Dosen Pembimbing
Reza Kuntara, SM, MM
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Hukum ........................................................................... 3
B. Tujuan Analisis Aspek Hukum ................................................................... 3
C. Faktor Yang Menjadi Dasar Dalam Penilaian Kelayakan Bisnis ............... 4
D. Jenis – Jenis Badan Hukum Usaha. ............................................................ 4
E. Jenis – Jenis Dokumen Yang Diteliti Dalam Analisis Aspek Hukum........ 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perusahaan sehingga memberikan dampak terhadap kondisi perekonomian
masyarakat disekitar. 3) Aspek pasar dan pemasaran, melalui studi kelayakan
karena studi ini akan merinci potensi penerimaan (arus kas masuk) selama usia
ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai 4 penilaian terkait dengan penilaian
investasi yang dilakukan. 4) Aspek teknis dan produksi, aspek ini digunakan
untuk menentukan lokasi, tata letak alat produksi, bentuk bangunan (bertingkat
atau tidak), kajian atas bahan dan sumbernya, desain produk, dan analisis biaya
produksi sehingga tidak memberikan dampak negatif atas kegiatan operasional
perusahaan. 5) Aspek hukum dapat digunakan sebagai jaminan bahwa aktivitas
yang dilkukan perusahaan terkait dengan masalah ligitasi, kesepakatan, hokum
industrial, perizinan, status perusahaan, tim manajemen, dan karyawan sehingga
dapat memberikan dukungan terkait dengan upaya pengembangan usaha yang
terkait.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari pada analisis suatu usaha terhadap aspek hukum yaitu
untuk mengkaji apakah suatu usaha yang akan dijalankan sudah memenuhi syarat
perizinan pendirian dan segala ketentuan hukum yang berlaku diwilayah tersebut?
Adapun beberapa hal yang menjadi perhatian dalam aspek hukum yaitu:
1. Mengenai legalitas suatu usaha tersebut.
3
2. Bentuk badan hukum seperti apa yang cocok dengan ide bisnis yang akan
dijalan
3. Apakah suatu ide bisnis yang akan dijalankan mampu untuk memenuhi
persyaratan perizinan yang sudah ditetapkan oleh wilayah yang
bersangkutan.
4. Apakah jaminan-jaminan yang dimiliki perusahaan mampu menjamin
keberlangsungan usaha jika didirikan dengan pinjaman.
Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari segi
hukum dapat dipelajari dari berbagai sisi, diantaranya adalah bentuk jenis usaha,
identitas pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dikerjakan, waktu pelaksanaan
dan tempat dimana rencana bisnis tersebut akan dilaksanakan. Kajian hokum
terdapat rencana bisnis tersebut hendaknya menggunakan peraturan-peraturan
yang berlaku, sehingga setelah dikaji secara seksama, akan tampak jelas layak
atau tidaknya rencana bisnis tersebut dilihat dari aspek hukum.
Dalam aspek hukum dan legalitas ini, ada beberapa faktor yang dijadikan
dasar dalam penilaian kelayakan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Badan hukum apa yang sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha
yag akan didirikan.
2. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang
diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
3. Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak.
4. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/diknas
terkait atau tidak (Intan & Puji, 2015).
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan
perizinan yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang
dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan jumlah pemilik. Pemilihan
usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
2. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan.
3. Bidang industri yang dijalankan.
4. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Untuk memilih badan usaha yang tepat, kita perlu mengetahui definisi,
ciri-ciri badana usaha, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk
4
badan usaha. Berikut ini adalah beberapa bentuk badan hukum beserta kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan merupakan salah satu bentuk usaha yang
dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua
resiko dan kegiatan perusahaan (Basswasta : 2002). Dengan tidak adanya
pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka
harta benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan.
Untuk mendirikan perusahaan perseorangan sangatlah sederhana dan tidak
memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana bentuk badan hukum lainnya.
Tujuan utama didirikan perusahaan perseorangan adalah semata-mata hanya untuk
mencari keuntungan.
2. Firma (Fa)
5
Firma adalah suatu perkumpulan yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dibawah nama bersama dan yang mana anggota-anggotanya tidak
terbatas tanggung jawabnya terhadap perikatan perseroan dengan pihak ketiga
(Mollengraff).
Pendirian sebuah firma dilakukan dengan membuat akta perjanjian di
hadapan notaris. Perjanjian tersebut memuat nama pendiri firma, cara pembagian
keuntungan firma, serta waktu mulai dan berakhirnya perjanjian firma. Apabila
firma didirikan dengan akta resmi, maka harus didaftarkan ke panitera pengadilan
negeri dan selanjutnya diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
(BNRI).
Ciri-ciri Firma
a. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar
maupun kecil.
b. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu lokasi, atau
perusahaan besar yang mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi.
c. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma
untuk tujuan usahanya.
d. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah satu
sekutu mengundurkan diri atau meninggal.
e. Tanggung jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya.
f. Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma tidak lagi
dimiliki secara terpisah oleh masing-masing sekutu.
g. Masing-masing sekutu berhak memperoleh pembagian laba persekutuan
firma.
Kelebihan firma
a. Prosedur pendirian firma mudah.
b. Firma memiliki kemampuan finansial lebih besar.
c. Dalam firima, setiap keputusan diambil bersama sehingga dimungkinkan
adanya keputusan yang lebih baik.
d. Firma memiliki status hukum jelas.
e. Adanya pembagian kerja diantara anggota firma sesuai dengan kecakapan
serta keahliannya masing-masing.
Kekurangan firma
a. Adanya tanggung jawab tak terbatas atas utang-utang perusahaan.
b. Kontinuitas firma kurang terjamin karena keluarnya salah satu anggota
berarti firma bubar.
6
c. Kekurangcakapan salah satu anggota menimbulkan kerugian atas firma,
yang mengakibatkan anggota lain turut menanggung.
d. Rawan konflik internal, yaitu ketegangan diantara anggota firma yang
dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
7
perhatian.urutan prioritas menunjukan bahwa dokumen tersebut sangat penting
bagi usaha yang diajukan nanti.
Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan
aspek hukum adalah sebagai berikut:
1. Bentuk badan usaha Ada beberapa badan hukum yang lazim di Indonesia,
misalnya perseroan terbatas (PT), perseroan komanditer (CV), kopersi,
yayasan, firma (Fa), dan lainnya.kebanyakan perusahaan yang melakukan
suatu investasi, biasanya merupakan perusahaan besar, baik dari segi
modal maupun dari segi jangkauan usahanya.
2. Bukti diri Yaitu kartu identitas dari para pemilik usaha yang dikeluarkan
oleh kelurahan setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk
(KTP).
3. Tanda daftar perusahaan (TDP) Setiap perusahaan yang beroperasi
diindonesia,haruslah membuat surat daftar perusahaan (TDP) sesuai
dengan bidang usahanya masingmasing. Dalam hal ini yang perlu kita
teliti adalah kedepartemenan teknis yang mengeluarkan surat daftar
perusahaan tersebut.
4. Nomor pokok wajib pajak Nomor pokok wajib pajak merupakanhal yang
penting untuk diteliti, apakah sudah dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti
dapatlah mengeceknya kedepartemen teknis yang mengeluarkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP).
5. Izin-izin perusahaan
Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan
jenis bidang usaha perusahaan tersebut. Izin-izin tersebut adalah:
Surat izin usaha perdagangan (SIUP).
Surat izin usaha industri (SIUI).
Izin usaha tambang dari departemen pertambangan.
Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata
pos dan telekomunikasi.
Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan.
Izin usaha pertenakan dan pertanian dari departemen pertanian.
Izin domisili dimana perusahaan/lokasi proyek dari pemda.
Izin mendirikan bangunan.
Izin tenaga kerja asing jika ada.
6. Keabsahan dokumen lainnya.
Disamping keabsahan dokumen diatas tidak kalah pentingnya
adalah penelitian dokumen lainnya :
Status hukum tanah
Keabsahan sertifikat tanah sampai kepada pihak yang
berwenang yang mengeluarkan seperti badan pertanahan nasional
8
(BPN). Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut antara
lain:
a. Jenis hak atas tanah.
b. Harga tanah sekarang dan prediksi dimasa yang akan datang.
c. Nama dan alamat pemilik yang sebenarnya.
d. Kondisi tanah dalam sengketan atau tidak.
e. Rencana tata kota.
f. Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak.
Kendaraan bermotor.
Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk
usaha-usaha tersebut seperti usaha angkutan:
a. Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB).
b. Harga beli (faktur dan kuintasi).
c. Kondisi kendaraan.
d. Izin trayek, jika usaha transportasi.
e. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu
(Dr. Kasmir & Jakfar, 2003).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami tahu bahwa banyak sekali kekurangan dan kelemahan kami dalam
mempersiapkan makalah ini, baik dari segi tutur kata maupun kalimat dalam
pembahasan yang kami buat ini, jadi kami mengharapkan saran dan masukan dari
kawan-kawan dan terlebih-lebih kepada bapak dosen pembibing mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis agar makalah ini bisa sempurna dan berguna untuk diteladani
pada pembuatan makalah selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kasmir, S. M., & Jakfar, S. M. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
Prenada Media Group.
Fitriani, R. (2017). Aspek Hukum Legalitas Perusahaan atau Badan Usaha dalam
Kegiatan Bisnis. Jurnal Hukum Samudra Keadilan , 12 (1), 136-145.
Intan, Z., & Puji, T. (2015). Analisa Aspek Hukum Pada Studi Kelayakan Bisnis.
Malang: Anonim.
Jaya, A. (2013, 06 14). asmanjayayageablog. Dipetik 09 19, 2021, dari
asmanjayayageablog.blogspot.com:
http://asmanjayageablog.blogspot.com/2013/06/makalahaspek-hukum.html
Supriadi, A., Angga, L. O., Taufan, A., Febrianty, Utomo, K. P., Wulansari, A. S.,
et al. (2021). Studi Kelayakan Bisnis (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis).
Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung.
11