Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Analisis Bisnis dan Kelayakan Usaha”
ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun Saya menyadari masih terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Muh.
Rijal, S.AP.,M.AP selaku dosen Pengantar Bisnis yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang Saya miliki. Karena itu
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata Saya berharap semoga makalah tentang Analisis Bisnis Dan
Kelayakan Usaha ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk kita semua.

Kendari, 22 September 2022

Penulis

WA FANIA

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................4
A. Pengertian Studi Kelayakan................................................................................4
B. Tujuan dari Studi Kelayakan..............................................................................4
C. Manfaat Studi Kelayakan....................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
A. Pengertian Bisnis..................................................................................................7
B. Pengertian Kelayakan Usaha..............................................................................7
C. Proses dan Studi Kelayakan Usaha.....................................................................8
D. Analisis Kelayakan Usaha.................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. L A T A R B E L A K A N G
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh
secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak
dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.
Banyak peluang yang disiasiakan, sehingga berlalu begitu saja karena tidak semua
orang dapat melihat peluang dan yang melihatpun belum tentu berani memanfaatkan
peluang tersebut. Hanya seorang wirausahawan yang dapat berfikir kreatif serta berani
mengambil risiko itulah yang dengan tanggap dan cepat memanfaatkan peluang. Peluang
usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi bagi pengambil keputusan.
Jika berhasil dapat dikatakan mendapatkan keuntungan, namun jika gagal maka itu
bagian dari risiko yang harus dihadapi. Namun demikian, hal itu dapat dijadikan
pengalaman yang sangat berharga.

B. R U M U S A N M A S A L A H
1.    Apakah pengertian dari bisnis?
2.    Apakah pengertian dari kelayakan usaha?
3.    Bagaimanakah proses dan tahapan studi kelayakan usaha?
4.    Bagaimanakah analisis kelayakan usaha atau bisnis?

C. T U J U A N
1.    Untuk mengetahui pengertian dari bisnis.
2.    Untuk mengetahui pengertian kelayakan usaha.
3.    Untuk mengetahui proses dan tahapan kelayakan studi usaha.
4.    Untuk mengetahui analisis kelayakan usaha atau bisnis.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. P E N G E R T I A N S T U D I K E L A Y A K A N
Secara umum studi kelayakan diartikan sebagai suatu kegiatan penelitian tentang
suksesnya suatu usaha. Selain itu, aktivitas tersebut juga melibatkan analisis terhadap
suatu investasi baik yang berhasil maupun tidak. Studi ini juga turut meninjau manfaat
dari keberhasilan bisnis dan investasi, baik kepada konsumen maupun perusahaan itu
sendiri.
Bila diartikan lebih luas keberhasilan bisa memiliki arti luas. Sebab, kesuksesan suatu
proyek tidak hanya bisa dilihat dari pendapatan yang didapat tetapi juga meliputi
ketersediaan produk atau jasa, proses produksi, sumber daya manusia yang mumpuni,
hingga pembagian keuntungan antar perusahaan yang bekerja sama.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) mengatakan bila studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari sacara Mendalam tentang suatu kegaitan atau usaha yang akan
dijalankan. Hal tersebut bertujuan untuk menilai layak dan tidaknya suatu proyek bisnis.
Sebelum memulainya, pelaku bisnis harus menentukan rencana usaha. Adapun hal-hal
yang perlu disusun sejak awal paling utama adalah ide produk atau jasa. Sebelumnya
mereka harus melakukan survey dan penelitian soal selera konsumen dan pangsa pasar
yang akan dituju. Ide boleh berasal dari produk yang telah ada di pasaran, namun
kemudian diinovasi menjadi lebih fresh dan unik.
Berangkat dari sana kemudian rincian pembiayaan dari awal hingga masuk pada tahap
pemasaran mulai dibuat. Bersamaan dengan dibuatnya suatu proyek baru, studi kelayakan
bisnis juga dilakukan untuk menganalisa layak tidaknya usaha yang akan dijalankan.
Maka dari itu, menurut Nitisemito dan Burhan (1995) menuliskan bila studi kelayakan
bisnis merupakan suatu metode penjagaan dari suatu gagasan usaha tentang
kemungkingan Layak atau tidaknya gagasan usaha yang akan dilaksanakan
Sedangkan dalam bukunya, Sutrisno (1982) menuliskan bila studi kelayakan bisnis
merupakan pengkajian suatu usulan proyek/gagasan yang apabila dilaksanakan bisa
berjalan dan berkembang sesuai tujuan atau tidak. Pembelajaran tersebut berguna untuk
mengetahui peluang usaha yang akan dihadapi ke depannya yang ditinjau dari segala
aspek, mulai dari pasar, kelayakan produk atau jasa, kinerja sumber daya manusia, hingga
kualitas mesin atau peralatan yang akan digunakan.
Jika suatu bisnis telah ditinjau dalam berbagai macam aspek, maka perusahaan berhak
menentukan manakah yang terbaik atau tidak, termasuk dalam pengambilan keputusan
soal menolak atau menerimanya suatu ide tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Drs. H.M
Yacob Ibrahim (1998) bila studi kelayakan bisnis adalah bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan, menerima atau menolak suatu gagasan usaha atau proyek yang
direncanakan.
Dengan demikian perusahaan berhak memilih atau membatalkan suatu gagasan apabila
memang tidak berpotensi dan mendatangkan keuntungan. Di samping ditinjau dari
berbagai macam aspek, juga perlu adanya koordinasi, diskusi serta kerjasama antara
pihak-pihak yang terkait. Usai proses tersebut, tahap perealisasian proyek mulai
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.

B. T U J U A N D A R I S T U D I K E L A Y A K A N

4
Studi kelayakan sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan sangat diperlukan agar
apabila usaha tersebut dijalankan tidak akan sia-sia atau membuang-buang uang, tenaga
atau pikiran secara percuma serta tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu
dimasa yang akan datang. Bahkan adanya usaha atau proyek diharapkan dapat
memberikan keuntungan serta manfaat kepada berbagai pihak.

Berikut ini lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan :

1). Menghindari resiko kerugian.

Tujuan pertama yaitu, untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang tidak dapat diprediksi, sehingga
perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk memperkecil resiko.

2). Memudahkan perencanaan.

Memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dapat mempermudah
Anda untuk melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi :

 Berapa jumlah dana yang diperlukan.


 Kapan usaha tersebut akan Anda jalankan.
 Di mana lokasi usaha tersebut akan di dirikan atau dibangun.
 Siapa yang akan melaksanakannya.
 Bagaimana cara menjalankannya.
 Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh.
 Bagaimana cara mengawasinya jika terjadi penyimpangan.

3). Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki
pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah
direncanakan.

4). Memudahkan pengawasan.

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng
dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan
pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak
terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.

5). Memudahkan pengendalian.

Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat mendeteksi terjadinya suatu


penyimpangan sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.

5
Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan yang
melenceng sehingga tujuan akan dapat tercapai.

C. M A N F A A T S T U D I K E L A Y A K A N
Beberapa manfaat dari mempersiapkan studi kelayakan bisnis untuk memulai usaha
diantaranya :

1. Memahami peluang.

Dengan melakukan penelitan dalam menentukan bisnis yang akan dijalankan maka anda
dapat mengetahui bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan keuntungan. Tentunya,
Dengan menjalankan proses studi kelayakan bisnis, Anda bisa menemukan jawaban
apakah bisnis yang akan dijalani benar-benar prospek kedepannya atau hanya akan
membuang waktu, tenaga, pikiran dan modal saja.

2. Menguji konsep bisnis.

Studi kelayakan bisnis dapat membantu anda untuk menguji konsep bisnis anda serta
mencari tahu bagaimana mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Tentunya ini akan
bermanfaat bagi anda terutama dalam menghadapi permasalahan yang besar serta
mempersiapkan perencanaan yang matang seperti biaya-biaya yang tidak terduga.

3. Menambah kepercayaan diri.

Sebuah penelitian yang detail dan akurat dapat memberikan kepercayaan diri anda untuk
mengembangkan bisnis anda. Hal ini dikarenakan telah memperhitungkan kelayakan
bisnis yang akan anda jalankan. Tentunya ini akan memudahkan anda untuk merealisikan
setiap rencana pengembangan usaha. selain itu studi kelayakan bisnis juga dapat
membantu pebisnis dalam mengevaluasi semua kegiatan usaha yang dilakukan.

4. Keuangan atau permodalan.

Studi kelayakan bisnis memungkinkan anda untuk menentukan berapa modal yang
dibutuhkan untuk memulai bisnis anda. Hal penting yang harus anda ingat adalah bahwa
salah satu faktor kegagalan dalam bisnis adalah permodalan yang tidak memadai.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. P E N G E R T I A N B I S N I S
Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan berbagai
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti PT Unilever Indoesia, PT
Indofood Sukses Makmur, maupun berbagai perusahaan kecil yang melakukan kegiatan
perdagangan dan produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan “bisnis” itu sendiri? Menurut
Steinholff (1979: 5), “Business is all those activities involved in providing the goods and
services needed or desired by people.”
Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan jasa
yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi
perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha,
maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti
pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha informal lainnya.
Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis mencakup
keseluruhan tangible goods maupun intangible goods (jasa). Yang dimaksud
dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat diindra oleh pancaindra manusia,
seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan, sabun cuci, dan lain-lain.
Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat
dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh,
keandalan seorang pengacara dalam memberikan jasanya tidak dapat diukur dari
keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), “Business is an
organization that provides goods or services in order to earn profit.” Sejalan dengan
definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk
menghasilkan profit.
B.   P E N G E R T I A N K E L A Y A K A N U S A H A
Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria
kelayakan usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan
harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan
memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun tujuan
perusahaan (baik profile, social maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin

7
melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan suatu studi. Tujuannya adalah
untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan
(dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain jika usaha tersebut
dijalankan, akan memberikan manfaat atau tidak.
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu. Untuk
menentukan layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi
sehingga ditarik kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk
dijalankan.
Studi kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan
dating, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang diinginkan
dalam suatu investasi. Studi kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang
dari investasi yang akan dijalankan. Jadi, studi kelayakan usaha dapat memberikan
pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah:
Sutau kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam bertujuan untuk
menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat
berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan
nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak juga berarti dapat
memberikan keuntungan yang tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi
juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
C. P R O S E S D A N S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.    Tahap penemuan idea tau perumusan gagasan. Tahap penemuan ide adalah tahap di
mana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian
dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling
member peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu panjang.
Banyak kemungkinan, misalnya bisnis industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau
jenis usaha lain yang dianggap layak.
2.    Tahap formulasi tujuan. Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis,
seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi;
apakah misalnya untuk menciptakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat
sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi

8
dan misi bisnis yag akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau
tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3.    Tahap analisis. Tahap penelitian, yaiutu proses sistematis yang dilakukan untuk
membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini
dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan
dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut,
meliputi:
i. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan
penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur
pasar serta strategi pesaing.
ii. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan
peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan
tata letak pabrik atau tempat usaha.
iii. Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga
kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek yuridis dan
lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari
berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
iv. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi
biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4.    Tahap keputusan. Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan,
langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak
dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung
risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode
Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value,
NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal
berikut:
a. Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta
dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut, jika
memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh akuntan public yang bersertifikat.
b.    Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha.
Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini.
Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun
waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.

9
c.    Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak
strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi lain
yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d.   Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin
khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan
istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah
persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.
e.    Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan
keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan
diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindahtangankan kepada pemilik,
terutama kontrak yang belum jatuh tempo.
D. A N A L I S I S K E L A Y A K A N U S A H A
Bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis
berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspek-aspek tersebut layak atau
tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penilaian.
1.    Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang memadai
berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis pasar biasanya
terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:
a.    Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan
dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli
mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka
teridentifikasi dan memungkinkan untuk dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita
terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b.    Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi
maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c.    Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa
target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk yang
ditawarkan dapat member kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar
tinggi.
d.   Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap
rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah
barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik
pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen.

10
e.    Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan
lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama,
berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industry baru atau
industry lama sudah mapan atau produk industry justru sedang menurun. Jika produk
industry sedang bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.
f.     Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada pasar
persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan monopolistic), atau pasar
persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk dalam pasar persaingan tidak
sempurna, berarti potensi pasar tinggi disbanding bila produk termasuk pasar persaingan
sempurna.
g.    Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi
atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus
membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan industry,
promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h.    Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha skala
kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp 10 juta perhari, berarti ukuran pasar
cukup besar.
i.      Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume
penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti potensi pasar
tinggi.
j.      Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit
margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k.    Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut
proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan
dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
2.    Analisis Aspek Produksi atau Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:
a.       Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien,
baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen,
kea lat transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik
agar konsumen tetap loyal.
b.      Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan
yang pada akhirnya akan memengaruhi harga pokok penjualan.

11
c.       Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi
agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
d.      Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e.       Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan jam kerja
dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
3.    Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a.    Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau
milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut?
Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b.      Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini
dan staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c.       Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain
secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
d.      Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.
4.      AnalisisAspek Keuangan
Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya
besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.
2. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana
internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya
penerbitan obligasi dan pinjaman).
3. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta kondisi
keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek,
kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
4. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya
meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus khas, yaitu:
1. Arus khas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendaftaran.
2. Arus khas keluar, merupakan biaya-biaya, termasuk pembayaran bunga dan pajak.

12
3. Arus khas masuk bersih, merupakan selisih dari arus khas masuk dan asru khas
keluar ditambah penyusutan dan perhitungan bunga setelah pajak.
1.

13
BAB IV
PENUTUP
A. K E S I M P U L A N
Menurut Steinholff (1979: 5), “Business is all those activities involved in providing the
goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis
sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh
konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum,
perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan
hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha
informal lainnya.
Kelayakan usaha adalah sutau jegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara
mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan
kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak
juga berarti dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya bagi perusahaan yang
menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Dalam proses dan tahap studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui beberapa tahap,
antara lain tahap penemuan idea tau perumusan gagasan, tahap formulasi tujuan, tahap
analisis dan tahap keputusan. Dan untuk beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek
penilaian adalah sebagai berikut analisis aspek pemasaran, analisis aspek produksi atau
operasi, analisis aspek manajemen dan analisis aspek keuangan.

B. S A R A N
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh
secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak
dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.

Untuk itulah pentingnya analisis bisnis dan studi kelayakan usaha agar bisnis yang akan
kita jalankan  sesuai dengan harapan kita dimasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, PT Katalog Dalam
Terbitan, Jakarta: Kencana, 2006.
Sunarya, PO, Abas, dkk, Kewirausahaan, PT C.V ANDI OFFESET, Yogyakarta, 2011.
http://nalar-langit.blogspot.co.id/2016/01/makalah-analisis-bisnis-dan-kelayakan.html

Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, PT Katalog Dalam
Terbitan, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 3.
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, PT Katalog Dalam
Terbitan, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 4.

 Abas Sunarya, Sudaryono, Asep Saefullah, Kewirausahaan, PT. C.V ANDI OFFESET,
Yogyakarta, 2011, hlm. 129-131.
Abas Sunarya, Sudaryono, Asep Saefullah, Kewirausahaan, PT. C.V ANDI OFFESET,
Yogyakarta, 2011, hlm. 132-136.

15

Anda mungkin juga menyukai