Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

OLEH

NAMA : MARIA GOTELDA SAUL


STAMBUK : 17110071

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN (STIM)


LEMBAGA PENDIDIKAN INDONESIA (LPI)
2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur patut kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat perlindunganNya sehingga saya dan kita semua masih bisa
menikmati hikmat kesehatan. Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya
terutama ditengah wabah covid-19 ini. Dan karena atas berkat dan hidayahNya
pulalah sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “ STUDI
KELAYAKAN BISNIS” tepat pada waktunya.

Makalah “ STUDI KELAYAKAN BISNIS” disusun guna memenuhi


tugas “ MANAJEMEN KELAYAKAN BISNIS” selain itu, penulis juga sangat
berharap agar kiranya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampuh mata kuliah yang telah memberikan tugas
terhadap penyusun. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan saya terkait dengan materi kelayakan bisnis. Penyusun juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
penyusun harapkan, semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penyusun
maupun bagi para pembaca.

Makassar, juni 2020


Penyusun

Maria gotelda saul


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................


B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

A. Studi Kelayakan Bisnis .........................................................................


B. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ...........................................................
C. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis ..........................................................
D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Bisnis ................................
E. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis .............................................................
F. Hasil Studi Kelayakan Bisnis ................................................................
G. Etika Dalam Studi Kelayakan Bisnis ....................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Kritik dan Saran ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis dalam kehidupan ini merupakan kegiatan yang sangat penting bagi
masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka. Sebelum memulai bisnis hendak
nya kita melakukan penelitian terlebih dahulu apakah bisnis yang akan dilakukan
layak atau tidak. Sehingga tidak ada muncul penyesalan di kemudian hari.

Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu
perkembangan yangsangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud UMKM
(Usaha Mikro KecilMenengah) sampai dengan perusahaan-perusahaan besar. Itu
menandakan bahwasanyakesadaran akan berwirausaha pada saat ini telah
meningkat dari sebelumnya.Tahapan-tahapan membuat suatu usaha adalah suatu
proses yang akan membantu kitauntuk bisa mendirikan suatu usaha dengan benar.
Tahapan tersebut adalah, membuat IdeBisnis, SKB ( Studi Kelayakan Bisnis ),
Perencanaan, dll .Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan
bisnis, apakah sebuahusaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi
kelayakan bisnis bisa disimpulkanuntuk menentukan seberapa besar pengembalian
sebuah investasi atas suatu aktifitas usahadan implikasi usaha tersebut dalam
sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal ataudisebut sumber daya yang
akan di alokasikan.

Pengembaliannya adalah perbandingan antarainput investasi dengan


dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan denganmempertimbangkan
seluruh aspek yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelumsebuah
usaha benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan
sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis.1[1]Studi kelayakan
peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagaiaspek baik itu
dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,aspek
teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana
itusemua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya
digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan. Studi kelayakan sangat
diperlukan oleh banyak kalangan,khususnya terutama bagi para investor yang
selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit. dan pemerintah yang memberikan
fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan,yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingandalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi,
bank berkepentinganuntuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan
dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari
investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan
kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Studi Kelayakan Bisnis ?
2. Apa manfaat dan tujuan SKB ?
3. Apa saja saja tahapan dan aspek – aspek dalam SKB ?
4. Apakah Hasil Studi Kelayakan Bisnis ?
5. Bagaimana Etika Dalam Studi Kelayakan Bisnis ?
C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian dari SKB.
2. Mengetahui dan menjelaskan manfaat dan tujuan SKB.
3. Mengetahui dan menjelaskan tahapan dan aspek aspek SKB.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Studi Kelayakan Bisnis

Sebelum kita mengerti secara mendalam apa yang dimaksud dengan studi
kelayakan bisnis, maka ada baiknya terlebih dahulu kita memahami pengertian
bisnis dan proyek serta perbedaannya. Kemudian mengetahui pengertian
kelayakan serta mengaitkan nya dengan Studi Kelayakan Bisnis.

a. Pengertian Bisnis
Bisnis adalah kegiatan usaha yang dilakukan untuk memperoleh
keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang di inginkan dalam
berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya.[1]

Sedangkan menurut Husein Umar dalam bukunya Studi Kelayakan


Bisnis, pengertian bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang di
organisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang
perniagaan ( produsen, pedagang, konsumen, dan industry dimana
perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas
hidup mereka.[2]

b. Pengertian Proyek
Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya
yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka
waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah di tetapkan
sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu.[3]
Selain itu kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi
sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas. Misalnya : membangun pabrik
membuat produk baru.[4]

c. Pengetian Kelayakan
Studi kelayakan juga sering di sebut dengan feasibility study
merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan,
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang di
rencanakan. Pengetian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari
gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat
(benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social
benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit
tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit, hal ini
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.[5]

Kelayakan juga memiliki arti penelitian yang dilakukan secara


mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan
dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat
diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan
finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.
Layak disini, diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya
bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor,
pemerintah dan masyarakat luas.[6]

d. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dan Studi Kelayakan Proyek

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan


bahwa pengertian Studi Kelayakan Bisnis adalah “ Suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan”.[7]

Menurut husein umar, Studi Kelayakan Bisnis merupakan


penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat di operasionalkan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu
yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
Sedangkan pengertian Studi Kelayakan Proyek merupakan penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu proyek di bangun untuk jangka waktu
tertentu.[8]

B. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Dengan membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelum membuka bisnis


yang kemudian dituangkan secara tertulis, manfaat yang diperoleh dari hasil
laporan study kelayakan bisnis ini bias digunakan sebagai pedoman/alat untuk
mengetahui samapi sejauh mana kegiatan bisnis telah dilakukan. Pada intinya
laporan SKB ini bias untuk pengawasan. Manfaat studi kelayakan dapat
dibedakan karena dua pihak yang berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri :

1. Pihak Pertama (Bagi Analisis)[9]


a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yabg sistematis dalam
menghadapi suatu masalah dan mencari jawabannya.
b. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya
dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam perhitungan datau
pengukuran, penilaian dan pengambilan keputusan.
c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis
secara komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan
pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.
2. Pihak Kedua[10]
1. Pihak Investor.
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai
dicari. Misalnya dengan mencari investor atau penanam modal yang
mau turut serta dalam penanaman modalnya pada proyek yang akan
dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari
laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor
mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan
diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan di
tanamkannya.
2. Pihak Kreditor.
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank. Pihak bank,
sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu
mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah di buat, termasuk
pertimbangan sisi-sisi lain termasuk adanya agunan yang dimiliki
perusahaan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai pihak project leader, sudah tentu pihak manajemen perlu
mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam pendanaan, berapa
yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor
dan dari kreditor.
4. Pihak Pemerintah dan masyarakat
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena
bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kebijakan perusahaan.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis
manfaat yang akan didapat dan biaya yg akan ditimbulkan oleh proyek
terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis
untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari
aspek rencana pembangunan nasional, distribusi nilai tambah pada
seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh social,
serta analisis kemanfaatan dan beban social.

C. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka sebelum suatu studi
dijalankan dperlu dilakukan mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu mulai dari
tahap-tahap yang telah ditentukan. Tahap-tahap dalam studi ini hendaknya
dilakukan secara benar agar jangan sampai terjadi penyimpangan dan untuk
kesempurnaan hasil studi itu sendiri.

Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah


pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun tahap tahap
dalam melakukan studi kelayakan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
[11]

1. Pegumpulan data dan informasi

Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap


mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga
yang memang berwenang untuk mengeluarkannya.

2. Melakukan pengolahan data

Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul maka


langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi
tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan
metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk
bisnis. Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing
masing aspek yang ada. Kemudian dalam hal perhitungan ini
hendaknya diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran hitungan
yang telah dibuat sebelumnya.

3. Analisis Data
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data rangka
menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis
ditentukan dari kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai
kriteria-kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki
kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak layak untuk
dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh
aspek yang dilakukan.
4. Mengambil keputusan

Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah


diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah
mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau
tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan
menyebutkan alasannya.

5. Memberikan rekomendasi

Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada


pihak pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam
memberikan rekomendasi di berikan juga saran-saran serta perbaikan
yang perlu, jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan
dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.Apabila
suatu hasil studi kelayakan dinyatakan layak untuk dijalankan

Menurut Husein Umar, tahapan studi kelayakan bisnis ada 6, yaitu :


[12]
a. Penemuan Ide.
b. Tahapan Penelitian.
c. Tahap Evaluasi.
d. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak.
e. Tahap Rencana Pelaksanaan.
f. Tahap Pelaksanaan.

D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Bisnis[13]


1) Aspek Pasar

Pada dasarnya, analisi aspek pasar bertujuan antara lain untuk


mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan
market share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan
antar produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis.

2) Aspek Internal Perusahaan


a. Aspek Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan


menjual barang/jasa yang di produksi perusahaan ke pasar. Oleh
karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri
pasar yang akan di pilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang
utama adalah dalam hal :

 Penentuan segmen, target,d an posisi produk pada pasarnya.


 Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti
perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk.
 Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran
yang akan dilaksanakan.
b. Aspek Teknis dan Teknologi

Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan


kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses
produksi akan dilaksanakan. Dari kajian teknologi hendaknya perlu
dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah sesiatu yang tidak
dapat dihindari. Hendaknya, antisipasi perkembangan teknologi
perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi, sehingga
akhirnya produk yang dihasilkan mampu bersaing dipasar.

c. Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia merupakan aspek penting


yang perlu dianalisis. Aspek SDM dibagi kedalam 2 bagian.
Pertama, peran SDM dalam pembangunan proyek bisnis. Kedua,
peran merekan dalam operasional rutin bisnis setelah selesai
dibangun. Dalam hal pembangunan proyek, tenaga SDM
dibutuhkan akan dibatasi hanya sampai pada proyek bisnis setelah
selesai dibangun. Sedangkan, dalam hal operasional rutin bisnis,
tenaga SDM yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan keahlian
mereka dalam menjalankan roda perusahaan.

d. Aspek Manajemen

Studi aspek manajemen dilaksanakan 2 macam. Pertama,


manajemen saat pembangunan proyek bisnis. Kedua, manajemen
saat bisnis di operasionalkan secara rutin.

e. Aspek Keuangan

Kegiatan pada aspek keuangan ini antara lain adalah


perhitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk
keperluan modal kerja awal, dan untuk pengadaan harta tetap
proyek. Juga dipelajari mengenai struktur pembiayaan bagaimana
yang paling menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang
harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana
dari modal sendiri.
3. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal Lainnya

Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya yang akan di


singkat menjadi aspek eksternal saja, merupakan kondisi-kondisi diluar
perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan. Situasi
social, politik dan perekonomian, apalagi jika kondisinya tidak stabil
hendaknya dianalisis lebih tajam. Aspek lingkungan yang lain adalah
lingkungan hidup. Hendaknya suatu bisnis memperhatikan lingkungan
hidup, baik untuk kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta
lingkungan alam lain.

Menurut Kasmir dan Jakfar, aspek-aspek studi kelayakan bisnis


ada 7, yaitu :[14]

a. Aspek Hukum.
b. Aspek Pasar dan Pemasaran.
c. Aspek Keuangan.
d. Aspek Teknis/Operasi.
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Ekonomi Sosial
g. Aspek Dampak Lingkungan

E. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha dilakukan perlu dilakukan
studi kelayakan, yaitu :[15]

1. Menghindari resiko kerugian

Resiko kerugian dimasa yang akan dating yang penuh dengan


ketidakpastian, dalam hal ini studi kelayakan untuk meminimalkan resiko
yang baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan
usaha akan dijalankan, dimana, dan bagaimana pelaksanaannya, berapa
besar keuntungan yang akan di peroleh serta bagaimana mengawasinya
jika terjadi penyimpangan.

3. Memudahkan pelaksanaan perkerjaan

Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan


pelaksanaan bisnis, perngerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.

4. Memudahkan pengawasan

Dengan melaksanan proyek sesuai rencana maka memudahkan


untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.

5. Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan akan mudah


terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan
tersebut.

F. Hasil Studi Kelayakan Bisnis[16]

Hasil Studi kelayakan bisnis adalah berupa dokumentasi lengkap dalam


bentuk tertulis. Dokumentasi ini memperlihatkan bagaimana rencana bisnis
memiliki nilai nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan
dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak, atau justru sebaliknya. Mengenai
struktur penulisan laporan, hingga saat ini belum ada bentuk atau jenis penulisan
tertentu yang dianggap baku. Namun demikian, kecenderungan standar penulisan
tetaplah ada.

G. Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis[17]

Aspek moral dan etika dalam berbisnis khususnya lagi pada studi
kelayakan bisnis telah menjadi suatu hal yang paling penting. Sama seperti aspek
lain dalam bisnis, studi kelayakan bisnis pun mengharapkan perilaku etis dari para
pelakunya. Perilaku etis yang dimaksudkan merupakan perilaku yang mengacu
pada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan
orang lain agar dapat terjamin bahwa tidak seorangpun yang dirugikan.

1. Etika peneliti terhadap responden

Dalam melakukan pengumpulan data, lindungi hak hak


responden, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan baik
secara fisik maupun mental. Jika peneliti berhubungan langsung
dengan responden, jelaskanlah secara langsung tujuan dan manfaat-
manafaat yang akan didapat dari studi ini sehingga responden maklum.
Didalam pengumpulan data dari responden, perlu diingat ha katas
kebebasan pribadi, misalnya orang yang mempunyai hak menolak
untuk diwawancarai sehingga peneliti harus meminta izin
terlebihdahulu.

2. Etika peneliti terhadap klien

Dalam suatu studi kelayakan bisnis, pertimbangan-


pertimbangan etis terhadap klien juga perlu diperhatikan karena klien
mempunyai ha katas penelitian yang dilaksanakan secara etis. Klien
ingin identitas nya tidak diketahui, misalnya dalam melakukan riset
pasar suatu produk baru atau klien, yang akan masuk pada pasar yang
baru sehingga identitasnya tidak mau diketahui oleh pesaing. Peneliti
harus menghargai keinginan itu dan membuat rencana yang menjaga
identitas kliennya. Klien mempunyai hak untuk mendapatkan hasil
studi yang berkualitas. Tetapi kadang-kadang klien berpersepsi lain
tentang apa yang dimaksud berkualitas itu, sehingga peneliti harus
mengarahkan dan menjelaskannya.

3. Etika peneliri terhadap asisten


Peneliti biasanya dibantu oleh para asisten peneliti. Tidak etis
jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya
melakukan wawancara langsung disuatu tempat yang kurang aman
sehingga bias terjadi terancam secara fisik maupun mental. Akibatnya
dapat saja asisten memalsukan instrument penelitian. Seharusnya
peneliti lah yang menyediakan fasilitas lain yang membuat asisten tadi
merasa aman. Peneliti harus menuntut perilaku etis dari pada
asistennya. Perilaku asisten berada dibawah pengawasan langsung
peneliti, sehingga jika, asisten berbuat curang maka yang
bertanggungjawab adalah peneliti, sehingga semua asissten selain
diberi pelatihan dan supervise yang baik juga diberi bekal mental yang
kuat untuk tidak melakukan tindakan penyelewengan.

4. Etika Klien

Bisa jadi terjadi atau bahkan sering terjadi dimana peneliti


suatu kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data,
mengartikan data dari segi yang menguntungkan, menghilangkan
bagian-bagian dari hasil analisis data yang dianggap merugikannya dan
sebagainya. Hal seperti ini merupakan contoh perilaku yang tidak etis
dari klien. Kalau peneliti menuruti kehendak mereka maka hal ini
merupakan pelanggaran terhadap standar-standar etika.
Contoh perusahaan yang memenuhi 6 aspek kelayakan bisnis
Tabel 1 Kriteria Optimasi Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Studi Kelayakan Kriteria
Aspek Keuangan Kriteria yang digunakan dalam aspek ini adalah:
- Perhitungan PP
- Perhitungan NPV
- Perhitungan IRR
- Perhitungan PI
Aspek Pasar dan Pemasaran Kriteria yang mencakup aspek pasar dan pemasaran ini meliputi:
- Data permintaan pasar
- Jumlah penawaran
- Proyeksi penjualan
- Analisis pesaing
- Bauran pemasaran
Aspek Manajemen dan SDM Kriteria utama didalam aspek ini adalah
- struktur organisasi
- SDM didalam perusahaan
Aspek Hukum Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana perusahaan didirikan yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku termasuk perijinan:
- Izin lokasi
- Izin usaha
- Izin distributor
AMDAL Aspek ini merupakan suatu analisa dampak pada lingkungan hidup (alam), dimana perusahaan
merupakan salah satu penyumbang produk yang dapat mengotori lingkungan atau tidak.
Aspek Teknis dan Operasional Aspek ini meneliti mengenai teknis atau cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam
pendistribusian Produk ChekHup dan bagaimana sistem operasional pendistribusian produk tersebut
oleh PT Dagang Jaya.
Aspek Ekonomi dan Sosial Dalam aspek ini dijelaskan kriteria yang meliputinya yaitu
- Dampak ekonomi
- Dampak social
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah data dan hasil wawancara diperoleh dan kemudian dianalisis berdasarkan
pada kriteria optimasi studi kelayakan bisnis, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Analisis Kriteria Optimasi

Aspek Studi
No. Kelayakan Hasil
Analisa yang dilakukan di dalam aspek pasar dan pemasaran PT
1 Aspek Pasar dan Pemasaran Dagang Jaya
menunjukan bahwa penjualan produk minuman instan CheckHup setiap
tahunnya
mengalami peningkatan permintaan, dengan perkiraan peningkatan rata-
rata permintaan
sebesar 7-8% per tahun maka menurut aspek ini pengembangan bisnis
layak untuk
dilakukan oleh PT Dagang Jaya.

2. Aspek
Manajemen dan
Sumber Daya
Manusia
Aspek Teknis dan Analisa yang dilakukan pada aspek ini menghasilakn penjabaran
3 Operasional bagaimana proses kerja
di dalam perusahaan, bagaimana proses distribusi barang dagang.
Dengan menambah
jenis produk CheckHup PT Dagang Jaya dapat mengembangkan
keagenan penjualan
produk ini semakin besar lagi, maka pengembangan bisnis yang akan
dilakukan oleh
perusahaan layak untuk dilakukan.
Hasil analisis terhadap aspek AMDAL ini menunjukan bahwa produk
4 Aspek AMDAL perusahaan tidak
merusak lingkungan hidup, maka pengembangan layak untuk dilakukan.
Semua ketentuan hukum yang harus dilaksanakan oleh PT Dagang Jaya
5 Aspek Hukum telah dilakukan,
seluruh persyaratan dan berkas-berkas perusahaan telah lengkap. Maka
pengembangan
bisnis layak untuk dilakukan.
Aspek Ekonomi dan Dalam menganalisa aspek ini PT Dagang Jaya menjalankan perusahaan
6 Keuangan semata-mata
bukan hanya ingin mencari keuntungan yang besar saja, di dalam
perlaksanaanya
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada para pegawai
perusahaan serta
kepada lingkungan sekitar perusahaan. Dengan berjalannya perusahaan
maka PT Dagang
Jaya juga turun membantu memberi penghasilan kepada 56 orang
karyawan dan pekerja
yang ada di perusahaan.
Tiga skenario yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan
7 Aspek Keuangan menunjukan bahwa
pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan layak. Di
dapat bahwa
dengan melakukan penambahan produk CheckHup maka laba
perusahaan terus
bertambah dan setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Analisa yang dilakukan dalam aspek ini
menghasilkan penjelasan mengenai jenis pekerjaan, deskripsi
pekerjaan, dan struktur organisasi pada karyawan yang sudah
sesuai dengan apa yang dibutuhkan PT
Analisis pada aspek keuangan perusahaan dibuat menjadi tiga skenario yaitu
skenario moderat, optimis, dan pesimi. Pembahasan dari masing-masing skenario
tersebut dibahas sebagai berikut.

Skenario Moderat

Pada skenario ini diasumsikan bahwa pertumbuhan pasar (market growth)


perusahaan pada penjualan produk minuman CheckHup adalah sebesar 25%. Dengan
demikian maka perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI perusahaan sebagai berikut:

Payback Period
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.062.026.421)x1 tahun
(1.767.211.72-1.062.026.421)
= 4 tahun

Simpulan yang diperoleh dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis akan
kembali dalam empat tahun. Karena payback period lebih kecil dari umur ekonomis
aktiva perusahaan, investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.

Tabel 3 Net Present Value Skenario Moderat (dalam rupiah)

NPV
periode Factor Diskonto OCF (10%) Cash Flow PV
0 1 3.112.060.000 3.112.060.000
1 0.906600269 576.731.763 522.865.171
2 0.821924048 780.914.321 641.852.260
3 0.745156564 884.266.503 658.916.989
4 0.675559141 1.079.504.978 729.269.456
5 0.6124621 1.184.105.853 725.219.957
6.390.183.833
NVP 3.278.123.833
Sumber: pengolahan data

∑ Rt
(1+i)t
576.731.763+ 780.914.321 + 884.266.503+ 1.079.504.978+
(1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.853
(1+0.10%)5
= 3.278.123.833

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp3.278.123.833 yang menunjukan hasil positif. Berarti, investasi pengembangan bisnis
dengan menambah jenis produk CheckHup ini dinyatakan layak untuk dijalankan oleh PT
Dagang Jaya.
Tabel 4 Internal Rate of Return Skenario Moderat (IRR) (dalam rupiah)

IRR
Investasi (3.112.060.000)
OCF 2013 576.731.763
OCF 2014 780.914.321
OCF 2015 884.266.503
OCF 2016 1.079.504.978
OCF 2017 1.184.105.853
IRR 12%
Sumber: pengolahan data

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil IRR lebih besar dari
COC maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.

Profitability Index (PI)


NPV/Investasi
3.278.123.833
3.112.060.000
= 1.06

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI lebih besar dari 0
maka investasi untuk pengembangan bisnis melalui penambahan jenis produk minuman
instan CheckHup dinyatakan layak.

Skenario Optimis

Pada skenario ini diasumsikan bahwa pertumbuhan pasar (market growth)


perusahaan pada penjualan produk minuman CheckHup adalah sebesar 40%. Dengan
demikian maka perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI perusahaan sebagai berikut:

Payback Period
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.836.498.878)x1 tahun
(2.989.387.175-1.836.498.878)
= 3.1 tahun

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis akan
kembali dalam 3 tahun 1 bulan 2 hari. Karena payback period lebih kecil dari umur
ekonomis aktiva perusahaan, maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.
Tabel 5Net Present Value (NPV)Skenario Optimis (dalam rupiah)

NPV

periode Factor Diskonto OCF (10%) Cash Flow PV


0 1 3.047.760.000 3.047.760.000
1 0.907850126 806.448.206 732.134.106
2 0.824191852 1.030.050.672 848.959.370
3 0.748242677 1.152.888.298 862.640.226
4 0.679292208 1.079.504.978 733.299.320
5 0.616695517 1.184.105.853 730.232.771
6.955.025.793
NVP 3.907.265.793
Sumber: pengolahan data

∑ Rt
(1+i)t
860448206 + 1.030.050.671.71 + 1.152.888.297.53 + 1.079.504.977.75 +
(1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.852.80
(1+0.10%)5
= 3.907.265.793

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp3.907.265.793 yang menunjukan hasil positif. Berarti, investasi ini dinyatakan layak
untuk dijalankan oleh perusahaan.

Tabel 6 Internal Rate of ReturnSkenario Optimis (IRR) (dalam rupiah)

IRR
Investasi (3.112.060.000)
2013 806.448.206
2014 1.030.050.672
2015 1.152.888.298
2016 1.079.504.978
2017 1.184.105.853
IRR 20%
Sumber: pengolahan data
Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil IRR lebih besar dari
COC, maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.

Profitability Index (PI)


NPV/Investasi
= 3.907.265.793
3.112.060.000
= 1.28

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI lebih besar dari 0
maka investasi pengembangan bisnis pada PT Dagang Jaya dinyatakan layak untuk
dijalankan.
Skenario Pesimis

Pada skenario ini diasumsikan bahwa pertumbuhan pasar (market growth)


perusahaan pada penjualan produk minuman CheckHup adalah sebesar 15%. Dengan
demikian maka perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI perusahaan sebagai berikut:

Payback Period
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.162.026.421)x1 tahun
(1.767.211.727-1.162.026.421)
= 4.9

Simpulan yang dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis akan kembali
dalam 4 tahun 10 bulan. Karena payback period lebih kecil dari umur ekonomis aktiva
perusahaan, maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.

Tabel 7 Net Present Value (NPV) Skenario Pesimis (dalam rupiah)

NPV
Factor Diskonto OCF
periode (10%) Cash Flow PV
0 1 3.047.760.000 3.047.760.000
1 0.907850126 447.203.000 405.993.300
2 0.824191852 614.823.421 506.732.454
3 0.748242677 705.185.306 527.649.741
4 0.679292208 1.079.504.978 733.299.320
5 0.616695517 1.184.105.853 730.232.771
5.951.667.586
NVP 2.903.907.586
Sumber: pengolahan data

∑ Rt
(1+i)t
447.203.000 + 614.823.421 + 705.185.306 + 1.079.504.978 +
(1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.8523
(1+0.10%)5
= 2.903.907.586

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp2.903.907.586 yang menunjukan hasil positif. Berarti, investasi pengembangan bisnis
melalui penambahan jumlah produk ini dinyatakan layak untuk dijalankan oleh
perusahaan.
Tabel 8 Internal Rate of Return (IRR) Skenario Pesimis (dalam rupiah)

IRR
Investasi (3.112.060.000)
OCF 2013 447.203.000
OCF 2014 614.823.421
OCF 2015 705.185.306
OCF 2016 1.079.504.978
OCF 2017 1.184.105.853
IRR 9%
Sumber: pengolahan data

Simpulan yang didapat dari perhitungan sebelumnya adalah hasil IRR lebih besar
dari COC maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.

Profitability Index (PI)


NPV/Investasi
= 2.903.907.586
3.112.060.000
= 0.95

Simpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI dengan pembulatan
sama dengan 1, maka proyek layak untuk dijalankan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Bisnis

Bisnis adalah kegiatan usaha yang dilakukan untuk memperoleh


keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang di inginkan dalam berbagai
bidang, baik jumlah maupun waktunya.

Pengertian Proyek

Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang


terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu
untuk melakukan kegiatan yang telah di tetapkan sebelumnya atau untuk
mencapai sasaran tertentu

Pengetian Kelayakan

Pengetian layak adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang


akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit
maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam
arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit,
hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dan Studi Kelayakan Proyek

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa


pengertian Studi Kelayakan Bisnis adalah “ Suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.

Dari hasil analisis seluruh aspek studi kelayakan bisnis maka diperoleh
hasil bahwa pengembangan bisnis yang dilakukan oleh PT Dagang Jaya adalah
layak untuk dilakukan. Pengembangan bisnis dilakukan dengan salah satu cara
yaitu menambah jumlah produk dan menambah jenis produk minuman CheckHup
tersebut

B. Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena penulis adalah ciptaan Tuhan yang tak luput dari
kesalahan.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu para pembaca
disarankan untuk membaca pada referensi – referensi lainnya, agar pengetahuan
pembaca makin semakin banyak sehingga memperluas khazanah keilmuan kita
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, jakfar, 2010, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta:KENCANA

Umar, Husein,1997, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta:PT. GRAMEDIA

Ibrahim, Yacob,1998, Studi Kelayakan Bisnis,Jakarta:PT.RINEKA CIPTA

Harahap, Azhar,2013, Modul Kuliah Study Kelayakan Bisnis, Padangsidimpuan :


CV.LIA PHOTO

[1] Kasmir, jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta:KENCANA,2010) hal.5

[2] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta:PT. GRAMEDIA,1997) hal.4

[3] Kasmir, jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.5

[4] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.7

[5] Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta:PT.RINEKA CIPTA,1998)


hal.1

[6] Kasmir, jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.6

[7] ibid

[8] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.8

[9] Azhar harahap, Modul Kuliah Study Kelayakan Bisnis,


(Padangsidimpuan:CV.LIA PHOTO,2013) hal.2
[10] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.19-21

[11] Kasmir, jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.17-19

[12] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.21-24

[13] Ibid, 26

[14] Kasmir, jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta:KENCANA,2010) hal.15-16

[15] Azhar harahap, Modul Kuliah Study Kelayakan Bisnis, dibid.Hal.5

[16] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, ibid, hal.29

[17] Ibid 31-32

Anda mungkin juga menyukai