Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Disusun oleh Kelompok VII :


1. Aristya Grace Novanda
2. Novri Muhammad Hiza

21212154
23212823

FAKULTAS ILMU EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas kelompok ini dapat terselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.
Penyusunan tugas ini dapat terselesaikan, karena senantiasa mendapatkan bimbingan,
petunjuk dan saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, oleh karena itu dengan segala keridhoan hati penyusun mengharap kritik dan
saran dari semua pihak sebagai modal penyusunan di masa mendatang.
Akhirnya penyusun berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dalam tugas ini
dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 12 April 2016

Tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah


Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupan
bahasannya. Dimulai dari masyarakat dituntut membuat keputusan tentang cara yang terbaik
untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Ataupun dapat juga masyarakat diberikan peluang
untuk memproduksi barang dan jasa tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan ekonomi
sebagai seorang individu, suatu perusahaan atau masyarakat secara keseluruhannya, Dalam
hal ini masyarakat mempunyai beberapa pilihan atau alternatif untuk melakukannya
berdasarkan kepada alternatif yang tersedia.
Masalah ekonomi pada dasarnya terjadi dimulai dari pribadi, keluarga, masyarakat,
negara, hingga Internasional. Hal tersebut timbul karena ketidakseimbangan diantara
keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemampuan faktor-faktor
produksi yang menghasilkan barang dan jasa tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan
ekonomi dalam suatu masyarakat modern yang bersifat kompleks. Kegiatan tersebut meliputi
berbagai jenis kegiatan produksi, konsumsi, dan perdagangan. Berdasarkan kepada corak
analisis dalam ilmu ekonomi, ahli ahli ekonomi telah dapat membagikan berbagai masalah
ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat kepada tiga persoalan pokok ,yaitu:
1. Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi ?
2. bagaimanakah caranya memproduksi brang dan jasa tersebut ?
3. Untuk siapakah barng dan jasa tersebut di produksi ?
2.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana cara melakukan analisis ekonomi ?


Apa yang dimaksud dengan konsep consumer surplus dan producer surplus ?
Bagaimana cara pendekatan yang digunakan dalam konsep tersebut diatas ?
Apakah manfaat ekonomi dan sosial dalam bidang bisnis ?
Apa saja yang termasuk kedalam kriteria investasi tambahan ?

2.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui hal apa saja yang menjadi tolak ukur dalam melakukan analisis
ekonomi.
2. Untuk mengetahui seperti apa konsep dari consumer surplus dan producer surplus.
3. Untuk mengetahui pendekatan yang di gunakan dalam melakukan analisis ekonomi
4. Untuk mengetahui manfaat ekonomi dan sosial dalam bidang bisnis
5. Untuk mengetahui kriteria investasi apa saja yang tergolong kedalam investasi
tambahan

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Analisis Ekonomi
Analisa ekonomi dapat dibedakan atas tiga yaitu Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi
dan Ekonomi Terapan. Ekonomi Deskriptif adalah analisis ekonomi yang menggambarkan
keadaan yang sebenarnya nyata dalam perekonomian. Teori ekonomi adalah pandanganpandangan yang menggambarkan sifat-sifat hubungan yang nyata dalam kegiatan ekonomi
dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya
mengalami perubahan. Ekonomi Terapan (ilmu ekonomi kebijakan) adalah cabang ilmu
ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi.
Analisis ekonomi sendiri jika dilihat dari pengertiannya adalah proses pemeriksaan
statistik dan indikator pasar untuk menentukan kemungkinan rencana untuk alokasi sumber
daya. Analisis dapat diarahkan untuk mengembangkan rencana ekonomi tertentu atau
kebijakan, atau dapat digunakan untuk benar-benar memahami status ekonomi. Dalam rangka
untuk melakukan analisis ekonomi dasar, adalah penting untuk memahami hubungan antara
sumber daya dan kebutuhan, sejarah baru-baru ini ekonomi yang bersangkutan, dan tujuan
atau prakiraan dalam waktu dekat.
2.1.1 Ekonomi Deskriptif
Yaitu suatu analisis ekonomi yang menggambarkan tentang kondisi yang sebenarnya
terjadi dalam suatu perekonomian. Dengan cara inilah fakta-fakta yang terjadi dalam
perekonomian yang sudah berjalan akan dianalisa. Memang terkadang hal ini masih cukup
sulit untuk dilakukan karena terkadang sifat yang sebenarnya dari suatu keadaan dengan fakta
yang terwujud dari situasi itu sendiri.
Penyebab lainnya adalah dikarenakan terwujudnya situasi atau kondisi dalam
perekonomian itu berhubungan dengan individu-individu dalam suatu masyarakat. Sebagai
contoh apabila kita ingin menganalisa mengenai seberapa besar pengaruh kenaikan harga
pangan. Hal ini cukup sulit diketahui karena produksi pangan juga dipengaruhi oleh banyak
faktor, antar lain adalah faktor harga barang lain, faktor keadaan ekonomi, faktor iklim, dan
faktor-faktor lainnya.
2.1.2 Teori Ekonomi
Yaitu suatu pandangan yang menggambarkan tentang hubungan prediksi dari kondisi
ekonomi yang akan terjadi dengan sifat-sifat ekonomi yang telah terwujud dalam kegiatan
ekonomi sebelumnya, serta pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Sekaligus teori ekonomi ini juga memberikan informasi tentang sifat utama dari sistem
ekonomi dan apa yang menjadikan berfungsinya ekonomi itu.

Dengan mendapatkan data berupa fakta-fakta ekonomi saja itu belum cukup untuk
mempelajari ilmu ekonomi. Tetapi ada hal yang lebih penting dari pada itu, yaitu membuat
sususan secara sistematik dari fakta-fakta tersebut, sehingga gambaran umum tentang
perekonomian yang sedang terjadi serta berbagai komponen pendukungnya dapat diketahui.
Inilah tugas dari model analisis teori ekonomi.
2.1.3 Ekonomi Terapan
Model analisis ekonomi berupa ekonomi terapan ini jika di masyarakat biasanya
disebut dengan ilmu kebijakan ekonomi. Yaitu suatu sistem analisis yang digunakan untuk
mencari pemecah masalah dan cara penerapannya untuk mengatasi berbagai macam masalah
ekonomi yang terjadi. Nah, hubungannya dengan sistem teori ekonomi adalah model
ekonomi terapan ini dapat menggunakan hasil perumusan dari sistem teori ekonomi tersebut.
Mari kita ingat kembali bahwa sebenarnya ada 4 tujuan pencapaian dalam perekonomian,
yaitu :
1.
2.
3.
4.

Menjaga kestabilan harga


Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat
Mejudkan pendataan distribusi yang merata
Mengatasi besarnya angka pengangguran

2.1.4 Faktor Dilakukannya Analisis Ekonomi


Secara rinci analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya:
1. Ketidaksempurnaan pasar (termasuk di dalamnya berbagai distorsi yang timbul
karena peraturan pemerintah). Contoh : Adanya pengendalian harga (termasuk
pengendalian suku bunga kredit), proteksi, kedudukan monopoli, dan sebagainya.
2. Adanya pajak dan subsidi. Pajak berarti pendistribusian sebagian kekayaan konsumen
(dalam hal pajak penjualan) atau perusahaan (dalam pajak penghasilan) ke
pemerintah. adanya pajak penghasilan akan mengurangi profitabilitas proyek di mata
perusahaan, tetapi meningkatkan kekayaan pemerintah.
3. Berlakunya konsep consumers surplus dan producers surplus.
Pada saat terjadi penambahan supply karena adanya suatu proyek, maka
mungkin sekali terjadi penurunan harga. Bagi perusahaan yang melaksanakan
proyek tersebut, harga yang relevan tentu saja adalah harga yang baru. Dari
sisi konsumen, sebaliknya, mereka diuntungkan dalam hal bisa memperoleh
barang yang sama dengan harga yang lebih murah.
Demikian pula kalau terjadi kenaikan demand karena adanya suatu proyek
(misal demand akan bahan baku meningkat) sehingga terjadi kenaikan harga.
perusahaan sponsor proyek tersebut harus membayar harga yang lebih mahal,
tetapi bukanlah kenaikan harga tersebut sekarang dinikmati oleh produsen
bahan baku.

Analisis ekonomi sendiri jika dilihat dari pengertiannya adalah proses pemeriksaan
statistik dan indikator pasar untuk menentukan kemungkinan rencana untuk alokasi sumber
daya. Analisis dapat diarahkan untuk mengembangkan rencana ekonomi tertentu atau
kebijakan, atau dapat digunakan untuk benar-benar memahami status ekonomi. Dalam rangka
untuk melakukan analisis ekonomi dasar, adalah penting untuk memahami hubungan antara
sumber daya dan kebutuhan, sejarah baru-baru ini ekonomi yang bersangkutan, dan tujuan
atau prakiraan dalam waktu dekat.
Langkah pertama dari analisis ekonomi sering melibatkan pengumpulan data sumber
daya. Sumber daya ini dapat mencakup konsep-konsep tidak berwujud, seperti tenaga kerja
dan waktu, serta barang-barang berwujud seperti uang atau barang. Memahami bagaimana
cara terbaik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka sering fungsi utama dari analisis
ekonomi, karena alokasi yang efisien dapat menyebabkan ekonomi yang stabil atau tumbuh
dan keseimbangan antara sumber daya dan kebutuhan. Data yang diperlukan untuk analisis
sumber daya mungkin termasuk informasi kependudukan, statistik produksi kotor, dan
rincian tentang hukum perburuhan dan upah yang dapat mempengaruhi biaya maksimum dan
jumlah tenaga kerja.
Memahami sejarah suatu daerah, industri, atau ekonomi nasional dapat sangat
mempengaruhi hasil analisis ekonomi. Sebuah negara di tengah-tengah perang pada
umumnya akan memiliki faktor ekonomi yang sangat berbeda di tempat kerja daripada suatu
negara hanya muncul dari resesi. Sejarah baru-baru ini subjek dapat mempengaruhi alokasi
sumber daya, harga, maksimal produksi, dan faktor lainnya hampir setiap yang memainkan
peran penting dalam analisis. Selain memeriksa peristiwa ekonomi masa lalu yang mungkin
mempengaruhi studi, juga penting untuk memeriksa acara lokal, nasional, dan global yang
juga dapat mengubah interpretasi data.
Analisis ekonomi kadang-kadang dapat dilakukan hanya untuk menjelaskan keadaan
saat ini ekonomi tertentu, tetapi juga dapat dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk
menetapkan dan mencapai tujuan ekonomi di masa depan. Jika, misalnya, pemerintah
meramalkan suatu kelangkaan pangan yang akan datang, mungkin ingin mulai subsidi
pertanian untuk membantu mengurangi risiko ekonomi kekurangan. Dengan melakukan
analisis ekonomi, mungkin dapat menentukan cara membuat subsidi dan program bantuan
yang paling sesuai dengan situasi tanpa melelahkan sumber daya keuangan.

2.2 Konsep Consumer Surplus dan Producer Surplus

2.2.1 Konsep Consumer Surplus


Konsep consumer surplus (surplus konsumen) berkaitan erat dengan konsep
consumers willingnes to pay (kesediaan membayar) yang berguna untuk menghitung harga
yang relevan pada analisis ekonomi. Surplus konsumen adalah selisih antara kesediaan
konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya ia bayarkan. Sedangkan kesediaan
membayar adalah jumlah maksimum yang mau dibayarkan oleh konsumen untuk
memperoleh suatu barang.
Sebagai contoh, umpamakan saja anda memiliki album rekaman pertama Elvis
Presley yang sekarang sudah amat langka. Karena anda bukan penggemar berat Elvis, maka
anda berniat menjualnya. Untuk memperoleh harga tertinggi, maka ia mengadakan lelang.
Ada empat orang penggemar Elvis, mereka adalah Cris, Budi, Lia dan Ester. Mereka mau
membeli namun dengan dibatasi oleh jumlah maksimum yang mau mereka bayarkan untuk
membelinya. Tabel 1 memperlihatkan harga maksimum yang mau mereka bayarkan. Batas
maksimal yang mau dibayarkan oleh masingmasing pembeli itulah yang disebut dengan
Kesediaan Membayar.
Tabel 1.1 Empat Kesediaan Membayar dari Para Calon Pembeli
Calon Pembeli
Kris
Lisa
Lia
Andi

Kesediaan Membayar
100
80
70
50

Setelah dilakukan tawar menawar, maka album tersebut terjual pada Cris yang mau
membayar $100, namun kenyataannya ia hanya membayar $80 karena penawar yang lain
tidak mau membayar lebih dari $80. Cris memperoleh keuntungan ekstra sebesar $20, dan
keuntungan inilah yang disebut sebagai surplus konsumen. Sedangkan tiga penawar yang lain
tidak mendapat surplus konsumen karena mereka tidak mendapatkan album dan juga tidak
membayar apa-apa.
Apa yang Diukur oleh Surplus Konsumen?
Tujuan mempelajari konsep surplus konsumen ini adalah untuk membuat penilaian normatif
tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan olehmekanisme pasar. Surplus
konsumen pada dasarnya mengukur manfaat atau keuntungan yang diterima pembeli dari
suatu barang, berdasarkan penilaian konsumen itu sendiri. Kunci untuk tetap menyadari
pentingnya surplus konsumen adalah dengan menghormati preferensi (pilihan atau
kecenderungan perilaku) pembeli. Namun disebagian besar pasar kita dapat menyimpulkan
dengan aman bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan ekonomis para
konsumen. Para konsumen biasanya mengasumsikan bahwa para pembeli adalah para
pembuat keputusan yang rasional sehingga preferensi mereka harus dihormati.
2.2.2 Konsep Producer Surplus

Surplus Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang produsen
dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang
sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.
Perhatikan bahwa surplus produsen umumnya mengalir melalui kepada pemilik faktor-faktor
produksi: dalam persaingan sempurna, tidak ada surplus produsen timbul untuk perusahaan
individual. Ini adalah sama dengan mengatakan bahwa keuntungan ekonomi didorong
menjadi nol. Bisnis dunia nyata umumnya memiliki atau mengontrol beberapa masukan
mereka, yang berarti bahwa mereka menerima surplus produsen karena mereka: ini dikenal
sebagai keuntungan normal, dan merupakan komponen biaya peluang perusahaan. Jika
faktor-faktor pasar persaingan sempurna juga, surplus produsen pada akhirnya berakhir
sebagai sewa ekonomi kepada pemilik input langka seperti tanah.
JenisJenis Kelompok Produsen (perusahaan)
Kelompok produsen dapat dibagi dalam tiga kelompok sehubungan dengan kemampuan
menjualnya, yaitu:
1. Penjual Supermarginal
Penjual supermarginal adalah penjual yang berani menjual produknya di bawah harga pasar.
Produsen ini menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam pemasarannya yaitu
memproduksi barang sebanyak-banyaknya kemudian menjualnya dengan harga yang
semurah-murahnya tapi tetap masih peroleh keuntungan.
2. Penjual Marginal
Penjual marginal adalah produsen yang menjual produknya sama dengan harga pasar.
Biasanya produsen ini hanya menjual produknya di tempat-tempat yang tawar-menawar tidak
diberlakukan, sehingga mereka menyiasatinya dengan memberi label harga produknya.
3. Penjual Submarginal
Penjual submarginal adalah kelompok penjual yang hanya menjual produknya di atas harga
pasar. Produsen kelompok ini menganggap bahwa produknya sangat eksklusif, unik,
produsennya sangat ternama dan terkenal atau sejenisnya.
Analisis surplus konsumen dan produsen sebanarnya hanya ditujukan pada kelompok
konsumen dan produsen yang submarginal dan supermarginal, karena dua kelompok ini yang
mungkin dapatkan surplus dari pembelian dan atau penjualan produknya.
Konsumen akan dapatkan suplus jika preferensi harga yang diperkirakannya lebih tinggi dari
harga keseimbangan pasar. Besarnya surplus tentu saja bergantung pada berapa banyak
jumlah kuantitas yang akan dibeli dikalikan dengan selisih harga tersebut. Sedangkan
produsen akan dapatkan surplus penjualannya jika harga jual produknya lebih rendah dari
harga yang mampu dibeli oleh konsumen dalam kondisi keseimbangan pasar.

2.3 Pendekatan Yang Digunakan


Pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan analisis ekonomi suatu proyek pada
dasarnya mendasarkan diri atas pendekatan UNIDO Guide to Practical Project Appraisal.
Metode yang dipergunakan di sini memulai analisis dengan melakukan analisis profitabilitas
financial berdasarkan atas harga pasar (dengan kata lain melakukan analisis NPV dari sudut
pandang perusahaan). Setelah itu baru dilakukan penyesuaian untuk mengestimate manfaat
bersih proyek sesuai dengan harga ekonomi. Dimaksudkan dengan harga ekonomi adalah
harga seandainya tidak terdapat distorsi apa pun. Penentuan harga ekonomi tersebut perlu
dilakukan untuk setiap input atau output proyek.
Apabila dilakukan analisis dari sisi biaya dan manfaat sosial (SCBA) UNIDO
meneruskan langkah-langkah diatas dengan:
1) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut terhadap tabungan dan investasi.
2) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut pada distribusi pendapatan (income
distribution), dan
3) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut sesuai dengan pertimbangan akan
merit wants.
2.3.1 Harga Bayangan Untuk Resources
1) Input dan Output yang diperdagangkan.
Suatu produk dikatakan diperdagangkan apabila kita bisa memperolehnya di pasar
dunia. Harga internasional yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs
pasar merupakan harga bayangannya.
2) Input dan Output yang tidak diperdagangkan.
Suatu produk dikatakan tidak diperdagangkan apabila : 1. harga impornya (harga CIF)
lebih besar dari biaya produksi domestic, dan 2. harga ekspornya (harga FOB) kurang
dari biaya produksi domestik.
Nilai barang yang tidak diperdagangkan seharusnya diukur sesuai dengan biaya
produksi marjinalnya (apabila adanya proyek menimbulkan tambahan produksi
perusahaan lain). Untuk output, kita perlu memperhatikan consumers willingness to
pay.
3) Tenaga Kerja
Apabila proyek mempekerjakan tenaga kerja, maka terdapat tiga kemungkinan yaitu:
1. Apabila proyek menarik karyawan dari sector lain, maka harga bayangannya
adalah berapa sector lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut.
2. Apabila proyek tersebut menciptakan lapangan kerja dan mempekerjakan mereka
yang sebelumnya menganggur, maka mungkin sekali harga bayangan tenaga kerja

jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada
mereka.
3. Apabila proyek mengimpor tenaga kerja, maka harga bayangannya adalah upah
yang mereka inginkan ditambah dengan premium dalam bentuk devisa yang
dikirimkan ke negara asal mereka.
4) Modal
Dalam perhitungan harga bayangan dari modal, kita perlu memperhatikan opportunity
cost dari modal tersebut. opportunity cost inilah (dengan memperhatikan unsur resiko)
yang merupakan harga bayangan dari modal tersebut.
5) Valuta Asing
Terdapat dua kurs valuta asing yaitu kurs resmi dan kurs pasar. Di berbagai negara
yang sedang berkembang kurs resmi jauh lebih rendah dari kurs pasar. Dalam keadaan
itu harga bayangan yang relevan untuk valuta asing adalah kurs pasar.

2.4 MANFAAT EKONOMI DAN SOSIAL


Beberapa manfaat dari suatu proyek yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan
moneter adalah:
a. Meningkatnya tingkat konsumsi
b. Membantu proses pemerataan pendapatan
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
d. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)
e. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja)
f. Manfaat sosial budaya dan lain-lain

Dari keseluruhan uraian di atas dapat dilihat bahwa pengukuran manfaat ekonomi
lebih sulit dibanding biaya ekonomi, antara lain disebabkan:
a. Beberapa manfaat kendati pun bersifat langsung dan (primary) sulit diukur dengan
uang, karena biasanya tidak dinyatakan dalam harga pasar, melainkan harga
bayangan.
b. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang
c. Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya perlu proyek
tambahan.

d. Adanya manfaat-manfaat yang dinikmati oleh pihak-pihak yang berkepentingan


secara tidak seimbang, artinya kadang-kadang sulit untuk secapainya efek
distributive yang seimbang.
2.4.1 Manfaat Proyek bagi Perekonomian
1.
2.
3.
4.
5.

Membuka lapangan kerja baru


Memberdayakan sumber daya nasional
Mendorong pertumbuhan industri lain
Memenuhi kebutuhan masyarakat
Menambah pendapatan nasional

2.4.2 Hambatan Hambatan Yang Dihadapi Dalam pelaksanaan Bisnis


1. Iklim yang kurang mendukung ( biasanya terkait dengan proyek agribisnis );
2. Kualitas SDM dan SDA kurang menunjang sehingga berakibat pada produktivitas
yang rendah;
3. Kurangnya modal ( capital ) yang tersedia sehingga berdampak negatif terhadap
penyelesaian dan kesinambungan operasional proyek;
4. Tingginya tingkat suku bunga Bank;
5. Situasi serta kondisi sosial politik dan keamanan nasional yang kurang kondusif.
2.5 Kriteria Investasi Tambahan
Dikenal dua criteria investasi tambahan dalam perdagangan international yaitu Unit
Domestic Resources Cost (UDRC) dan Effective Rate of Protection (ERP). Dengan kata lain,
dua criteria investasi ini hanya berlaku untuk proyek yang menghasilkan produk yang bersifat
tradeable, yakni suatu jenis barang dan jasa yang:
a. sekarang diimpor dan diekspor,
b. bersifat pengganti yang erat hubungannya dengan jenis lain yang diimpor atau
diekspor, dan
c. jenis barang dan jasa yang tidak memenuhi syarat (a) dan atau (b) tadi.
Evaluasi proyek di semua sektor penghasil barang maupun jasa-jasa yang
diperdagangkan di tingkat internasional, khususnya industry dan pertambangan, menganalisis
benefit berdasarkan dua kriteria yaitu :
1.

Domestic Resource Cost of Earning or Saving a Unit of Foreign Exchange (Besarnya

biaya sumber-sumber nasional untuk mendapatkan atau menghemat satu satuan devisa.
2.

Effective Rate of Protection (tingkat proteksi efektif)

Kriteria unit DRC serta ERP bertitik tolak pada prinsip bahwa efisien tidaknya
produksi jenis barang dan jasa tradeable tergatung pada daya saingnya di pasaran dunia.
Artinya , apakah biaya produksi riel yang terdiri dari pemakaian sumber-sumber nasional
terutama tenaga kerja dan modal cukup rendah, sehingga harga jualnya dalam rupiah (setelah
dipotong segala macam pajak) tidak melebihi tingkat border price yang relevan (dinyatakan
dalam dollar dikalikan dengan shadow price devisa). Untuk tujuan analisis efesiensi, pasar
dalam negeri dinilai berdasarkan perbandingan antara opportunity cost riil dari produksi
dalam negeri dengan border price yang relevan tadi.
Border Price yang relevan untuk produksi dalam negeri yang melebihi konsumsi nasional
adalah harga f.o.b untuk ekspor, sedangkan untuk jenis barang tradeable yang produksi
dalam negerinya kurang dari konsumsi nasional, border price yang relevan adalah harga c.i.f
untuk impor.
Kriteria pada ERP menjelaskan perlu tidaknya suatu proyek diberi proteksi efektif
terhadap persaingan internasional agar dapat hidup. Pengukuran proteksi efektif itu bertitik
tolak dari perhitungan proteksi terhadap output, yang diukur sebagai proporsi kelebihan harga
jual yang diterima produsen dalam negeri setelah dipotong segala jenis pajak yang
membebani prose produksi dibandingkan dengan hasil perkalian antar border price dan nilai
tukar valuta asing. Kemudian diperhitungkan pengaruh proteksi terhadap sarana yang
digunakan dalam proses produksi. Tingkat proteksi ini diukur dengan cara serupa, yakni
sebagai proporsi kelebihan harga jual dalam negeri masing-masing sarana dibandingkan
dengan harga menurutborder price

Kelebihan dari criteria UDRC dan ERP adalah :


a. Kriteria ini secara eksplisit memerlukan data Border Price dan Shadow Price
dalam Exchange Rate, karenanya criteria ini berusaha menggambarkan riil cost
dan riil revenue.

b. Keputusan feasibilitas yang diambil oleh kedua criteria ini terhadap suatu proyek
tertentu sama, jika satu proyek dinyatakan feasible oleh UDRC, maka akan
dinyatakan feasible pula oleh ERP, demikian sebaliknya.

Kelemahan dari criteria UDRC dan ERP adalah:


a. Kedua alat ini hanya dapat digunakan untuk proyek yang menghasilkan produk
tradeable.
b. Sukarnya mendapatkan data shadow price.
c. Alat ini lebih cenderung digunakan untuk menilai tingkat efisiensi proyek-proyek
yang telah berjalan.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat ini dapat disimpulkan bahwa dalam studi kelayakan
bisnis terdapat banyak pendekatan yang dipergunakan untuk dilakukan. Dimulai dari analisis
ekonomi, konsep surplus konsumen dan produsen hingga pendekatan yang di gunakan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui bisnis yang direncakan apakah telah memenuhi aspek
aspek yang berada di dalam studi kelayakan tersebut. Setiap pendekatan pada dasarnya
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Informasi yang benar diperlukan untuk
menghasilkan keputusan yang tepat dalam melaksanakan sebuah proyek. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan uraian yang telah di bahas pada bab sebelumnya yang menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Analisis ekonomi di mulai dengan cara membedakan analisis berdasarkan ekonomi
deskriptif, teori ekonomi dan ekonomi terapan
2. konsep dari consumer surplus dan producer surplus yaitu suatu konsep yang
membahas tentang bagaimana konsumen maupun produsen dapat dikatakan surplus
dengan melihat / menyamakan kriteria yang ada di dalam konsep tersebut.
3. Pendekatan yang dipergunakan dalam melakukan analisis ekonomi yaitu dengan cara
pendekatan berdasarkan UNIDO Guide to Practical Project Appraisal
4. Manfaat ekonomi yang di dapat dimulai dari terbukanya lapangan pekerjaan,
memberdayakan sumber daya nasional, mendorong pertumbuhan industri lain,
memenuhi kebutuhan masyarakat, menambah pendapatan nasional
5. Kriteria invetasi tambahan dikenal dalam perdagangan international yaitu Unit
Domestic Resources Cost (UDRC) dan Effective Rate of Protection (ERP).

Anda mungkin juga menyukai