Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah
sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas
perusahaan tersebut.
d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
Sebagai pengendali sebuah perusahaan atau orang tertentu dengan kepemilikan modal.
Menjamin ketersediaan bahan baku produksi di pasar untuk produk yang akan
dihasilkan.
Mengarahkan dana perusahaan secara khusus. Misalnya untuk kepentingan sosial atau
untuk kepentingan ekspansi sebuah perusahaan.
Mengurangi persaingan diantara perusahaan sejenis.
Memperoleh penghasilan pasif pada waktu tertentu seperti bunga, dividen dan uang
sewa.
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi karena adanya sentimen keuangan yang sering disebut dengan risiko
sistematis. Risiko pasar akan selalu dialami oleh investor dan tidak dapat dihindari. Pada tingkat
ekstrim risiko pasar sebuah investasi jangka panjang maupun investasi jangka pendek yaitu
capital loss. Hal-hal yang mempengaruhi risiko pasar diantaranya isu-isu politik, perubahan
iklim politik, kerusuhan dan resesi ekonomi yang sangat mempengaruhi pasar.
Risiko suku bunga pada investasi jangka panjang adalah risiko yang mungkin muncul akibat nilai
relatif aktiva berbunga seperti pinjaman dan obligasi yang memburuk akibat naiknya tingkat
suku bunga. Pada umumnya jika terjadi kenaikan suku bunga maka berbanding terbalik dengan
harga obligasi yang akan menurun. Risiko suku bunga pada investasi jangka panjang biasanya
bisa diukur berdasarkan jangka waktu obligasi.
Risiko Inflasi
Risiko Inflasi sering juga disebut dengan risiko daya beli. Hal ini terkait dengan naiknya harga
konsumsi yang menimbulkan daya beli turun dari masyarakat. Penyebab utamanya adalah uang
yang beredar terlalu banyak. Dengan adanya inflasi, nilai uang akan berkurang. Misalnya jika
investor memegang 40 persen dari tunai Rp 10.000.000 dan inflasi berjalan pada tingkat 5
persen maka nilai tunai akan hilang sebesar Rp 2.000.000 per Tahun oleh inflasi.
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas bisa diartikan sebagai risiko yang diakibatkan oleh kesulitan menyediakan uang
tunai dalam jangka waktu tertentu. Contohnya seperti ada pihak yang tidak sanggup membayar
kewajiban pada tanggal jatuh tempo secara tunai. Padahal pihak tersebut mempunyai aset yang
nilainya cukup untuk melunasi kewajiban. Tetapi aset tersebut sulit dikonversikan menjadi uang
tunai atau aset tersebut dapat dikelompokan tidak likuid.
Risiko Valas
Pada investasi jangka panjang risiko valuta asing merupakan risiko yang disebabkan oleh
dinamika perubahan kurs di pasaran. Tapi hal ini mengarah kepada penurunan sehingga tidak
lagi sesuai dengan yang diharapkan oleh investor pada saat dikonversikan pada mata uang
domestik. Di Indonesia sendiri risiko ini berkaitan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang negara lain. Risiko jenis ini disebut dengan exchange rate risk. Contohnya investor
menanamkan investasi yang mengharuskan mereka menggunakan mata uang Poundsterling.
Pada saat yang bersamaan kurs Rupiah terhadap Poundsterling mengalami penurunan sehingga
investor harus mengeluarkan Rupiah dalam jumlah yang lebih besar dibanding saat Rupiah
menguat
Risiko Negara
Dalam investasi jangka panjang risiko negara disebut dengan risiko politik. Artinya investasi bisa
saja gagal jika negara dalam keadaan genting dan sedang terjadi kerusuhan. Yang lebih serius
adalah terjadinya kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Hal-hal terkait politik harus dibaca
sebagai risiko investasi jangka panjang yang serius. Investor harus berpikir ulang sebelum
melakukan investasi jika suatu negara sedang dalam kondisi perang. Tetapi investasi akan
berlangsung sehat jika keamanan negara pada situasi yang kondusif.
Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya.
Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi
perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam
bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau
obligasi.
Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan
potensi kerugian atau resiko di sisi lain. Seperti tabungan atau deposito di bank, pada umumnya
dapat mendatangkan pendapatan bunga tetap dengan resiko kecil, tetapi sewaktu-waktu
mungkin terjadi likuidasi bank yang dapat mengakibatkan hilangnya investasi. Sedang untuk
investasi di properti (rumah dan bangunan) menjanjikan keuntungan yang relatif tinggi tetapi
juga beresiko tergusur atau terjadi kebakaran.
Saham
Investasi jangka panjang berupa saham kini tidak lagi hanya bisa dilakukan oleh investor yang
mempunyai dana besar. Kini investasi berupa saham sudah tersedia berbagai sarana agar
investasi ini dapat dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Saham sebenarnya adalah
surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan investor pada sebuah perseroan terbatas atau
perusahaan. Selain mendapat keuntungan dari dividen, investor saham juga memiliki peluang
mendapat profit dengan jual beli saham pada pasar saham.
Obligasi
Investasi jangka panjang berupa obligasi adalah surat hutang yang diserahkan oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman dalam surat berharga ini selain tercantum nama anda juga terdapat
tanggal jatuh tempo pinjaman dan bunganya. Jangka waktu investasi jangka panjang ini mulai
dari 1 Tahun hingga 10 Tahun. Bagi pengusaha obligasi merupakan kesempatan untuk
mendapatkan dana guna meningkatkan bisnisnya. Sementara itu untuk pemberi pinjaman
obligasi menjadi bentuk investasi yang mendatangkan keuntungan.
Reksa dana
Salah satu investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan adalah reksa dana. Reksa dana
merupakan surat berharga yang menjadi bukti aset atau klaim. Kelebihan investasi jangka
panjang ini yaitu memiliki banyak pilihan diantaranya, pasar uang, saham, dan obligasi yang bisa
disesuaikan dengan dana dan risiko yang siap ditanggung oleh investor. Reksa dana sangat
sesuai untuk mereka yang tidak berpengalaman dalam bidang bisnis karena seluruh investasi
akan dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman.