Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN RUANG LINGKUP BISNIS

Dosen Pengampu : Desi Trisnawati, SE., MM

Disusun Oleh :

1. Elviana Rahmawati (63020190001)

2. Dita Diniyati (63020190003)

3. Diah Pratiwi (63020190010)

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA


2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam
dengan judul makalah “ Studi Kelayakan Bisnis dan Ruang Lingkup Bisnis"

Dalam penyelesaian makalah ini, diharapkan mampu memahami mengenai materi


studi kelaykan bisnis dan ruang lingkup bisnis, walaupun dalam penulisannya
masih banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang menunjang. Makalah ini mungkin masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu dengan banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, dengan
harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih sempurna dan berguna bagi kita
semua.

Salatiga, 6 Maret
2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH.................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis..........................................................................3
B. Tujuan Dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis...........................................................4
C. Faktor –Faktor Penyebab Kegagalan Studi Bisnis...................................................6
D. Skema Apek-Aspek Dalam Penilaian......................................................................9
E. Tahap-Tahap Studi Kelayakan Bisnis....................................................................14
F. Sumber-Sumber Data Dan Informasi....................................................................15
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
A. KESIMPULAN........................................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari tingkah laku manusia selalu berkaitan dengan usaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya yaitu dengan cara berbisnis. Karena bisnis itu sendiri
merupakan sesuatu usaha yang dilakukan perlu adanya perencanaan yang sangat
matang. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah studi terlebih dahulu guna
membantu dalam pembuatan perencanaan-perencanaan tersebut. Studi kelayakan
sering disebut studi kelayakan Proyek yaitu penelitian dapat tidaknya suatu
proyek (biasanya proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil. Istilah
“proyek”mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu
barangatau jasa) yang baru ke dalam suatu produk yang sudah ada selama
ini.Pengertian bagi bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak nonkeuntungan
bisa berbeda. Bagi pihak yang berorientasi semata-mata, biasanyamengartikan
percaya diri suatu proyek dalam artian yang lebih terbatasdibandingkan dengan
pihak non profit, yaitu diukur dengan Pengertian keberhasilan bagi pihak yang
berorientasi profit dan pihak non profit bisa berbeda. Bagi pihak yang berorientasi
semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih
terbatas dibandingkan dengan pihak non profit, yaitu diukur dengan keberhasilan
proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak non profit
(misalnya pemerintah dan lembaga non profit lainnya), pengertian berhasil bisa
berujud misalnya, seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan
sumber daya yang melimpah ditempat tersebut dan faktor – faktor lain yang
dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas. Semakin besar suatu
proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi baik dampak
ekonomis maupun sosial, sebaliknya semakin sederhana proyek yang akan
dilaksanakan, semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilaksanakan.

1
Namun sesederhana apapun baik secara formal maupun informal, sebaiknya
penelitian kelayakan dilakukan sebelum proyek tersebut dilaksanakan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian studi kelayakan bisnis?


2. Apa tujuan dan manfaat studi kelayakan bisnis?
3. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kegagalan suatu bisnis?
4. Bagaiman skema aspek-aspek penilaian?
5. Bagaimana tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis?
6. Darimana sumber-sumber data dan informasi?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui pengertian studi kelayakan bisnis


2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari studi kelayakan bisnis
3. Untuk mengetahui penyebab kegagalan studi bisnis
4. Untuk mengetahui skema aspek-aspek dalam penilaian
5. Unruk mengetahui tahap-tahap studi kelayakan bisnis
6. Untuk mengetahui sumber-sumber data dan infromasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam


tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan
akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya
yang akan dikeluarkan. Sedangkan bisnis itu sendiri adalah suatu usaha
yang dijalankan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang dimaksud dalam perusahaan bisnis adalah keuntungan
finansial.
Jadi studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Mendalam disini berarti meneliti secara sungguh-sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil
penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Penelitian yang dilakukan terhadap suatu usaha yang akan dijalankan
dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari penelitian
tersebut.
Dan maksud dari layak dan tidak layaknya disini adalah perkiraan
bahwa proyek yang akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan
yang layak bila telah dioperasionalkan.
Menurut Soemitra (2015) bahwa yang studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan bisnis
yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidaknya suatu
bisnis atau usaha tersebut dijalankan.
Menurut Ahmad Subagyo, studi kelayakan bisnis islam adalah
penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau

3
tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Menurut Umar H, bahwa studi
kelayaan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidaa layaknya bisnis yang dibangu, tetapi
juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rabgkan pencapaian
keuntungan yang maksimal dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

D. Tujuan Dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

1. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis


a. Mengindari resiko kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang,
karena dimasa yang akan datang ada semacam kondisi
ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkam akan terjadi
atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.
Dalam hal ini, fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan
resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita
kendalikan maupun yang tidak dikendalikan.
b. Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam
melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu
direncanakan. Perencanaan meliputi beberapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana
lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yabg akan
melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar
keuntungan yang aakn diperoleh, bagaimana mengawasinya jika
terjadi penyimpangan.
c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan
sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang
mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus
dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara

4
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang
sudah disusun. Rencana yahg sudah disusun dijadikan acuan dalam
mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek
sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan
memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan pengawasan
terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar
pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah
disusun. Pelaksana pekerjaan bis sungguh-sungguh melakukan
pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak
perlu.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan
pengawasan, maka apabila terjadi sesuatu penyimpangan akan
mudah terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian
adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang
melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya
tujuan perusahaan akan tercapai.
2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
a. Bisa lebih memahami peluang
Dengan menjalankan proses studi kelayakan bisnis, Anda
bisa menemukan jawaban apakah bisnis yang akan dijalani benar-
benar prospek kedepannya atau hanya akan membuang waktu,
tenaga, pikiran dan modal saja.
b. Menguji konsep bisnis
Uji kelayakan bisnis yang dibuat sampai sejauh mana
konsep bisnis yang anda jalankan terutama saat menghadapi

5
permasalahan. Tentunya ini akan bermanfaat bagi Anda terutama
saat menghadapi permasalahan-permasalahan yang besar.

c. Menambah kepercayaan diri


Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa dalam
pengertian skb memiliki manfaat untuk menambah kepercayaan
dalam menjalankan suatu bisnis. Selain menambah kepercayaan
diri, studi kelayakan bisnis bisa membantu dalam evaluasi semua
kegiatan bisnis yang dijalankan.
d. Keuangan dan modal
Melalui studi kelayakan bisnis bisa menentukan seberapa
besar modal yang perlu anda keluarkan saat menjalankan bisnis,
sehingga terhindar dari kekurangan modal ditengah jalan yang
menjadi salah satu penyebab bisnis anda gagal.

E. Faktor –Faktor Penyebab Kegagalan Studi Bisnis


Suatu bisnis tidak dengan begitu saja berhasil, perlu mengalami suatu
proses. Karena tidak semua bisnis selalu berkembang baik seperti apa yang
diharapkan, terkadang harus gagal terlebih dahulu. Namun, dari kegagalan
tersebut kita jadi lebih berhati-hati, lebih selektif dan mengevaluasi kinerja
bisnis kita supaya ke depannya lebih baik lagi. Kegagalan juga dapat
diartikan sebagai tidak tercapainya apa yang sudah ditargetkan atau sudah
direncanakan sebelumnya. Kegagalan adalah cara Allah SWT
mengajarkan kita tentang pantang menyerah, kesabaran, kerja keras dan
percaya diri. Dari paparan diatas ada baiknya kita mempelajari hal-hal apa
saja yang menyebabkan kegagalan dalam suatu bisnis. Berikut beberapa
faktor penyebab kegagalan dalam menjalankan usaha, yaitu :

a. Ketidakmampuan Manajemen
Menurut Sisk manajemen adalah koordinasi semua sumber daya
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian supaya mencapai tujuan tertentu yang ditentukan. Dalam
berbisnis tentu perlu memerlukan manajemen yang baik disemua jenis

6
manajemen seperti manajemen operasional, manajemen keuangan dan
lain sebagainya. Semua perlu diatur, direncanakan dan dilakukan
secara maksimal. Bukan berarti bisnis yang sudah besar tidak pernah
mengalami kegagalan. Bisnis yang besar tentu berawal dari bisnis yang
kecil, kemudian seiring dengan berjalan waktu dan usaha yang optimal
kemudian bisnis menjadi bisnis yang besar. Dalam bisnis kecil,
kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan
pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan
usaha. Pemilik usaha kurang memiliki kemampuan kepemimpinan dan
pengetahuan yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan.

b. Kurang Pengalaman
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kegagalan dapat
digunakan sebagai pengalaman yang sangat berarti, dimana kita
belajar langsung apa yang salah dari keputusan atau apapun itu yang
kita ambil. Dengan pernah mengalami kegagalan kita menjadi lebih
banyak belajar lagi dan lagi supaya kedepannya lebih mapan lagi.
Calon-calon wirausahawan harus bersiap-siap jika sewaktu-waktu
keadaan tidak berpihak padanya. Oleh karena itu, keterampilan atau
skill dapat menunjang jika usaha A belum berpihak, maka kita dapat
melakukan usaha B dan mengevaluasi apa yang terjadi mengapa usaha
A mengalami kegagalan dan jangan sampai terulang pada usaha B.
Untuk pebisnis pemula yang tidak mengalami banyak pengalaman,
disarankan supaya memiliki mentor atau seseorang yang memiliki
pengalaman yang lebih dari dirinya. Sehingga kegagalan dapat
diantisipasi.

c. Lemahnya Kendali Keuangan


Dalam memulai suatu bisnis perlu memelukan modal. Modal disini
adalah dana/uang/harta untuk menyiapkan operasional atau
pembiayaan dalam berbisnis. Seorang pebisnis pemula harus bisa
meramalkan dana yang dibutuhkan untuk berkembangnya bisnis yang
dijalankan. Maksudnya adalah dalam memulai bisnis yang sering
diabaikan ialah dana yang dibutuhkan sewaktu-waktu ada hal yang
tidak diinginkan terjadi, supaya bisnis yang dijalankan tetap bertahan
sampai batas waktu tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan dan
pengendalian dana harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Kelola
disini maksudnya adalah mengorganisir pos-pos yang lebih penting
terlebih dahulu seperti membayar tagihan dan membayar gaji
karyawan, sedangkan untuk kebutuhan pribadi disampingkan terlebih

7
dahulu. Hal ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu
bisnis.

d. Gagal Mengembangkan Perencanaan yang Strategis


Semua bisnis baik yang masih pemula atau yang sudah lama terjun
perlu menentukan rencana bisnis untuk ke depannya. Perencanaan
bisnis harus dibuat secara realistis dengan keadaan, terbaru,
berdasarkan informasi yang akurat dan terpercaya, serta proyeksinya
dimasa depan. Komponen-komponen perencanaan tersebut meliputi :
deskripsi bisnis, kebutuhan tenaga kerja, analisis persaingan,
pemasaran, keuangan dan lain sebagainya. Tanpa memiliki suatu
strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki
dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara
keunggulan bersaing di pasar.

e. Lokasi yang Buruk


Pemilihan lokasi menjadi salah satu faktor penting dalam
kelancaran suatu bisnis. Lokasi yang tepat dan strategis memungkin
bisnis tetap bertahan sebaliknya jika lokasi yang dipilih tidak berada
dikeramaian atau tidak strategis ini menjadi titik buruk. Lokasi
strategis yang dimaksud ialah melihat tingkat kepadatan penduduk,
besar pendapatan penduduk, tingkat keramaian, jarak tempat membeli
bahan baku, memilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah,
keamanan lokasi dan lain sebagainya.

f. Pengendalian Persediaan yang Kurang Baik


Persediaan merupakan salah satu hal yang penting pada suatu
perusahaan. Setiap perusahaan atau pelaku bisnis memiliki alasan
tersendiri kenapa mereka memilih untuk menyediakan persediaan,
seperti ingin memproduksi lebih awal atau lebih banyak untuk
memenuhi permintaan. Akan tetapi, terkadang apa yang telah
direncanakan tidak sesuai dengan harapan seperti ketidakpastian
permintaan, dari perkiraan awal, ketidakpastian pengiriman karena
jarak dan cuaca dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengendalian persediaan dengan cara mencatat dan mengelola. Pada
umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan oleh manajer bisnis
kecil adalah salah satu tanggung jawab menajerial yang penting.

8
Tingkat persediaan yang tidak mencukupi kebutuhan akan
mengakibatkan kekukarangan dan kehabisan stok sehingga pelanggan
merasa kecewa dan pergi.
Sedangkan, menurut Ipan Pranshakti ada 7 penyebab kegagalan
usaha/bisnis secara umum, yaitu : kurangnya pemahaman usaha dan
tempat usaha, kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran,
kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan
baku, kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan,
kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit,
kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha dan
kekurangan pemahaman perubahan tekhnologi.

F. Skema Aspek-Aspek Dalam Penilaian


a. Aspek Hukum
Aspek hukum adalah salah satu aspek yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan legalitas usaha dan izin usaha dengan memenuhi
ketentuan hukum yang berlaku didaerah masing-masing. Hal ini
menyangkut pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau
ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan. Dalam aspek hukum,
hal-hal yang perlu dipenuhi yakni : izin lokasi, akte pendirian
perusahaan dari notaris, pengesahan surat pendirian perusahaan dari
pengadilan tinggi setempat, nomor pokok wajib pajak (NPWP), surat
tanda daftar perusahaan, surat izin tempat usaha dari pemerintah
daerah setempat, surat tanda rekanan dari pemerintah daerah setempat,
surat izin usaha perdagangan (SIUP). Kemudian ada beberapa hal yang
diperhatikan dalam sebuah produk agar mendapatkan legalitas produk :

Jenis Jenis Produk Legalitas Instansi


Usaha
Baran 1. Makanan dan 1. BPOM 1.
g minuman 2. Sertifikasi Departe
Berw 2. Produk Kimia Halal men
ujud 3. Produk 3. Standar Kesehat
Tambang dan Kualitas an
Mineral 4. Standarisasi 2.
4. Manufacturing Nasional Majelis
Indonesia Ulama

9
(SNI) Indones
ia
(MUI)
3.
Badan
Meteor
ologi
4.
Departe
men
Perdaga
ngan
Baran 5. Software/Produ 5. Hak 5.
g tak k Seni lainnya Paten/HAKI Departe
berwu men
jud HAM
dan
Perunda
ng-
undang
an

Legalitas perusahaan atau badan usaha merupakan jati diri yang


melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh
masyarakat. Sehingga perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi
dengan beerbagai dokumen yang sah dimata hukum pemerintahan.
Dengan memiliki legalitas usaha dan izin usaha maka suatu bisnis tidak
disibukkan dengan penertiban atau pembongkaran.
b. Aspek Syariah dan Halal
Secara Istilah syariah bermakna perundang-undangan yang
diturunkan Allah Swt. Syariah bersifat universal, artinya bahwa syariah
dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia,
tanpa membedakan antara kalangan muslim dan non-muslim.
Bisnis syariah tidak jauh beda dengan bisnis pada umumnya yaitu
upaya memproduksi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan
konsumen. Namun yang membedakannya ialah bisnis ini bukan sekedar
bisnis tetapi juga menjalankan syariat dan perintah allah dalam hal
bermuamalah. Berikut ini ciri-ciri dari bisnis syariah : selalu berpijak
pada nilai-nilai ruhiyah, memiliki pemahaman terhadap bisnis yang
halal dan haram, benar secara syari dalam implementasinya,
berorientasi pada hasil dunia dan akhirat. Jika ciri-ciri diatas dimiliki
oleh seorang pengusaha muslim, niscaya dia akan mampu memadukan
antara realitas bisnis duniawi dengan ukhrowi, sehingga memberikan

10
manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Selanjutnya halal, tujuan
sertifikasi halal adalah untuk memberikan kepastian status kehalalan.
c. Aspek Pasar
Dalam aspek ini kita harus memahami dan menentukan pasar
sasaran. Pasar sasaran adalah sekelompok pembeli yang mempunyai
sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya
sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belum berarti mereka
membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang
sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu
pasar sasaran.
Kemudian pada aspek pasar ada segmentasi pasar, segmentasi
pasar adalah proses di mana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang
terdiri atas orang orang dengan berbagai kebutuhan dan karakteristik
yang sama yang mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk
atau jasa dan program pemasaran strategis tertentu dalam
cara yang sama.
d. Aspek Pemasaran
Pemasaran mulai muncul karena adanya kebutuhan dan keinginan
kemudian terciptalah permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang
kemudian akan membentuk suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan yang kemudian terjadilah transaksi yang saling
menguntungkan.
Pemasaran meliputi aktivitas perencanaan produk, kebijakan harga,
melakukan promosi, distribusi, penjualan, pelayanan, membuat strategi
pemasaran dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran. Untuk
membuat strategi pemasaran yang baik maka diperlukan kombinasi dari
beberapa variabel atau yang disebut dengan marketing mix, sehingga
pemasaran dapat menarik konsumen. Marketing mix adalah perpaduan
dari variabel variabel intern yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk
mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu.
Unsur unsur yang terdapat dalam marketing mix menurut Smith (1993)
dan Kotler (1997), adalah :
1. Produk/Jasa : meliputi jenis produk, kualitas, desain, features
(fasilitas dan kegunaannya), brandname, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi, dan penggantian jika terjadi kerusakan.
2. Harga : meliputi daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu
pembayaran, aturan kredit. Harga biasanya digunakan oleh
konsumen/pelanggan sebagai indikator kualitas.

11
3. Promosi/Komunikasi : di dalamnya termasuk promosi penjualan,
periklanan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat (public
relation), direct marketing, pembentukan customer data base,
dialog, dan provision of customer service;
4. Tempat : meliputi saluran distribusi, cakupan (coverage), lokasi,
pergudangan, transportasi.
5. People (Pimpinan dan Staf, Pelanggan, Pesaing): personal
characteristic
of the marketing manager and staff; ·Political Power (kekuatan
politik), seperti suara/pendapat/pernyataan para elite politik
dalam upaya menggalang kekuatan atau dalam menanggapi suatu
masalah dapat mempengaruhi antara lain: opini massa,
kondisi/sentimen pasar (melonjaknya hargaharga, melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, merosotnya harga
saham, menurunnya minat investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia, kecemasan dunia usaha), keamanan, rasa
aman, kepastian usaha, dan stabilisasi.
Untuk menghasilkan suatu strategi marketing yang baik semua unsur
unsur marketing mix ini harus diperhatikan dan dikembangkan secara
seimbang. Perlu diperhatikan pula bahwa ketika pelanggan menerima
barang atau jasa kita, mereka merasa puas karena menurut sebuah
research pelanggan yang puas akan berbagi pengalaman dengan kawan-
kawannya. Hal ini akan menambah jumlah pelanggan yang akan
membeli produk kita.

e. Aspek Keuangan
Aspek ini berupa modal atau investasi yang digunakan untuk
pembiayaan suatu usaha/bisnis. Penilaian dalam aspek ini meliputi
sumber dana yang diperoleh, estimasi biaya operasi dan pemeliharaan,
break even point (BEP) serta arus kas. Sumber dana dapat berasal dari
modal sendiri maupun modal asing berupa pinjaman. Investasi dapat
berupa pembelian aset yang diperlukan untuk proyek. Estimasi biaya
operasi dan pemeliharaan harus dihitung sedemikian rupa sehingga
tidak ada yang terlewatkan. Karena hal ini akan mempengaruhi
perhitungan analisis investasi yang digunakan sebagai indikator dalam
menentukan kemungkinan rencana yang dapat dikembangkan.
Kemudian, BEP (Break even point) yang dapat dilihat dari 3 segi yaitu
jumlah produksi, waktu dan jumlah biaya. Dan terakhir arus kas
perusahaan yang digunakan untuk menggambarkan keluar masuknya
uang baik itu yang digunakan untuk pembiayaan ataupun pendapatan

12
yang diterima. Hal ini digunakan untuk memperkirakan pemasukan dan
pengeluaran dimasa mendatang.

f. Aspek Operasional atau Tekhnis


Apek Operasional atau Tekhnis atau sering disebut jugan aspek
produksi. Menurut Suliyanti (2010), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam aspek ini ialah masalah penentuan lokasi, tata letak
(lay out) bisnis, pemilihan peralatan dan tekhnologi. Aspek ini sangat
perlu diperhatikan untuk mencegah kemungkinan adanya masalah
teknis yang tidak diinginkan.
Tujuan yang hendak ingin dicapai dalam aspek ini adalah agar
perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, agar perusahaan dapat
menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi sehingga dapat
memberikan efisiensi, supaya perusahaan dapat menggunakan
tekhnologi yang paling tepat dalam menjalankan perusahaannya, agar
perusahaan dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan dimasa mendatang dan supaya perusahaan dapat
menentukan metode persediaan yang baik dijalankan sesuai dengan
bidangnya.

g. Aspek Manajemen
Secara umum manajemen diartikan sebagai pengaturan atau
mengatur. Setiap perusahaan memiliki keperluan manajemen yang
berbeda-beda tergantung jenis perusahaannya. Aspek manajemen
menjadi sangat penting karena bisa saja kegagalan terjadi karena
manajemen yang kurang baik. Menurut Griffin manajemen adalah
sebuah proses perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efisien. Pertama perencanaan, dilakukan sebelum menjalankan usaha
dan diaplikasikan ketika perencanaan sudah direncanakan secara
matang. Kedua pengorganisasian, setelah melaksanakan perencanaan,
kemudian tahap pembagian kerja sesuai keahlian ke dalam unit-unit
tertentu agar lebih jelas dan teratur. Ketiga pelaksanaan, dimana seluruh
karyawan atau seseorang melaksanakan pekerjaan mereka sesuai yang
telah direncanakan, melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai yang
telah ditetapkan perusahaan dan tidak enggan untuk berkomunikasi dan
kolaborasi dengan setiap unit dalam menyelesaikan tugas atau
pekerjaannya. Terakhir pengawasan, setelah melaksanakan pekerjaan
atau tugas maka perlu evaluasi, digunakan untuk menilai dan mengukur
apakah pekerjaan dikerjakan secara maksimal atau ada penyimpangan.

13
G. Tahap-Tahap Studi Kelayakan Bisnis

Tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis Islam. Tahapan dalam studi


kelayakan ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi
kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun tahap-tahap dalam
melakukan studi kelayakan bisnis yang umum dilakukan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dan informasi.
Pengumpulan data dan informasi diperlukan selengkap-
llengkapnya baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber
sumber yang dapat dipercaya seperti lembaga-lembaga yang memang
berwenang untuk mengeluarkannya, seperti : Biro Pusat Statistik
(BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Badan
Pengelola Pasar Modal (Bapepam), Bank Indonesia (BI),
Departemen teknis atau lembaga-lembaga penelitian baik milik
pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini didapat dari data
primer maupun data sekunder dengan berbagai metode metode
tertentu.
b. Melakukan Pengolahan Data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul maka
langkah selanjutnya melakukan pengolahan data dan informasi.
Pengolahan data dan informasi ini dapat dilakukan secara benar dan
akurat dengan mengunakan metode-metode dan ukuran-ukuran yang
telah lazim digunakan untuk berbisni. Pengolahan-pengolahan ini
dilakukan tidak hanya secara teliti untuk masing-masing aspek yang
ada karena dalam hal perhitungan ini hendaknya harus diperiksa ulang
untuk memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya
agar tidak terdapat kekeliruan.
c. Analisis Data
Dalam analisis data ini, untuk menentukan kriteria dari kelayakan
seluruh aspek kelayakan bisnis ini ditentukan dari kriteria yang telah

14
memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria yang layak digunaka.
Katena dari setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk
dikatakan layak atau tidak layaknya suatu usaha tersebut. Kriteria
kelayakan ini dapat diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang
telah dilakukan
d. Mengambil Keputusan
Langkah berikutnya setelah analisis data yaitu mengambil
keputusa. Mengambil keputusan ini harus sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapka, apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya jika tidak layak
sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya dan sebaliknya
jika layak disetujui.
e. Memberikan Rekomendasi
Memberikan rekomendasi merupakan langkah terakhir dalam
tahap-tahap penyusunan studi kelayakan bisnism. Dalam memberikan
rekomendasi harus diperlukan juga saran-saran serta perbaikan-
perbaikan yang perlu jika memang masih dibutuhkan, baik dari
kelengkapan dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
Apabila suatu hasil studi kelayakan dinyatakan layak untuk dijalankan
oleh karena itu untuk menambah kejelasan tahap-tahap di dalam
penilaian studi kelayakan bisnis dapat dilihat dalam diagram di bawah
ini.

H. Sumber-Sumber Data Dan Informasi

Sumber data dan informasi merupakan hal yang sangat penting


dalam menganalisis suatu usaha. Karena tanpa adanya data dan informasi
yang jelas maka hasil studi kelayakan yang kita lakukan tidak akan
berhasil dengan baik dan benar. Oleh karena itu perlu di cantumkan
sumber-sumber data serta informasi-informasi yang benar-benar dapat
dipercaya keabsahannya. Adapun sumber-sumber data dan informasi yang
dapat kita peroleh serta dapat dipercaya diantaranya:

15
a. Data dan informasi yang bersumber dari publikasi ekonomi dan bisnis baik
dari koran maupun majalah
b. Data dan informasi yang bersumber dari publikasi bank Indonesia
Perbanas maupun oleh lembaga keuangan lainnya seperti data dan
informasi yang bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam)
c. Data dan informasi yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS )
d. Data dan informasi yang bersumber dari asosiasi industri dan dagang yang
membawahi jenis usaha yang sejenis
e. Data dan informasi yang bersumber dari lembaga-lembaga penelitian baik
yang dilakukan oleh pemerintah seperti Lipi maupun swasta.
f. Departemen Teknis dimana biasanya data-data dan informasi yang
dikeluarkan dari Departemen Teknik ini terkumpul dari tahun ke tahun
misalnya jika usaha pertanian maka perlu dicari dari Departemen Pertanian
dan contoh lainnya.
g. Data dan informasi yang bersumber dari Universitas atau perguruan tinggi
lainnya yang sah dan jelas.
h. Sumber sumber data lain yang sah

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari


secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Tujuan dari adanya studi kelayakan bisnis diantaranya mengindari resiko
kerugian, memudahkan perencanaa, memudahkan pelaksanaan
perencanaan,memudahkan pengawasan dan memudahkan pengendalian.
Tujun diantaranya ; memahami peluang, menguji konsep bisnis,
menambah kepercayaan diri dan mendapat keuntungan dan modal. Faktor-
faktor yang menyebabkan kegagalan studi kelaykan bisnis diantaranya;
ketidakmampuan manajemen, kurang pengalaman, lemahnya kendali
keuangan, gagal mengembangkan perencanaan yang strategis, lokasi buruk
serta pengendalian persediaan yang kurang baik. Aspek penilaian meliputi
aspek hukum, syariah dan halal, pasar, pemasaran, keuangan, operasional
dan teknis, manajemen. Langkah- langkah dalam melakukan studi
kelayakan bisnis melalui 5 tahap pertama pengumpulan data dan
informasi, kedua melakukan pengolahan data, ketiga analisis data,
mengambil keputusan dan langkah terakhir memberikan rekomendasi.
Sumber-sumber data dan informasi diperoleh melalui publikasi ekonomi
dan bisnis, BPS, asosiasi industri, lembaga-lembaga penelitian dan lain-
lain.

I. SARAN

Demikian makalah yang kami buat mengenai “Studi kelayakan bisnis


Islam dan Ruang Lingkup Bisnis”. Semoga dapat menambah pengetahuan

17
dan bermanfaat bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila banyak
kekurangan, kesalahan dalam penulisan kalimat yang kurang jelas.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami
ucapkan terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, S. (2018). Studi Kelayakan Bisnis. Universitas Negeri Sumatera Utara: FEBI
UIN-SU Press.

Jannah, M. (2015, Januari-Juni). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Usaha. 6,


25-41.

Muza. (2019, Juni 30). CALONMANAJER.com. Retrieved Maret 5, 2021, from Studi
Kelayakan Bisnis: https://www.calonmanejer.com/2019/06/aspek--penilaian-
skb.html?m=1

Setiawan, P. (2021, Februari 28). Guru Pendidikan. Retrieved Maret 5, 2021, from Studi
Kelayakan Bisnis: https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kelayakan-bisnis/

Jakfar dan Kasmir. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama

Husen Dadang Sobana.(2018). Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: Pustaka Setia

Agustin Hamdi. (2017). Studi Kelayakan Bisnis Syariah.Depok: PT Kharisma Putra


Utama

18

Anda mungkin juga menyukai