Anda di halaman 1dari 34

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KUE PUKIS TAPE

SINGKONG

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas m ata kuliah business project yang diampuh oleh
Dosen Jekti Rahayu, S.E

Oleh :
Hana Erinda Nur Avif
NIM 1810411148

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “studi kelayakan usaha pada usaha kue pukis tape singkong”.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaika tugas mata
kuliah business project yang diampuh oleh Dosen Jekti Rahayu, S.E., M.Si.

Makalah ini membahas mengenai perencanaan usaha yang masih baru


akan dijalankan serta melakukan analisis studi kelayakan pada bisnis yang akan
dijalankan. Pentingnya sebuah perencanaan dalam bisnis akan mempengaruhi bisnis
di masa depan, serta studi kelayakan pada sebuah bisnis digunakan untuk mengetahui
seberapa prospek bisnis yang akan dijalankan sehingga akan diketahui secara
mendalam apakah bisnis yang akan dijalankan menguntungkan ataukah hanya
merugikan.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, terutama
Dosen pembimbing, Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan sabar. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga diperlukan saran yang dapat membangun
dalam penyusunan makalah selanjutnya dari para pembaca.

Jember, 05 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................. 4
BAB 3 STUDI KASUS ................................................................................... 17
BAB 4 PENUTUP........................................................................................... 34
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diharapkan terus mengalami kenaikan


dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang dapat menikkan pertumbuhan
perekonomian di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pertumbuhan UMKM di Indonesia saat ini telah banyak berjamur dalam berbagai
bidang antara lain kuliner, seni, jasa, dagang, dan lain-lain.

Salah satu UMKM yang paling banyak bermunculan dan berkembang pesat
serta banyak diminati masyarakat adalah dalam bidang kuliner. Kuliner sendiri terdiri
dari berbagai jenis makanan serta minuman dari yang tradisional sampai yang
kekinian era milenial. Dalam menjalankan sebuah bisnis diperlukan perencanaan
yang matang dan analisis studi kelayakan sehingga bisnis yang akan dijalankan dapat
berjalan dengan baik dan memiliki profit yang baik.
Dalam memulai bisnis baru yang akan dijalankan diperlukan sebuah
perencanaan mulai dari aspek operasional, keuangan, sumber daya manusia, hingga
aspek pemasaran seperti apa yang akan diterapkan. Kegiatan perencanaan dalam
memulai bisnis baru memegang peranan yang cukup penting, hal ini dapat dikatakan
bahwa perencanaan usaha merupakan pondasi dasar dalam sebuah bisnis. Setelah
melakukan perencanaan yang baik dan matang, dilanjutkan dengan melakukan
sebuah analisis yang dapat menilai seberapa layak atau tidaknya sebuah bisnis baru
akan dijalankan. Analisis ini biasa disebut dengan studi kelayakan bisnis.
Menurut Suliyanto (2010:3), studi kelayakan merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau
tidak. Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis sendiri tidak terlepas dari
pemahaman manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang terkait
didalamnya seperti aspek ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-budaya.
Dimana kesemua aspek ini saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya untuk
mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat dari segi mikro dan makro.
Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang mampu
mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan oleh Iman
Soeharto (1999:76) bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba
menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi
kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim (1996: 92) mendefinisikan studi kelayakan
bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan
kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai implementasi pada sebuah


bisnis baru yang akan dijalankan dan dianalisis menggunakan studi kelayakan bisnis.
Bisnis atau usaha yang akan dijalankan yakni mengenai usaha kue pukis tape
singkong. Kue pukis merupakan jajanan tradisional yang telah dikenal sejak dahulu
kala, dengan menggunakan ragi sebagai bahan pengembangnya. Akan tetapi dalam
bisnis ini kue pukis di kreasikan dengan menggunakan tape singkong. Tape singkong
merupakan salah satu makanan khas yang menjadi oleh-oleh di Kabupaten Jember.
Pemanfaatan tape singkong dalam kue pukis ini untuk menaikkan nilai jual serta
menambah cita rasa dalam kue pukis. Oleh karena itu, karena bisnis ini tergolong
masih baru maka diperlukan perencanaan usaha serta studi kelayakan bisnis untuk
menilai layak tidaknya bisnis ini.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat ditarik rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan usaha baru?


2. Apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis?
3. Bagaimana penerapan perencanaan usaha baru serta studi kelayakan bisnis
pada usaha kue pukis tape singkong?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui mengenai perencanaan usaha baru;

2. Untuk mengetahui secara mendalam tentang studi kelayakan bisnis;


3. Untuk mengetahui implementasi perencanaan usaha baru serta studi
kelayakan bisnis pada usaha kue pukis tape singkong.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Usaha Baru

2.1.1 Pengertian perenacanaan usaha baru

Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi atau suatu usaha


dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui proses
analisa, evaluasi dan seleksi diantara kesempatan–kesempatan yang diprediksi
terlebih dahulu. Tujuan dari perencanaan adalah untuk membentuk suatu usaha yang
terkoordinasi dalam organisasi.

Lalu apa saja yang dibutuhkan sebuah wiraswasta atau pengusaha untuk
memulai bisnisnya. Berikut adalah beberapa unsur terpenting dalam membuka awal
usaha.

Unsur–unsur utama perencanaan usaha :

1. Unsur Pengetahuan, unsur ini sangatlah penting dalam membuat seorang untuk
tidak dapat terpengaruh dalam penipuan usaha.

2. Unsur Keterampilan, unsur ini mengacu pada kreatifitas serta inisiatif seseorang
untuk membuat sebuah hal yang baru.

3. Unsur Kewaspadaan, unsur yang berkaitannya dengan sikap mental dalam


mengatasi sebuah permasalahan yang akan datang serta rencana-rencana kedapan
yang diduga akan dialami.

4. Rencana pemasaran

5. Rencana produksi

2.1.2 Pentingnya Perencanaan

Alasan utama diperlukan perencanaan adalah

•Tujuan Perlindungan (Protective): meminimisasikan resiko dengan mengurangi


ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan
manajerial yang berhubungan

•Tujuan Kesepakatan (Affirmative): meningkatkan tingkat keberhasilan


organisasional
Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah “untuk melancarkan
pencapaian usaha dan tujuan”.

2.1.3 Manfaat Perencanaan


Ada beberapa Manfaat Perencanaan usaha diantaranya :

1. Standar pelaksanaan dan pengawasan

2. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan

3. Dapat mendekati asumsi kebenaran

4. Membandingkan hasil dengan rencana

5. Alat komunikasi untuk meyakinkan pihak lain

6. Wirausaha dapat berfikir kritis dan objektif

2.2 Studi Kelayakan Usaha

2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Usaha

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah
kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.

Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang
berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini,
pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar
implementasi kegiatan usaha.

Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang
tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.

Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:

1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan


perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.

2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas


pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru,
memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.

3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan,


misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau
perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

2.2.2 Tujuan Studi Kelayakan Usaha

Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui
tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada
lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan
studi kelayakan”, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang
akan datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan
adalah meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi


pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang
perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan
memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis,
menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun.

4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang


sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa
jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun.

5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan


pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di
lakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah
mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai.

2.2.3 Pihak-pihak yang Berkepentingan

Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan


usaha di antaranya:

1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)

Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang
tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting
dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan,
pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha
atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan
wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana

Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting
untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan
atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang
dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau
tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan
pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.

3. Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan


kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi
kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan
fasilitas lainnya.

2.2.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha

Secara umum suatu pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan dianggap
feasible (layak) adalah apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat yang


berarti kepada publik (masyarakat).

2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu berkembang


(expand) dan yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha yang tinggi.

3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan mampu


tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (economic fluctuation) baik
karena faktor domestik maupun global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah termasuk jika
timbulnya krisis kepercayaan.

5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan pekerjaan


atau secara tidak langsung telah mencoba mengurangi angka pengangguran
(unemployment).

6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu


memberikan suatu keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk
mengembalikan cicilan bunga beserta pokoknya secara tepat waktu.

7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan konsep


rencana pembangunan pemerintah baik pemda dan pusat.

8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah orang


yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.

9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut adalah


memiliki performance yang dapat dipertanggungjawabkan secara konsep
manajemen modern, seperti kedisiplinan, loyalitas, kejujuran dan keinginan
untuk terus memperbaiki kesalahan.

10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjang untuk


menerapkan penggunaan teknologi modern guna mengantisipasi
perkembangan teknologi yang dinamis juga untuk mengantisipasi akan
munculnya para pesaing.

Beberapa aspek yang tidak dapat dihilangkan dalam kajian kelayakan bisnis
yaitu:

a. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)


Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer
proyek dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuat
tim yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan
hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, tetapi juga
pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.

b. Aspek Teknis

Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti penentuan


kapasitas produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan
mesin serta lokasi usaha yang paling menguntungkan.

Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan


jasa- mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:

1) Identifikasi spesifikasi teknis penting

Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi


persyaratan teknis yang kritis terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi
harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting
adalah:

 Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya

 Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari


produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan
teknologi dan persaingan.
 Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja
produk seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal

 Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi


operasional daya guna yang bisa diterima

 Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah

 Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak


perlu

 Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian


untuk ditangani

2) Pengembangan dan uji coba produk

Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan
prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian, hasil negatif
dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang perlu.

c. Aspek Pemasaran

Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu


harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi
pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau
tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus
dianalisis dan dicermati, di antaranya:

1) Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan


konsumen terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan
layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
2) Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi,
misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.

3) Target, target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat


diraih.

4) Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan


jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga
konsumen akhir.

5) Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan
jasa bertahan lama atau tidak.

6) Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna atau sempurna.

7) Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat


persaingan tinggi atau rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang
pasar rendah.

8) Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.

9) Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari


pertumbuhan volume penjualan.

10) Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.

11) Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.

d. Aspek Produksi

Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:


1) Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis
dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.

2) Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan
kapasitas.

3) Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan


perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.

4) Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan harus cukup tersedia.

5) Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan


keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.

6) Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat
dan prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.

e. Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang


harus dianalisis, seperti:

1) Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang


tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.

2) Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.

3) Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya


dibentuk tim manajemen yang solid.

4) Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi


yang diperlukan.
f. Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1) Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.

2) Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.

3) Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan


perusahaan.

4) Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun


menggambarkan perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.

5) Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.

g. Aspek Kemanfaatan

Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang


dikerjakan tersebut nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan
juga telah turut membantu menyukseskan program pemerintah dalam
pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang
tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak
yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa
pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana
bisnis dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Aspek Kesempatan Kerja

Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah


mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang
otomatis itu adalah membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka
pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya padat karya, jelas untuk usaha
seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan terjadi.

i. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan


lingkungan dan dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga pada saat kerusakan
lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali kepada keseimbangan
semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu adalah
memakan waktu yang sangat lama.

j. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

1) Aspek Ekonomi, meliputi :

 Rencana Pembangunan Nasional

 Distribusi Nilai Tambah

 Keuntungan Ekonomi Nasional

 Hambatan di bidang ekonomi, dan

 Dukungan Pemerintah

2) Aspek Sosial, meliputi:

 Perusahaan sebagai lembaga sosial

 Perubahan kondisi sosial yang kompleks

 Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik


3) Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi poitik
bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.
BAB 3 STUDI KASUS

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

Business model canvas – KUE PUKIS TAPE SINGKONG

Key partners Key activities Value Customer Customer


1. Supplie 1. Pembelia propositions relationship segments
r bahan n bahan 1. Cita 1. Prod Kalangan
baku baku rasa uk pelajar,
2. perceta 2. Proses yang grati mahasiswa
kan produksi unik s
3. Penyed kue hingga para
perpad seba
ia pukis uan gai pegawai
perleng tape kue teste
kapan singkong pukis r
3. Proses dan dala
pemasara tape m
n produk singko hari
Key resources ng perta
1. SDM : dalam ma
penjual, olahan pem
bagian kue buak
pembuku kekini aan
an, an usah
bagian 2. Bahan a
produksi -bahan 2. Suar
2. Alat dan alami a
bahan : dan kons
cumi- berkua ume
cumi, litas n
pete, tinggi mela
rempah- 3. Harga lui
rempah, bersah Wha
gas, abat tsAp
wajan, 4. Kema p,
botol san insta
kemasan, yang gram
kompor, menar dan
dll. ik face
book
offic
ial
dapo
er
hanu
ka.
Cost structure Channels Revenue
Produksi, transportasi, pemasaran Pemasaran streams
dan penjualan secara 1. Sponso
langsung rship
melalui door event
2. Penjua
to door,
lan
serta melalui pada
mulut ke rumah
mulut produk
si
3. Penjua
lan
pada
kegiata
n car
free
day
2 DESKRIPSI BISNIS
2.1 MOTIVASI MELAKUKAN USAHA

LATAR BELAKANG

Kue pukis merupakan salah satu makanan tradisional yang banyak dijumpai di
beberapa daerah di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kue pukis dapat dikatakan sebagai jajanan tradisional yang banyak digemari oleh
berbagai kalangan. Selama ini kue pukis hanya biasa-biasa saja, akan tetapi untuk
menaikkan pangsa pasarnya kue pukis haruslah dilakukan inovasi produk. Salah satu
inovasi yang dapat dilakukan yakni dengan mengkombinasikannya dengan tape
singkong.

Hasil panen singkong yang cukup banyak dari petani di Bondowoso dan juga
Jember, membuat olahan singkong menjadi tape hanya biasa saja. Olahan tape
singkong banyak dijumpai di Jember sebagai oleh-oleh khas Jember. Tape singkong
memiliki nilai jual yang tidak terlalu tinggi karena produksi tape singkong yang
cukup tinggi dari berbagai produsen di Jember cukup menjamur.

Kreasi olahan kue pukis dengan tape singkong diharapkan akan mampu
menaikkan nilai jual keduanya, sehingga petani juga akan mengalami kesejahteraan.
Kue ini juga diharpkan mampu menjadi salah satu kue khas Jember sehingga bisa
dijadikan buah tangan seperti halnya prol tape yang melegenda. Tidak hanya bahan
bakunya yang ditambahkan tape singkong, akan tetapi olahan kue pukis ini akan
diubah menjadi kue dengan tampilan kekinian khas anak muda dengan mempercantik
tampilannya serta packaging yang eyecatching.

2.2 VISI DAN MISI USAHA

VISI

Visi dari rencana bisnis sambal cumi pete ini adalah sebagai berikut:

a. Menawarkan cita rasa kue pukis dengan khas jajanan Indonesia;


b. Kue pukis tape singkong yang kekinian dan harga bersahabat;
c. Berbagai toping yang menarik dan lezat.

MISI

Kami akan berusaha untuk mencapai tujuan ini dengan cara:

1. Menyediakan kue pukis tape singkong dengan cita rasa khas jajanan
tradisional Indonesia dengan rasa dan tampilan yang baru;
2. Kue pukis tape singkong menggunakan bahan-bahan berkualitas dan proses
produksi yang hygienis dengan harga yang bersahabat;
3. Pilihan toping dan varian rasa sesuai keinginan pelanggan.

2.3 ANALISIS SWOT

Berikut adalah analisis SWOT produk sambal cumi pete:

STRENGHT

 Cita rasa khas masakan Indonesia


 Harga yang bersahabat
 Kemasan produk menarik
 Varian toping beraneka ragam
 Pelayanan yang profesional
 Produk tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna sintetik

WEAKNESS

 Pembuatan produk kue pukis tape singkong masih tradisional


 Produk tidak tahan lama

OPPORTUNITIES

 Kegemaran masyarakat akan makanan yang kekinian


 Pola hidup masyarakat yang memilih untuk mengkonsumsi makanan
sehat dan bergizi

THREAT

 Harga bahan baku yang cenderung fluktuatif


 Persaingan harga pada produk sejenis
 Penurunan tingkat pendapatan pada masyarakat

2.4 PRODUK YANG DIHASILKAN

Produk yang kami tawarkan adalah produk kue pukis dengan tape singkong
sebagai bahan pelengkap serta inovasi baru yang dipadukan dengan berbagai varian
toping sesuai pesanan. Kue pukis tape singkong yang kami produksi di proses
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi khas makanan Indonesia. Proses
produksi kue pukis tape singkong menggunakan cara tradisional, dengan dibantu
menggunakan mesin. Proses produksi kue pukis tape singkong tidak menggunakan
bahan pengawet sehingga sehat untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Berikut varian toping pada rencana bisnis yang akan di jalankan :

1. Kue pukis tape singkong varian keju


2. Kue pukis tape singkong varian green tea
3. Kue pukis tape singkong varian pisang coklat
4. Kue pukis tape singkong varian tropical

3 RENCANA OPERASIONAL
Berikut merupakan diagrama rencana operasional produk sambal cumi pete:

konsumen marketing
Perencanaan Perencanaan
produk proses

Penjualan &

Pengiriman Monitoring Penyimapanan


produksi bahan baku

Penyimpanan
bahan baku Proses Pembelian
produksi bahan baku

Pengendalian
kualitas Vendor
bahan

Penerimaan
bahan baku

Akuntansi
biaya
4 ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
4.1 STP

Berikut adalah gambaran umum pasar yang biasa dikenal dengan STP yaitu
segmentation, targteting dan positioning.

SEGMENTATION

1. Geografi
Wilayah sumbersari, patrang, kaliwates sebagai tempat pertama
pengenalan produk kue pukis.
2. Demografi
Variabel yang digunakan yaitu mulai dari usia remaja hingga dewasa
dengan gaya hidup yang menggemari makanan kekinian.

TARGETING

Masyarakat dengan target utama adalah mahasiswa, pegawai serta ibu rumah
tangga yang menyukai olahan kue pukis dengan cita rasa yang berbeda.

POSITIONING

Produk kue pukis tape singkong yang kami tawarkan diposisikan sebagai
olahan makanan yang berasal dari umbi-umbian yang telah difermentasi, nikmat, dan
memiliki nilai gizi yang tinggi, sehingga konsumen akan mudah tertarik terhadap
adanya produk ini.

4.2 BAURAN PEMASARAN

Berikut adalah analisis produk, harga, tempat, dan promosi yang akan kami
gunakan dalam rencana bisnis produk:

 PRODUK
Kue pukis tape singkong merupakan olahan makanan tradisional yang diolah
dengan singkong yang telah difermentasi sebagai pelengkap dan pembeda dari
produk sejenis. Dibuat menggunakan bahan baku berkualitas yang segar dan tidak
mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi konsumen. Terdapat 4 varian
toping yakni keju, green tea, pisang coklat dan tropical yang dapat menjadi
pilihan yang menarik bagi konsumen.

 HARGA

Semua varian kue pukis tape singkong dibandrol dengan harga yang cukup
bersahabat yakni Rp 20.000 per bungkus, @5 pcs produk.

 TEMPAT

Lokasi usaha berada di Jl. Nias III, Nias Cluter No D5 Kec. Sumbersari Kab.
Jember.

 PROMOSI
1. Menggunakan media brosur yang dicetak dan dibagikan ke warga sekitar,
teman-teman, serta keluarga kami bertiga.
2. Melalui mulut ke mulut dengan mengirimkan sampel produk ke teman-
teman terdekat
3. Menggunakan media sosial yang kami miliki yakni facebook, whatsApp,
dan instagram
4. Memberikan potongan harga 5% dengan minimal pembelian 2 bungkus
produk toping apapun.
4.1 ANALISIS RISIKO

Adapun beberapa analisa risiko yang dapat kami amati dalam menjalankan bisnis kue
pukis tape singkong:

 ANCAMAN PERSAINGAN SEGMEN


Bisnis kuliner kue pukis memang cukup banyak pesaingnya, hal ini
dikarenakan bisnis ini dilirik banyak orang dengan alasan bahan baku mudah
didapat serta harga yang cukup terjangkau dan produk diminati pasar dengan
bagus. Dengan begitu persaingan harga diantara produk sejenispun dapat
terjadi.
 ANCAMAN PENDATANG BARU
Pendatang baru sangat mungkin adanya ditengah persaingan bisnis, terlebih
lagi di kalangan bisnis kuliner kue pukis. Dengan adanya tingkat permintaan
produk yang terus mengalami peningkatan mengakibatkan tren penjualan
produk juga mengalami peningkatan yang signifikan. Mengingat kebiasaan
masyarakat Indonesia yang tidak dapat lepas dari makanan tradisional yang
kekinian.
 `ANCAMAN PRODUK SUBTITUSI
Permintaan pasar akan produk dengan cita rasa manis namun praktis terus
diburu masyarakat sehingga hal ini mendorong menjamurnya produk
pengganti yang mengancam produk kue pukis. Diantaranya adalah produk roti
yang banyak dijumpai di mall-mall, sehingga jajanan tradisional banyak
ditinggalkan.
 ANCAMAN PENINGKATAN KEKUATAN POSISI TAWAR PEMBELI
Kue pukis tape singkong merupakan salah satu makanan yang dijadikan
cemilan yang menjadi favorit masyarakat terutama kalangan milenials. Aneka
jajanan kue modern dengan berbagai varian rasa maupun bentuk
menyebabkan kekuatan pembeli yang tinggi pada sektor bisnis ini.
5 RENCANA SUMBER DAYA MANUSIA
5.1 STRUKTUR ORGANISASI

Hana Erinda

Manajer Utama

Konseptor & Produksi Pemasaran & Keuangan

Jabatan Uraian Tugas

Manager Utama -memegang kekuasaan tertinggi di


perusahaan

-Mengkoordinir dan mengawasi semua


kegiatan perusahaan

Konseptor & Produksi -melakukan inovasi dalam proses


produksi produk

-mengatur manajemen gudang dan alat

-bertanggung jawab terhadap semua


proses produksi

-membuat laporan pembukuan produksi

Pemasaran & Keuangan -melakukan inovasi serta strategi


pemasaran produk
-membuat laporan pemasaran

-membuat pembukuan semua proses


dalam perusahaan

-menghitung segala jenis pendapatan dan


biaya yang dikeluarkan perusahaan

5.2 KEBIJAKAN REKRUITMEN

JABATAN TINGKAT PENGALAMA KETRAMPILA


PENDIDIKAN N (tahun) N

Koki SMA/SMK 1 Mempunyai niat


yang kuat serta
mampu
memasak

Staff produksi SMA/SMK 2 Jujur, disiplin,


loyal

Staff pemasaran SMA/SMK 1 Memiliki niat


yang kuat, tahan
terhadap
tantangan,
cakap dalam
berkomunikasi

5.3 KEBIJAKAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


 Memberikan masa training selama 3 bulan kepada karyawan
 Setiap bulan memberikan pelatihan-pelatihan baru sehingga karyawan dapat
berkembang dengan baik, dan multitalent
5.4 KEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA
 Memberikan reward berupa tambahan gaji atau bonus apabila kinerja
karyawan bagus, disiplin tinggi serta peningkatan penjualan setiap bulannya
 Memberikan cuti setiap satu bulan sekali, cuti khusus yang dapat digunakan
karyawan untuk kepentingan yang mendesak
 Apabila penjualan produk mengalami peningkatan yang drastis maka
perusahaan akan mengadakan acara family gathering
5.5 KEBIJAKAN KOMPENSASI
 Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada calon karyawan sebesar Rp
700.000 karena usaha ini masih pada taraf yang masih kecil yakni home
industri, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan gaji karyawan
sering dengan berkembangnya usaha yang kami dirikan.
6 ANALISIS PRODUKSI

6.1 BAHAN BAKU

PROSES BAHAN BAKU TEKNOLOGI ALAT


PRODUKSI

1. KUE 1. Tepung Mesin Mixer 1. Kompor


PUKIS terigu 2. Gas LPJ
TAPE 2. Telur 3. Spatula
SINGKON 3. Gula pasir 4. Pisau
G 4. Garam 5. Cetakan
5. Margarin Pukis
6. Santan 6. Piring
7. Tape 7. Telenan
singkong 8. Parut
8. Susu cair 9. Sendok
9. Keju 10. Baskom
10. Pisang 11. Wajan
11. Coklat
12. Green tea
6.2 PROSES PRODUKSI

PRODUK PROSES PRODUKSI

1. Kue Pukis Tape Singkong 1. Lelehkan margarin, angkat dan


sisihkan
2. Belah tape singkong menjadi 2
bagian, lalu bersihkan bagian
serat, sisihkan.
3. Siapkan baskom, masukkan
tape singkong sebagai ganti
dari ragi, bersama dengan air
hangat dan gula pasir.
4. Haluskan tape singkong
menggunakan mixer.
5. Masukkan telur dan
tambabhkan gula pasir, mixer.
Masukkan tepung terigu,
masukkan tape, diamkan 20
menit.
6. Tuangkan margarin, aduk
sampai merata. Lalu cetak
pada cetakan kue pukis.
7. Berikan toping sesuai pesanan

7 PROYEKSI FINANSIAL
7.1 SUMBER PENDANAAN

NO. URAIAN JUMLAH

1. MODAL SENDIRI

Hana Erinda Rp 2000.000

Jumlah Sumber Dana Rp 2000.000

2. PINJAMAN

Pinjaman Keluarga Rp 2000.000

TOTAL Rp 4000.000
7.2 BIAYA OPERASIONAL

Peralatan Harga

etalase Rp 700.000

Kompor & tabung gas Rp 350.000

Cetakan kue pukis Rp 100.000

mixer Rp 200.000

baskom Rp 50.000

Piring Rp 50.000

Spanduk Rp 50.000

Meja dan kursi Rp 200.000

Jumlah Rp 1.700.000

BIAYA OPERASIONAL PER BULAN


BIAYA TETAP
penyusutan Nama barang Harga
1/36 etalase Rp 19.444
1/48 Kompor & tabung gas Rp 7.291
1/48 Cetakan kue pukis Rp 2.083
1/36 mixer Rp 5.555
1/36 Baskom Rp 1.388
1/36 Piring Rp 1.388
1/36 Spanduk Rp 1.388
1/48 Meja & kursi Rp 4.166
Total biaya tetap per Rp 42.703
bulan

BIAYA VARIABEL
Tepung terigu Rp 50.000
Gula pasir Rp 30000
Telur Rp 15000
Tape singkong Rp 10000
Garam Rp 1000
Coklat blok Rp 18000
Margarin Rp 5000
Susu cair Rp 20000
Keju Rp 11000
Pisang Rp 15000
Green tea Rp 13000
Packing Rp 40000
Gas LPG Rp 18000
Listrik Rp 60000
Biaya air Rp 50000
Promosi Rp 50000
Total biaya variabel Rp 356000
Total biaya operasional per bulan = Rp 356000 + Rp 42.703 = Rp 398.703 + (gaji)
Rp 700.000 = Rp 1.098.703

Pendapatan per bulan

Penjualan rata-rata = @20 box X Rp 20000 = Rp 400.000 x 30 hari = Rp 12000.000

Keuntungan per bulan


Laba= total pendapatan – total biaya operasional
= Rp 12000.000 – Rp 1.098.703
= Rp 10.901.297

BAB 4 PENUTUP

Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak
yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha,
sasaran atau objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.
diperhatikan hal-hal yang yang penting, antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak
yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan, investor atau pemberi dana,
masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai
kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran, teknis,
keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai
dengan target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang
sukses.

Anda mungkin juga menyukai