Disusun oleh:
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
segala berkat, rahmat dan penyertaannya dalam hidup penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proses Makalah dengan baik dan lancar sebagai salah satu
syarat penugasan Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Ibrahmy
Genteng.
Proses Makalah dimaknai penulis, bukan hanya sebagai salah satu syarat
mencapai kelulusan penugasan tetapi lebih dari itu menjadi pelajaran dan
pengalaman berharga yang dapat dijadikan bekal oleh penulis untuk
mendeksripsikan mengenai Kewirausahaan. Dengan mengangkat judul Analisis
Lingkungan Usaha. Segala proses Makalah dapat berjalan lancar tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala kelancaran yang telah diberikan dalam proses
penulisan Makalah, sehingga proses Makalah dapat berjalan dengan
lancar.
2. Kepada kedua orang tua atas segala doa, dukungan dan perhatian tiada
henti yang diberikan selama ini.
3. Muh. Khoiruddin, S, E., M, E. selaku Dosen Pembimbing dan Penguji yang
sabar mendampingi penulis selama proses penyusunan Makalah.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penulisan ini. Semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya.
Penyusun,
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
5
3. Bagaimana mengenal dan mengetahui karakter usaha?
4. Bagaimnana implikasi manajerial nya?
5. Bagaimana antisipasi dan strategi analisis lingkungan usaha?
6. Apa sajakah prinsip dasar analisis lingkungan usaha?
7. Apa sajakah komponen analisis lingkungan usaha?
8. Bagaimana kondisi lingkungan alam, teknologi, budaya, politik dan
ekonomi?
C.Tujuan
D. Manfaat
6
analisis lingkungan usaha. Sehingga memiliki suatu konsep dasar yang
ada.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dan pembaca
Pendeskripsian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
penulis tentang studi kewirausahaan.
b. Bagi dosen
Makalah ini dapat dimanfaatkan untuk bahan ajar kajian
pragmatik pada mata kuliah kewirausahaan.
c. Bagi mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam
melakukan kajian bidang Sistem kewirausahaan beserta tentang
definisi, karakteristik, fungsi, analisis penilaian pembiayaan,
sumber dan mekanisme pembiayaan dalam ruang lingkup
pembelajaran kewirausahaan.
d. Bagi masyarakat pembaca
Pendeskripsian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada masyarakat mengenai kewirausahaan serta pengertian,
komponen, peran, serta hubungan kewirausahaan dalam
pembelajaran studi tersebut.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Pengertian dari prosedur ini sudah cukup jelas yaitu mengenal dan
mengetahui usaha yang akan di lakukan serta bagaimana menjalankan
usaha tersebut, sebagai contoh pada bengkel cuci mobil:
* Mempunyai tempat yang luas, sekaligus sebagai tempat parkir dan
antrian
* Mempunyai hidrolis untuk mengangkat kendaraan yang akan
dibersihkan.
* Mempunyai sumber air dan pompa.
9
Sejak dasawarsa tujuh puluhan, manajemen telah memahami betapa
pentingnya pengaruh lingkungan makro terhadap kegagalan atau keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan. Ketika itu, manajemen mulai sadar betapa
lingkungan makro lebih sering berubah dengan tingkat kecepatan dan
percepatan perubahan yang semakin meninggi. Akan tetapi di sisi lain,
manajemen juga mengetahui bahwa melakukan analisis lingkungan makro
sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan teramat sulit. Hal ini terjadi
karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang khas.
Pertama, lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas
(boundlessness). Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi,
teknologi, politik, hukum, sosial, dan kependudukan; akan tetapi detail dari
masing-masing lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing-masing
memiliki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek
manajemen fungsional. Mustahil ditemukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahami keluasan
dan kedalaman begitu banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu,
tenaga, dan dana yang cukup jika mereka dituntut untuk mengamati perubahan
lingkungan makro secara komprehensif dan terus menerus. Sekalipun
demikian, belum ada jaminan bagi manajemen mampu menemukan sebagian
dari lingkungan makro yang unik (khas) yang dilihatnya sebagai faktor penentu
utama keberhasilan perusahaan. Sering kali terjadi justru manajemen terjebak
untuk membuat daftar yang begitu panjang dan tidak rnampu menentukan
urutan penting dan intensitas pengaruh rnasing-rnasing faktor. Diseyogiakan
manajemen berbuat yang sebaliknya. Tanpa perlu daftar panjang, akan tetapi
mengandung elemen yang signifikan.
Kedua, lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal yang
lemah (periferal) kepada manajemen (Day dan Schoernaker, 2005, 2006).
Sinyal yang diberikan arnat lemah (weak signals), oleh karena itu sering
terlewatkan oleh eksekutif (kecolongan). Arnat jarang diternukan sinyal
perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan deteksi sinyal yang
berada di pinggiran (scanning the periphery). Kecenderungan
10
perubahanbiasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Kadang kala
sinyal yang diberikan bertolak belakang satu sama lain yang dapat menyulitkan
pemilahan. Oleh karena itu, di samping pengetahuan dan kecakapan,
manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis yang terlatih, dan terus
menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali sumber informasi di luar
yang formal dan resmi. Pada banyak negara berkembang, manajemen perlu
membangun jaringan informasi secara informal, yang biasanya berasal
darirekan bisnis, gosip, humor. Jika perlu manajemen perlu memiliki sumber
informasi dari pusat pengambilan keputusan kebijaksanaan lingkungan makro
(insider sources).
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga
memiliki sifat tak dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki
kendali manajerial terhadap besaran dan arab perubahan lingkungan makro.
Dalam batas-batas tertentu yang amat kecil, hanya perusahaan yang amat
sangat luar biasa - dalam segala ukuran - kadang kala memegang kendali
lingkungan makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya bersikap
proaktif. Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap
proaktif secara ajek. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak
hanya sekedar menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan
terhadap perubahan lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya
menyiapkan antisipasi bisnis. Oleh karena itu, biasanya pilihan yang paling
lazim adalah menyesuaikan (adaptasi) dengan perubahan lingkungan bisnis.
Prinsip bersedia melakukan adaptasi atau memilih mati (adapt or die) amat
populer. Kalaulah ada perusahaan yang mampu melakukan rekayasa pada
lingkungan bisnis makro, biasanya memerlukan biaya yang amat mahal dan
juga membutuhkan waktu tunggu yang relatif lama.
11
lingkungan makro dengan melakukan penelitian dalam mengantisipasi
lingkungan yang mudah berubah, harus memperhatikan enam komponen yang
dapat mempengaruhi perusahaan dalam berusaha. Komponen – komponen
tersebut meliputi faktor demografi, ekonomi, lingkungan alam, teknologi,
politik, dan hukum serta lingkungan sosial budaya. Setiap komponen dalam
lingkungan makro dapat mempengaruhi perusahaan dalam menghadapi iklim
persaingan dinamis.
Lingkungan makro terdiri dari enam lingkungan yang harus dilihat,
yaitu: lingkungan demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan alam,
lingkungan teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan budaya.
12
Pola kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di Indonesia sebagian
masih menerakan pola keluarga besar dengan orang tua dan anak-anak
masih berkumpul dalam satu keluarga hingga tua. Namun demikian, di
kota-kota besar keluarga-keluarga muda sudah mulai mandiri dan
memiliki rumah serta memisahkan diri dari orang tua mereka.
13
tentu saja pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang
cukup besar.
14
Perbedaan budaya pada masing-masing negara. Perbedaan budaya
menjadikan gaya hidup masing-masing negara dan daerah berbeda juga.
Pemahaman budaya pada setiap daerah akan memudahkan pemasar
menyesuaikan produk ataupun jasanya sesuai dengan kebutuhan daerah
tersebut.
Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada kelompok orang dengan
kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai pola konsumsi
dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan. Dan
pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena
mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal
mengkonsumsi produk ataupun jasa.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Investasi pada saham tidak dapat dicairkan dari usaha yang
bersangkutan kecuali dalam keadaan bangkrut atau terjadi pengalihan
kepemilikan lewat jual beli investasi.
B. Saran
17
M.Manullang dan Marihot Manullang, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia .
Yogyakarta.: BPFE
18