Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan
gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi
keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari
pencatatan transaksi yang dilakuakn oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah
media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan
keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan
oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam
memilih metode maupun estimasi keuangan yang dapat digunakan. Wardani (2008)
menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manager dalam melakukan
pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.

Menurut SFAC nomor 1 tentang Objektive of Financial Reporting by Bussiness


Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi
investor, kreditor, dan pengguan potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis dan
membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek pemerimaan kas dari
deviden atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas
atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. Memberikan
informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumberdaya tersebut dan
perubahannya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang
di maksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada
pihak eksternal. Menurut Soesarmono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang
dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan”. Menurut
PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan


Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut
PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan,
keuangan laporan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi asset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, konstribusi dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas.”

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan , membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.3 Penggunaan Laporan Keuangan


Menurut Karangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) paragraph ke 9 (Revisi 2009), dinyatakan bahwa penggunaan
laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensional, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-
lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

2
a) Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b) Karyawan

Karyawan dan kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas
dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat
pensiun, dan kesempatan kerja.

c) Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d) Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup


perusahaan terutama kalau mereka terlihat dalam perjanjian jangka Panjang atau
tergantung pada perusahaan.

f) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai Lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan


dengan alokasi sumber daya karena itu berkepentinga dengan aktivitas perusahaan. Mereka
juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.

g) Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi


kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.

3
2.4 Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir
dari suatu konsep dan system akuntansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep
akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih
mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah
satu tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehingga
kesimpulan yang dapat akan lebih akurat.

Menurut Myer (2004.5) definisi Analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan
keuangan adalah Analisa mengenai dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan.

Menurut Dwi Prastowo (2008.56) definisi analisis laporan keuangan adalah “Analisa laporan
keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagainya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagaimana untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahan arti keseluruhan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Analisa laporan keuangan (financial
statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk
mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan Teknik-teknik tertentu.

2.5 Tujuan Analisa Laporan Keuangan


Laoran keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk
mengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup
pengaplikasian barbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan
dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna
dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai
tujuan

Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perubahan pada periode tertentu


baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini. Untuk melakukan penilaian atau
evaluasi kinerja manajemen ke depan, apakah penyegaran atau tidak karena sudah
dianggap berhasil.

4
2.6 Teknik Analisa Laporan Keuangan
1. Metode Komparatif
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan
membandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnya
perbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan
budget (anggaran perusahaan).
2. Metode Analisis
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa
tahun dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui
grafik. Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistic misalnya menggunakan
linear programming, rumuschi square, rumusnya y= a + bx.
3. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awan)
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalam
bentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang di nilai
penting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
4. Metode Index Time Series
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-
angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100.
Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 =(Angka Laporan Keuangan 2001 )/(Angka Dasar) x 100%

2.7 Rasio Laporan Keuangan


Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan sognifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular
adalah :

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek.
2. Rasio Lancar
Rasio lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100% berarti aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar.
3. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan
acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1 : 1

5
 Rasio Kas atas Aktiva Lancar, rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
 Rasio Kas atau Hutang Lancar, rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
 Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar
atas total aktiva.
 Aktiva Lancar dan Total Hutang, rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas
total kewajiban perusahaan.

4. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjang dan kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuiditas. Rasio
solvabilitas antara lain :
a) Rasio Hutang atas Modal,
Rasio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-
hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
b) Debt Service Ratio
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan
serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar
rasio ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.
c) Rasio Hutang atas Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar
rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih
kecil.
d) Rasio Profitabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio propabilitas
antara lain :
 Profit Margin
Angka ini menunjukkan berapa besar presentase bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
 Return On Total Assets
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva.
 Return On Investment
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
 Operating Ratio

6
Menunjukkan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini
berarti semakin buruk.
e) Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan
lainnya. Rasio ini menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara
optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar
industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri, yang
termasuk dalam rasio ini adalah :
 Receivable Turn Over
Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar
semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
 Inventory Turn Over
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persendian dalam siklus
produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
 Fixed Asset Turn Over
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemampuan aktiva
tetap menciptakan penjualan tinggi.
 Total Asset Turn Over
Rasio ini menunjukkan peputaran total aktiva diukur dari volume penjualan
dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
 Periode Penagihan Piutang
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan
piutang. Sekamin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan
informasi yang digambarkan receivable turn over.

2.8 Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding


Dalam analisa pembanding laporan keuangan, diperlukan adanya dasar pembanding. Dasar
pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa. Adapun dasar pembanding
yang biasanya dipakai adalah:

 Periode Tahun Awal


Misalnya tahun2002, 2003, 2004, dan 2005 karena tahun 2002 koperasi dianggap
mulai menjalankan operasi usaha dengan lancer dan stabil makatahun 2002
digunakan sebagai tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun
selanjutnya.
 Periode atau Tahun Sebelumnya
Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat
perkembangan dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005

7
maka analisaa perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003
atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.
 Tahun yang Dianggap Normal
Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi
berjalan dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain
akan diukur atau dibandingkan dengan tahun tersebut.

8
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

3.1 PT ADARO ENERGY (ADRO)


Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT Padang Karunia tanggal 28 Juli
2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005. Kantor pusat ADRO
berlokasi di Gedung Menara Karya, Lantai 23, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, Kav. 1-2, Jakarta
Selatan 12950 – Indonesia. Telp: (62-21) 521-1265 (Hunting), Fax: (62-21) 5794-4687.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Adaro Energy Tbk, yaitu: PT Adaro
Strategic Investments (43,91%) dan Garibaldi Thohir (presiden direktur) (6,18%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADRO bergerak dalam
bidang usaha perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batubara, perbengkelan,
pertambangan, dan konstruksi. Entitas anak bergerak dalam bidang usaha pertambangan
batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik
batubara, dan pembangkitan listrik. Pada 04 Juli 2008, ADRO memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ADRO (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 11.139.331.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,-
per saham dan Harga Penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Juli 2008.

3.2 PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PTBA)


Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit Asam
(Persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit Asam berlokasi di
Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor korespondensi terletak di
Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950. Kantor
pusat: Telp : (62-734) 451-096, 452-352 (Hunting), Fax : (62-734) 451-095, 452-993 dan
kantor korespondensi: Telp : (62-21) 525-4014 (Hunting), Fax : (62-21) 525-4002. Pemegang
saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bukit Asam (Persero) Tbk, antara lain: Negara
Republik Indonesia (65,017%) dan saham treasuri (8,53%). Pada tahun 1993, Bukit Asam
(Persero) Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja
Pengusahaan Briket. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA
adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan,
pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak
lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun
pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada
hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya, dan
pengembangan perkebunan.

9
Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak 173.250.000. Saham dan
Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember
2002.

3.3 PT BUMI RESOURCES TBK


PT Bumi Resources Tbk atau Bumi Resources adalah salah satu perusahaan
pertambangan terbesar di Indonesia yang terstruktur sebagai perusahaan induk. Ini konon
merupakan penghasil batu bara termal terbesar di Indonesia dan mayoritas dimiliki oleh
Grup Bakrie. Bumi Resources Tbk didirikan 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern dan
mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Kantor pusat BUMI beralamat di
Lantai 12, Gedung Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum, Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan
12940 – Indonesia. Telp: (62-21) 5794-2080 (Hunting), Fax: (62-21) 5794-2070.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bumi Resources Tbk, yaitu: PT
Samuel International (43,59%) dan Credit Suisse AG SG Branch S/A CSAGSING-LHHL (LHHL-
130M)-2023334064 (12,97%). Pada saat didirikan BUMI bergerak industri perhotelan dan
pariwisata. Kemudian pada tahun 1998, bidang usaha BUMI diubah menjadi industri minyak,
gas alam dan pertambangan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir, ruang
lingkup kegiatan BUMI meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara
(termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan eksplorasi minyak, gas bumi serta
mineral. Saat ini, BUMI merupakan induk usaha dari anak usaha yang bergerak di bidang
pertambangan.

BUMI memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Bumi
Resources Mineral Tbk (BRMS). Pada tanggal 18 Juli 1990, BUMI memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUMI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp4.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia(BEI) pada tanggal 30 Juli 1990.

3.4 PT ANEKA TAMBANG PERSERO (ANTM)


Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) (ANTM) didirikan dengan nama "Perusahaan
Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat Antam berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen
T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Telp : (62-21) 789-
1234 (Hunting), Fax : (62-21) 789-1224. Pemegang saham pengendali Aneka Tambang
(Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen
(Saham Seri A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B. Berdasarkan Anggaran Dasar

10
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis
bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan
jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut. Kegiatan utama Antam meliputi bidang
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas,
perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia. Di tahun 2014, Perusahaan akan
mulai menjual komoditas baru chemical grade alumina (CGA) seiring dengan mulai
beroperasinya pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat. Selain itu Antam juga
tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga listrik.ANTAM merupakan perusahaan
pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor.
Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral,
kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari
komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi
pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, ANTAM
membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat
memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.
ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati. ANTAM
didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa
perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk
mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan
35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999,
ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada
tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan
yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas,
dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta
menurunkan biaya per unit. ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan
melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta
peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan
kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan
memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus
beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan
adanya skala ekonomis.

11
3.5 PT INDO TAMBANG MEGAH (ITMG)
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) didirikan tanggal 02 September 1987 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di
Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav. V-TA,
Jakarta Selatan 12310 – Indonesia. Telp: (62-21) 2932-8100 (Hunting), Fax: (62-21) 2932-
7999.Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indo Tambangraya Megah Tbk,
yaitu: Banpu Minerals (Singapore) Pte.Ltd (65,14%). Induk usaha Indo Tambangraya Megah
Tbk adalah Banpu Minerals (Singapore) Pte.Ltd. Sedangkan Induk usaha utama ITMG adalah
Banpu Public Company Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di Kerajaan Thailand.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah berusaha
dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan,
perindustrian dan jasa. Kegiatan utama ITMG adalah bidang pertambangan dengan
melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak
usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara, jasa kontraktor
yang berkaitan dengan penambangan batubara dan perdagangan batubara. Pada tanggal 07
Desember 2007, ITMG memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham ITMG (IPO) kepada masyarakat sebanyak 225.985.000
dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18
Desember 2007.

12
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1Rasio Likuiditas
a) Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar
hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancer. Rasio ini paling sering digunakan untuk
mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena menunjukan
seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang
diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo
tuntutan tersebut (Murti, 2011).

b) Quick Acid Ratio (QR)

Rasio ini disebut juga acid test ratio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangan pendeknya. Penghitungan quick ratio
dengan mengurangkan aktiva lancer dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancer yang likuiditasnya
rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi
likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukan kemampuan aktiva lancer yang
paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

4.2Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan
(earning) terkait penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-
jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau
keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas
laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan biasanya


dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba investasi yang akan
diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan
perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan

13
sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan. Jenis-jenis Rasio
Profitabilitas :

a) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Marjin Laba Bersih ini disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio
Marjin Laba). Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung
dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan

b) Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase


keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih / Total Aset

c) Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan
terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa
dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil
perusahaan mengelola modalnya (net worth) sehingga tingkat keuntungan diukur dari
investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal
sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Pemegang saham

4.3Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam rasio yang
melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva yang
dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik. Jenis-jenis Rasio
Aktivitas :

14
a) Total Assets Turn Over (Perputaran Aktiva)

Total assets turn over adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu
periode tertentu. Total assets turn over memaparkan bahwa tingkat efisiensi pemakaian
aktiva perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu
sesuai catatan atas laporan keuangan. Total assets turn over diukur dari volume penjualan.
Semakin besar rasio ini maka kondisi operasional perusahaan semakin baik. Maksudnya
yaitu perputaraan aktiva lebih cepat sehingga menghasilkan laba dan pemakaian
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan semakin optimal. Rasio yang nilainya
tinggi juga bisa berarti jumlah asset yang sama bisa memperbesar volume penjualan. Total
assets turn over ini penting untuk diketahui oleh para kreditur, pemilik perusahaan, dan
manajemen perusahaan, efisiensi pemakaian seluruh aktiva dalam perusahaan bisa terlihat.
Rumus Total assets turn over sebagai berikut.

Total Assets Turn Over = Penjualan / Total Aktiva x 100%

b) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang
berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran persediaan ini mengukur
efisiensi pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja
manajemen dalam mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau
kurang baiknya. Ada dua masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis
rasio perputaran persediaan yang termasuk unsur unsur laporan keuangan. Namun jika
ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio perputaran persediaan
(at market). Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka persediaan merupakan
gambaran keadaan sesaat sehingga lebih baik memakai rata-rata persediaan yaitu
persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rumus rasio perputaran persediaan
sebagai berikut.

Total Inventory Turnover Ratio = Penjualan / Persediaan

4.4Rasio Solvabilitas/Utang
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan besarnya aktiva sebuah perusahaan
yang didanai dengan utang. Seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan
dibanding dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukan kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupun
jangka panjang jika perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Perusahaan yang memiliki rasio
solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar dari pada perusahaan
dengan rasio solvabilitas yang rendah. Jenis Rasio Solvabilitas :

15
a) Debt to Asset Ratio, Debt Ratio

Rasio ini menunjukan nilai relatif antara nilai total utang terhadap total aktiva. Rasionya
dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total aktiva. Berikut rumus menghitung
Debt to Asset Ratio :

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukan seberapa besar
pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Nilai rasio 0,5 atau 50 persen menunjukan bahwa kreditor
mendanai perusahaan 50 persen dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan semakin
besar nilai rasionya, maka semakain besar utang yang dimiliki perusahaan. Artinya semakin
besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.

b) Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio menunjukan nilai relatif antara total utang dengan total ekuitas.
Rasionya dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total ekuitas. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio :

Dari rumus di atas diketahui bahwa Debt to Equity Ratio menunjukan besarnya
pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh kreditor dibandingkan dengan pendanaan yang
dibiayai oleh pemegang saham. Nilai rasio 0,75 atau 75 persen menunjukan bahwa
perusahaan dibiayai oleh utang yang nilainya 75 persen dari total ekuitas. Semakin besar
nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya semakin
besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.

4.5Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan
laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan
invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang. Rasio ini
memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham
menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga
yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham.

16
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan,
relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut
pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan
rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:

a) Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya
atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan
(return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang
diterima pemegang saham.

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan


harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar
penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh
karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan
perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa.

b) Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)

Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk
tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk
memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang.
Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek
perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki
PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
cenderung memiliki PER yang rendah pula.

Rumus mencari PER : PER = P/EPS

c) Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga
terhadap Nilai Buku yang disingkat dengan PBV adalah rasio valuasi investasi yang sering
digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan
nilai bukunya. Rasio PBV ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang
membiayai aset bersih perusahaan.

17
Nilai Buku atau Book Value memberikan perkiraan nilai suatu perusahaan apabila
diharuskan untuk dilikuidasi. Nilai Buku ini adalah nilai aset perusahaan yang tercantum
dalam laporan keuangan atau Balance Sheet dan dihitung dengan cara mengurangkan
kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku = Aktiva – Kewajiban). Dengan kata lain,
Rasio Price to Book Value ini dapat menunjukan apa yang akan didapatkan oleh
pemegang saham setelah perusahaan terjual dengan semua hutangnya telah dilunasi.
Rasio PBV yang rendah merupakan tanda yang baik bagi perusahaan.

Price to Book Value atau Price/Book Value Ratio ini membantu investor untuk
membandingkan nilai pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham dengan
ukuran tradisional nilai suatu perusahaan.

Rasio PBV ini sangat sesuai untuk digunakan pada perusahaan yang memiliki aset
tetap berwujud (tangible assets) yang besar karena tidak memperhitungkan aset yang
tidak berwujud (intangible assets). Perusahaan yang memiliki bangunan, mesin,
peralatan dan aset tetap lainnya dapat menggunakan rasio Price to Book Value ini untuk
memeriksa posisi keuangan perusahaan dengan tepat. Rasio PBV ini sangat cocok untuk
digunakan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di jasa keuangan seperti Bank
dan perusahaan Asuransi. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki
aset keuangan yang sangat besar.

Rumus untuk PBV adalah :

RASIO HARGA TERHADAP NILAI BUKU = HARGA PER LEMBAR SAHAM / NILAI BUKU
PER LEMBAR SAHAM

Rumus mencari BV (Book Value) :

BOOK VALUE = TE / LEMBAR SAHAM YANG BEREDAR

18
BAB V
HASIL PERHITUNGAN
5.1 TIME SERIES
Analisis time series atau trend adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa
periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang
lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan
datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi
perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi
kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu.

5.1.1 PT ADARO ENERGY


(Dalam Jutaan Rupiah)

PT. ADARO ENERGY


No Keterangan 2015 2016 2017
1 Aset Lancar Rp7,866,137 Rp11,786,091 Rp14,645,799
2 Liabilitas Lancar Rp3,272,206 Rp4,769,707 Rp5,722,435
3 Persediaan Rp524,095 Rp541,806 Rp632,448
4 Laba Bersih Rp1,270,058 Rp2,825,098 Rp3,969,641
5 Total Aset Rp42,902,129 Rp48,264,702 Rp50,424,688
6 Total Ekuitas Rp24,141,910 Rp28,015,527 Rp30,278,040
7 Penjualan Rp19,328,227 Rp18,679,369 Rp24,111,664
8 Total Liabilitas Rp18,760,219 Rp20,249,175 Rp20,146,648
9 # Rp31,985,962 Rp31,985,962 Rp31,985,962
10 Harga Saham Rp1,515 Rp1,695 Rp1,860

19
 Hasil Perhitungan

PT. ADARO ENERGY


Rasio Keuangan Kesimpulan
2015 2016 2017
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 240.39% 247.10% 255.94% BAIK
Quick Ratio (%) 224.38% 343.63% 244.88% FRUKTUASI
Rasio profitabilitas
Retrun Of Asset (%) 2.96% 5.85% 7.87% BAIK
Return Of Equity (%) 5.26% 10.08% 13.11% BAIK
Net Profit Margin (%) 6.57% 15.12% 16.46% BAIK
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0.45 0.39 0.48 FRUKTUASI
Inventory Turnover Ratio(X) 36.88 34.48 38.12 FRUKTUASI
Rasio solvabilitas
Debt to Asset Ratio (%) 43.73% 38.70% 39.95% KURANG BAIK
Debt to Equity Ratio (%) 77.71% 72.28% 66.54% BAIK
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0.040 0.088 0.124 BAIK
Price Earning Ratio (X) 38154.73 19190.91 14987.22 KURANG BAIK
Book Value per Share (Rp) 0.75 0.88 0.95
Price to Book Value Ratio (X) 2007.25 1935.22 1964.92 KURANG BAIK

 Analisis Rasio Likuiditas

20
1. CURRENT RATION (CR)

Dari diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Adro Energy pada tahun 2015
sampai 2017 mengalami kenaikan dari 240% sampai 255%. Pt Adro Energy mengalami
kenaikan yang signifikan, hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menurunkan utang
lancarnya dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki
kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
lancar. Dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini baik jika di lihat dari current rationya.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Adaro Energy mengalami


ketidakstabilan, itu disebabkan karena persediaan meningkat sedangkan liabilitas
tidakstabilan, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki persediaan yang fruktuatif di
setiap tahunnya. Itu disebabkan perusahaan tidak memiliki kemampuan yang tinggi untuk
membayar utang jangka pendeknya Quick Rationya.

 Analisis Rasio Profatibilitas

21
1. RETURN OF ASSET (ROA)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Return Of Asset. Hal ini karena laba bersih dan total aset mengalami peningkatan.
Dengan demikian Return Of Asset di perusahaan ini menjadi baik.

2. RETURN OF EQUITY (ROE)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Return Of Equity. Hal ini karena laba bersih dan total ekuitas mengalami peningkatan.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Net Profit Margin. Hal ini karena disebabkan dari tahun ke tahun perusahaan ini
mengalami kenaikan laba bersih yang mengalami peningkatan sedangkan penjualan
mengalami kenaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami
peningkatan terhadap Net Profit Margin.

 Analisis Rasio Aktivitas

22
1. TOTAL ASSET TURNOVER (TAT)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami


peningkatan dari tahun 2016 dan mengalami penurunan di tahun 2017. hal ini disebabkan
karena penjualan dan total asset yang menurun. Dengan demikian Total Asset Turnover di
perusahaan ini mengalami Fruktuasi.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan bahwa perusahaan ini mengalami


ketidakstabilan. Hal ini di sebabkan karena penjualan yang mengalami fruktuasi sedangkan
persediaan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan ini menjadi fruktuatif
dalam Inventory Turnover Ratio.

 ANALISIS RASIO SOLVABILITS

23
1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan bahwa perusahaan ini mengalami


penurunan. Disebabkan karena total liabilitas di perusahaan ini mengalami fruktuasi
sedangkan total asetnya mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan ini mengalami
penurunan di Debt to Asset Ratio dan simpulkan bahwa perusahaan ini kurang baik.

2. DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan bahwa perusahaan ini mengalami


penurunan. Disebabkan karena total liabilitas di perusahaan ini mengalami fruktuasi
sedangkan total ekuitasnya mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan ini
mengalami penurunan di Debt to Asset Ratio, yang mengakibatkan kondisi baik bagi
perusahaan karena dari tahun ketahun jumlah rasio ini menurun.

 Analisis Rasio Pasar

24
1. EARNING PER SHARE (EPS)

Dari diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun. disebabkan karena laba bersih yang mengalami peningkatan dan harga
saham yang beredar setiap tahunnya sama-sama meningkat. dan dapat di simpulkan bahwa
perusahaan ini baik dalam Earning Per Share.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan meningkat.
Hal ini disebabkan karena harga saham yang stabil dan Earning per Share yang meningkat,
sehingga dapat di simpulkan bahwa dalam keadaan baik.

3. PRICE TO BOOK VALUE (PBV)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan stabil. Hal
ini karena harga saham yang stabil dan Book Value yang stabil sehingga dapat disimpulkan
Price to Book Value selama tahun 2015 – 2017 dalam keadaan Baik.

5.1.2 PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PTBA)


25
(Dalam Jutaan Rupiah)

PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PTBA)


No Keterangan 2015 2016 2017
1 Aset Lancar Rp 7.598.476 Rp 8.349.927 Rp 11.117.745
2 Liabilitas Lancar Rp 4.922.733 Rp 5.042.747 Rp 4.513.226
3 Persediaan Rp 1.233.175 Rp 1.102.290 Rp 1.156.012
4 Laba Bersih Rp 1.875.933 Rp 1.156.012 Rp 3.859.402
5 Total Aset Rp 16.894.043 Rp 18.576.774 Rp 21.987.482
6 Total Ekuitas Rp 9.287.547 Rp 10.552.405 Rp 13.799.985
7 Penjualan Rp 13.845.199 Rp 14.058.869 Rp 19.471.030
8 Total Liabilitas Rp 7.606.496 Rp 8.024.369 Rp 8.187.497
9 # Rp 10.304.131.848 Rp 10.304.131.848 Rp 11.999.998
10 Harga Saham Rp 4.540 Rp 4.540 Rp 4.540

 Hasil Perhitungan

PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PTBA)


Rasio Keuangan Kesimpulan
2015 2016 2017
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 154,35% 165,58% 246,34% BAIK
Quick Ratio (%) 129,30% 143,72% 220,72% BAIK
Rasio profitabilitas
Retrun Of Asset (%) 11,10% 6,22% 17,55% FRUKTUASI
Return Of Equity (%) 20,20% 10,95% 27,97% FRUKTUASI
Net Profit Margin (%) 13,55% 8,22% 19,82% FRUKTUASI
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,82 0,76 0,89 FRUKTUASI
Inventory Turnover Ratio(X) 11,23 12,75 16,84 BAIK
Rasio solvabilitas
Debt to Asset Ratio (%) 45,02% 43,20% 37,24% BAIK
Debt to Equity Ratio (%) 81,90% 76,04% 59,33% BAIK
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,000 0,000 0,322 BAIK
Price Earning Ratio (X) 24937329,10 40467364,17 14116,17 KURANG BAIK
Book Value per Share (Rp) 0,00 0,00 1,15
Price to Book Value Ratio (X) 5036933,71 4433184,53 3947,83 KURANG BAIK

 Analisis Rasio Likuiditas

26
1. CURRENT RATIO (CR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
mengalami kenaikkan yang signifikan, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki utang
lancar yang turun dari setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki
kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya dengan aktiva
lancar dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini baik jika dilihat dari Current Ratio-nya.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
mengalami kenaikkan dalam Quick Ratio.hal ini di karenakan perusahhan memiliki cukup
banyak inventory atau persediaan dan juga memiliki aset lancar yang banyak dibandingkan
dengan jumlah utang lancar sehingga perusahaan mengalami kenaikan di dari tahun ke
tahun.

 Analisis Rasio Profitabilitas

27
1. RETURN OF ASSET (ROA)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan
Fruktuasi. Hal ini dapat dilihat karena dari tahun ke tahun aset perusahaan yang terus naik
dan menurun.Dan juga jumlah laba perusahhan yang dari tahun ke tahun turun naik, maka
dapat kami simpulkan bahwa perusahaan tidak dapat atau kurang mampu menghasilkan
laba secara maksimal dengan total aset yang dimilikinya.

2. RETURN OF EQUITY (ROE)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan Fruktusi. Hal
ini disebabkan karena dari tahun ke tahun perusahaan mengalami naik dan menurunnya
laba bersih dan berbanding terbalik dengan total ekuitas yang ada. Dimana total ekuitas
terus meningkat setiap tahunnya dibandingkan dengan laba bersih yang terus menurun
setiap tahunnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, perusahaan tersebut kurang baik dari
tingkat Return Of Equity.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan dan kenaikan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun
perusahaan mengalami naik dan turunnya laba bersih dan juga perusahaan mengalami
fruktuasi terhadap penjualannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan
kurang baik terhadap Net Profit Margin.

 Analisis Rasio Aktivitas

28
1. TOTAL ASSET TURNOVER (TAT)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami ketidak
stabilan karena dari tahun ke tahun penjualan dan total aset tidak stabil yang
mengakibatkan perusahaan mengalami keadaan Fruktuasi.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Inventory Turnover Ratio. Di karenakan nilai penjualan dan nilai persediaan atau
inventory yang meningkat dari tahun ketahun. Maka dari itu perusahaan mengalami
kenaikan dalam rasio ini.

 Analisis Rasio Solvabilitas

1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

29
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena
Debt to Asset Ratio dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut karena
perusahaan mengalami penurunan total liabilitas dari tahun ke tahun dan mengalami
peningkatan total aset dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perusahaan ini dapat
disimpulkan Baik.

2. DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena
Debt to Equity Ratio dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut karena
perusahaan mengalami penurunan total liabilitas dari tahun ke tahun dan mengalami
kenaikan dari total Ekuitas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perusahaan ini dapat
disimpulkan Baik.

 Analisis Rasio Pasar

1. EARNING PER SHARE (EPS)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Karena
jumlah equitas yang ada dari tahun sebelumnya meningkat sehingga perusahaan dapat
membagian keuntungan perusahhan kepada para pemegang saham yang ada.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik.
Hal ini disebabkan karena harga saham yang stabil dari tahun ke tahun tetapi terjadi
penurunan pada tahun 2017 di karenakan saham yang beredar mengalami penurunan.

3. PRICE TO BOOK VALUE (PBV)

30
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik.
Hal ini karena harga saham yang stabil dan nilai Book Value yang tidak stabil sehingga dapat
disimpulkan Price to Book Value selama tahun 2015 – 2017 dalam keadaan Kurang Baik.

5.1.3. PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK


(Dalam Jutaan Rupiah)
31
PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK
NO
KETERANGAN 2015 2016 2017
1 Aset Lancar Rp 7,063,040 Rp 7,242,004 Rp 10,784,208
Liabilitas
2 Rp 3,917,780 Rp 3,197,768 Rp 4,430,196
Lancar
3 Persediaan Rp 1,614,015 Rp 819.596 Rp 1,463,184
4 Laba Bersih Rp 8,883,980 Rp 1,786,988 Rp 3,373,452
5 Total Aset Rp 16,250,510 Rp 16,244,124 Rp 18,398,184
6 Total Ekuitas Rp 11,505,030 Rp 12,186,452 Rp 12,978,984
7 Penjualan Rp 21,920,255 Rp 18,367,012 Rp 22,882,572
8 Total Liabilitas Rp 4,731,685 Rp 4,057,672 Rp 5,419,200
9 # 1129925000 1129925000 1129925000
10 Harga Saham Rp5,73 Rp16,88 Rp20,70

PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK


Rasio Keuangan Kesimpulan
2015 2016 2017
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 180.28% 226.47% 243.43% Baik
Quick Ratio (%) 139.08% 200.84% 210.40% Baik
Rasio profitabilitas
Retrun On Asset (%) 54.67% 11.00% 18.34% Kurang Baik
Return On Equity (%) 77.22% 14.66% 25.99% Kurang Baik
Net Profit Margin (%) 40.53% 9.73% 14.74% Kurang Baik
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 1.35 1.13 1.24 Fruktuasi
Inventory Turnover Ratio(X) 13.58 22.41 15.64 Kurang Baik
Rasio Solvabilitas/Hutang
Debt to Asset Ratio (%) 29.12% 24.98% 29.46% Kurang Baik
Debt to Equity Ratio (%) 41.13% 33.30% 41.75% Kurang Baik
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0.008 0.002 0.003 Kurang Baik
Price Earning Ratio (X) 728144.44 10670180.42 6933386.78 Fruktuasi
Book Value per Share (Rp) 0.01 0.01 0.01
Price to Book Value Ratio (X) 562260.21 1564646.08 1802101.57 Fruktuasi

 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

32
1. CURRENT RATIO(CR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Indo Tambangraya Megah Tbk mengalami
kenaikkan yang signifikan, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki utang lancar yang
turun dari setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan yang
tinggi untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya dengan aktiva lancar dan dapat
disimpulkan bahwa perusahaan ini baik jika dilihat dari Current Ratio-nya.

2. QUICK RATIO(QR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Aneka Tambang Tbk mengalami kenaikkan
yang signifikan. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi untuk
membayar utang jangka pendeknya sehingga dapat disimpulkan perusahaan ini baik jika
dilihat dari Quick Rationya.

 Analisis Rasio Profabilitas

1. RETURN ON ASSETS(ROA)
33
Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami
penurunan. Hal ini ini dapat dilihat karena dari tahun ke tahun aset perusahaan yang terus
menurun. Perusahaan ini dapat dikatakan kurang baik karena penurunan setiap tahunnya,
maka dapat kami simpulkan bahwa perusahaan tidak dapat atau kurang mampu
menghasilkan laba secara maksimal dengan total aset yang dimilikinya.

2. RETURN ON EQUITY(ROE)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun perusahaan
mengalami penurunan laba bersih dan berbanding terbalik dengan total ekuitas yang ada.
Dimana total ekuitas terus meningkat setiap tahunnya dibandingkan dengan laba bersih
yang terus menurun setiap tahunnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, perusahaan
tersebut kurang baik dari tingkat Return Of Equity.

3. NET PROFIT MARGIN(NPM)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun perusahaan
mengalami penurunan laba bersih dan juga perusahaan mengalami fruktuasi terhadap
penjualannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan kurang baik terhadap
Net Profit Margin.

 ANALISIS RASIO AKTIVITAS

1. TOTAL ASSETS TURNOVER(TAT)

34
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami ketidak
stabilan karena dari tahun ke tahun penjualan dan total aset tidak stabil yang
mengakibatkan perusahaan mengalami fruktuasi.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO(ITR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami ketidakstabilan
dalam Inventory Turnover Ratio. Dengan demikian perusahaan tersebut dalam disimpulkan
kurang baik karena mengalami Inventory Turnover Ratio yang tidak stabil setiap tahunnya.

 Analisis Rasio Solvabilitas/Hutang

1. DEBT TO ASSETS RATIO(DAB)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik
karena Debt to Asset Ratio dari tahun ke tahun tidak stabil. Perusahaan ini dapat
disimpulkan kurang baik.

2. DEBT TO EQUITY RATIO(DER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik
karena Debt to Equity Ratio dari tahun ke tahun mengalami ketidakstabilan data. Dengan
demikian, perusahaan ini dapat disimpulkan kurang baik.

 Analisis Rasio Pasar

35
1. EARNING PER SHARE(EPS)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik
karena perusahaan tidak dapat memperlihatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba
untuk tiap saham yang beredar. Hal ini menyebabkan menurunnya minat investor untuk
berinvestasi di perusahaan ini.

2. PRICE EARNING RATIO(PER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan fruktuasi.
Hal ini disebabkan karena harga saham yang tidak stabil dan Earning per Share yang kurang
baik sehingga menyebabkan Price Earning Ratio menjadi tidak stabil.

3. PRICE TO BOOK VALUE RATIO(PBV)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan tidak stabil.
Hal ini karena harga saham yang tidak stabil dan Book Value yang stabil sehingga dapat
disimpulkan Price to Book Value selama tahun 2015 – 2017 dalam keadaan Baik.

5.1.4 PT. ANEKA TAMBANG Tbk


36
(Dalam Jutaan Rupiah)

PT ANEKA TAMBANG Tbk


No.
Komponen 2015 2016 2017
1 Aset Lancar Rp11.252.826 Rp10.630.221 Rp9.001.938
2 Liabilitas Lancar Rp4.339.330 Rp4.352.313 Rp5.552.461
3 Persediaan Rp1.752.584 Rp1.388.415 Rp1.257.785
4 Laba Bersih Rp912.556 Rp92.076 Rp81.607
5 Total Aset Rp30.356.850 Rp29.981.535 Rp30.014.273
6 Total Ekuitas Rp18.316.718 Rp18.408.795 Rp18.490.403
7 Penjualan Rp10.531.504 Rp9.106.260 Rp12.653.619
8 Total Liabilitas Rp12.040.131 Rp11.572.740 Rp11.523.869
9 # 62.030.763 62.030.763 62.030.763
10 Harga Saham Rp314 Rp895 Rp625

ANEKA TAMBANG Tbk


Rasio Keuangan Kesimpulan
2015 2016 2017
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 259,32% 244,24% 162,13% KURANG BAIK
Quick Ratio (%) 218,93% 212,34% 139,47% KURANG BAIK
Rasio Profitabilitas
Return Of Asset (%) 3,01% 0,31% 0,27% KURANG BAIK
Return Of Equity (%) 4,98% 0,50% 0,44% KURANG BAIK
Net Profit Margin (%) 8,67% 1,01% 0,64% KURANG BAIK
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,35 0,3 0,42 FRUKTUASI
Inventory Turnover Ratio (X) 6,01 6,56 10,06 BAIK
Rasio Solvabilitas/Hutang
Debt to Asset Ratio (%) 39,66% 38,60% 38,39% BAIK
Debt to Equity Ratio (%) 65,73% 62,87% 62,32% BAIK
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,015 0,001 0,001 KURANG BAIK
Price Earning Ratio (X) 21344,07 602953,35 475072,32 FRUKTUASI
Book Value per Share (Rp) 0,3 0,3 0,3 STABIL
Price to Book Value Ratio (X) 1063,38 3015,82 2096,72 FRUKTUASI

 Analisis Rasio Likuiditas

37
1. CURRENT RATIO (CR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Aneka Tambang Tbk mengalami
penurunan yang signifikan, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki utang lancar
yang naik dari setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki
kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya dengan aktiva
lancar dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini kurang baik jika dilihat dari Current
Rationya.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Aneka Tambang Tbk mengalami
penurunan yang signifikan, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki persediaan yang
naik setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki kemampuan yang
tinggi untuk membayar utang jangka pendeknya sehingga dapat disimpulkan perusahaan ini
kurang baik jika dilihat dari Quick Rationya.

 Analisis Rasio Profitabilitas


38
1. RETURN OF ASSET (ROA)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan. Hal ini ini dapat dilihat karena dari tahun ke tahun aset perusahaan yang terus
menurun. Perusahaan ini dapat dikatakan kurang baik karena penurunan setiap tahunnya,
maka dapat kami simpulkan bahwa perusahaan tidak dapat atau kurang mampu
menghasilkan laba secara maksimal dengan total aset yang dimilikinya.

2. RETURN OF EQUITY (ROE)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun perusahaan
mengalami penurunan laba bersih dan berbanding terbalik dengan total ekuitas yang ada.
Dimana total ekuitas terus meningkat setiap tahunnya dibandingkan dengan laba bersih
yang terus menurun setiap tahunnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, perusahaan
tersebut kurang baik dari tingkat Return Of Equity.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun perusahaan
mengalami penurunan laba bersih dan juga perusahaan mengalami fruktuasi terhadap
penjualannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan kurang baik terhadap
Net Profit Margin.

 Analisis Rasio Aktivitas

39
1. TOTAL ASSET TURNOVER (TAT)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami ketidak
stabilan karena dari tahun ke tahun penjualan dan total aset tidak stabil yang
mengakibatkan perusahaan mengalami fruktuasi.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Inventory Turnover Ratio dan juga perusahaan mengalami penurunan dalam
persediaan serta mengalami ketidakstabilan dalam penjualan dari tahun ke tahun. Dengan
demikian perusahaan tersebut dalam disimpulkan Baik karena mengalami Inventory
Turnover Ratio yang terus meningkat setiap tahunnya.

 Analisis Rasio Solvabilitas

1. DEBT TO ASSET RATIO (DER)

40
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena
Debt to Asset Ratio dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut karena
perusahaan mengalami penurunan total liabilitas dari tahun ke tahun dan mengalami
ketidakstabilan total Ekuitas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perusahaan ini dapat
disimpulkan Baik.

2. DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena
Debt to Equity Ratio dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut karena
perusahaan mengalami penurunan total liabilitas dari tahun ke tahun dan mengalami
kenaikan dari total Ekuitas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perusahaan ini dapat
disimpulkan Baik

 Analisis Rasio Pasar

1. EARNING PER SHARE (EPS)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan kurang baik
karena perusahaan tidak dapat memperlihatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba
untuk tiap saham yang beredar. Hal ini menyebabkan menurunnya minat investor untuk
berinvestasi di perusahaan ini.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan fruktuasi. Hal
ini disebabkan karena harga saham yang tidak stabil dan Earning per Share yang kurang baik
sehingga menyebabkan Price Earning Ratio menjadi tidak stabil.

3. PRICE TO BOOK VALUE (PBV)


41
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan tidak stabil.
Hal ini karena harga saham yang tidak stabil dan Book Value yang stabil sehingga dapat
disimpulkan Price to Book Value selama tahun 2015 – 2017 dalam keadaan Baik.

5.1.5 PT BUMI RESOURCES Tbk

42
PT BUMI RESOURCES Tbk
NO
KOMPONEN 2015 2016 2017
1 ASET LANCAR Rp 7.513.889 Rp 7.148.649 Rp 10.243.243
2 UTANG LANCAR Rp 76.027.778 Rp 10.324.324 Rp 18.000.000
3 PERSEDIAAN Rp - Rp - Rp 405.405
4 LABA BERSIH Rp (30.347.222) Rp 1.621.622 Rp 3.270.270
5 TOTAL ASET Rp 47.138.889 Rp 41.918.919 Rp 49.945.946
6 TOTAL EQUITAS Rp (40.333.333) Rp (37.621.622) Rp 3.864.865
7 PENJUALAN Rp 555.556 Rp 310.811 Rp 229.730
8 TOTAL LIABILITAS Rp 87.486.111 Rp 79.540.541 Rp 46.081.081
9 # 36.627.020.427 36.627.020.427 65.376.556.624
10 HARGA SAHAM Rp 50 Rp 278 Rp 270

PT BUMI RESOURCES Tbk


Rasio Keuangan Kesimpulan
2015 2016 2017
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 9,88% 69,24% 56,91% FRUKTUASI
Quick Ratio (%) 751388888,89% 714864864,86% 1024324322,07% FRUKTUASI
Rasio profitabilitas
Retrun Of Asset (%) -64,38% 3,87% 6,55% BAIK
Return Of Equity (%) 75,24% -4,31% 84,62% FRUKTUASI
Net Profit Margin (%) -5462,50% 521,74% 84,62% FRUKTUASI
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,01 0,01 0,00 KURANG BAIK
Inventory Turnover Ratio(X) 0,00 0,00 113,67 BAIK
Rasio solvabilitas
Debt to Asset Ratio (%) 185,59% 189,75% 92,26% FRUKTUASI
Debt to Equity Ratio (%) -216,91% -211,42% 1192,31% FRUKTUASI
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,00 0,00 0,00 BAIK
Price Earning Ratio (X) -60346,58 6279092,20 5397618,19 FRUKTUASI
Book Value per Share (Rp) 0,00 0,00 0,00
Price to Book Value Ratio (X) -45405,40 -270650,53 4567215,39 BAIK

 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

43
1. CURRENT RATIO (CR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Bumi Resources Tbk mengalami
Fruktuasi, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki utang lancar yang pada tahun
2016 mengalami penurunan namun pada tahun 2017 mengalami kenaikan kembali dan nilai
aset lancar yang juga mengalami penurunan pada tahun 2016 namun mengalami kenaikan
pada tahun 2017. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki kemampuan yang tinggi
untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya dengan aktiva lancar dan dapat
disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami Fruktuasi jika dilihat dari Current Rationya.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Bumi Resources Tbk mengalami
Fruktuasi, hal itu disebabkan karena perusahaan tidak memiliki persediaan dari tahun 2015
sampai 2017 namun pada tahun 2017 perusahhan memiliki persediaan dan nilai aset lancar
yang mengalami penurunan pada tahun 2016 sehingga nilai rasio Quick Ratio tada tahun
2016 mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya Fruktuasi pada Quick Ratio.

 Analisis rasio profitabilitas


44
1. RETURN OF ASSET (ROA)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


kenaikan setiap tahunnya. Hal ini karena dari tahun 2015 sampai tahun 2017 perusahaan
mengalami kenaikan laba dari tahun ke tahun, walaupun pada tahun 2015 perusahaan
mengalami kerugian tetapi di tahun berikutnya perusahaan mengalami kenaikan laba yg
signifikan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba
secara maksimal dengan total aset yang dimilikinya.

2. RETURN OF EQUITY (ROE)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


Fruktuasi. Hal ini di sebabkan karena perusahaan mengalami peningkatan pada laba bersih
dan total equitas yang ada dari tahun ketahun. Dengan demikian dapat disimpulkan,
perusahaan mengalami fruktuasi dari tingkat Retrun Of Equity.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami


fruktuasi. Hal ini disebabkan karena penurunan dari nilai penjualan dan nilai equitas pada
tahun 2015 dan 2016 yang memiliki nilai minus namun mengalami penurunan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami fruktuasi terhadap rasio Net
Profit Margin.

 ANALISIS RASIO AKTIVITAS


45
1. TOTAL ASSET TURNOVER (TAT)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami ketidak
stabilan karena dari tahun ke tahun penjualan mengalami penurunan dan total aset tidak
stabil yang mengakibatkan perusahaan mengalami kondisi kurang baik dalam analisis Total
Asset Turnover.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini mengalami kenaikan
dalam Inventory Turnover Ratio dan juga perusahaan mengalami kenaikan dalam
persediaan serta mengalami penurunan dalam penjualan dari tahun ke tahun. Dengan
demikian perusahaan tersebut dalam disimpulkan Baik karena mengalami Inventory
Turnover Ratio yang terus meningkat setiap tahunnya.

 ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

46
1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan fruktuasi
karena Debt to Asset Ratio tahun 2015 sampai 206 mengalaim peningkatan dan tahun 2017
mengalami penuruna. Hal tersebut karena perusahaan mengalami penurunan total liabilitas
dari tahun ke tahun dan mengalami penurunan total Aktiva di tahun. Dengan demikian,
perusahaan ini dapat disimpulkan fruktuasi dalam analisis Debt to Asset Ratio.

2. DEBT TO EQUITY RATIO (DER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan fruktuasi
karena Debt to Equity Ratio dari tahun 2015 sampai 2016 mengalami penuruna dan tahun
2017 mengalami kenaikan . Hal tersebut karena perusahaan mengalami penurunan total
liabilitas dari tahun ke tahun dan mengalami kenaikan dari total Ekuitas dari tahun ke tahun.
Dengan demikian, perusahaan ini dapat disimpulkan mengalaim Fruktuasi.

 ANALISIS RASIO PASAR


47
1. EARNING PER SHARE (EPS)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena
perusahaan mengalami angka yang stabil dari tahun ketahun. Hal ini karena perusahaan
mengalami kenaikan laba dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2017 banyak investor
yang membeli sahan perusahaan.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan fruktuasi. Hal
ini disebabkan karena harga saham yang tidak stabil dan Earning per Share yang kurang baik
sehingga menyebabkan Price Earning Ratio menjadi tidak stabil.

3. PRICE TO BOOK VALUE (PBV)

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Hal ini
karena harga saham yang tidak stabil dan Book Value yang stabil sehingga dapat
disimpulkan Price to Book Value selama tahun 2015 – 2017 dalam keadaan Baik.

5.2 CROSS SECTION

48
Cross sectional data atau cross section (dari sebuah populasi penelitian) dalam statistika
dan ekonometri adalah jenis satu dimensi kumpulan data. Cross section data mengacu pada
data yang di kumpulkan dengan mengamati banyak hal (seperti perorangan, perusahaan
atau negara/wilayah) pada titik yang sama dan waktu yang sama atau tanpa memprhatikan
perbedaan waktu. Analisi data cross section biasanya terditi dari membandingkan
perbedaan anatara subyek.

Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Tambang


Metode Cross Section (2015)

Tahun 2015 RATA-RATA


Rasio Keuangan KESIMPULAN
INDUSTRI
PT ADRO PT BUMI PT BA PT ANTM PT ITMG
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 240,39% 9,88% 154,35% 259,32% 180,28% 168,84% PT ANTM
Quick Ratio (%) 224,38% 751388888,89% 129,30% 218,93% 139,08% 150277920,12% PT BUMI
Rasio Profitabilitas
Return Of Asset (%) 2,96% -64,38% 11,10% 3,01% 54,67% 1,47% PT ITMG
Return Of Equity (%) 5,26% 75,24% 20,20% 4,98% 77,22% 36,58% PT ITMG
Net Profit Margin (%) 6,57% -5462,50% 13,55% 8,67% 40,53% -1078,64% PT ITMG
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,45 0,01 0,82 0,35 1,35 0,596 PT ITMG
Inventory Turnover Ratio (X) 36,88 0 11,23 6,01 13,58 13,54 PT ADRO
Rasio Solvabilitas/Hutang
Debt to Asset Ratio (%) 43,73% 185,59% 45,02% 39,66% 29,12% 68,62% PT BUMI
Debt to Equity Ratio (%) 77,71% -216,91% 81,90% 65,73% 41,13% 9,91% PT BA
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,04 0 0 0,015 0,008 0,0126 PT ANTM
Price Earning Ratio (X) 38154,73 -60346,58 24937329,1 21344,07 728144,44 5132925,152 PT BA
Book Value per Share (Rp) 0,75 0 0 0,3 0,01 0,212 PT ADRO
Price to Book Value Ratio (X) 2007,25 -45405,4 5036933,71 1063,38 562260,21 1111371,83 PT BA

 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

49
1. CURRENT RATIO (CR)

Dari diagram di atas kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan dengan current ratio
tertinggi adalah PT Aneka Tambang Persero dengan nilai rasio 180,28% dan perusahaan
yang memiliki current ratio terendah adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio
9,88%. Dan perusahaan lain pun dapat dikatakan baik karena current ratio mereka berada di
atas nilai rata-rata rasio.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan Quick Ratio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dan perusahaan yang memiliki Quick Ratio terendah adalah
PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio 139,08%.

 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

1. RETRUN ON ASSET (ROA)

50
Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki rasio ROA tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio 54,67% dan perusahaan yang memiliki
nilai ROA terendah adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar -64,38% dan
nilai rata-rata industri dalam analisis ROA sebesar 1,47%.

2. RETRUN ON EQUITY (ROE)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio sebesar 77,22% sedangkan nilai untuk
rata-rata industri sebesar 36,58%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT
Aneka Tambang Persero dengan nilai 4,98% jauh dari nilai rata-rata industri.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio sebesar 40,53% sedangkan rata-rata
industri sebesar -1078,64%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Bumi
Resources Tbk dengan nilai -5462,50%.

 ANALISIS RASIO AKTIVITAS

1. TOTAL ASSET TURNOVER(TAT)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai 1,35 kali, sedangkan nilai rata-rata industri
sebesar 0,596 kali. Dan perusahaan dengan nilai rasio terrendah adalah PT Bumi Resources
Tbk dengan nilai 0,01 kali.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

51
Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Adaro Energy dengan nilai 36,88 kali, sedangkan nilai rata-rata industri sebesar
13,54 kali. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi
Resources Tbk dengan nilai 0 kali.

 RASIO SOLVABILITAS

1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 185,00%, sedangkan nilai rata-rata
industri sebesar 68,51%. Dan perusahaan yang memiliki nilai rasio terendah adalah PT Indo
Tambang Megah dengan nilai sebesar 29,12% .

2. DEBT TO EQUITY RATIO(DER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai 81,90%, sedangkan nilai rata-rata
industrinya sebesar 9,91%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai -216,91%.

 ANALISIS RASIO PASAR

52
1. EARNING PER SHARE (EPS)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Aneka Tambang Persero dengan nilai rasio sebesar 0,015, sedangkan nilai rata-
rata industri sebesar 0,0126. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini
adalah PT Bumi Resources Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai 0.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai rasio sebesar 24937329,1 kali,
sedangkan nilai rata-rata industri sebesar 5132925,152 kali. Dan perusahaan yang memiliki
nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai -60346,58 kali.

3. PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai rasio sebesar 5036933,71 kali,
sedangkan nilai rata-rata industri sebesar 1111371,83 kali. Dan perusahaan yang memiliki
nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai -45405,4 kali.

Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Tambang


53
Metode Cross Section (2016)

Tahun 2016 RATA-RATA


Rasio Keuangan KESIMPULAN
PT ADRO PT BUMI PT BA PT ANTM PT ITMG INDUSTRI
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 247,10% 69,24% 165,58% 244,24% 226,47% 190,53% PT ADRO
Quick Ratio (%) 343,63% 714864864,86% 143,72% 212,34% 200,84% 142973153,08% PT BUMI
Rasio Profitabilitas
Return Of Asset (%) 5,85% 3,87% 6,22% 0,31% 11,00% 5,45% PT ITMG
Return Of Equity (%) 10,08% -4,31% 10,95% 0,50% 14,66% 6,38% PT ITMG
Net Profit Margin (%) 15,12% 521,74% 8,22% 1,01% 9,73% 111,16% PT BUMI
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,39 0,01 0,76 0,3 1,13 0,518 PT ITMG
Inventory Turnover Ratio (X) 34,48 0 12,75 6,56 22,41 15,24 PT ADRO
Rasio Solvabilitas/Hutang
Debt to Asset Ratio (%) 38,70% 189,75% 43,20% 38,60% 24,98% 67,05% PT BUMI
Debt to Equity Ratio (%) 72,28% -211,42% 76,04% 62,87% 33,30% 6,61% PT BA
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,088 0 0 0,001 0,002 0,0182 PT ADRO
Price Earning Ratio (X) 19190,91 6279092,2 40467364,17 602953,35 10670180,42 11607756,21 PT BA
Book Value per Share (Rp) 0,88 0 0 0,3 0,01 0,238 PT ADRO
Price to Book Value Ratio (X) 1935,22 -270650,53 4433184,53 3015,82 1564646,08 1146426,224 PT BA

 Analisis Rasio Likuiditas

1. CURRENT RATIO (CR)

54
Dari diagram di atas kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan dengan current ratio
tertinggi adalah PT Adaro Energy dengan nilai rasio 247,10% dan perusahaan yang memiliki
current ratio terendah adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio 69,24%. Dan
perusahaan lain pun dapat dikatakan baik karena current ratio mereka berada di atas nilai
rata-rata rasio.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan Quick Ratio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dan perusahaan yang memiliki Quick Ratio terendah adalah
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam dengan nilai rasio 143,72%.

 Analisis Rasio Profitabilitas

1. RETRUN ON ASSET (ROA)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki rasio ROA tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio 11,00% dan perusahaan yang memiliki
nilai ROA terendah adalah PT Aneka Tambang Tbk dengan nilai rasio sebesar 0,31% dan nilai
rata-rata industri dalam analisis ROA sebesar 5,45%.

2. RETRUN ON EQUITY (ROE)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio sebesar 14,66% sedangkan nilai untuk
rata-rata industri sebesar 6,38%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT
Aneka Tambang Persero dengan nilai 0,50% jauh dari nilai rata-rata industri.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

55
Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 521,74% sedangkan rata-rata
industri sebesar 111,16%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Aneka
Tambang Tbk dengan nilai 1,01%.

 Analisis Rasio Aktivitas

1. TOTAL ASSET TURNOVER(TAT)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai 1,13 kali, sedangkan nilai rata-rata industri
sebesar 0,518 kali. Dan perusahaan dengan nilai rasio terendah adalah PT Bumi Resources
Tbk dengan nilai 0,01 kali.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Adaro Energy dengan nilai 34,48 kali, sedangkan nilai rata-rata industri sebesar
15,24 kali. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi
Resources Tbk dengan nilai 0 kali.

 Analisis Rasio Solvabilitas


56
1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 189,75%, sedangkan nilai rata-rata
industri sebesar 67,05%. Dan perusahaan yang memiliki nilai rasio terendah adalah PT Indo
Tambang Megah dengan nilai sebesar 24,98% .

2. DEBT TO EQUITY RATIO(DER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai 76,04%, sedangkan nilai rata-rata
industrinya sebesar 6,61%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai -211,42%.

 Analisis Rasio Pasar

1. EARNING PER SHARE (EPS)

57
Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Adaro Energy dengan nilai rasio sebesar 0,088, sedangkan nilai rata-rata industri
sebesar 0,0182. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi
Resources Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai 0.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukin Asam dengan nilai rasio sebesar 40467364,17 kali,
sedangkan nilai rata-rata industri sebesar 11607756,21 kali. Dan perusahaan yang memiliki
nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Adaro Energy dengan nilai 19190,91 kali.

3. PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dengan nilai rasio sebesar 4433184,53 kali,
sedangkan nilai rata-rata industri sebesar 1146426,224 kali. Dan perusahaan yang memiliki
nilai terendah dalam rasio ini adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai -270650,53 kali.

Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Tambang

58
Metode Cross Section (2017)

Tahun 2017 RATA-RATA


Rasio Keuangan KESIMPULAN
PT ADRO PT BUMI PT BA PT ANTM PT ITMG INDUSTRI
Rasio Likuiditas
Current Ratio (%) 255,94% 56,91% 246,34% 162,13% 243,43% 192,95% PT ADRO
1024324322,07
PT BUMI
Quick Ratio (%) 244,88% % 220,72% 139,47% 210,40% 204865027,51%
Rasio Profitabilitas
Retrun Of Asset (%) 7,87% 6,55% 17,55% 0,27% 18,34% 10,12% PT ITMG
Return Of Equity (%) 13,11% 84,62% 27,97% 0,44% 25,99% 30,43% PT BUMI
Net Profit Margin (%) 16,46% 84,62% 19,82% 0,64% 14,74% 27,26% PT BUMI
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover (X) 0,48 0 0,89 0,42 1,24 0,606 PT ITMG
Inventory Turnover Ratio (X) 38,12 113,67 16,84 10,06 15,64 38,866 PT BUMI
Rasio Solvabilitas/Hutang
Debt to Asset Ratio (%) 39,95% 92,26% 37,24% 38,39% 29,46% 47,46% PT BUMI
Debt to Equity Ratio (%) 66,54% 1192,31% 59,33% 62,32% 41,75% 284,45% PT BUMI
Rasio Pasar
Earning per Share (Rp) 0,124 0 0,322 0,001 0,003 0,09 PT BA
6933386,7
Price Earning Ratio (X) 14987,22 5397618,19 14116,17 475072,32 8 2567036,136 PT ITMG
Book Value per Share (Rp) 0,95 0 1,15 0,3 0,01 0,482 PT BA
Price to Book Value Ratio 1802101,5
(X) 1964,92 4567215,39 3947,83 2096,72 7 1275465,286 PT BUMI

 Analisis Rasio Likuiditas

1. CURRENT RATIO (CR)

59
Dari diagram di atas kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan dengan current ratio
tertinggi adalah PT Adaro Energy dengan nilai rasio 255,94% dan perusahaan yang memiliki
current ratio terendah adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio 56,91%. Dan
perusahaan lain pun dapat dikatakan baik karena current ratio mereka berada di atas nilai
rata-rata rasio.

2. QUICK RATIO (QR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan Quick Ratio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dan perusahaan yang memiliki Quick Ratio terendah adalah
PT Aneka Tambang dengan nilai rasio 139,47%.

 Analisis Rasio Profitabilitas

1. RETRUN ON ASSET (ROA)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki rasio ROA tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio 18,34% dan perusahaan yang memiliki
nilai ROA terendah adalah PT Aneka Tambang Tbk dengan nilai rasio sebesar 0,27% dan nilai
rata-rata industri dalam analisis ROA sebesar 10,12%.

2. RETRUN ON EQUITY (ROE)

Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 84,62% sedangkan nilai untuk rata-
rata industri sebesar 30,43%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Aneka
Tambang Persero dengan nilai 0,44% jauh dari nilai rata-rata industri.

3. NET PROFIT MARGIN (NPM)

60
Dari diagram di atas dapat kami simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 84,62% sedangkan rata-rata
industri sebesar 27,26%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Aneka
Tambang Tbk dengan nilai 0,64%.

 Analisis Rasio Aktivitas

1. TOTAL ASSET TURNOVER(TAT)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai 1,24 kali, sedangkan nilai rata-rata industri
sebesar 0,606 kali. Dan perusahaan dengan nilai rasio terendah adalah PT Bumi Resources
Tbk dengan nilai 0.

2. INVENTORY TURNOVER RATIO (ITR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai 113,67 kali, sedangkan nilai rata-rata industri
sebesar 38,866 kali. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini adalah PT
Aneka Tambang dengan nilai 10,06 kali.

 Analisis Rasio Solvabilitas


61
1. DEBT TO ASSET RATIO (DAR)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 92,46%, sedangkan nilai rata-rata
industri sebesar 47,46%. Dan perusahaan yang memiliki nilai rasio terendah adalah PT Indo
Tambang Megah dengan nilai sebesar 29,46% .

2. DEBT TO EQUITY RATIO(DER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai 1192,31%, sedangkan nilai rata-rata industrinya
sebesar 284,45%. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini adalah PT
Indo Tambang Megah dengan nilai 41,75%.

 Analisis Rasio Pasar

1. EARNING PER SHARE (EPS)

62
Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam dengan nilai rasio sebesar 0,322, sedangkan nilai
rata-rata industri sebesar 0,09. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah dalam rasio ini
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai 0.

2. PRICE EARNING RATIO (PER)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Indo Tambang Megah dengan nilai rasio sebesar 6933386,78 kali, sedangkan nilai
rata-rata industri sebesar 2567036,136 kali. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah
dalam rasio ini adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dengan nilai 14116,17 kali.

4. PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV)

Dari diagram di atas dapat di simpulkan perusahaan yang memiliki nilai rasio tertinggi
adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai rasio sebesar 4567215,39 kali, sedangkan nilai
rata-rata industri sebesar 1275465,286 kali. Dan perusahaan yang memiliki nilai terendah
dalam rasio ini adalah PT Aneka Tambang Tbk dengan nilai 2096,72 kali.

63

Anda mungkin juga menyukai