Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ANALISIS LINGKUNGAN USAHA”


Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Muh. Khoiruddin, S, E., M, E.

Disusun oleh:

1. Vidia Wahyu Utami (2018392900229)


2. Moh. Khoirony (2018392900216)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHMY
GENTENG-BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
segala berkat, rahmat dan penyertaannya dalam hidup penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proses Makalah dengan baik dan lancar sebagai salah satu
syarat penugasan Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Ibrahmy
Genteng.
Proses Makalah dimaknai penulis, bukan hanya sebagai salah satu syarat
mencapai kelulusan penugasan tetapi lebih dari itu menjadi pelajaran dan
pengalaman berharga yang dapat dijadikan bekal oleh penulis untuk
mendeksripsikan mengenai Kewirausahaan. Dengan mengangkat judul Analisis
Lingkungan Usaha. Segala proses Makalah dapat berjalan lancar tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala kelancaran yang telah diberikan dalam proses
penulisan Makalah, sehingga proses Makalah dapat berjalan dengan
lancar.
2. Kepada kedua orang tua atas segala doa, dukungan dan perhatian tiada
henti yang diberikan selama ini.
3. Muh. Khoiruddin, S, E., M, E. selaku Dosen Pembimbing dan Penguji yang
sabar mendampingi penulis selama proses penyusunan Makalah.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penulisan ini. Semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya.

Genteng, 30 September 2020

Penyusun,

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... v
A. Latar Belakang ........................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................... 6
D. Manfaat ........................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 8
A. Prosedur Analisis Lingkungan Usaha ............................................ 8
1. Identifikasi Variabel ................................................................. 8
2. Mengenal dan Mengetahui Karakter Usaha ............................. 8
3. Implikasi Manajerial ................................................................ 9
4. Antisipasi dan Strategi Lingkungan Usaha............................... 9
B. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Usaha....................................... 9
C. Komponen Analisis Lingkungan Usaha ......................................... 11
1. Lingkungan Demografi ............................................................ 12
2. Lingkungan Ekonomi ............................................................... 13
3. Lingkungan Alam ..................................................................... 13
4. Lingkungan Teknologi ............................................................. 13
5. Lingkungan Politik ................................................................... 14
6. Lingkungan Budaya ................................................................. 14
BAB III PENUTUP .......................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................... 16
B. Saran ........................................................................... 16
Daftar Pustaka ...........................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seseorang yang hendak bergelut di dunia usaha haruslah memiliki


modal. Modal yang dimaksud adalah baik berupa modal fisik, mental
maupun modal materi untuk memenuhi bentuk usaha yang akan
dilaksanakannya.Kebanyakan orang memiliki modal dengan meminjam
kepada sebuah lembaga yang dapat memberikan modal berupa pinjaman,
apalagi usaha yang dibentuknya itu memiliki modal yang sangat banyak.
Lembaga yang dapat memberikan modal pinjaman adalah bank atau
lembaga yang lain. Salah satu lembaga yang dimaksud penulis di sini adalah
modal ventura. Modal ventura merupakan pembiayaan atau pemberian modal
kepada bidang usaha yang sedang mengalami krisis, sehingga kegiatan
usaha ini memiliki resiko tinggi. Setelah munculnya modal ventura,
muncul pula modal ventura yang bersifat syari’ah atau disebut dengan
modal ventura syari’ah Lembaga keuangan syari’ah merupakan sebuah
lembaga yang menangani keuangan yang bersifat syari’ah. Lembaga ini
menangani
proses pemberian modal dan penyimpanan keuangan. Sebuah bentuk
lembaga keuangan syari’ah ini adalah bank syari’ah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat


disajikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur analisis lingkungan usaha?
2. Apa saja yang terdiri dari identifikasi variabel?

5
3. Bagaimana mengenal dan mengetahui karakter usaha?
4. Bagaimnana implikasi manajerial nya?
5. Bagaimana antisipasi dan strategi analisis lingkungan usaha?
6. Apa sajakah prinsip dasar analisis lingkungan usaha?
7. Apa sajakah komponen analisis lingkungan usaha?
8. Bagaimana kondisi lingkungan alam, teknologi, budaya, politik dan
ekonomi?

C.Tujuan

Sesuai rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki tujuan


sebagai berikut:
Untuk mengetahui wawasan mengenai analisis lingkungan usaha yang terkait
dalam berwirausaha yang meliputi kegiatan prosedur, implikasi terhadap
pengembangan lingkungan usaha yang berada dengan komponen-komponen
variabel yang menjadi satu dengan ruang lingkup lingkungan alam, teknologi,
politik, budaya, maupun teknologi yang digunakan dalam mengembangkan
suatu usaha tersebut.

D. Manfaat

Hasil kajian dari pendeksripsikan diharapkan dapat memberikan


manfaat secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan
pengembangan ilmu, dalam hal ini ilmu kebahaasaan atau linguistic.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan khazannah
pengetahuan mengenai studi lembaga keuangan syariah. Khususnya terkait
ruang lingkup dana pension syariah. Selain itu, dapat memberikan
wawasan tentang definisi, karakteristik, fungsi, analisis penilaian
pembiayaan, sumber dan mekanisme pembiayaan dalam ruang lingkup

6
analisis lingkungan usaha. Sehingga memiliki suatu konsep dasar yang
ada.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dan pembaca
Pendeskripsian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
penulis tentang studi kewirausahaan.
b. Bagi dosen
Makalah ini dapat dimanfaatkan untuk bahan ajar kajian
pragmatik pada mata kuliah kewirausahaan.
c. Bagi mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam
melakukan kajian bidang Sistem kewirausahaan beserta tentang
definisi, karakteristik, fungsi, analisis penilaian pembiayaan,
sumber dan mekanisme pembiayaan dalam ruang lingkup
pembelajaran kewirausahaan.
d. Bagi masyarakat pembaca
Pendeskripsian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada masyarakat mengenai kewirausahaan serta pengertian,
komponen, peran, serta hubungan kewirausahaan dalam
pembelajaran studi tersebut.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prosedur Analisis Lingkungan Usaha


Di dalam dunia usaha seorang pelaku usaha sebelum memulai
usahanya di tuntut agar bisa mengenali dan menganalisa lingkungan bisnis
yang akan di jalankannya, tindakan ini mempunyai suatu tujuan agar dapat
terlebih dulu mengidentifikasi suatu peluang di tempat tertentu dan dapat
dijadikan pedoman untuk mengantisipasi ancaman dalam menjalankan bisnis
atau usaha yang akan di jalankan, untuk melakukan hal tersebut bisa juga
dengan mengetahui beberapa prosedur dalam menganalisis lingkungan bisnis
secara makro, dikarenakan sinyalemen yang ada cenderung lemah dan tidak
ada batasan yang tegas antara satu dengan yang lainnya, adapun prosedur
analisis lingkungan bisnis secara makro tersebut adalah :
1.1 Identifikasi Variabel
Yang di maksud disini adalah seorang pelaku usaha mampu untuk 
mengidentifikasi variabel apa saja yang di perlukan dalam melakukan atau 
menjalankan suatu usaha. sebagai contoh dalam usaha cuci mobil:
* Merekrut karyawan yang teliti dan mampu bekerja dalam tim
* Menyediakan shift kerja.
* Memberikan waktu istirahat bagi karyawan.
* Menyediakan izin bagi karyawan yang berkepentingan.

1.2 Mengenal dan Mengetahui Karakter Usaha

8
Pengertian dari prosedur ini sudah cukup jelas yaitu mengenal dan
mengetahui usaha yang akan di lakukan serta bagaimana menjalankan
usaha tersebut, sebagai contoh pada bengkel cuci mobil:
* Mempunyai tempat yang luas, sekaligus sebagai tempat parkir dan
antrian
* Mempunyai hidrolis untuk mengangkat kendaraan yang akan
dibersihkan.
* Mempunyai sumber air dan pompa.

1.3 Implikasi Manajerial


Pada prosedur ini di harapkan seorang pelaku usaha dapat mengetahui
bagaimana cara menjalankan usaha tersebut dan faktor apa saja yang
menjadi penunjangnya.
Sebagai contoh pada bengkel cuci mobil harus bisa:
* Menanyakan apa yang menjadi kemauan para pelanggan.
* Membersihkan secara teliti setiap kendaraan yang di cuci.
* Memberikan saran apabila ada bagian yang perlu di ganti.

1.4 Antisipasi dan Strategi


Yaitu memperkirakan faktor apa saja yang harus di lakukan agar
usaha yang dijalankan tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
sebagai contoh pada bengkel cuci mobil:
* Membuka usaha di pinggir jalan utama dan memasang nama usaha
dengan terang.
* Memberikan harga yang murah kepada para pelanggan.
* Membuat saluran penampungan air bekas cucian kendaraan sendiri agar
tidak mencemari lingkungan sekitar.

B. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Usaha

9
Sejak dasawarsa tujuh puluhan, manajemen telah memahami betapa
pentingnya pengaruh lingkungan makro terhadap kegagalan atau keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan. Ketika itu, manajemen mulai sadar betapa
lingkungan makro lebih sering berubah dengan tingkat kecepatan dan
percepatan perubahan yang semakin meninggi. Akan tetapi di sisi lain,
manajemen juga mengetahui bahwa melakukan analisis lingkungan makro
sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan teramat sulit. Hal ini terjadi
karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang khas.
Pertama, lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas
(boundlessness). Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi,
teknologi, politik, hukum, sosial, dan kependudukan; akan tetapi detail dari
masing-masing lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing-masing
memiliki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek
manajemen fungsional. Mustahil ditemukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahami keluasan
dan kedalaman begitu banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu,
tenaga, dan dana yang cukup jika mereka dituntut untuk mengamati perubahan
lingkungan makro secara komprehensif dan terus menerus. Sekalipun
demikian, belum ada jaminan bagi manajemen mampu menemukan sebagian
dari lingkungan makro yang unik (khas) yang dilihatnya sebagai faktor penentu
utama keberhasilan perusahaan. Sering kali terjadi justru manajemen terjebak
untuk membuat daftar yang begitu panjang dan tidak rnampu menentukan
urutan penting dan intensitas pengaruh rnasing-rnasing faktor. Diseyogiakan
manajemen berbuat yang sebaliknya. Tanpa perlu daftar panjang, akan tetapi
mengandung elemen yang signifikan.
Kedua, lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal yang
lemah (periferal) kepada manajemen (Day dan Schoernaker, 2005, 2006).
Sinyal yang diberikan arnat lemah (weak signals), oleh karena itu sering
terlewatkan oleh eksekutif (kecolongan). Arnat jarang diternukan sinyal
perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan deteksi sinyal yang
berada di pinggiran (scanning the periphery). Kecenderungan

10
perubahanbiasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Kadang kala
sinyal yang diberikan bertolak belakang satu sama lain yang dapat menyulitkan
pemilahan. Oleh karena itu, di samping pengetahuan dan kecakapan,
manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis yang terlatih, dan terus
menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali sumber informasi di luar
yang formal dan resmi. Pada banyak negara berkembang, manajemen perlu
membangun jaringan informasi secara informal, yang biasanya berasal
darirekan bisnis, gosip, humor. Jika perlu manajemen perlu memiliki sumber
informasi dari pusat pengambilan keputusan kebijaksanaan lingkungan makro
(insider sources).
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga
memiliki sifat tak dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki
kendali manajerial terhadap besaran dan arab perubahan lingkungan makro.
Dalam batas-batas tertentu yang amat kecil, hanya perusahaan yang amat
sangat luar biasa - dalam segala ukuran - kadang kala memegang kendali
lingkungan makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya bersikap
proaktif. Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap
proaktif secara ajek. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak
hanya sekedar menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan
terhadap perubahan lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya
menyiapkan antisipasi bisnis. Oleh karena itu, biasanya pilihan yang paling
lazim adalah menyesuaikan (adaptasi) dengan perubahan lingkungan bisnis.
Prinsip bersedia melakukan adaptasi atau memilih mati (adapt or die) amat
populer. Kalaulah ada perusahaan yang mampu melakukan rekayasa pada
lingkungan bisnis makro, biasanya memerlukan biaya yang amat mahal dan
juga membutuhkan waktu tunggu yang relatif lama.

C. Komponen Analisis Lingkungan Usaha

Lingkungan makro menggambarkan suatu situasi diluar perusahaan


yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan mengamati

11
lingkungan makro dengan melakukan penelitian dalam mengantisipasi
lingkungan yang mudah berubah, harus memperhatikan enam komponen yang
dapat mempengaruhi perusahaan dalam berusaha. Komponen – komponen
tersebut meliputi faktor demografi, ekonomi, lingkungan alam, teknologi,
politik, dan hukum serta lingkungan sosial budaya. Setiap komponen dalam
lingkungan makro dapat mempengaruhi perusahaan dalam menghadapi iklim
persaingan dinamis.
Lingkungan makro terdiri dari enam lingkungan yang harus dilihat,
yaitu: lingkungan demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan alam,
lingkungan teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan budaya.

1.1 Lingkungan Demografi


Pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk akan
mempengaruhi tingkat peluang pemasaran bagi suatu produk ataupun
jasa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan semakin
membuka peluang lebih luas, karena bagaimanapun akan terkait dengan
seberapa besar suatu produk atau jasa akan bisa diserap oleh pasar.
Perbandingan prosentase umur. Kategorisasi umur dalam
pemasaran biasanya dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan
orang tua. Prosentase pada setiap umur akan menentukan juga peluang
bisnis b di dalamnya. Untuk produk atau jasa yang ditujukan pada pasar
anak-anak misalnya, dari jumlah populasi penduduk secara keseluruhan,
perlu dilihat berapa persen jumlah anak-anak dari keseluruhan penduduk.
Pasar etnik. Pasar etnik juga merupakan salah satu potensi pasar
yang perlu dipertimbangkan. Etnis tertentu biasanya mempunyai
kecenderungan, preferensi, dan kebutuhan bersama yang unik dan tidak
dimiliki oleh etnis lain.
Tingkat lulusan akademik. Tingkat lulusan akademik akan
berpengaruh terhadap pola belanja dan gaya hidup seseorang. Cara
memasarkan untuk kalangan berpendidikan tinggi akan berbeda dengan
cara pemasaran untuk pendidikan yang lebih rendah.

12
Pola kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di Indonesia sebagian
masih menerakan pola keluarga besar dengan orang tua dan anak-anak
masih berkumpul dalam satu keluarga hingga tua. Namun demikian, di
kota-kota besar keluarga-keluarga muda sudah mulai mandiri dan
memiliki rumah serta memisahkan diri dari orang tua mereka.

1.2 Lingkungan Ekonomi


Distribusi pendapatan. Tingkat pendapatan suatu daerah akan
menentukan produk dan jasa dengan kualifikasi seperti apa yang cocok
dengan daerah tersebut. Dan dengan karakter daerah di Indonesia yang
sangat beragam, beragam pula potensi antara satu daerah dengan daerah
yang lain.
Tingkat tabungan, hutang, dan pinjaman. Tingkat tabungan, hutang
dan pinjaman akan menentukan seberapa besar potensi pengeluaran yang
akan dilakukan oleh seseorang.

1.3 Lingkungan Alam


Menipisnya sumber daya alam. Sumber daya alam adalah sesuatu
yang terus dieksploitasi yang lama kelamaan akan habis. Salah satu kunci
utama adalah melihat bagaimana sumber daya alam masih bisa
dimanfaatkan dan hingga berapa lama.
Meningkatnya biaya. Sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa
biaya-biaya semakin meningkat terutama untuk listrik dan energi.
Peningkatan biaya-biaya ini akan berdampak pada peningkatan biaya
produksi yang setiap tahun akan semakin signifikan.
Meningkatnya polusi. Meningkatnya polusi menimbulkan masalah
dalam hal kesehatan dan juga kerusakan lingkungan. Di masa depan akan
lebih banyak aturan yang mengatur untuk meminimalisir polusi yang

13
tentu saja pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang
cukup besar.

1.4 Lingkungan Teknologi


Perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sekarang ini perkemba
ngan dalam hal teknologi semakin cepat dirasakan. Dengan datangnya int
ernet, perubahan dinamika berlangsung dalam waktu yang semakin cepat 
dan skala yang semakin meluas. Globalisasi mengubah berbagai aturan m
ain dalam berbisnis. Persaingan juga tidak lagi dalam skala lokal dan nasi
onal, tetapi sudah mengarah pada persaingan global.
Inovasi teknologi yang terus berkembang. Perkembangan teknologi 
juga dibarengi dengan berbagai inovasi dalam banyak produk dan jasa. C
ontohnya adalah perkembangan mesin tik yang sekarang ini perlahan tapi 
pasti sudah mulai digantikan dengan komputer, dan berbagai contoh lain 
yang berada di sekitar kita.

1.5 Lingkungan Politik


Aturan-aturan dalam sektor industri. Dalam menjalankan bisnis,
aturan merupakan satu landasan mutlak. Karena itu, pemetaan peluang
bisnis juga perlu melihat berbagai aturan yang mengatur industri tersebut
sehingga tidak terjadi bentrokan ataupun masalah di kemudian hari.
Tumbuhnya organisasi-organisasi LSM dan buruh. Organisasi-
organisasi LSM dan buruh di satu sisi memberikan pengaruh positif
kepada pekerja untuk menyuarakan berbagai aspirasi mereka. Tetapi
organisasi pekerja yang terlalu kuat akan menyulitkan perusahaan dalam
beberapa proses pengambilan keputusan, karena harus melakukan banyak
kompromi dengan mereka.

1.6 Lingkungan Budaya

14
Perbedaan budaya pada masing-masing negara. Perbedaan budaya
menjadikan gaya hidup masing-masing negara dan daerah berbeda juga.
Pemahaman budaya pada setiap daerah akan memudahkan pemasar
menyesuaikan produk ataupun jasanya sesuai dengan kebutuhan daerah
tersebut.
Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada kelompok orang dengan
kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai pola konsumsi
dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan. Dan
pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena
mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal
mengkonsumsi produk ataupun jasa.

Analisa tersebut menggunakan teknik PESTEL yang merupakan


akronim dari Economy, Social, Political dan Technology serta
ditambahkan Environment dan Law & Regulations. Kerangka PESTEL
digunakan untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan makro yang
dapat mempengaruhi strategi bisnis, dan menilai bagaimana faktor
tersebut dapat mempengaruhi kinerja bisnis saat ini dan masa yang akan
datang. Teknik ini dapat membantu dalam melihat secara keseluruhan
kondisi lingkungan dari Industri yang akan dituju.
Apa faktor strategis yang relevan di dalam lingkungan makro?
Industri berbeda secara signifikan bagaimana mereka dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan makro yang luas. Mengidentifikasi faktor-faktor ini
adalah strategis yang relevan adalah langkah pertama untuk memahami
bagaimana sebuah perusahaan terletak di lingkungan eksternal. Analisis
PESTEL faktor politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, lingkungan /
ekologi, dan hukum / peraturan menyediakan kerangka kerja untuk
mendekati masalah ini secara sistematis. Mengidentifikasi fitur strategis
yang relevan dari lingkungan makro menetapkan tahapan untuk analisis
yang akan datang, karena mereka memainkan peran penting dalam
menentukan potensi industri untuk keuntungan yang menarik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam gambaran global yang berubah dengan cepat, perusahaan harus


mengamati enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, alam,
teknologi,politik dan budaya. Pemasar harus memperhatikan interaksi
mereka, karena hal ini akan menimbulkan peluang dan ancaman baru.
Pertumbuhan populasi yang eksplosif memberi implikasi besar pada
bisnis serta daya beli yang tersedia dalam ekonomi tergantung pada tingkat
penghasilan, harga, tabungan, utang, dan ketersediaan kredit saat ini.
Salah satu paling dramatis yang membentuk kehidupan manusia
adalah teknologi. Inti kapitalisme pasar yang dinamis dan menoleransi
penghancuran kreatif dari teknologi sebagai harga sebuah kemajuan. Seluruh
keuntungan akan dibagi kedua belah pihak sesuai sesuai porsi yang ada secara
(provit) loss sharing.

16
Investasi pada saham tidak dapat dicairkan dari usaha yang
bersangkutan kecuali dalam keadaan bangkrut atau terjadi pengalihan
kepemilikan lewat jual beli investasi.

B. Saran

Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, seperti yang penuli sadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya sebagai
penulis meminta masukan, kritik, saran dan keterlibatan pembaca yang
konstruktif dalam upaya perbaikan dan verifikasi makalah ini kedepanya.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat untuk kita dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bathara, L,2017. Buku Ajar Kewirausahaan. Pekanbaru: Unri Press.

Davenvort dan Thomas H. 1995. Process Inovation. Boston : Harvard Business


School Press.

Hasibuan, Melayu S.P. 2001 . Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah


Jakarta: Bumi Aksara

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi situmorang. 2008, Pengantar


Kewirausahaan. Medan : Usu Press

Idrus .S.A 2107. Srategi Pembelajaraan Kewirausahaan. Malang : Media


Nusantara Creative

Kambali, I. 2015. Kewirusahaan Kunci Praktis Wirausahaan sukses bonus


Business Plan. Bandung : Politeknik Pos Indonesia.

Hasanah. 2015, Enterpreunership Membangun jiwa Enterpreuner anak melalui


Pendidikan Kejuruan. CV.Misvel Aini Jaya

Latief, Jamil, 2017 . Kewirausahaan kiat menjadi Wirausaha. Jakarta : Dinas


Pendidikan Nasional Jakarta.

17
M.Manullang dan Marihot Manullang, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia .
Yogyakarta.: BPFE

Robbin, Stephan P. Barnwell, Neil 1994. Stryktur, Desain, dan Aplikasi.


Terjemahan Jusuf Udaya, Lic,EC edisi 3, Jakarta : Arcan

Rukka, RM.2011. Buku Ajar Kewirausahaan, Universitas Hasanuddin.

Rusdiana. 2018. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung : Pustaka setia.

Takdir, D. Mahmudin AS dan Sudirman Zaid . 2016. Kewirausahaan, Yogyakarta


: Wijana Mahadi Karya.

18

Anda mungkin juga menyukai