Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“KRITERIA KEPUTUSAN STUDI KELAYAKAN BISNIS”

DOSEN PENGAMPUH : Dr. MuzakirTombolotutu, SE.,M.Si.

OLEH :

KELOMPOK 7

CALVIN KURNIAWAN C 201 19 311

HERUL JANUWAR C 201 19 309

SALSA ANISAH C 201 19 296

SITI FARADILLAH APRIYANTI C 201 19 284

HARTIN MIFTAHUL JANNAH C 201 19 061

MASYTHAH NUR RAMDHANI C 201 19 450

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
yang tiada terhingga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1  Pengantar................................................................................................................................2
2.2 Kriteria Intensitas Faktor.........................................................................................................3
2.3 Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek...................................................................................3
2.4 Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa................................................................................4
2.5 Kriteria Profitabilitas Komersial..............................................................................................5
2.6 Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional.................................................................................6
2.7 Kriteria Pemilihan Proyek........................................................................................................6
2.8 Contoh Kasus...............................................................................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah,
peluang, menentukan tujuan, menggambarkan bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai
manfaat yang dihasilkan. Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa digunakan untuk
membantu pengusaha mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi seorang pemula, studi
ini sangat penting dilakukan karena dapat menghindarkan pebisnis dari kerugian.

Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan


kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”.
Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis
yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah
dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.

Dalam studi kelayakan bisnis yang sebagian besar membicarakan segi bisnis maka
profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor memiliki prioritas penilaian suatu proyek
yaitu apakah suatu proyek memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak.

Sekalipun studi kelayakan bisnis lebih menitikberatkan pada kriteria profitabilitas


komersial daripada profitabilitas ekonomi nasional, namun tidak ada salahnya mengetahui
criteria-kriteria penilaian lain untuk menilai sumbangan proyek pada perekonomian nasional.
Hal ini karena biasanya pemerintah akan lebih memerhatikan dalam arti memberikan fasilitas
dan dukungan pada proyek-proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang dimaksud dengan Pengantar Studi Kelayakan Bisnis ?
b. Apa saja kriteri-kriteria keputusan Studi Kelayakan Bisnis ?
c. Sebutkan contoh kasus ?

1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pengantar Studi Kelayakan Bisnis
b. Untuk mengetahui Apa saja kriteri-kriteria keputusan Studi Kelayakan Bisnis
c. Untuk Mengetahui Contoh Kasus Kriteria Keputusan Studi Kelayakan Bisnis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengantar

Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan


kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”.
Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis
yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah
dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.

Dalam studi kelayakan bisnis yang sebagian besar membicarakan segi bisnis maka
profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor memiliki prioritas penilaian suatu proyek
yaitu apakah suatu proyek memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak.

Sekalipun studi kelayakan bisnis lebih menitikberatkan pada kriteria profitabilitas


komersial daripada profitabilitas ekonomi nasional, namun tidak ada salahnya mengetahui
criteria-kriteria penilaian lain untuk menilai sumbangan proyek pada perekonomian nasional.
Hal ini karena biasanya pemerintah akan lebih memerhatikan dalam arti memberikan fasilitas
dan dukungan pada proyek-proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan proyek
kepada perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut:

a. Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya penerimaan


devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan penggunaan modal sekecil-
kecilnya.
b. Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang diharapkan dalam usaha untuk
menemukan rata-rata, nilai bersih proyek yaitu dengan mempertimbangkan semua
faktor yang ada di dalamnya.

Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b)
kriteria luas dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria

2
profitabilitas komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan
proyek.

2.2 Kriteria Intensitas Faktor

Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan prioritas


pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja
daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital).

Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan
satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga
memengaruhinya.

Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus diikuti dengan asumsi “faktor-faktor lain
dianggap tetap tidak terpengaruh dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dijadikan kriteria”.
Padahal dalam kenyataan, keadaan tersebut sulit ditemui.

Jadi, penggunaan faktor surplus tenaga kerja sulit dijadikan kriteria satu-satunya tanpa
mempertimbangkan akibatnya, terutama akibat negatifnya terhadap faktor-faktor lain,
misalnya produktivitas yang rendah, yang justru kemungkinan besar akan mengurangi ‘nilai’
proyek itu sendiri.

2.3 Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek

Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan
tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek
semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi
aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain.

Secara umum, pada tahap awal pembangunan suatu negara, jenis-jenis usaha kecil
yang mempergunakan teknik produksi sederhana dan memberikan return yang cepat
sebaiknya diberi dukungan lebih kompleks yang dilaksanakan beberapa waktu kemudian
setelah masyarakat siap untuk melaksanakannya.

Contoh : sasaran pembangunan bidang ekonomi setiap PELITA Republik Indonesia.


Pada pelita pertama sasaran pembangunan ekonomi kita diprioritaskan pada sektor pertanian
dan industri pendukung pertanian. Pelita kedua, selain masih meneruskan pembangunan

3
petani dan industri pendukung pertanian, sasaran pembangunan kita adalah industri pengolah
bahan mentah menjadi bahan baku, serta industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan
baku. Pelita ketiga memiliki sasaran pembangunan industri pendukung pertanian dan
pertanian menuju swasembada pangan, industri pengola bahan mentah menjadi bahan baku,
serta industri pengolah bahan baku menjadi bahan jadi.

Pada pelita keempat sasaran pembangunan, selain masih meneruskan sasaran-sasaran


sebelumnya juga mulai melaksanakan industri penghasil mesin industri. Sedangkan pada
pelita kelima, mulai diprioritaskan pada industri penghasil mesin-mesin industri untuk segera
menuju tinggal landas.

Dari contoh diatas, dapat kita lihat suatu iliustrasi mengenai tahap-tahap pelaksanaan
pembangunan menuju industrialisasi suatu negara yang paling sederhana dengan kemampuan
masyarakat negara yang bersangkutan menuju industri-industri yang lebih

kompleks.

2.4 Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa

Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah seberapa besar
penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi  proyek jika produk
tersebut adalah subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan
didapat dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.

Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik disebabkan oleh
pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh meningkatnya pengeluaran devisa. Hal tersebut
disebabkan  misalnya kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu membeli lebih
banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi.

Pertimbangan yang menyertai perlunya digunakan kriteria pendapatan devisa adalah


sebagai berikut:

 Krisi cadangan devisa akan emnagncam kelangsungan jangka panjang suatu negara,
maka proyek-proyek yang secara komersial tidak layakpun bisa diterima asal
menghasilkan devisa yang relatif tinggi atau proyek tersebut paling tidak membantu
megatasi kesuliatn devisa.
 Jika proyek-proyek yang ada selama ini dinilai dalam jangka panjang tidak mampu
menhasilkan devisa yang cukup bagi negara yang bersangkutan, membanganu

4
proyek-proyek yang memberikan pendapatan devisa atau yang menghemat devisa
merupakan proyek-proyek yang harus diprioritasskan.

Kelemahan kriteria ini sebagaimana kriteria-kriteria sebelumnya adalah tidak melihat


atau mempertimbangkan dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan yang
berkaitan tidak hanya satu atau dua faktor, melainkan berbagai faktor yang saling
memperngaruhi.

2.5 Kriteria Profitabilitas Komersial

Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu


aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai
faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan.
Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga
keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang
diharapkan sesudah pajak.

Penggunaan kriteria profitabilitas komersial untuk menilai proyek-proyek industri`


sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat obyektif dan menggunakan aspek
penting yaitu, biaya. Dengan mendapatkan informasi yang akurat mengenai permintaan atau
pasar, harga, produksi dan biaya, profitabilitas komersial tidak sulit dihitung dan cara
perhitungannya telah dikenal melalui prosedur akuntansi.

Profitabilitas komersial ini bisa juga dipergunakan untuk membandingkan investasi


satu dengan yang lain bagi para investor swasta. Bagi pemerintah yang akan menangani
proyek secara langsung dalam arti menginvestasikan dananya kedalam suatu bisnis negara,
profitabilitas komersial bisa digunakan untuk perkiraan prestasi keuangan bisnis negara yang
akan dilaksanakan.

Profitabilitas komersial merupakan sebuah prakiraan yang tidak lepas dari


penyimpangan.  Terdapat dua bagian besar prakiraan di dalam profitabilitas komersial ini,
yaitu estimasi biaya produksi dan estimasi penerimaan penjualan. Jika terdapat kesalahan
pada salah satu bagian tersebut, akan mengakibatkan kesalahan pada poerhitungan rate of
return. Sebaliknya, jika estimasi profitabilitas komersial dengan teliti dibuat dan mendasarkan
pada konsep koservatif, profitabilitas komersial tersebut bisa digunakan sebagai dasar
penilain prospek proyek, terutama dalam kaitannya dengan bisnis komersial.

5
Namun, dalam kebijaksanaan  perencanaan pembangunan dan/atau bagi proyek-
proyek yang memerlukan bantuan pemerintah (dana atau lainnya) sebaiknya tidak
menggunakan kriteria profitabilitas komersial sebagai pertimbangan satu-satunya dalam
pengambilan keputusan, melainkan perlu dilengkapi pula dengan kriteria profitabilitas
ekonomi nasional.

2.6 Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional

Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi 


dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas nasional
selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga
memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu
penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian
nasional.

Metode menilai profitabilitas ekonomi nasional adalah mendasarkan pada perhitungan


profitabilitas komersial lalu disesuiakan dengan kondisi  yang memerlukan penyesuaian.
Kelebihan profitabilitas nasional adalah memperlihatkan nilai yang sebenarnya suatu proyek 
terhadap perekonomian nasional. Kelemahannya adalah jika terjadi kesalahan perhitungan.

2.7 Kriteria Pemilihan Proyek

Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada kriteria profitabilitas komersial dan


kriteria profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kelemahan
kriteria ini adalah jika pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi
pengambilan keputusan.

Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari
sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok
usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya

2.8 Contoh Kasus

Home Industry Coklat "Cozy" merupakan usaha baru yang di dirikan dengan modal sendiri,
yaitu sebesar Rp10.000.000. Produk yang dihasilkan berupa cokelat bubuk dan cokelat
batang dengan berbagai macam varian rasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan investasi dalam pendirian Home Industry Coklat "Cozy" yang beralamat di
Lingkungan Jaten RT 01 RW 01 Kelurahan Kademangan Kecamatan Kademangan

6
Kabupaten Blitar. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari-Februari 2015 dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode yang digunakan
yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek organisasi dan
manajemen, serta aspek finansial dengan perhitungan kelayakan investasi berupa Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index
(PI). Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa prospek Home Industry Coklat
"Cozy" cukup baik, dilihat dari peningkatan jumlah permintaan setiap tahun. Analisis teknis
dan produksi menunjukkan bahwa lokasi home industry dekat dengan pemukiman sehingga
memudahkan untuk merekrut tenaga kerja. Analisis organisasi dan manajemen menunjukkan
pemilik usaha telah menjalankan fungsi manajemen dengan baik.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang dapat kami ambil adalah Di dalam penilaian keputusan
investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang
“sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit hanya menekan pada
aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut profitabilitas komersial.
Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan memerhatikan manfaat proyek bagi
perekonomian nasional dan segi social.

Dalam studi kelayakan bisnis yang sebagian besar membicarakan segi bisnis maka
profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor memiliki prioritas penilaian suatu proyek
yaitu apakah suatu proyek memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak.

Sekalipun studi kelayakan bisnis lebih menitikberatkan pada kriteria profitabilitas


komersial daripada profitabilitas ekonomi nasional, namun tidak ada salahnya mengetahui
criteria-kriteria penilaian lain untuk menilai sumbangan proyek pada perekonomian nasional.
Hal ini karena biasanya pemerintah akan lebih memerhatikan dalam arti memberikan fasilitas
dan dukungan pada proyek-proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan proyek
kepada perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut:

c. Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya penerimaan


devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan penggunaan modal sekecil-
kecilnya.
d. Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang diharapkan dalam usaha untuk
menemukan rata-rata, nilai bersih proyek yaitu dengan mempertimbangkan semua
faktor yang ada di dalamnya.

8
Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas
dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas
komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.

DAFTAR PUSTAKA

http://briaklau22.blogspot.com/2011/04/studi-kelayakan-bisnis-kriteria.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai