ABSTRAK
UD. Batik Royyan Tuban merupakan usaha yang bergerak di bidang pembuatan batik Tuban,
produk batik Royyan Tuban ada 2 variasi jenis kain yaitu kain batik santung dan kain batik
juantiu sanfor. Berdasarkan pada penelitihan ini, perusahaan mengalami kendala tidak bisanya
memenuhi permintaan dari konsumen sesuai jadwal yang telah di tetapkan. Sehingga
perusahaan akan mengalami kerugian karena perolehan keuntungan yang kurang maksimal.
Maka perusahaan membutuhkan suatu perencanaan kapasitas produksi supaya produksi dapat
memenuhi permintaan dari konsumen. Metode yang di gunakan dalam pemecahan masalah
adalah metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP). Hasil penyusunan Rought Cut
Capacity Planning (RCCP) menunjukkan bahwa terdapat tiga pusat kerja yang mengalami
kekurangan kapasitas produksi yaitu pusat kerja pengeblokan, pewarnaan dan pembersihan
malam. Usulan perencanaan kapasitas produksi yang diperoleh dari penelitian adalah pada
pusat kerja pengeblokan dan pembersihan malam perusahaan di sarankan untuk melakukan
penambahan jumlah mesin. Sedangkan pada pusat kerja pengeblokan yang masih belum
terpenuhi setelah penambahan mesin dan kekurangan pada pusat kerja pewarnaan pada
periode 7, maka akan di lakukan penyesuaian beban kerja yang masih mengalami kekurangan,
maka kekurangan pada periode 7 akan di selesaikan pada periode 6 agar kapasitas dapat
terpenuhi.
Kata kunci : Rought Cut Capacty Planning (RCCP). Perencanaan kapasitas, penyesuaian
beban kerja, penambahan mesin
ABSTRACK
UD. Batik Royyan Tuban is a business engaged in the manufacture of batik Tuban, batik
products Royyan Tuban there are 2 variations of fabric types namely batik santung cloth and
batik cloth juantiu sanfor. Based on this research, the company is facing obstacles that can not
meet the demand from the consumers according to the schedule that has been set. So that the
company will suffer losses due to the acquisition of profit less than the maximum. Then the
company needs a production capacity planning so that production can meet the demand from
consumers. The method used in troubleshooting is themethod Rought Cut Capacity Planning
(RCCP). The results ofcompilation Rought Cut Capacity Planning (RCCP)indicate that there
are three working centers experiencing a shortage of production capacity which is the center
of work of stoning, coloring and cleaning of night. Proposed production capacity planning
obtained from the research is at the center of the work of the company's nightly dewatering
and cleaning in suggesting to do the addition of the number of machines. Whereas in the
unfilled work center after the addition of the machine and the deficiency in the work center of
coloring in period 7, it will be adjusted the workload that is still lacking, then the deficiency in
period 7 will be completed in period 6 so that capacity can be fulfilled.
Keywords: Rought Cut Capacty Planning (RCCP). Capacity planning, workload adjustment,
machine addition
1
PENDAHULUAN
UD. Batik Royyan Collection Tuban termasuk perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha produksi batik cap dan batik tulis. Produksi yang dihasilkan dalam proses produksinya
berupa kain batik. Dalam sistem produksi yang di lakukan perusahaan menerapkan sistem
Make To Stock yang artinya perusahaan melakukan produksi mengikuti kebijakan perusahaan
dan permintaan dari konsumen dalam pemenuhan pesanan. Namun apabila permintaan produk
meningkat perusahaan akan melakukan pemenuhan dengan melakukan over time maksimal 3
jam ataupun sub kontrak dengan penambahan tenaga kerja. Keputusan ini membuat
perusahaan mengeluarkan biaya lebih mahal lagi untuk memenuhi target produksi. Hal ini
sering kali dilakukan tapi masih kurang efektif dalam pengerjaannya. Perusahaanpun masih
tetap belum bisa memenuhi permintaan dan masih sering terlambat untuk melakukan
pengiriman sesuai permintaan. Adapun data permintaan dari UD. Batik Royyan Collection
sebagai berikut:
Tabel 1. Data Produksi Tahun 2017
Bulan Kain Santung Kain Juantiun Sanfor
Permintaan Realisasi Permintaan Realisasi
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
Januari 2.100 2.100 704 690
Februari 2.260 2.250 755 750
Maret 1.478 1.470 492 480
April 2.266 2.250 756 750
Mei 3.185 3.180 1.062 1.050
Juni 2.054 2.040 684 660
Juli 2.466 2.460 822 810
Agustus 2.970 2.970 984 960
September 3.352 3.330 1.118 1.110
Oktober 1.604 1.590 534 510
November 2.274 2.250 759 750
Desember 1.808 1.800 600 600
Dari tabel 1 dapat di ketahui bahwa perusahaan masih belum bisa memenuhi
permintaan dalam 1 tahun. Permintaan yang diminta oleh konsumen adalah kain batik santung
sejumlah 27.817 unit per tahun. Namun, perusahaan hanya mampu menyediakan kain batik
santung sejumlah 27.690 unit dengan selisih kekurangan 127 unit. Sedangkan untuk kain
batik juantiu sanfor permintaan konsumen sejumlah 9.270 unit per tahun. Namun, perusahaan
hanya mampu menyediakan kain batik juantiu sanfor sejumlah 9.120 unit per tahun dengan
selisih kekurangan 150 unit.
2
MATERI DAN METODE
Penelitian ini di lakukan pada UD. Royyan Batik Collection Tuban yang merupakan
usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan kain batik. UD. Batik Royyan Collection yang
terletak di daerah Tuban di Jl. Masjid Al Falah, Desa sumurgung, Kec. Tuban, Kabupaten
Tuban, Jawa Timur 62319, Indonesia. Penelitian di lakukan selama 6 bulan, mulai awal bulan
Februari 2018 sampai bulan Juli 2018.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Keseragaman Data
a. Data perhitungan keseragaman data kain batik santung
Tabel 2. Rekapitulasi data perhitungan keseragaman data kain batik santung
Standart Tingkat Tingkat Nilai
No Elemen kerja Deviasi Ketelitian Kepercayaan Kostanta BKA BKB Keterangan
(SD) (S) (CL) (K)
1 Pengukuran 0,01565 0,13436 86,56% 2 0,14780 0,08519 Seragam
2 Pemotongan 0,02339 0,14622 85,38% 2 0,20679 0,11320 Seragam
3 Pengecapan 0,19967 0,07754 92,52% 2 2,97434 2,17565 Seragam
4 Pengeblokan 0,48406 0,02430 97,57% 3 21,3721 18,4678 Seragam
Pertama
5 Pewarnaan 0,17614 0,05033 99,50% 3 35,5234 34,4665 Seragam
Pertama
6 Penjemuran 0,18806 0,00939 99,06% 3 20,5841 19,4558 Seragam
Pertama
7 Pengeblokan 0,35601 0,01376 98,62 % 3 26,9280 24,7919 Seragam
kedua
8 Pewarnaan 0,19493 0,00512 99,49% 3 38,6148 37,4451 Seragam
Kedua
9 Pembersihan 0,20545 0,01391 98,61% 3 15,3863 14,1536 Seragam
Malam
10 Pencucian kain 0,18093 0,05214 94,79% 2 3,83186 3,10813 Seragam
11 Penjemuran 0,20487 0,01020 98,98% 3 20,6896 19,4603 Seragam
12 Pemeriksaan 0,01631 0,17445 82,55% 2 0,12612 0,06087 Seragam
13 Pengemasan 0,19680 0,16184 83,82% 2 1,60960 0,82239 Seragam
4
2. Uji Kecukupan Data dan Waktu Baku
a. Data perhitungan kecukupan data kain batik santung
Tabel 4. Rekapitulasi data perhitungan kecukupan data kain batik santung
No Elemen kerja N’ Waktu Normal Waktu Standart
1 Pengukuran 3,8 0,01 0,02
2 Pemotongan 3,8 0,02 0,03
3 Pengecapan 3,8 0,59 0,65
Pengeblokan 8,55 3,58 4,02
4
Pertama
5 Pewarnaan Pertama 8,55 8,05 8,77
6 Penjemuran Pertama 8,55 4,60 5,00
7 Pengeblokan kedua 8,55 4,65 5,23
8 Pewarnaan Kedua 8,55 8,75 9,51
9 Pembersihan Malam 8,55 2,65 2,83
10 Pencucian kain 3,8 0,63 0,67
11 Penjemuran 8,55 4,62 5,02
12 Pemeriksaan 3,8 0,01 0,02
13 Pengemasan 3,8 0,19 0,20
5
3. Uji Peramalan
a. Peramalan permintaan kain batik santung untuk periode berikutnya:
Tabel 6. Rekapitulasi data perhitungan peramalan permintaan kain batik santung
Permintaan Moving Weight Moving Single Exponensial
Bulan (Unit) Average Average Smoothing
(Unit) (Unit) (Unit)
1 2100 - - 2318
2 2260 - - 2122
3 1478 - - 2247
4 2266 1946 1843 1555
5 3185 2002 2003 2195
6 2054 2310 2595 3086
7 2466 2502 2467 2158
8 2970 2569 2449 2436
9 3352 2497 2650 2917
10 1604 2930 3077 3309
11 2274 2642 2415 1775
12 1808 2410 1808 2225
6
Pemilihan hasil perhitungan MAD pada setiap metode peramalan yang di
gunakan. Berdasarkan metode peramalan yang di pilih adalah metode peramalan yang
mempunyai MAD terkecil.
7
1. Pusat Kerja Pengecapan
Dari tabel pusat kerja Pengecapan diatas dapat dilihat bahwa ketersediaan
kapasitas lebih besar dari pada kapasitas yang dibutuhkan. Maka pada pusat kerja
pengecapan ini tidak mengalami masalah.
Dari tabel pusat kerja Pembersihan malam diatas dapat dilihat bahwa kekurangan
kapasitas terjadi dalam semua periode tetapi hanya pada periode ke 3 dapat terpenuhi.
Maka tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan penambahan mesin produksi.
8
3. Pusat Kerja Pewarnaan
Dari tabel pusat kerja Pewarnaan diatas dapat dilihat bahwa kekurangan kapasitas
terjadi dalam periode ke 7. Maka tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan
penyesuaian beban kerjan agar dapat terpenuhi.
Dari tabel pusat kerja Pembersihan malam diatas dapat dilihat bahwa kekurangan
kapasitas terjadi dalam semua periode. Maka tindakan yang harus dilakukan adalah
melakukan penambahan mesin produksi.
9
5. Pusat Kerja Pencucian kain
Dari tabel pusat kerja Pengecapan diatas dapat dilihat bahwa ketersediaan
kapasitas lebih besar dari pada kapasitas yang dibutuhkan. Maka pada pusat kerja
pengecapan ini tidak mengalami masalah.
100000
Kebutuhan di
50000 butuhkan
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
Dari grafik profil pusat kerja diatas dapat dilihat bahwa pada semua
periode mengalami kondisi tidak terpenuhi kapasitasnya, tapi hanya pada periode
3 kapasitas terpenuhi, dalam mengatasi kondisi yang ada maka akan dilakukan
perhitungan jam kerja lembur pada periode yang belum terpenuhi. Perhitungan
periodenya sebagai berikut:
Jumlah jam kerja lembur = jumlah kekurangan kapasitas (menit)/jumlah mesin
(unit)
Jumlah jam kerja lembur periode 1 = 1448,29/ 5 = 289,66 menit
Berikut adalah rekapitulasi semua periode:
10
Tabel 17. Usulan jam kerja lembur pusat kerja pengeblokan
Dari tabel rekapitulasi dapat dilihat bahwa jam kerja lembur terjadi dalam
semua periode, maka akan dilakukan perhitungan penambahan mesin sebagai
perbandingan. Dalam menentukan penambahan mesin maka akan dilakukan
perbandingan kapasitas yang di tentuhkan dan kapasitas yang tersedia sebagai berikut :
Kapasitas yang dibutuhkan = 685244,2 menit/tahun
= 57103,68 menit/bulan
Kapasitas yang tersedia = 642600 menit/tahun
= 53550 menit/bulan
Kekurangan kapasitas = 57103,68 – 53550
= 3553,68 menit/bulan
11
2. Pusat kerja pewarnaan
Berikut merupakan profil beban pusat kerja pewarnaan
150000
Kebutuhan di
100000
butuhkan
50000
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
Dari grafik profil pusat kerja diatas dapat dilihat bahwa pada periode 7
kapasitas tidak terpenuhi , dalam mengatasi kondisi yang ada maka akan dilakukan
penyesuaian beban kerja pada periode 7.
12
Dari tabel rekapitulasi dapat dilihat bahwa jam kerja lembur terjadi dalam
semua periode, maka akan dilakukan perhitungan penambahan mesin sebagai
perbandingan. Dalam menentukan penambahan mesin maka akan dilakukan
perbandingan kapasitas yang di tentuhkan dan kapasitas yang tersedia sebagai berikut :
Kapasitas yang dibutuhkan = 203641,24 menit/tahun
= 16970,1 menit/bulan
Kapasitas yang tersedia = 128520 menit/tahun
= 10710 menit/bulan
Kekurangan kapasitas = 16970,1 – 10710
= 6260,10 menit/bulanTotal
Kapasitas mesin = kapasitas yang tersedia : jumlah mesin
= 10710 : 1 = 10710 menit/unit/bulan
Penambahan mesin = kekurangan kapasitas : total kapasitas mesin
= 6260,10 : 10710 = 0,58 mesin = 1 mesin
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah penambahan mesin
adalah 1 mesin yang berarti bahwa kekurangan kapasitas pada pusat kerja
pengeblokan perlu ditambahkan mesin baru, sehingga pada pusat kerja pengeblokan
ini perlu dilakukan perbandingan antara penambahan jam kerja lembur dan
penambahan mesin.
Berikut ini adalah penyelesaian usulan yang telah di tetapkan pada poin usulan diatas.
1. Pusat kerja pengeblokan
Dari pengusulan perencanaan kapasitas pada pusat kerja pengeblokan diketahui
bahwa pusat kerja pengeblokan perlu dilakukan perbandingan antara menambah jam
kerja lembur dan penambahan mesin, usulan yang akan dipilih adalah yang
mempunyai nilai biaya terkecil. Penambahan jam kerja lembur sebagai berikut :
Tabel 19. Perhitungan biaya jam kerja lembur pusat kerja pengeblokan
Periode Jam lembur Jam lembur Biaya lembur Jumlah biaya lembur
(menit) (jam) (Rp/jam) (Rp)
1 289,66 4,83 20.000 96.600
2 1706,33 28,44 20.000 568.800
3 112,60 1,88 20.000 37.600
4 913,71 15,23 20.000 304.600
5 140,25 2,34 20.000 46.800
6 458,22 7,64 20.000 152.800
7 3027,02 50,45 20.000 1.009.000
8 91,46 1,52 20.000 30.400
9 493,71 8,23 20.000 164.600
10 507,02 8,45 20.000 169.000
11 507,02 8,45 20.000 169.000
12 507,02 8,45 20.000 169.000
Total ( tahun ) 2.918.200
13
Penambahan mesin sebagai berikut :
Pada perhitungan usulan perencanaan kapasitas pusat kerja pengeblokan dapat
diketahui bahwa mesin yang harus ditambah adalah 1 unit, maka perhitungan sebagai
berikut :
1 unit mesin jahit = Rp. 500.000
1 x 500.000 = Rp. 500.00
Harga 2 unit pusat kerja pengeblokan adalah Rp. 500.000
Dari kedua perbandingan diatas dapat diketahui bahwa usulan yang terpilih
adalah penambahan mesin, dikarenakan mempunyai biaya terkecil, berikut merupakan
profil beban pusat kerja setelah ditambahkan mesin:
100000
Kebutuhan di
50000 butuhkan
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
100000
Kebutuhan di
50000 butuhkan
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
14
150000
Kebutuhan di
100000
butuhkan
50000
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
Tabel 20. Perhitungan biaya jam kerja lembur pusat kerja pembersihan malam
Periode Jam lembur Jam lembur Biaya lembur Jumlah biaya lembur
(menit) (jam) (Rp/jam) (Rp)
1 5736,46 96.01 20.000 1920200
2 7433,34 124.29 20.000 2485800
3 5342,83 89.05 20.000 1781000
4 6459,67 108.06 20.000 2161200
5 5718,54 95.30 20.000 1906000
6 5986,94 100.18 20.000 2003600
7 8579,44 143.39 20.000 2867800
8 5646,03 94.10 20.000 1882000
9 6039,67 101.07 20.000 2021400
10 6059,44 101.39 20.000 2027800
11 6059,44 101.39 20.000 2027800
12 6059,44 101.39 20.000 2027800
Total ( tahun ) 25112400
15
Dari kedua perbandingan biaya diatas dapat diketahui bahwa usulan yang
terpilih adalah penambahan mesin, dikarenakan mempunyai biaya terkecil, berikut
merupakan profil beban pusat kerja setelah ditambahkan mesin:
30000
Kebutuhan di
20000
butuhkan
10000
Kapasitas Tersedia
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112
KESIMPULAN
Bedasarkan penelitian ini, permasalahan yang di hadapi perusahaan pada tahun
terdahulu perusahaan mengalami kekurangan kapasitas produksi yang berdampak bagi
perusahaan. Maka perusahaan membutuhkan perencanaan kapasitas produksi yang tepat
untuk memenuhi pesanan konsumen pada periode yang akan datang. Berdasarkan hasil
penelusuran, bagian pusat kerja yang kurang optimal kemudian akan di lakukan penyesuaian
beban kerja maupun penambahan unit mesin pada pusat kerja yang mengalami permasalahan.
Berikut adalah rangkuman usulan dari permasalah pusat kerja yang belum optimal, agar pusat
kerja dapat bekerja dengan optimal:
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Didik Khusna, (2015), ’’Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk Memenuhi Permintaan
Konsumen Dengan Menggunakan Metode Metode Rough Cut Capacity
Planning(RCCP)’’, Teknik Industri, Universitas Dian Nuswantoro.
Baroto, Teguh. 2002."Perencanaan dan Pengendalian Produksi by System Modeling
Corporations, Laboratorium Simulasi dan Optimasasi Sistem Industri, Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik." Universitas Muhammadiyah Malang.
16
Gaspersz, Vincent,(2004), Production Planning and Inventory Control:Berdasarkan
Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21, PT
Gramedia Pusaka Utama, Jakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009, Manajemen Operasi Manajemen Keberlangsungan dan
Rantai Pasokan edisi 11. Salemba
Hendra K. 2009.”Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi”. Edisi 4.
Penerbit Andi: Yogyakarta.
Herjanto, Eddy (1999). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : PT Gramedia Widiarsana
Indonesia.
Hutagalung, Ira Rummiris dkk, (2013), ’’Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Produksi pada
PT XYZ’’, Vol 2, No.1, hal.16-23.
Makridakis, S.C.,Wheelwright, dan Victor E., Mc Gee. 1998. “Metode dan Aplikasi
Peramalan”. Edisi Pertama. Binarupa Aksara: Jakarta.
Nasution, Arman Hakim, (1999), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Subagyo, Pangestu. "Statistika Terapan Aplikasi Pada Perencanaan Dan Ekonomi." (2004).
Sutalaksana dkk, (2006), Teknik Perencanaan Sistem Kerja, Instut Teknologi Bandung,
Bandung.
Sofyan, Diana Khairani, (2013), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo, (1995), Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Guna
Widya,Surabaya
17