Anda di halaman 1dari 17

Laporan Keuangan

PENDAHULUAN

Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan adalah laporan
keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi juga sebagai
dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis
tersebut, maka dapat membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk
mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
tersebut perlu adanya laporan keuangan perusahaan. Dalam praktiknya terdapat banyak laporan
keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum digunakan yaitu laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, neraca (laporan posisi keuangan), laporan arus kas dan laporan catatan atas laporan
keuangan.

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan. Menurut Munawir, laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna ( user) untuk
membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

Wastam Wahyu Hidayat. (2018). Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan analisa yang dilakukan untuk melihat kondisi
kesehatan keuangan perusahaan, prestasi kerja, dan kinerja perusahaan di masa lalu hingga masa
sekarang serta prospeknya di masa yang akan datang, yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan Skripsi damyati.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan suatu metode dan teknik analisis yang tepat.
Tujuan dari penentuan metode dan teknik analisis yang tepat ini adalah agar laporan keuangan dapat
secara maksimal memberikan manfaat bagi para penggunanya sesuai dengan jenis keputusan yang akan
diambil. Secara garis besar, ada dua metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam
praktek, yaitu analisis vertikal (statis) dan analisis horizontal (dinamis).

Disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat juga beberapa jenis
teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat
dilakukan yaitu analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis persentase per
komponen (common size), analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan
penggunaan kas, analisis rasio keuangan, analisis perubahan laba kotor dan analisis titik impas.
Hery. (2015). Pengantar Akuntansi. Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo.
Salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sektor farmasi. Sektor farmasi memiliki
peran dalam reformasi dibidang kesehatan. Dalam permasalahan kesehatan yang terjadi pada umumnya
sangat berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Banyak
perusahaan farmasi sebagai penghasil obat-obatan berdiri di Indonesia, baik itu perusahaan asing
maupun perusahaan nasional. Objek utama dalam penulisan ini adalah PT Kalbe Farma Tbk tahun 2016-
2017.

Berikut ini laporan keuangan PT Kalbe Farma Tbk tahun 2016-2017.

proposal ku

1. Pengertian Laporan Keuangan

SUMBER

Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka
dapat membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui
kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu
adanya laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan. Menurut Munawir, laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna (user)
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Dalam praktiknya terdapat banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan yaitu antara lain:

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah financial statement yang memberikan informasi tentang kemampuan (potensi)
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (kinerja) selama periode tertentu.

b. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal (capital statement) dalam istilah akuntansi merupakan jenis laporan
keuangan yang memberikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan dalam periode tertentu.
Laporan Perubahan Modal ini berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar perubahan modal yang
terjadi dan apa yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi (fahmi, 2013).

c. Neraca
Neraca adalah financial statement yang memberikan informasi tentang posisi financial aktiva/harta
(assets), pasiva (kewajiban) dan modal (equity) perusahaan pada waktu tertentu.

d. Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan ini sangat penting untuk mengetahui perputaran arus dana yang berada di
perusahaan (kas masuk atau keluar). Hal ini supaya perusahaan dapat mengontrol dana atau kas
perusahaan yang dimiliki selama ini.

e. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu.

Tujuan Laporan Keuangan

Kasmir (2012) menjelaskan secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan atau perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Intinya adalah laporan
keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan, yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Proposal ku

Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010:35), analisis Laporan Keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari
pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan
hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Harahap (2009:190), analisis Laporan Keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Berdasarkan beberapa pengertian Analisis Laporan Keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa, Analisis
Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan analisa yang dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan
keuangan perusahaan, prestasi kerja, dan kinerja perusahaan di masa lalu hingga masa sekarang serta
prospeknya di masa yang akan datang, yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.

Skripsi damyati
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:

1. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara kritis data-data yang terkandung dalam laporan keuangan
untuk kepentingan pemilihan investasi atau kemungkinan merger.

2. Forecasting

Analisis dilakukan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Diagnosis

Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan,
baik dalam manajemen operasi, keuangan ataupun masalah lainnya.

4. Evaluation

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, kinerja operasional, tingkat efisiensi, dan lain
sebagainya.

5. Understanding

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang ada dalam laporan keuangan
akan menjadi lebih bermakna.

3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Hery. (2015). Pengantar Akuntansi. Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan suatu metode dan teknik analisis yang tepat.
Tujuan dari penentuan metode dan teknik analisis yang tepat ini adalah agar laporan keuangan dapat
secara maksimal memberikan manfaat bagi para penggunanya sesuai dengan jenis keputusan yang akan
diambil. Secara garis besar, ada dua metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam
praktek, yaitu:

A. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode laporan keuangan saja.
Analisis ini dilakukan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan dari satu periode. Jadi, informasi
yang diperoleh hanyalah menggambarkan hubungan kunci antar pos-pos laporan keuangan atau kondisi
untuk satu periode saja sehingga tidak dapat mengetahui perkembangan kondisi perusahaan dari
periode yang satu ke periode berikutnya.
B. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari
beberapa periode. Dengan kata lain, perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan
yang sama (perusahaan itu sendiri) tetapi untuk periode waktu yang berbeda. Melalui hasil analisis ini
dapat dilihat kemajuan atau kemunduran kinerja perusahaan dari periode yang satu ke periode
berikutnya.

Disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat juga beberapa jenis
teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan
laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah (absolut)
maupun dalam persentase (relatif).

B. Analisis tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan
keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

C. Analisis persentase per komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset, persentase masing-masing
komponen utang dan modal terhadap total passiva (total aset), persentase masing-masing komponen
laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.

D. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang
dibandingkan.

E. Analisis sumber dan penggunaan kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

F. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan di
antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.

G. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi
laba kotor dari satu periode ke periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor
tersebut.

H. Analisis titik impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan
yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

I. Analisis kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu
permohonan kredit debitur kepada kreditur, seperti bank.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1 Sejarah Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk (IDX: KLBF) merupakan perusahaan internasional yang memproduksi farmasi,
suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan farmasi. Kalbe Farma didirikan pada 10 September 1966,
oleh 6 bersaudara, yaitu Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan,
Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha
farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara.

Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan
bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi usahanya
yaitu divisi obat resep (kontribusi 23%), divisi produk kesehatan (kontribusi 17%), divisi nutrisi
(kontribusi 30%), serta divisi distribusi dan logistik (kontribusi 30%). Keempat divisi usaha ini mengelola
portofolio obat resep dan obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi,
serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia. Di
pasar internasional, Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika Selatan, dan
menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor.

Sejak pendiriannya, Perseroan menyadari pentingnya inovasi untuk mendukung pertumbuhan usaha.
Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan dalam bidang formulasi obat generik dan
mendukung peluncuran produk konsumen dan nutrisi yang inovatif. Melalui aliansi strategis dengan
mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis beberapa inisiatif riset dan pengembangan yang banyak
terlibat dalam kegiatan riset mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan
bioteknologi.

Didukung lebih dari 17.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia layanan kesehatan
terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan
serta riset dan pengembangan. Kalbe Farma juga merupakan perusahaan produk kesehatan publik
terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp79,2 triliun dan nilai penjualan Rp20,2 triliun
di akhir 2017.

https://www.kalbe.co.id/id/tentang-kami 28 November 18: 45

2. Visi & Misi

- Perusahaan memiliki visi yaitu menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala
internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.

- Perusahaan juga memiliki misi yaitu meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.

Www.idx.co.id 28 November 19: 05


3. Struktur Organisasi -> gambaran umum, informasi umum (skripsi)

3.2 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan
laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah (absolut)
maupun dalam persentase (relatif). Teknik analisis ini dikenal sebagai analisis horizontal atau analisis
dinamis.

Dengan analisis horizontal akan terlihat kenaikan atau pun penurunan dalam pos-pos laporan keuangan
dari periode yang satu ke periode berikutnya. Pada saat melakukan teknik analisis horizontal, kenaikan
atau penurunan yang terjadi terhadap pos-pos laporan keuangan dari periode yang satu ke periode
berikutnya dinyatakan dalam bentuk jumlah moneter dan juga persentase. Agar analisis perbandingan
laporan keuangan dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibuatkan kolom-kolom terlebih dahulu
untuk memudahkan dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi terhadap pos-pos laporan
keuangan dari periode yang satu ke periode berikutnya.

Berikut adalah laporan laba rugi dan neraca PT Kalbe Farma Tbk untuk tahun 2016-2017:

(Gambar tabel laporan keuangan)

3.2.1 Tabel Neraca Perbandingan Horizontal

PT. Campina Ice Cream Industry Tbk.

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2016 dan 2017

3.2.2 Tabel Laba Rugi Perbandingan Horizontal

PT. Campina Ice Cream Industry Tbk.

Laporan Laba Rugi

31 Desember 2016 dan 2017

Berikut adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos laporan posisi keuangan, beserta
analisis penyebabnya:
Berikut adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos laporan laba rugi, beserta analisis
penyebabnya:

3.3 Analisis Trend

Analisis trend merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengatahui tendensi keadaan keuangan
dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. Analisis trend dilakukan
dengan menggunakan analisis horizontal (dinamis). Data yang digunakan adalah data tahunan yang
biasanya hanya terdiri atas dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika data yang
digunakan adalah melebihi tiga periode maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan analisis
secara lebih cepat.

Dalam melakukan analisis trend harus terlebih dahulu ditentukan tahun dasarnya sebagai pembanding.
Setelah itu, baru kemudian dihitung angka Indeksnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Angka Indeks = (Tahun Pembanding : Tahun Dasar) x 100%

Berikut adalah analisis trend Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi periode 2018-2019

3.4 Analisis Persentase per komponen (Common Size)


Analisis persentase per komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset, persentase masing-masing
komponen utang dan modal terhadap total passiva (total aset), persentase masing-masing komponen
laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.

Dalam analisis common-size, seluruh akun dinyatakan dalam bentuk persentase. Dalam analisis neraca,
total aset atau total kewajiban ditambah total ekuitas dinyatakan sebagai 100 persen. Akun-akun yang
ada dalam kelompok ini selanjutnya akan dinyatakan sebesar persentase tertentu dari total jumlah
kelompok bersangkutan. Demikian pula, dalam analisis laporan laba rugi, total penjualan bersih sering
dinyatakan sebagai 100 persen dan akun-akun laporan laba rugi lainnya dinyatakan sebagai persentase
terhadap total penjualan bersih tersebut.

3.5 Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Laporan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola
perputaran atau sirkulasi modalnya. Menurut S. Munawir (2002 : 129) mengemukakan bahwa laporan
modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab perubahan posisi keuangan perusahaan selama periode
yang bersangkutan. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja sangat berguna bagi manajemen
untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar dapat digunakan secara efektif di masa
mendatang.
Penyajian laporan tentang perubahan modal kerja memerlukan adanya analisis tentang kenaikan dan
penurunan dalam pos-pos yang tercantum dalam neraca yang dibandingkan antara dua periode
tertentu, serta informasiinformasi yang sehubungan dengan data perusahaan yang bersangkutan
misalnya besarnya laba, adanya pembayaran deviden dan sebagainya.

Menurut S. Munawir (2002 : 36) mengemukakan bahwa analisis sumber dan Penggunaan modal kerja
adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. Perubahan dari unsur-unsur
non-akun lancar (aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal sendiri) yang mempunyai efek
memperbesar modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja, sebaliknya perubahan dari
unsur-unsur non-akun lancar yang mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai
penggunaan modal kerja.
Maswatu, A. G., Pelleng, F., & Tampi, D. (2016). Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Pada pt.
bank tabungan negara,(persero) tbk. cab. manado. Jurnal Administrasi bisnis (JAB), 4(2).

3.6 Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis sumber dan penggunaan dana, dimana dana diartikan sebagai kas, sangat berguna untuk
melihat aliran kas (cashflow) yang terjadi pada perusahaan selama periode tertentu. Dengan
menggunakan teknik (alat) analisis sumber dan penggunaan dana ini (analisis aliran kas), pengelola
perusahaan akan memperoleh informasi mengenai sebab-sebab terjadinya surplus (defisit) kas selama
periode tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas
(Prastowo, 2011 : 63).

Analisis sumber dan penggunaan dana dapat diartikan dalam artian kas maupun dalam artian modal
kerja. Aliran dana dalam artian kas merupakan aliran kas masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar
(penggunaan dana) yang lansung mempengaruhi besarnya kas yang berasal dari laporan neraca dan laba
rugi. Aliran kas tersebut dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada laporan neraca dan
laba rugi. Untuk itu, perlu meneliti laporan neraca yang di perbandingkan mengenai unsur (pos) mana
saja yang memperbesar kas dan unsur mana saja yang memperkecil kas (Martono dan Harjito, 207 :
320).

ROZI, F. (2019). ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PT. LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk.

3.7 Analisis Rasio Keuangan

3.7.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut James, Rasio Keuangan (Financial Ratio) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. (Kasmir, 2011)
Rasio Keuangan (Financial Ratio) merupakan suatu gambaran dari hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama
apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standard dalam rasio keuangan. (Munawir, 2014)

Analisa Rasio keuangan (Financial Ratio Analysis) merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya, maka
perbandingannya dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan tersebut dalam bentuk angka-
angka pada suatu periode tertentu.

Hasil dari Analisa Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis) ini dapat digunakan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk menilai kinerjanya dalam suatu periode, apakah pihak manajemen perusahaan telah
mencapai target yang telah ditetapkan atau sebaliknya, dan selain itu juga hasil dari rasio keuangan ini
dapat dijadikan sebagai suatu penilaian terhadap kemampuan manajemen di dalam memberdayakan
semua sumber daya perusahaan yang dimiliki secara lebih efektif.

Erica, D. (2018). Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT Kino Indonesia
Tbk. Jurnal Ecodemica, 2(1), 12-20.

3.7.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja suatu perusahaan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Fred Watson, menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya, apabila
perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang
yang sudah jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari :

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Rasio lancar juga dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan.
Kasmir. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan aset sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang), tidak termasuk persediaan
barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat lancar ini menggambarkan
seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (diluar persediaan barang dagang dan aset lancar
lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar.

Materi 1

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas
yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan perusahaan yang
sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunakan uang kas atau setara kas yang ada.

Materi 1

4) Inventory to Net Working Capital

Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau
membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut
terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar.

5) Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja
perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya
yang berkaitan dengan penjualan.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset
perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek
maupun kewajiban jangka panjang.
Jenis-jenis rasio solvabilitas yang lazim digunakan dalam praktik untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya adalah sebagai berikut:

1) Debt to Asset Ratio (Rasio Utang terhadap Aset)

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset.

2) Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Modal)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang
terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan total modal. Rasio ini
berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor
dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.

3) Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal)

Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh
kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain,
rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.

4) Times Interest Earned Ratio (Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan)

Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana atau berapa kali kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum
bunga dan pajak. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi antara laba sebelum
bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan. Dengan demikian, kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak.

5) Tangible Asset Debt Coverage

Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang
, artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin hutang
jangka panjangnya.
6) Current Liabilities to Net Worth
Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya
modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal sendiri. Tujuan dari
rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan
hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik sebab modal sendiri yang ada diperusahaan semakin
besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada perusahaan.

Poin 5) 6) dari modul

Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT Rajagrafindo persada.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio aktivitas terdiri atas:

1) Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turn Over)

Rasio perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang usaha atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu
periode.

2) Rasio Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

Rasio perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode.

3) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Rasio perputaran modal kerja yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar)
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

4) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over)

Rasio perputaran total aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam didalam total aset.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahaan.

Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1) Profit Margin (Profit Margin on Sales)

Rasio profit margin atau margin laba atas penjualan, merupakan salah satu yang digunakan untuk untuk
mengukur margin atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membanding antara
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
Rasio ini terdiri atas:

a) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor
atas penjualan bersih.

b) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih
atas penjualan bersih.

2) Return on Investment (ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau Return
on Total Assets, merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang evektivitas manajemen dalam mengelola
investasi.

3) Return on Equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri, merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio inii, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar

Rasio ukuran pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (nilai
saham). Rasio ini terdiri atas:

a) Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)


Earning per share merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam
memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Rasio ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah
laba bersih dengan bagian kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan. Calon investor potensial
akan menggunakan figur laba per lembar saham biasa ini untuk menetapkan keputusan investasi
diantara berbagai alternatif yang ada.

b) Rasio Harga terhadap Laba (Price Earnings Ratio)

Price earnings ratio merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan laba per lembar saham. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor
untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan
peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula.
c) Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)

Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh
pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmati
oleh pemilik perusahaan.

d) Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)

Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan
yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyaidividend yield yang rendah, karena
dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang
tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend
yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah.

e) Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Rasio pembayaran dividen merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai
per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini menggambarkan jumlah laba dari setiap
lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk dividen. Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya
perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran
dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin lambat
atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.

3.8 Analisis Perubahan Laba Kotor


Kusnadi (2001:365) dalam Munirah, dkk, (2014:8) mengatakan bahwa “analisis laba kotor merupakan
proses analisis yang berkelanjutan dan harus dilaksanakan secara intensif”. Secara umum pengertian
analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode satu
ke periode lainnya, serta sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau lebih periode.

Adapun pengertian dari analisis laba kotor menurut Supriyono (2000:179) dalam Medi Tri Purwanto
(2013:21) adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang
lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui
hubungan antara elemen-elemen tersebut.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahwa analisis laba kotor digunakan untuk
mengetahui penyebab perubahan-perubahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara
anggaran laba kotor dan realisasinya. Selanjutnya dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan
untuk memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba tersebut.

Analisis laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan
diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun
atau naiknya laba kotor tersebut sehingga target tidak tercapai. Ardi, M. (2018). Analisis Laba Kotor
Sebagai Alat Untuk Menentukan Naik Turunnya Harga Jual Pada Qmart Superstore Kota Gorontalo.
Jurnal Al-Buhuts, 14(01), 106-128. Menurut Munawir (2010:217), “perubahan laba kotor baik itu
merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh faktor harga jual tidak dapat digunakan
sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini disebabkan oleh faktor eksternal
perusahaan”. Perubahan harga jual ditentukan oleh keadaan pasar yang sulit dikendalikan oleh
perusahaan, lain halnya dengan perubahan kualitas produk yang dijual. Suatu perubahan laba kotor
yang disebabkan oleh adanya perubahan kuantitas atau volume barang yang dijual mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan. Yuli, Y. (2019). ANALISIS LABA KOTOR PADA PT
UNILEVER INDONESIA, Tbk. Journal Business, Economics and Entrepreneurship, 1(2), 28-36.

3.9 Analisis titik impas (Break Even Point)

Analisis Break Even Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa tersebut sering disebut biaya,
keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 2010: 359). Analisis break even point biasanya lebih sering
digunakan apabila perusahaan mengeluarkan suatu produk yang artinya dalam memproduksi sebuah
produk tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian penentuan harga jual
serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen (Kasmir, 2013: 332).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis break even point adalah suatu cara
atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi dimana dari volume produksi
tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.
Pangemanan, J. T. (2016). Analisis Perencanaan Laba Perusahaan dengan Penerapan Break Even Point
pada PT. Kharisma Sentosa Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai