Anda di halaman 1dari 15

DEFINISI KEWIRAUSAHAAN DIGITAL DAN SEJARAH

KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Aisyah Sri Wahyuni : (2261209001)

Bachrul Allam : (2261209002)

Fazilla Amalia : (2261209004)

Dosen Pengampu :

Fahmi Iqbal Firmananda, S.Kom.,MM

Program Studi Bisnis Digital

Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

2022/2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Definisi Kewirausahaan Digital dan Sejarah Kewirausahaan Di Indonesia” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Kewirausahaan
Digital yang diberikan oleh dosen.

Tidak lupa penulis ucapkan Terima Kasih kepada dosen pengajar, atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Definisi Kewirausahaan Digital dan Sejarah Kewirausahaan Di Indonesia” khususnya bagi
penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini memang masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimasudkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Bangkinang, Maret 2023


Daftar Isi

Contents
BAB I....................................................................................................................................................4
Pendahuluan........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masaah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
1.4 Manfaat...............................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................................................6
2.1 Definisi Kewirausahaan Digital.............................................................................................6
2.2 Peluang Kewirausahaan Digital............................................................................................7
2.3 Manfaat Kewirausahaan Digital...........................................................................................8
2.4 Proses Pengembangan Wirausaha Digital............................................................................9
2.5 Platform Digital....................................................................................................................9
2.6 Tripel Helix dalam Pembangunan Wirausaha Digital...........................................................9
2.7 Sejarah Kewirausahaan Di Indonesia.................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................14
Penutup.............................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...................................................................................................................................15
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan digital telah memberikan dampak yang luar biasa di dunia. Usaha
digital yang dibangun melalui jejaring internet seperti Google, Facebook, atau Microsoft
telah mampu mengubah dunia serta telah membentuk pola komunikasi tapa sekat geografis.
Digitalisasi juga berdampak terhadap pengembangan wirausaha bar. Potensi pengembangan
usaha bar meningkat karena adanya peluang digitalisasi cabang usaha maupun mengubah
usaha dari offline menjadi online. Dampak positif digitalisasi pada wirausaha juga terjadi
dalam bentuk promosi inovasi, penciptaan peluang kerja, peningkatan produktifitas baik
secara sosial maupun ekonomi sehingga menjadi prioritas pemerintah di berbagai negara
(Shane and Venkataraman, 2000; Wong et al., 2005; Sartori et al., 2013; Karimi et al.,
2015).

Wirausaha digital adalah fenomena yang muncul melalui perkembangan teknologi


informasi dan komunikasi. Guthrie (2014) menyatakan usaha digital adalah penjualan
produk atau jasa melalui jejaring elektronik. Ekonomi digital membuka peluang bagi para
wirausaha untuk menciptakan area bisnis yang berbeda melalui model perdagangan
elektronik (Turban et al., 2008).

Wirausaha digital juga telah menarik minta usaha para pebisnis milenal khususnya di
perguruan tinggi (Farani et al., 2017). Namun potensi wirausaha digital dari pebisnis
milenial tentunya perlu dikembangkan dari berbagai pihak. Pihak yang berperan besar
adalah pemerintah, perguruan tinggi dan industri. Ketiga pihak tersebut merupakan
organisasi yang paling kondusif dalam mengembangkan inovasi. Peran ketiga pihak tersebut
yang selama ini bergerak masing-masing sebenarnya dapat saling bekerjasama.
1.2 Rumusan Masaah

1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan digital?

2. Apa saja peluang kewirausahaan digital?

3. Apa saja manfaat dari kewirausahaan digital?

4. Bagaimana proses pengbangan wirausaha digital?

5. Bagaimana sejarah kewirausahaan di indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagaj berikut :

1. Mengetahui definisi kewirausahaan digital

2. Mengetahui peluang kewirausahaan digital

3. Mengetahui manfaat kewirausahaan digital

4. Mengetahui proses pengembangan wirausaha digital

5. Mengetahui sejarah kewirausahaan di indonesia

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini iyaitu sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui definisi kewirausahaan digital

2. Dapat mengetahui peluang kewirausahaan digital

3. Dapat mengetahui manfaat kewirausahaan digital

4. Dapat mengetahui proses pengembangan wirausaha digital

5. Dapat mengetahui sejarah kewirausahaan digital


BAB II

Pembahasan

2.1 Definisi Kewirausahaan Digital

Kewirausahaan Digital atau Technopreneurship merupakan istilah dari pemanfaatan


teknologi pada kegiatan berwirausaha. Pemanfaatan teknologi dalam hal ini dipahami mulai
dari proses produksi (dengan mesin dan teknologi terbaru) hingga pemasaran
(memanfaatkan media social, platform online, aplikasi dan lainnya). Kewirausahaan
teknologi digital telah memberikan dampak yang luar biasa di dunia. Usaha digital yang
dibangun melalui jejaring internet seperti Google, Facebook, atau Microsoft telah mampu
mengubah dunia serta telah membentuk pola komunikasi tapa sekat geografis. Digitalisasi
juga berdampak terhadap pengembangan wirausaha bar. Dengan potensi pengembangan
usaha baru meningkat karena adanya peluang digitalisasi cabang usaha maupun mengubah
usaha dari offline menjadi online. Dampak positif digitalisasi pada wirausaha juga terjadi
dalam bentuk promosi inovasi, penciptaan peluang kerja, peningkatan produktifitas baik
secara sosial maupun ekonomi sehingga menjadi prioritas pemerintah di berbagai negara .
Istilah lain yang lebih umum digunakan oleh generasi milenial adalah startup atau bisnis
pemula. Starup pada dasarnya adalah aktivitas sebuah perintis bisnis yang memiliki model
bisnis yang terencana dengan memanfaatkan teknologi dalam bentuk platform data atau
aplikasi.

Internet adalah produk kebudayaan dan sudah semestinya internet digunakan


manusia untuk menghasilkan kehidupan yang berbudaya. Namun bak pisau bermata dua,
internet sejatinya hanyalah alt yang dapat memberikan dampak positif maupun negative
tergantung pada cara dan tujuan penggunaannya. Dalam era digital saat ini, beragam
informasi semakin merasuk hingga ke gawai setiap orang. Kemampuan individu memilah
dan memilih informasi, lantas menjadi hal yang mendesak. Untuk itulah Literasi Digital
menjadi kian signifikan relevansinya, tidak hanya sebagai komplementer, tetapi sebagai
program prioritas bersama dalam kerangka melakukan upaya edukasi dan advokasi
pengguna internet.

Banyak juga yang beranggapan bahwa menjadi wirausaha digital haruslah mereka
yang memiliki ketertarikan (passion) terhadap bisnis dengan mengambil sekolah ataupun
jurusan yang berhubungan dengan bisnis, ekonomi, ataupun manajemen padahal menjadi
wirausaha bisa saja kapan dan dimana saja pada sat ada kesempatan untuk menuangkan
suatu ide yang bisa menghasilakan.

Di zaman modern yang serba digital saat ini dimana untuk mendapatkan suatu
keinginan atau menjual produk kita tidak perlu susah payah bergerak cukup duduk dengan
menggunakan satu jari menekan ke alat digital seperti handphone semua barang bisa kita
dapatkan dengan mudah melalui internet.

Diantara keuntungan wirausaha digital adalah: usaha digital cenderung bar sehingga
tidak diperhatikan dalam persaingan usaha. Usaha digital mampu mengakses dan
menganalisis sejumlah informasi persaingan dan pelanggan potensial. Usaha digital juga
terobsesi untuk mendapatkan, diseminasi serta menganalisis tindakan melalui pegetahuan
karena berorientasi pasar.

2.2 Peluang Kewirausahaan Digital

Berdasarkan data dari Statista (2021) menunjukkan bahwa pengguna internet di


Indonesia hingga akhir tahun 2020 adalah sebanyak 199,16 juta orang dan pengguna internet
mobile sebanyak 183,69 juta orang. Perkembangan tersebut akan terus meningkat pada
tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan data dari Hootsuite (2021) menunjukkan bahwa rata-
rata lebih dari 1,3 juta pengguna baru bergabung dengan media sosial setiap hari selama
tahun 2020, setara dengan sekitar 151⁄2 pengguna baru setiap detik. Berdasarkan data dari
Perdagangan Digital 360 (2021) menunjukkan bahwa konsumen menghabiskan $861,12
miliar secara online dengan pedagang AS pada tahun 2020, naik 44,0% yang luar biasa dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Statistik (2020) bahwa dengan penetrasi pembeli
digital yang diperkirakan akan melampaui 65 persen pengguna internet di seluruh dunia
pada tahun 2021, industri e- commerce akan berkembang dan terus berkembang.

Faktor-faktor yang menjadi alasan konsumen memilih belanja online, yaitu: (1)
kenyamanan mengingat konsumen sudah mulai enggan berdesak-desakan saat berbelanja di
pusat perbelanjaan, (2) informasi yang lengkap, cepat dan mudah, (3) ketersediaan produk
dengan tidak harus berkunjung ke toko, (4) efisien waktu dan biaya mengingat dengan
belanja melalui online dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Faktor-faktor tersebut
menggambarkan bahwa melalui online shop sebagai bagian dari digital entrepreneurship
banyak menawarkan kemudahan dan kenyamanan dengan harga atau tarif yang lebih murah,
karena sudah memperpendek jarak antara produsen dan konsumen (Pudjiastuti, 2019;
Ameliah, et al, 2018).

2.3 Manfaat Kewirausahaan Digital

Manfaat utama digital entrepreneurship adalah pengusaha dapat mengelola bisnis


dari mana saja dan kapan saja di dunia sepanjang memiliki akses ke internet. Dengan
mobilitas semacam ini, maka berbagai manfaat lain muncul, seperti:

1. Menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Dalam digital entrepreneurship


memungkinkan pengusaha untuk bekerja dari rumah sehingga memberikan lebih banyak
kebebasan untuk menyesuaikan jadwal dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan
keluarga.

2. Waktu yang lebih fleksibel. Sebagai pengusaha digital memiliki kebebasan dalam
menentukan jadwal kerja dengan lebih efisien

3. Penghematan biaya. Dengan memanfaatkan perangkat digital seperti computer, telepon


cerdas, tab dan tersedianya akses internet maka akan menghemat banyak biaya
dibandingkan dengan menyewa ruangan took offline dan semua biaya seperti biaya utilitas,
pajak, dan lain sebagainya. Model bisnis digital tentu saja lebih murah daripada memiliki
bisnis konvensional.

4. Menjangkau lebih banyak orang. Menurut situs web We Are Social lebih dari 4 miliar
orang di planet ini sekarang memiliki akses ke internet di mana hal tersebut lebih dari 50%
dari populasi dunia. Hal ini jelas menunjukkan bahwa berbisnis digital adalah cara terbaik
untuk menjangkau lebih banyak orang secara global dan membuat lebih banyak orang
mempelajari produk yang dipasarkan secara digital. Sedangkan salam bisnis konvensional
atau offline, operasi bisnis akan dibatasi oleh hambatan geografis.

5. Skalabilitas. Menskalakan bisnis berarti meningkatkan volume produksi dan penjualan


tanpa meningkatkan investasi dan biaya tetap dengan proporsi yang sama.

2.4 Proses Pengembangan Wirausaha Digital

Proses pengembangan wirausaha digital diawali dari tahap usaha pemula (start-up)
yang mengembangkan ide awal untuk mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Terdapat tiga
tahap dalam pengembangan usaha digital yaitu tahap pengembangan ide, kemudian
pengembangan usaha pemula selanjutnya manajemen usaha (Le Dinh et al., 2018). Esensi
dari wirausaha digital adalah pendiri usaha itu sendiri. Karena itu penting untuk
mendapatkan tim pendiri usaha yang stabil dalam merintis usaha dengan tipikal percobaan
(trial-error) di tahap awal. Hal penting lainnya adalah jejaring dan modal sosial pebisnis
(Spiegel et al., 2016).

2.5 Platform Digital

Platform merupakan ruang digital yang menyediakan peluang usaha saling


berhubungan baik antara pebisnis maupun dengan pelanggan (Hsieh and Wu, 2018).
Platform dapat dibagi kepada tiga yaitu paltform inovasi sebagaimana yang ditawarkan oleh
Google, platform transaksi, seperti retail atau permintaan pelayanan online, serta platform
integrasi yaitu gabungan platform inovasi dan transaksi.

2.6 Tripel Helix dalam Pembangunan Wirausaha Digital

Pengembangan wirausaha digital membutuhkan kolaborasi ketiga pihak pemerintah,


perguruan tinggi dan industri. Kementrian Komunikasi dan Informasi mencanangkan
kebijakan gerakan 1000 startup digital (Rudiantara, 2019). Peran pemerintah Indonesia
dalam membuat regulasi sangat penting untuk mendorong pengembangan wirausaha digital
baru.

Peran perguruan tinggi juga sangat besar dalam mengembangkan teknologi,


termasuk dalam hal pembaharuan industri. Peran perguruan tinggi adalah dalam hal
pendidikan kewirausahaan serta penelitian. Pendidikan kewirausahaan digital membutuhkan
biaya yang rendah sehingga menjadi topik hangat saat ini (Guthrie, 2014). Penelitian melalui
laboratorium perguruan tinggi merupakan potensi pengembangan wirausaha digital pemula.
Hasil penelitian menemukan semakin besar pengetahuan kewirausahaan mahasiswa bidang
ilmu komputer pada perguruan tinggi di Iran, maka semakin besar niat berwirausaha
digital(Farani et al., 2017). Namun terdapat kelemahan dari perguruan tinggi seperti dalam
hal penyebaran pengetahuan karena kurangnya sumberdaya yang memadai, kurangnya
kolaborasi perguruan tinggi dan industri dalam memecahkan masalah teknologi industri.

Peran pihak ketiga yaitu industri tidak kalah pentingnya dalam pengembangan usaha
digital. Pihak industri mengembangkan departemen khusus di dalam organisasinya untuk
melakukan transfer teknologi untuk kepentingan komersial. Namun terdapat beberapa
kelemahan seperti pihak industri bagus dalam melakukan peningkatan teknologi, namun
kurang bagus dalam melakukan riset dan pengembangan inovasi.

Berdasarkan peran ketiga pihak beserta keterbatasnnya dapat terlihat bahwa peran
pengambangn wirausaha digital dapat dilakukan secara sinergi dari ketiga pihak. Hal yang
paling utama adalah peran pemerintah untuk mempertemukan antara pihak perguruan tinggi
dengan industri untuk saling bekerjasama. Pihak industri memiliki sumberdaya yang
dibutuhkan perguruan tinggi, namun tidak sepenuhnya memiliki kemampuan dan
pengembangan riset dan teknologi untuk melakukan inovasi teklologi. Sebaliknya perguruan
tinggi memiliki potensi dalam melakukan riset dan pengembangan inovasi teknologi namun
kekurangan sumberdaya terutama dalam hal pendanaan. Pemerintah merupakana mediator
yang mempertemukan kedua belah pihak untuk saling melengkapi keterbatasan masing-
masing. Peran mediator tersebut akan memudahkan serta mempercepat pengembangan
wirausaha digital sebagaimana yang diprogramkan pemerintah, khususnya pebisnis milenial
yang banyak berada di perguruan tinggi.
2.7 Sejarah Kewirausahaan Di Indonesia

Entrepreneurship secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard


Castillon pada tahun 1755. Namun di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal Dada
akhir abad ke-20. Di abad ke 19 dan 20 wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang
mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai
personal. Di abad ini inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

Seorang wirausaha mengatur dan menjalankan perusahaan untuk keuntungan pribadi.


la membayar sat Ini untuk bahan baku yang digunakan untuk usahanya, untuk penggunaan
lahan, untuk jasa karyawan yang dia gunakan, dan untuk modal yang dia butuhkan. Dia
memberikan kontribusi inisiatif, keterampilan. dan kecerdasan dalam perencanaan,
pengorganisasian dan administrasi perusahaan secara mandiri. Dia juga berasumsi
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian tidak terduga dan tidak
terkendali.
Di abad ke 19 dan 20 ini, seorang wirausaha juga dapat dipandang sebagai orang
yang memperbaharui atau melakukan revolusi terhadap pola-pola produksi dengan
mengeksploitasi suatu penemuan, atau suatu kemungkinan teknologi yang Delum pernan
dicoba dalam memproduks1 suatu KOmOditas, DalK itu dalam cara lama maupun dalam
cara bar. Perubahan-perubahan yang direalisasikan para wirausahawan in1 membuka
sumber pasokan maupun outlet baru bag suatu produk dan jasa, dengan implikasi terjadi
reorganisasi suatu industri.

Di Indonesia, entrepreneurship dipelajari bar terbatas pada beberapa sekolah atau


perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat entrepreneurship menjadi berkembang.

Perkembangan kewirausahaan di Indonesia pada masa Orde Baru ditandai dengan


munculnya kegiatan industri pengolahan (manufacturing), yaitu suatu kegiatan ekonomi
yang mengubah barang mentah (raw material) menjadi barang setengah jadi maupun barang
jadi (goods/commodity). Kegiatan industri pengolahan di Indonesia pada masa awal Orde
Baru belum sedominan aktivitas pertanian yang telah dilakukan ole masyarakat Indonesia
selama berabad-abad sebelumnya. Oleh karena itu pada masa Orde Baru kehadiran industri
manufaktur belum sesuai dengan gambaran umum aktivitas perekonomian masyarakal
Indonesia, termasuk Asia Tenggara pada umumnya.

Seiaran telan mencatat banwa kemaruan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh
peran individu-individu yang memiliki semangat kewirausahaan dan inovasi. Perjalanan
panjang bangsa Indonesia, misalnya, selalu dipelopori oleh tokoh-tokoh yang memil1k1
keberanian untuk memuai tindakan dan mengambil risiko (salah satu karakter yang
kemudian dipercaya sebagai ciri orang-orang dengan semangat kewirausahaan) untuk
terjadinya suatu perubahan. Semangat pembaruan yang dimiliki Mahapatih Gadjah Mada
juga tidak lepas dari jiwa entrepreneur sang tokoh. Di kemudian hari, munculnya seorang
Soekarno dan Hatta serta para founding fathers Republik Indonesia juga tidak leas dari
semangat kepeloporan yang menjadi ciri khas seorang entrepreneur.

Keberanian Dr.Ing. BJ. Habibie untuk kembali ke Indonesia dan membangun


megaproyek Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, waktu itu namanya PT. Nurtanio)
yang penuh risikondan tantangan, juga tidak lepas dari semangat kewirausahaan dan inovasi
yang dimilikinya. Saat itu Habibie lulusan summa cumlaude Universitas Aachen, Jerman,
telah menduduki posisi sangat penting di perusahaan pembuat pesawat terbang ternama di
Eropa, Messerschmitt Bolkow Blohm (MBB).

Sekalipun IPTN sempat menuai kerugian dan akhirnya berhenti beroperasi, banyak
anak-anak muda Indonesia lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang berhasil mencapai
pendidikan tertinggi di universitas-universitas ternama d1 negara-negara map melalu1
program-program vang diminus olen Habibie bersama para koleganya di IPTN dan
Kementerian Negara Riset dan Teknologi melalui beasiswa STAID (Science and
Technology for Industrial Developmenu). Mereka 1nlan vang sekarang menjadi lapisan
utama dalam pengembangan kebijakan-kebijakan riset di Indonesia.
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Wirausaha digital merupakan fenomena yang semakin berkembang sat ini.


Wirausaha digital banyak berada di perguruan tinggi serta memilki banyak potensi untuk
dikembangkan seperti tidak dianggap sebagai pesaing, mampu mengalisis informasi
persaingan untuk mencari ceruk pasar. Keberadaan wirausaha digital tentunya menjadi
potensi besar bag pemerintah, perguruan tinggi dan industri. Peran pemerintah dalam
membuat regulasi yang mendorong terbentuknya 1000 startup setiap tahunnya tentunya
tidak semata-mata melalui regulasi. Akan tetapi pemerintah juga perlua mnejadi mediator
kerjasama perguruan tinggi dan industri. Perguruan tinggi satu pihak memiliki potensi riset
dan pengembangan inovasi, namun kekurang sumberdaya yang mendukung potensi tersebut.
Pihak industri memiliki sumberdaya pendanaan khususnya akan tetapi lemah dalam
melakukan pengembangan riset dan inovasi teknlogi. Peran pemerintah menjadi mediator
untuk memeprtemukan kedua belak pihak merupakan potensi untuk menciptakan wirausaha
digital.

3.2 Saran

Wirausahawan hendaknya perl belajar banyak mengenai kewirausahaan digital


dengan aneka karakteristik yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan digitalisasi di
berbagai aspek kehidupan dan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat. Adanya
digitalisasi hendaknya menjadi peluang para wirausaha dalam meningkatkan hasil penjualan
atas bisnis mereka maupun dalam kreativitas yang menunjang keberhasilannya di masa kin
dan mendatang.
Daftar Pustaka

Antoniazzi, J., & Smuts, H. (2020). The Characteristics of Digital Entrepreneurship and
Digital Transformation: A Systematic Literature Review. In Lecture Note Computer
Science (including subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes
in Bioinformatics): Vol. 12066 LNCS. Springer International Publishing.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-44999-520 Davidson, E., & Vaast, E. (2010).
Digital entrepreneurship

Davidson, E. and Vaast, E. (2010), “Digital entrepreneurship and its sociomaterial


enactment”, Proceedings of the 43rd Hawaii International Conference on System
Sciences, pp. 1- 10.

Farani, A. Y., Karimi, S., & Motaghed, M. (2017). The role of entrepreneurial knowledge as
a competence in shaping Iranian students’ career intentions to start a new digital
business. European Journal of Training and Development, 41 No. 1: 83-100

Anda mungkin juga menyukai