Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Saut Purba, M.Pd.

Disusun Oleh:

SEBASTIAN SIHOTANG

NIM : 5163121031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Critical Book Report (CBR) Kewiraushaan

Critical Book telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan CBR. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah CBR ini.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

Informasi Bibliografi ...................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN BUKU

Buku Pertama ................................................................................................................. 2

Buku Kedua .................................................................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN BUKU

Keunggulan buku ........................................................................................................... 12

Kelemahan buku ............................................................................................................. 12

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 14

Kesimpulan .....................................................................................................................

Saran ...............................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Informasi Bilbliografi

Buku Pertama

Judul buku : Manajemen Usaha Kecil

Penulis buku : Drs. Harimurti Subanar

ISBN : 979-503-344-1

Penerbit : BPEE-YOGYAKARTA

Tahun terbit : cetakan pertama, agustus 1994

Cetakan kedua, april 1995

Cetakan ketiga, mei 1998

Cetakan keempat, 2001

Tebal buku ` : xii + 160 Halaman

Buku Kedua

Judul buku : Kewirausahaan UKM

Penulis buku : FE Ubaya dan Forda UKM Jawa Timur

ISBN : 978-979-756-242-7

Penerbit : Graha ilmu

Tahun terbit : cetakan pertama, 2007

Tebal buku : xii+ 254 Halaman

1
BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku Pertama

I. Perencanaan Dan Organisasi


A. Usaha Kecil Dan Entrepreneurship
pembahasan mengenai usaha kecil tidak lepas dari pemahaman tentang lingkungan
dan sistem perusahaan berskala kecil serta pengusahaannya. Peran sang entrepreneurship
atau wirausahanya sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa
depan bagi suatu usaha kecil.
a. Kriteria Usaha Kecil
Menurut KADIN dan asosiasi serta himpunan pengusaha kecil, juga kriteria bank
indonesia, maka yang termasuk usaha kecil adalah :
1. Usaha perdagangan
2. Usaha pertanian
3. Usaha industri
4. Usaha jasa
5. Usaha jasa konstuksi
b. Bentuk Dan Jenis Usaha Kecil
Pada hakikatnya usaha kecil dapat digolongankan kedalam 3 golongan khusus yang
meliputi :
1. Usaha kecil
2. Perusahaan berskala kecil
3. Sektor informal
c. Wirausaha Dan Kewirausahaan
Wirausaha bukanlah sekedar pengusaha, melainkan pengusahaan yang sukses karna
memiliki ciri-ciri serta kemampuan tertentu untuk menciptkan sesuatu yang baru. Menurut
Webster wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, serta menanggung resiko
atas keputusan bisnis tersebut. 3 komponen utama dari dari seorang wirausaha :
1. Kepribadian
2. Motivasi dan kemampuan
3. Fasilitas dan pertumbuhan

2
B. Perancanaan Strategis Dan Implementasi
a. Melihat Peluang
Bagi seorang yang pesimis, lingkungan yang ada hanyalah sesuatu yang tidak bergerak
dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan wirausaha yang optimis mampu
melihat lingkungan yang statis sebagai sesuatu yang bergolak dan senantiasa berubah
sebagai suatu trend masyarakat yang tidak terduga. Seorang yang memiliki jiwa wirausaha
maka yang diperlukan adalah :
5% ide segar dan 95 % kerja keras
b. Menciptakan Peluang
Seringkali peluang tidak kelihatan dan harus diciptakan sendiri oleh wirausaha dengan
atau tanpa memancingnya terlebih dahulu dengan produk atau jasa-jasa yang talah ada.
Prosedur untuk memulai atau mengembangkan ide tentang produk atau jaa-jasa baru dapat
berpedoman kepada langkah-langkah berikut:
1. Menyimpan atau mem-filekan contoh-contoh kebutuhan dan keperluan yang ditemukan
secara luas namun belum terpenuhi atau belum ada yang
mengerjakannnya/menyediakannya.
2. Mengolah masalah yang ditemukan
3. Santailah, selanjutnya biarkan alam bahwa sadar kita mengelolanya dan membuat sugesti-
sugesti pengembangannya.
c. Kelayakan Dan Keterbatasan Peluang
Suatu peluang selain dapat diciptakan, dapat pula dikembangkan perlahan-lahan
dengan menyusun kondisi-kondisi yang mendahuluinya hingga saat peluang tersebut layak
ditampilkan.
Perancanaan stategis adalah proses mengidentifikasi alternatif-alternatif keputusan
yang harus dilaksanakan oleh seorang wirausaha dalam meciptakan, mengembangkan dan
memilih peluang-peluang yang akan dilaksanakan demi mencapai tujuan-tujuan yang
menguntungkan bagi usahanya.
d. Perencanaan Strategis Dan Implementasi
Jauh sebelum menentukan pilihan atas perencanaan strategis yang di
putuskan,wirausaha perlu untuk mengetahui apakah keputusan yang di ambilnya tersebut
tidak sekedar layak atau tidak layak,namun apakah menguntungkan atau tidak.

3
C. Pendirian Suatu Usaha Kecil
a. Mengantisipasi Peluang Dan Meyusun Kegiatan
Peluang yang sudah dikembangkan atau diciptakan,selayaknya secepatnya itu pula
diantisipasi, memperhatikan berbagai kegiatan yang harus dilakukan , maka wirausaha
tidak dapat mengerjakan nya sendiri.
b. Membentuk Organisasi
Organisasi yang di bentuk dan dilaksankan selayaknya mengacu kepada struktur
organisasi. Hingga saat ini, belum ada bentuk struktur organisasi yang baku dan harus di
taati, karena elemen yang diperlukan dari suatu organisasi senantiasa berpedoman pada
tujuan organisasi serta peran dan tanggung jawab masing masing individu terhadap
organisasi.
c. Deskripsi Tugas
Setelah suatu struktur organisasi di bentuk serta individu individu yang dianggap
mampu di tentukan untuk menempati posisinya, maka wirausaha harus mnentukan job-
description atau petunjuk tentang tugas-tugas yang harus di laksanakan oleh masing-
masing elemen dalam organisasi.
Petunjuk tugas dapat berupa tugas umum dan tugas khusus serta tugas tambahan.
Dapat pula di tentukan kriteria lain yang menyangkut jam kerja, prestasi, dan hal-hal lain
diluar perjanjian kerja yang telah di tentukan.
d. Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi usaha bgi bentuk usaha industri dan manufaktur/pabrik adalah
sangat penting, hal tersebut sehubungan dengan efisiensi atas biaya dalam memperoleh
bahan baku maupun menghemat biaya transportasi dalam distribusi dan penjulan produk
akhirnya.
e. Prencanaan Bahan Baku Dan Supplier (BBS)
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka selayaknya komponen-komponen dalam
usaha kecil mempunyai kualifikasi efisien, efektif serta produktif. Biaya dan ongkos yang
efisien, teknik produksi dan program pemasaran yang efektif,serta tenaga kerja dan
penggunaan aktiva perusahaan secara produktif akan lebih menguntungkan bagi suatu
usaha kecil.

4
D. Bentuk Kepemilikan Dan Kerja Sama
a. Ownership Business
Seorang wirausaha yang memilih bentuk ownership business sesungguhnya
merupakan sosok individu yang berani mengambil risiko. Model yang dipilihnya adalah
pengelolaan, permodalan, permasaran mandiri yang rapuh terhadap risiko bisnis.
b. Franchise
Franchise merupakan sistem kerja sama untuk menyalurkan produk atau jasa secara
selektif oleh perusahaan yang beri lisensi (franchisee) dengan syarat-syarat kerja sama
tertentu.
c. Merger Dan Shere-Capital (Ventur)
Merger merupakan pola kerja sama pemasarran dan distribusi oleh dua perusahaan
atau lebih, dan belakangan ini menjadi aktifitas yang di minati oleh usaha-usaha kecil
diindonesia karena dirasakan lebih pas dan cocok dalam membantu pengembangan
pemasaram usaha kecil, terutama pasar exspor.
E. Usaha Kecil Di Indonesia
a. Berbagai Program Penunjang Usaha Kecl Dari Pemerintah
Melalui berbagai dapartemen seperti departeman tenaga kerja, departeman koperasi
dan pembinaan pengusaha kecil, departeman perindustrian maupun departeman
perdagangan, pemerntah melancarkan program-program pembinaan yang terpadu bagi
pengambangan usaha kecil.
b. Berbagai Pemerintah Penunjang Usaha Kecil Dari Lembaga Nonpemerintah
Tidak hanya pemerintah saja yang commit dengan pembinaan pengusaha kecil lembangan
nonpemerintah seperti lembaga swadaya masyarakat dan lembaga bisnis luar negri ikut
berperan aktif dalam pembiaan pengusaha kecil.
II. Keuangan
A. Perencanaan Aktiva
Perancanaan aktiva meliputi kebutuhan kas selama periode berproduksi dan jenis
aktiva tetap yang dipelukan untuk menunjang kegiatan berproduksi tersebut. Dalam
menentukan aktiva yang diperlukan untuk menunjang kegiatan usaha, wirausaha dapat
berpedoman kepada:
1. Jenis kegiatan utama dari usaha kecil.
2. Jenis produk yang akan di produksi undustri kecil.
3. Jenis pelayanan keseluruhan dari usaha kecil.

5
a. Inventarisasi Kegiatan
Ketergantungan kepada kegiatan utama yang akan dilakukan akan mempengaruhi
jenis dan kebutuhan aktiva yang menunjang kegiatan utama yang akan dilaksanakan dalam
usaha kecil.
b. Inventarisasi Produk
Perancanaan aktiva yang berpedoman kepada jenis produk adalah menentukan jumlah
dan jenis kebutuhan aktiva agar kegiatan berproduksi dapat dilaksanakan. Aspek yang
mempengaruhi menyangkut: jumah dan jenis produk yang kan di- produksi, pola produksi
yang dipilih, metode produksi, mesin yang akan di beli, serta perlengkapan yang lain
dibutuhkan dalam berproduksi.
c. Inventarisasi Pelayanan
Perancanaan aktiva yang berpedoman kepada jenis pelayanan tidak hanya belaku
khusus bagi usaha jasa, dapat pula digunakan oleh jenis usaha kecil lainnya.
B. Proyeksi Pendapatan dan biaya
a. Proyeksi pendapatan jangka pendek dan jangka panjang
Sesuai dengan proses secara keseluruhan, berdasarkan unit waktu dan keterlibatan
seluruh aspek manajerial, maka dari penyusunan proyeksi biaya dan pendapatan.
b. Anggaran kas
Anggaran kas merupakan alat pengendalian penggunaan kas dalam satu peiode
operasional usaha kecil yang berfungsi:
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu
2. Meramalkan pemasukan dan pengeluaran kas dalam satu periode
3. Mempersiapkan keputusan jika terjadi kekurangan atau kelebihan dana dalam satu periode
4. Sebagai dasar dalam pemberian kredit/piutang
5. Alat pengendalian dan pengawasan untuk membandingin target dengan realisasi/
pelaksanaan penggunaan dana kas
C. Pengelolaan Keuangan Dan Akuntansi Usaha Kecil
Pola pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang diterapkan dalam usaha kecil
dapat berpedoman kepada pola umum yang telah dikenal dan digunakan oleh berbagai
perusahaan besar, namun jika kurang sesuai, dapat memodifikasi sesuai dengan keperluan
dengan tetap mempetahankan fungsi perencanaan dan pengawasan nya.
a. Pencatatan Transaksi Harian
Untuk penggunaan praktis, pencatatan transaksi harian yang meliputi kas, utang
maupun piutang dapat menggunakan fermulir

6
b. Buku Harian
Buku harian mencatat semua transaksi dan kegiatan yang terjadi selama periode
operasi pencatatan dilakukan menurut waktu kejadian nya.
c. Buku Jurnal
Buku jurnal mecatat setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan sehari-hari
berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan usaha kecil.
d. Buku Besar
Buku besar terdiri dari beberapa buku untuk mencatat secara terperinci masing-
masing kas biaya dan pendapatan atau utang maupun piutang.
e. Prosedur Pencatatan Operasional
Prosedur pencatatn operasional dilakukan sesuai dengan pola kegiatan yang meliputi
setiap aktivitas operasional.
f. Pencatatn Produksi Pemesanan
Yang dimaksud dengan costing dalam memproduksi ialah menghitung biaya proses
produksi untuk menentukan harga pokok produksi.
D. Alat –Alat Analisis Keuangan
a. Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan nya pada satu saat. Alat-alat analisis nya antara lain:
1. Rasio lancar
2. Rasio kas
b. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk menghitung sejauh mana aktivitas manajemen dalam
mengelola sumber-sumber dana perusahaan dalam satu periode.
c. Rasio leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva dalam perusahaan di
biayai dengan utang.
d. Rasio keuntungan
Rasio keuntungan digunakan untuk mengukur produktifitas dari hasil-hasil mencapai
dalam manajemen.
E. Defresiasi ( Penyusutan)
a. Metode garis lurus
Metode garis lurus menentukan sumbangsi dari suatu aktiva tetap adalah sama untuk
disetiap periode berproduksi.

7
b. Metode keseimbangan prestasi
Metode ini menentukan nilai refeasiasi yang modern atau rata-rata perubahan dari
keseimbangan prestasi sesuai dengan kondisi aktiva tetap.
c. Metode kapasitatas terpakai
Metode ini menentukan sumbangsi dari suatu aktiva berdasarkan jumlah jam kerja mesin
yang digunakan dalam setiap periode berproduksi.

Buku kedua

I. Ekonomi Politik UKM


1. Mengapa Membangun (Kewirausahaan) UKM Itu Penting
Ada dua sisi konsekuensi liberalisasi perdagangan dunia bagi negara yang
menjalankan atau merevitalisasi industrialisasi sebagai strategi utama pembangunan
ekonominya. Suatu sisi, proses liberilasasi ini akan membuka pasar ekspor baru yang
berpotensi untuk menambah devisa dan memperkuat perekonomian negara. Di sisi lain,
proses liberalisasi juga dapat menmbulkan relokasi usaha dan lapangan pekerjaan di
berbagai sektor usaha ke lokasi-lokasi baru yang menawarkan biaya produksi lebih rendah
dan/atau efisiensi dan produktifitas lebih tinggi serta keunggulan-keunggulan lain.
Salah satu alasan posisi daya saing relatif yang lebih buruk itu adalah kurang berjalan
nya sistem inovasi yang merupakan salah faktor penentu daya saing nasional. Di banyak
negara maju, kewirausahaan di dorong sebagai salah satu alat peransang inovasi. Dalam
konteks negara industrialis maju dan perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge-based
economies), inovasi, khusus nya di industri teknologi tinggi, merupakan target, sedangkan
kewirausahaan merupakan alat atau instrumen untuk mencapai target tersebut.
2. QUO VADIS Asosiasi Untuk Pembangunan
Kebutuhan untuk berkumpul dan berbagi dalam wadah komunitas masih belum
sepenuhnya mampu terpenuhi. Bagi sektor usaha di Indonesia yang berorientasi ekspor,
Berry dan Levy (1994) menemukan indikasi bahwa ketergantungan usaha kecil dan
menengah (UKM) pada pemasaran secara kolektif relatif cukup tinggi. Di lain pihak,
perusahaan besar di Indonesia yang berorientansi ekspor cenderung mengendalikan sendiri
secara eksklusif akses pasar Internasional. Kebutuhan suatu wadah bagi komunitas usaha
kecil tentu saja tidak hanya terbatas pada informasi akses pasar yang setiap saat selalu
berubah. Sayang nya, keberadaan institusi publik di Indonesia di rasa masih cukup lemah,
baik dalam hal komitmen, sumber daya, maupun pleksibilitas dalam mendukung UKM,
yang diyakini sebagai play maker bagi dinamika ekonomi nasional maupun lokal.

8
3. Mengembangkan Usaha Bersama Melalui Koperasi
Pada tahun 2000, bank duta sebagai salah satu bank swasta devisa nasional bersama-
sama dengan delapan bank swasta nasional lainnya melakukan penggabungan usaha dengan
bank danamon (sebagai leader bank) yang merupkan rangkaian ketentuan pemerintah untuk
melakukan program restrukturisasi perbankan nasional pada masa itu.
Karyawan bank duta, sebagaian besar karyawan yang telah cukup lama mengabdi pada
perusahaan ini, mengalami masa yang amat kritis. Mereka harus menghadapi kenyataan
yang tak bisa dihindarkan, yaitu hilangnya pekerjaan, yang berarti pula hilangnya
pendapatan rutin untu memenuhi kebutuhan hidup karyawan dan kkeluarganya. Suatu hal
sulit bagi siapapun untuk menerima menyataan itu, sehingga menimbulkan sebagai reaksi
dalam bentuk keresahan, kebimbangan, dan ketidakpastian dalam menghadapi perjalanan
hidup kedepan. Proses demi proses pelaksanaan pengabungan tersebut berjalan seiring
dengan ketidaksiapan paea karyiawan menghadapi kenyataan yang akan terjadi.
Komunikasi instenif dilakukan antar karyawan dicabang-cabang dengan rekan-rekan
dikantor pusatuntuk saling memberikan masukan dalam rangka penggabungan tersebut.
II. Jejaring bisnis ukm
1. Jejaring ukm sektor primer
Pasca krisis, ekonomi Indonesia mengalami berbagai macam koreksi, baik dalam hal
yang bersifat ilmiah maupun dalam produk kebijakan. Koreksi-koreksi tersebut mempunyai
kedalaman yang bervariasi, mulai dari sekedar penyempurnaan regulasi hingga keinginan
mengubah tekanan orientasi pembangunan. Salah satu koreksi yang mendasar aadalah
keinginan memperkuat struktur ekonomi Indonesia dengan cara membangun industri yang
berbasis sumber daya alam.
a. Sektor usaha pertanian
Studi yang dilakukan oleh Mohinder S.M. menunjukkan bahwa salah satu sebab
gagalnya strategi pembangunan Indonesia adalah karena lemahnya keterkaitan antara sektor
pertanian tradisional dengan sektor industri modern (Yustika,2000). Selain iti, sebuah
penelitian mengemukakan bahwa angka retentionratiodi sektor pertanian sangat tinggi,
yaitu sebesar 81 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa 81 persen dari total output
sektor pertanian digunakan sendiri oleh sektor pertanian (Yustika, 2000)
b. Jejaring (Networks)UKM sektor primer
Tulisan ini mengajukan dgagasan tentang jejaring UKM sektor primer sebagai cara
untuk mengiringi pembangunan industri sektor primer. Alasan rasional nya adalah bahwa

9
jejaring adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai skala ekonomi yang
memadai, selain cara lain seperti penggabungan usaha.
Secara konseptual, jejaring adalah asosiasi-asosiasi dari individu atau organisasi yang
berkomunikasi satu dengan lainnya untuk menghasilkan kesalingmanfaatkan (mutual
benefit) (Holmlund and Fulton, 1999).
2. Pemanfaatan guanxi dalam bisnis ukm diindonesia
Guanxi atau jejaring kepercayaan dalam aktivitas bisis merupakan salah satu
fenomena yang sering dijumpai dalam praktik bisnis etnis Tionghoa. Jejaring ini
mendapatkan banyak perhatian dari para peneliti yang berusaha menjelaskan bagaimana
bisnis etnis Tionghoa dapat berkembang dalam lingkungan yang sulit dan dinamis.
III. Strategi pengelolaan UKM
1. Kepemimpinan Dalam UKM: Visi Dan Inspirasi
Sebuah studi mengungkapkan bahwa salah satu faktor pendorong kemajuan ekonomi
Taiwan adalah jumlah usaha kecil dan menengah (UKM)-nya yang besar.
Pembahasan mengenai topik kepemimpinan memang sangat luas dan beragam. Namun,
penulis menganggap topikyang terkait dengan visis dan inspirasi cukup layak sebagai
konstribusi pemikiran untuk mengembangkan dan memajukan sektor UKM di Indonesia.
Menciptakan Visi
Salah satu fungsi penting seorang pemimpin adalah untuk mengartikulasikan dan
mengkomunikasikan visi yang menarik yang dapat memotivasi dan memberi energi kepada
para pengikutnya untuk mencapai tujuan di masa depan. Visi sendiri dapat diartikan sebagai
suatu kondisi ideal yang menarik yang ingin dicapai dimasa depan (Daft 2005:513).
Bagaimana cara visi bekerja?
Visi bekerja dalam beberapa cara yang penting. Visi yang efektif memiliki karasteristik.
a. Memberikan suatu keterkaitan antara masa kini dengan masa mendatang,
b. Memberikan energi dan motivasi kepada para karyawan untuk menggapai masa depan,
c. Memberikan makna dalam bekerja, serta
d. Menciptakan standar keunggulan dan integritas dalam orginisasi.
2. Membangun hubungan pemasaran relasional pada usaha kecil dan menengah
(UKM) di Surabaya
a. Latar belakang usaha kecil dan menengah (UKM) di Surabaya
Visi kota Surabaya adalah “Surabaya Metropolitan Madani 2010”, dengan salah satu
misinya mewujudkan secara optimal utilisasi publik maupun sarana dan prasarana
perkotaan yang bercirikan metropolitan untuk mewujudkan city services melalui penciptaan

10
tata ruang dan sistem transportasi yang terpadu dan bekelanjutan untuk mendukung
kecukupan mobilitas warga kota.
Banyak aspek yang masih menjadi kendala bagi UKM, antara lain akses pemodalan,
akses teknologi dan informasi, akses pasar dan pemasaran, akses profesionalitas sumber
daya manusia, serta akses manajemen peusahaan. Penyebab dari kendala semacam ini di
duga kuat adalah lemahnya karakter jiwa kewirausahaan yang dimiliki dan belum
kokohnya peran manajerial dalam mengelola usaha pada lingkungan yang sedang berubah.
Kekuatan dan kelemahan mereka ditinjau dari tingkat kepentingan nya sebagai berikut:
1. Aspek pasar dan pemasaran mennempat urutan kepentingan yang relatif tinggi dan dapat
ditinjau kekuatan serta kelemahan nya.
2. Aspek keuangan dan permodalan merupakan urutan kepentingan yang sedang dan dilihat
dari kekuatan nya masih memungkinkan untuk di upayakan.
3. Aspek produksi mexrupakan urutan kepentingan yang rendah, kecuali kemampuan
mengakses teknologi dan informasi yang menjadi penting sekali untuk dikuasai.
4. Aspek manajemen dan organisasi perusahaan menjadi urutan kepentingan yang relatif
tinggi. Kekuatan nya terletak pada intesitas keinginan untuk menjadi pengusaha
dikarenakan tingkat pendidikan dan intektualitas yang dapat diandalkan.

11
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan buku dan kekurangan buku pertama

Buku pertama yang berjudul Manajeman Usaha Kecil karya Drs Harimurti Subanar memiliki
kelebihan antara lain sebagai berikut:

1. Bahasan buku ini mudah dimengerti , sehingga membantu pembaca dan lebih
memahami yang didapadrkan dalam buku
2. Didalam buku terdapat teori-teori atau pendapat paara ahli yang mendukung bahasan
mengenai manajeman usaha kecil
3. Buku ini sangat membnatu bagi wirausaha karna didalam buku ini juga menjelaskan
tentang kriteria usaha kecil, keunggulan dankelemahan usaha kecil dan masih banyak
lagi materi yang dapat membantu bagi yang mau belajar megenai manajemen usaha
kecil

Kekurangan buku pertama yang berjudul Manajemen Usaha Kecil karya Drs Harimurti
Subanar yaitu

1. Cover buku sudah jelek (pudar) dan perlu diperbaharui lagi agar lebih marik
perhatian dari pembaca
2. Banyak lembaran yang koyak atau hilang mulai dari halaman 83 sampai 88.
3. Ada beberpa penulisan kata yang salah contoh seperti penulisan bahasa inggris
seharusnya miring tetapi didalam buku ini tidak
4. Dan sebaliknya peulisan kata yang bahasa indonesia ada yang dimiringkan.

Kelebihan dan kekurangan buku kedua

Buku kedua yang berjudul kewirausahaan UKM karya FE Ubaya dan forda UKM jawa timur
mempunyai kelebihan antara lain sebagai berikut

1. Cover atau sampul ini cukup menarik


2. Judul buku dan isi buku saling berkaitan
3. Pembahasan buku yang cukup luas dan ini sangat cocok untuk bagi pendalaman
materi mengenai kewirausahaan.

12
4. Buku ini terdapat teori-teori para ahli yang mendukung pembahasan dalam buku.

Buku kedua yang berjudul kewirausahaan UKM karya FE Ubaya dan forda UKM jawa timur
mempunyai kekurangan yaitu buku ini sangat bagus dan pembahasan yang luas dan buku ini
sangat cocok bagi mahsiswa atau seorang wirausaha. Jadi menurut penulis buku ini tidak
terdapat kekurangan bahkan buku kedua ini lebih bagus dari pada buku pertama.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

13
Berwirausahaa sangat penting bagi kita semua guna untuk menunjang atau menambah
penghasilan kita.

B. SARAN

Saran saya untuk buku-buku yang saya baca adalah, bahwa didalam 2 buku
tersebut adalah sama-sama saling memperbaiki satu dengan yang lainnya. Dalam
buku utama atau buku pembanding seharusnya dalam setiap bab harus memeliki
rangkuman agar seorang pembaca lebih mudah untuk mencari kesimpulan dari
rangkuman tersebut. Di dalam ke dua buku tersebut harus menggunakan Bahasa-
bahasa yang mudah dimengerti oleh sebuah pembaca. Dan salam kedua buku tersebut
tidak usah tebal-tebal dalam membuat buku, itu dapat membuat seorang pembaca
lebih cepat bosan untuk membacanya.

14

Anda mungkin juga menyukai