siang itu. Baru kali ini, sepanjang sejarah Tanah
Abang, harimau menyerang dan memakan manusia. Laki – laki berbondong – bondong
mengejar harimau itu.

Bagian klimaks pada sebuah cerita merupakan bagian puncak masalah yang dialami
tokoh. Bagian ini pula yang paling menegangkan pada sebuah cerita. Berdasarkan
potongan cerita pada soal, bagian klimaks terdapat pada kalimat nomor (3), yaitu saat
harimau menerkam bocah laki – laki enam tahun.
SETTING
Cermati kutipan berikut!
Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya.
Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur, suaminya,
takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai membaca kesalahan
– kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca kesalahan anak
kesayangannya, anak lelaki satu – satunya yang teramat dia kagumi dan terlalu sering
membuat masalah itu.

• Latar suasana berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam
cerita itu terjadi. Suasana tidak nyaman artinya suasana yang tidak enak atau tidak
menyenangkan. Gambaran suasana tidak nyaman pada soal terletak pada kalimat
Bahkan Ida Bagus Tugur, suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Dengan
demikian pembuktian latar suasana tidak nyaman dalam kutipan novel tersebut adalah
Suami nenek tidak berkutik dengan batuk kecil.
GAYA BAHASA
Bacalah kutipan cerpen berikut!
Udara danau Menjakut berbau bunga kopi, tertiup perlahan memasuki rongga hati, dan
menghempas dadaku pada barisan awan di langit menuju arah laut, ke arah pantai, ke arah
teluk Tanjung Cina. Di sanalah Sulaiman lelaki yang telah menebas separuh umurnya, telah
terkubur dan pergi.

• Kalimat bermajas pada kutipan cerpen terdapat pada kalimat pertama. Berbunyi:
Udara danau menjangkut berbau bunga api, tertiup perlahan memasuki rongga hati, dan
menghempas dadaku pada barisan awan …. Penggunaan majas pada kalimat tersebut
adalah melukiskan benda mati seolah-olah hidup (personifikasi). Dengan demikian
majas yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah personifikasi.
UNSUR EKSTRINSIK
Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!
Dalam perjalanan pulang, Bapak Hakim yang Mulia berkata pada sopirnya.
“Bayangkanlah betapa seseorang harus kehilangan kedua matanya demi keadilan dan
kebenaran. Tidakkah aku sebagai hamba hukum mestinya berkorban Iebih besar lagi?”

Penggalan cerpen di atas melukiskan unsur ekstrinsik yang berupa latar belakang
penciptaan. Cerpen itu muncul dikarenakan keadilan dan kebenaran yang tidak
ditegakkan pada zaman itu bahkan oleh hamba hukum itu sendiri. Jadi, cerpen itu
sebagai alat untuk mengkritik keadaan masyarakat waktu itu.
Bacalah teks berikut!

Hatiku kembali luluh oleh kata-katanya. Masih tak kupercaya kalau ia seorang pembocor soal
UUB. Seorang yang kini kubenci, orang yang tak lagi kusegani, seorang yang di mataku
bagaikan seonggok daging yang di dalamnya terlukis noktah-noktah hitam. Aku hanya bisa
berguman dalam hati, “Pak Guru, oh kasihan engkau. Oh, Pak Guru!”

Nilal yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut yaitu nilai moral. Guru adalah
pendidik yang menjadi panutan siswanya.Oleh karena tu, guru harus memberikan
contoh yang baik dan tidak melakukan perbuatan yang merusak citranya sebagai
pendidik.
Bacalah teks berikut ini!
Tiba-tiba aku muak. Aku ingin muntah. Aku merasa jijik melihatnya. Aku benci perasaan yang
tak pernah timbul kini begitu tajamnya mencekam hatiku. Dan aku memegang kasar
tangannya yang meraba bahuku. Niat hendak mengenyahkannya. Tapi dia memegang
lenganku kuat-kuat. Aku harus lepas! Aku mau melepaskan diriku. Dan aku menolehkan
mukaku menghindari ciumannya. Darahku tersirap.

Nilal moral yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah orang yang berusaha
menjaga harga dirinya. Si Aku dalam kutipan tersebut berusaha melepaskan diri dan
perbuatan tidak senonoh yang akan dilakukan oleh seorang laki-laki kepada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai