KELOMPOK 1:
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2021
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
Kesimpulan ........................................................................................................... 26
2
LATAR BELAKANG
Material Requirement Planning merupakan teknik yang digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada
item ditingkat yang lebih tinggi. Persediaan Just In Time merupakan persediaan
minimum yang harus dipenuhi untuk menjaga agar proses berjalan dengan
sempurna. Konsep just in time berisi tentang jumlah yang tepat dari item yang
bagus yang akan tiba pada saat yang dibutuhkan tanpa ada keterlambatan. Agar
JIT dapat diaplikasikan dalam perusahaan, maka manajer harus mengurangi
keanekaragaman yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, artinya
jika persediaan muncul oleh karena adanya keanekaragaman dalam proses, maka
manajer harus mengeliminasi keanekaragaman tersebut.
Sebagian besar keanekaragaman ini disebabkan oleh kebiasaan adanya
toleransi salah satu manajemen yang kurang baik. Beberapa alasan adanya
keanekaragaman adalah kemampuan tenaga kerja, mesin, dan peralatan yang
menghasilkan produk yang tidak sesuai standart, terlambat dan tidak dapat
memenuhi jumlah yang telah ditentukan.
PENGERTIAN MRP
MRP (Material Requirement Planning / Perencanaan Kebutuhan Bahan
Baku) merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi / operasi yang
membahas tentang cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan bahan baku
dalam proses produksi, sehingga bahan yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai
dengan yang direncanakan.
1. Permintaan Dependen, berarti bahwa permintaan satu produk berkaitan
dengan permintaan untuk produk lainnya.
2. MRP lebih baik diterapkan di manufaktur produk dependen.
3. Teknik-teknik Statistik seperti EOQ lebih baik diterapkan untuk produk
yang permintaannya independen.
3
Penggunaan model persediaan MRP yang efektif mengharuskan manajer
operasi mengetahui hal-hal sebagai berikut. Pertama jadwal induk produksi (apa
yang akan dibuat dan kapan akan dilakukan), kedua spesifikasi atau bill of
material (bagaimana produk akan dibuat), ketiga ketersediaan persediaan (apa
yang ada di persediaan), keempat pesanan yang harus dipenuhi (apa yang
dipesan), kelima lead time (berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan berbagai komponen (waktu antara atau menunggu). Adapun tujuan
dari Material Requirement Planning (MRP) adalah sebagai berikut:
a. Meminimalkan persediaan dimana pembelian bahan dilakukan sebatas
yang diperlukan saja.
b. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman.
c. Komitmen yang realistis, dimana jadual produksi diharapkan dapat
dipenuhi sesuai rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang
dapat dilakukan secara lebih realistis.
d. Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan
waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan
jadual induk produksi.
Material Requirement Planning (MRP) memiliki manfaat sebagai berikut:
1) Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen,
2) Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja,
3) Perencanaan dan penjadualan persediaan yang lebih baik,
4) Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar,
5) Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada
konsumen.
Filosofi MRP
MRP II (Manufacturing Resources Planning) merupakan sistem informasi
terintegrasi yang menyediakan data di antara berbagai aktivitas produksi dan area
fungsional lainnya dari bisnis secara keseluruhan. Sistem MRP II merupakan
sistem yang mengintegrasikan semua aspek perusahaan manufaktur, dari bussines
4
planning pada level eksekutif sampai perencanaan dan pengendalian yang sangat
detail pada level managerial seperti eksekusi lantai pabrik dan purchasing.
Order atau set-up cost per order (SC) atau biaya pesan per pemesanan : 47$
Carrying Cost/week atau Holding Cost (HC) atau biaya simpan per minggu
10%
unit, minggu ke-3 sebanyak 70 unit, minggu ke-4 turun menjadi 60 unit,
5
mingu ke-5 sebanyak 95 unit, minggu ke-6 sebanak 75 unit, minggu ke-7,
Tentukan metode lot sizing bila alternatif teknik lot sizing yang akan digunakan
Pembahasan
Untuk menentukan metode lot sizing mana yang sebaiknya digunakan, dilakukan
analisis dampak biaya persediaan dari setiap alternatif teknik lot sizing. Berikut
Yakni suatu teknik penentuan lot size yang jumlahnya sama dengan
direncanakan tepat sesuai dengan kebutuhan bersih, memproduksi secara tepat apa
yang dibutuhkan setiap minggu, sehingga meminimumkan biaya simpan dan tidak
maka Perhitungan dan skedul MRP dengan metode L4L adalah sbb:
Prod. End.
Minggu Net. R HC SC TIC
Quant Inv
1 50 50 0 0 47 47
2 60 60 0 0 47 94
3 70 70 0 0 47 141
4 60 60 0 0 47 188
6
5 95 95 0 0 47 235
6 75 75 0 0 47 282
7 60 60 0 0 47 329
8 55 55 0 0 47 376
Keterangan :
perminggu.
Misalnya pada minggu pertama End Inventory = 0 dan biaya simpan per minggu
= 10% x 10 = 1, maka HC = 0 x 1 = 0
SC = biaya pesan setiap kali pesan. Dihitung dengan cara: product quantity x
jadi pemesanan hanya dilakukan 1x, sedang biaya pesan setiap kali pemesanan
Yakni penentuan jumlah lot size dengan menggunakan konsep EOQ yang
EOQ permintaan diasumsikan konstan, atau dengan kata lain diperlukan safety
total permintaan tahunan, stup cost atau order cost, dan holding cost tahunan.
EOQ tidak didisain untuk sistim dengan periode waktu yang diskrit seperti halnya
MRP. MRP mengasumsikan bahwa kebutuhan telah dipenuhi pada awal periode.
7
Holding cost hanya diperhitungkan pada persediaan akhir, tidak dihitung
Berdasarkan hal-hal tersebut maka pemecahan contoh sola di atas bila digunakan
H = 0,5% x 10 x 52 = 2,6
Set up cost
S = 47 (tetap)
pemesanan pertama kali sebanyak 351 unit, selengkapnya skedul pemesanan MRP
Prod. Ending.
Minggu Net. R HC SC TIC
Quant Invent.
1 50 351 301 15,05 47 62,05
2 60 0 241 12,05 0 74,1
3 70 0 171 8,55 0 82,65
4 60 0 111 5,55 0 88,2
5 95 0 16 0,8 0 89
6 75 351 292 14,6 47 150,6
7 60 0 232 11,6 0 162,2
8 55 0 177 8,85 0 171,05
Keterangan:
teknik L4L
8
Dari perhitungan yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bila digunakan metoda EOQ, maka TIC akan sebesar 171,05.
Metode ini merupakan metode penentuan lot size yang dinamis yang
biaya simpan dan biaya pesan untuk berbagai lot size dan memilih lot yang
memiliki biaya simpan dan biaya pesan yang hampir sama. Bila lot sizing Jumlah
kebutuhan minggu 1 dan 2 dipesan sekaligus yakni 110 ( 50+60) ,alternatif ketiga
Jumlah
Minggu yang CC OC TIC Keterangan
dipesan
1 50 0 47 47
1-2 110 3 47 50
1-3 180 10 47 57
1-4 240 19 47 66
1-5 335 38 47 85 *LTC
1-6 410 56,75 47 103,75
1-7 470 74,75 47 121,75
1-8 525 94 47 141
6 75 0 47 47
6-7 135 3 47 50
6-8 190 8,5 47 55,5 *LTC
Dengan demikian pemesanan pertama sebanyak 335 unit untuk memenuhi
reorder sebanyak 190 unit untuk memenuhi kebutuhan selama tiga minggu yakni
9
minggu ke enam hingga minggu ke delapan. Selanjutnya, skedul MRP-nya adalah
sebagai berikut:
Prod. Ending.
Minggu Net. R HC SC TIC
Quant. Invent.
1 50 335 285 14,25 47 61,25
2 60 0 225 11,25 0 72,5
3 70 0 155 7,75 0 80,25
4 60 0 95 4,75 0 85
5 95 0 0 0 0 85
6 75 190 115 5,75 47 137,75
7 60 0 55 2,75 0 140,5
8 55 0 0 0 0 140,05
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa bila digunakan
Metode ini juga merupakan metode dinamis yang pemilihan lot didasarkan
pada kriteria total biaya (biaya simpan+biaya pesan) per unit yang terkecil.
Quant.
Minggu CC OC TC UC Keterangan
Ordered
1 50 0 47 47 0,94
1-2 110 3 47 50 0,4545
1-3 180 10 47 57 0,3167
1-4 240 19 47 66 0,2750
1-5 335 38 47 85 0,2537
1-6 410 56,75 47 103,75 0,2530 *LUC
1-7 470 74,75 47 121,75 0,2590
1-8 525 94 47 141 0,2686
7 60 0 47 47 0,7833
7-8 115 2,75 47 49,75 0,4326 *LUC
Berdasarkan model LUC pembelian pertama kali dilakukan sebanyak 410
10
pembelian kedua sebanyak 115 untuk memenuhi kebutuhan minggu ke tujuh dan
dilakukan dengan menggunakan model LUC maka total cost untuk delapan
Berdasarkan analisis biaya TIC, maka untuk situasi dan kondisi seperti yang
11
Just In Time (JIT)
Tujuan just in time atau manfaat just in time adalah untuk mengurangi
pemborosan dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Dengan kata lain, Just
In Time adalah sistem yang berguna untuk mengurangi atau menghilangkan
persediaan untuk memangkas biaya-biaya operasional perusahaan.
12
a. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan
konsumen harus dieliminasi
b. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi
c. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan
d. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman
terhadap aktivitas
1. Pengurangan Kesia-siaan
2. Pengurangan Variabilitas
13
c. Bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi lengkap.
d. Permintaan konsumen tidak diketahui.
Filosofi JIT
Selain menghilangkan pemborosan, JIT mempunyai prinsip utama dalam
filosofinya yaitu menggunakan kemampuan penuh para pekerja. Para kerja dalam
sistem JIT diberi tanggung jawab untuk memproduksi suku cadang berkualitas
tepat pada waktu nya sehingga dapat mendukung proses produksi suku
selanjutnya. Jika mereka tidak mampu melaksanakan tanggung jawab ini, para
pekerja akan diminta untuk menghentikan proses produksi dan meminta bantuan.
Selain mempunyai tanggung jawab besar terhadap proses produksi, para pekerja
juga bertanggung jawab meningkatkan proses produksi. Melalui pembentukan tim
yang berkualitas, sistem pengarahan dan bentuk partisipasi lainnya. Jadi,
kemampuan pekerja digunakan sebaik mungkin dalam sistem JIT daripada
pendekatan produksi tradisional lainnya. Tujuan strategis JIT adalah :
5. Meningkatkan laba
6. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
14
c. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan
harga jual rendah dan laba meningkat)
d. Memperbaiki kinerja pengiriman.
Tool yang digunakan pada sistem JIT diantaranya yaitu Kanban. Kanban
dalam bahasa Jepang berarti “visual record or signal”. Sistem produksi JIT
menggunakan aliran informasi berupa Kanban yang berbentuk kartu atau
peralatan lainnya seperti bendera, lampu, dan lainlain. Sistem Kanban
adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan
“produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada
waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga
diantara perusahaan.
5S adalah singkatan kata yang berasal dari bahasa Jepang yaitu Seiri,
Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia
diterjemahan sebagai Pemilahan Penataan, Pembersihan, Pemantapan, dan
Pembiasaan. 5S merupakan Management Good House Keeping artinya
mengelola tempat kerja untuk menghilangkan pemborosan dengan
mengutamakan perilaku positif dari setiap individu di tempat kerja.
Kaizen = continous improvement yaitu perbaikan terus menerus. Konsep
Kaizen merupakan payung bagi semua manajement practices yang
berkembang seperti TQC, ZD, JIT dll.
15
Faktor Kunci Sukses Dalam Just In Time
Dengan memperhatikan ilustrasi berupa penjelasan konsep JIT menunjang
tercapainya Keunggulan kompetitif maka dapat disimpulkan bahwa ada tujuh
factor kesuksesan JIT yaitu :
a. Suppliers
b. Layout
c. Inventory
d. Schedulling
e. Preventive Maintenance
16
Pemeliharaan dilakukan dalam rangka untuk menjaga hal-hal yang
diinginkan supaya tidak terjadi atau tindakan pencegahan. Misalnya dengan cara
pemeliharaan rutin pada fasilitas yang digunaka, maupun pelatihan karyawan
secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.Elemen JIT dan Sistem Kanban.
Kanban adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti kartu. Dalam usaha
mereka untuk mengurangi persediaan, orang Jepang menggunakan sistem yang
“menarik” persediaan di seluruh pusat kerja. Mereka sering menggunakan istilah
“kartu” untuk memberikan isyarat akan kebutuhan kontainer material berikutnya –
17
maka di sebut kanban. Kartu menjadi otorisasi baagi kontainer material berikutnya
untuk diproduksi. Secara khas, terdapat isyarat kanban untuk setiap kontainer
yang akan di dapatkan. Sebuah pesanan kontainer diaktifkan oleh setiap kanban
dan ”ditarik” dari departemen yang memproduksi atau pemasok. Sebuah urutan
kanban ”menarik” material di sepanjang pabrik.
a. Ketika pemakai dan produsen tidak berada dalam kontak visual, sebuah kartu
mungkin dapat digunakan; cara yang lain, sebuah cahaya atau bendera atau
tanda kosong di lantai mungkin cukup memadai.
b. Karena sebuah stasiun tarik mungkin memerlukan beberapa komponen yang
perlu di pasok ulang, beberapa teknik kanban tarik dapat digunakan untuk
produk yang berbeda pada stasiun tarik yang sama.
c. Pada umumnya, setiap kartu mengendalikan sejumlah tertentu atau komponen
yang spesifik, walaupun berbagai sistem karti digunakan jika sel kerja
produksi menghasilkan beberapa komponen atau jika ukuran lot berbeda
dengan ukuran yang dipindahkan.
d. Dalam sebuah sistem MRP jadwal dapat dilihat sebagai perintah yang
”dibuat” dan kanban sebagai jenis sistem ”tarik” yang memlai produksi yang
sebenarnya.
e. Kartu Kanban menyediakan sebuah pengendalian langsung (batas) dari jumlah
barang setengah jadi di antara sel.
f. Jika terdapat kawasan penumpukan barang yang berdekatan, maka sebuah
siste, dua-kartu dapat digunakan - sebuah kartu beredar di antara kawasan
penumpukan barang dan area produksi.
18
Studi Kasus JIT
PT.Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan suku
cadang menggunakan dua sistem biaya yang berbeda yaitu:
Sistem Biaya
Elemen Biaya
Konvensional JIT
19
Diminta:
Penyelesaian :
1. Jumlah maksimum yang harus dibayar kepada pemasok luar, biasa dianggap
sebagai biaya terhindarkan yang harus diputuskan oleh perusahaan tersebut.
2. Laporan L/R
( 1500 u x Rp 1.100)
Laba Kontribusi
20
Bi. variabel berbasis non unit 45.000 195.004)
1. Rp 800 + Rp 70 + Rp 90 = Rp 960
2. Rp 800 + Rp 20 = Rp 820
3. Rp 30 x 1.500 unit = Rp 45.000
4. (Rp 100 + Rp 30) x 1.500 u = Rp 195.000
21
Jadwal Induk Produksi
Jadwal induk produksi (Master Production Schedule), merupakan
ringkasan jadwal produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang
berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. Jadwal induk
produksi berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang
dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu
jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedian. Sistem MRP
mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam jadwal induk produksi adalah
pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
Dalam JIT, dengan membuat jadwal induk ini perlu dipertimbangkan jenis
produk, ukuran atau kuantitas dan urutan prosesnya. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan beban yang sama dalam semua stasiun kerja dalam merakit produk,
apabila tidak memungkinkan menghasilkan produk campuran dengan sempurna,
maka penjadwalan didasarkan pada lot size yang kecil atau satu jenis produk
dengan mempertimbangkan biaya persediaan dan biaya pemesanan. Cara ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai biaya kecil.
22
MRP dan JIT
MRP tidak memerinci penjadwalan, tetapi merencanakannya. MRP
memberi tahu anda bahwa suatu pekerjaan perlu diselesaikan pada minggu atau
hari tertentu. Sebagai contoh, waktu tunggu untuk menghasilkan 50 unit bisa
sangat berbeda dengan waktu tunggu untuk menghasilkan 5 unit. Pembatasan ini
mempersulit perpaduan antara JIT dan MRP. Dalam banyak hal, bagaimanapun
juga, sebuah sistem MRP yang digabungkan dengan JIT memberikan yang terbaik
bagi keduanya. MRP menyediakan jadwal induk yang baik dan gambaran
kebutuhan yang akurat, kemudian JIT cepat memindahkan bahan dalam lot yang
kecil-kecil, mengurangi persediaan barang setengah jadi.
23
penyimpanan.
24
penentuan ukuran lot (lot sizing decision). Ada berbagai cara menentukan ukuran
lot dalam sebuah sistem MRP; peranti lunak MRP komersil umumnya memiliki
beberapa pilihan teknik penentuan ukuran lot. Pertama Lot untuk lot. Kedua,
Kuantitas pesanan ekonomis. Ketiga, Penyeimbangan periode bagian, dan yang
terakhir Algoritma Wagner-Whitin.
25
Kesimpulan
Pengendalian persediaan merupakan langkah penting dalam manajemen
persediaan untuk melakukan perhitungan berupa jumlah optimal tingkat
persediaan yang harus ada serta waktu pemesanan kembali. Pengaturan dan
pengawasan terhadap material barang dalam proses dan barang jadi merupakan
bagian penting dalam sistem produksi.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/contoh-aplikasi-mrp
https://www.academia.edu/10171105/manajemen_operasi_JIT_
https://www.academia.edu/30612523/Tugas_Makalah_Material_Requirement_Pla
nning_MRP_
http://ekonominator.blogspot.com/2016/11/manajemen-operasional-
perencanaan_14.ht
https://candraekonom.blogspot.com/2015/09/contoh-soal-dan-jawaban-just-in-
time-jit.html?m=1
https://id.scribd.com/presentation/377222940/Contoh-Kasus-1-JIT
https://kelasips.com/just-in-time-tepat-waktu/
https://www.academia.edu/23814683/Contoh_Kasus_Sistem_Produksi_JIT
http://ekonominator.blogspot.com/2016/11/manajemen-operasional-
perencanaan_14.html?m=1
27