Anda di halaman 1dari 21

Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan

Bagi pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan

sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi

keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari informasi akuntansi yang

disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Adapun

pengertian laporan keuangan menurut Munawir dalam bukunya ”Analisa Laporan

Keuangan” (2002;3) yaitu :

”Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi


yang dapat digunakan sebagai alat bantu berkomunikasi antara data
keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.”

Sedangkan menurut Kusnadi dalam bukunya ”Akuntansi Keuangan

Menengah” (2000;3) yaitu :

”Laporan keuangan adalah daftar keuangan yang dibuat pada akhir


periode yang berasal dari catatan aktivitas perusahaan selama
periode tertentu yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi,
laporan saldo laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal.”

Dari kedua pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pada

hakikatnya laporan keuangan itu merupakan output atau hasil akhir dari proses

akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para

pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.

Disamping sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan ini juga dapat


menggambarkan indikasi kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai

tujuannya.

Tujuan Laporan Keuangan

Memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan

merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisa laporan keuangan

itu sendiri, bahkan mengetahui tujuan daripada laporan keuangan itu sendiri

menjadi proses yang sangat penting. Adapun tujuan dari laporan keuangan itu

menurut IAI melalui PSAK No. 1 dalam bukunya ”SAK” (2004;12) adalah :

”1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan yang


dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya

2. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan


untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan di masa depan

3. Serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang


bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi, dan juga untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas serta kebutuhan
perusahaan untuk memanfaatkan arus kasnya.”

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen,

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan

kepadanya.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif laporan keuangan

ini berdasarkan IAI melalui PSAK No. 1 dalam bukunya ”SAK” (2002;7)

menyebutkan:

1. Dapat dipahami

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat dibandingkan

Karakteristik kualitatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para

pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

3. Keandalan

Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai

penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation) dari yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.


4. Dapat Dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan

(trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Berdasarkan IAI melalui PSAK No. 1 dalam bukunya ”SAK” (2000;7)

dijelaskan beberapa jenis laporan keuangan yang sering digunakan dalam suatu

perusahaan yaitu :

1. Laporan neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan

Kelima jenis laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Laporan Neraca

Neraca adalah laporan atau daftar yang berisi harta (asset), utang atau

kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liabilities), serta modal (capital) dari

suatu perusahaan atau badan usaha dagang pada saat tertentu yang dibuat pada

akhir periode akuntansi.

2. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah laporan yang berisi data-data pendapatan dan biaya-

biaya yang dibuat pada akhir periode akuntansi. Dari laporan ini dapat dilihat

besarnya pendapatan yang diperoleh perusahaan serta biaya-biaya yang

ditanggung oleh perusahaan, serta dapat diketahui juga keuntungan yang

dicapai.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Dari laporan perubahan ekuitas (modal) kita dapat mengetahui perkembangan

modal, kondisi harta pemilik perusahaan (owner’s equity) beserta susunan dan

perkembangan dari owner’s equity tersebut.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat memberikan informasi

mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar, dari laporan ini juga dapat

diketahui perkembangan kas suatu perusahaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan ini menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang

mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Catatan ini dapat memberikan

informasi mengenai laporan keuangan yang telah disusun dan akan

dilaporkan.
Unsur- unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat

diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan

pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan

pengukuran kinerja.

1. Unsur Posisi Keuangan

Masing-masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut

didefinisikan sebagai berikut :

1) Aktiva

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi

bagi perusahaan di masa depan.

2) Kewajiban

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang

mengandung manfaat ekonomi.

3) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan

setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih). Meskipun demikian,

didalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan.

2. Unsur Kinerja Perusahaan

Masing-masing unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut

didefinisikan sebagai berikut :

1) Penghasilan (Income)

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal.

2) Beban (Expense)

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama


tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas
perusahaan tersebut.

Pada umumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca dan


perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca
menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Selain di atas laporan keuangan juga sering mengikutsertakan
laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih
lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja,
laporan sumber dan penggunaan kas (arus kas), laporan sebab-sebab
perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.

Pengertian Laporan Keuangan Neraca

Laporan Neraca

Menurut Bambang Subroto (1991:29), neraca atau disebut juga


laporan posisi keuangan atau laporan kondisi keuangan adalah salah satu
dari laporan keuangan yang memberikan informasi tentang posisi dan
keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Posisi keuangan
tersebut adalah keadaan aktiva, hutang, dan modal dari perusahaan.

Di dalam penyajiannya aktiva, hutang, dan modal tersebut harus


diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga aktiva akan dilaporkan sesuai
dengan tingkat likuiditasnya. Semakin likuid aktiva akan dilaporkan lebih
dahulu kemudian baru aktiva yang tingkat likuiditasnya lebih rendah.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:209), neraca atau disebut


juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam
suatu tanggal tertentu atau a moment of time, sering disebut per tanggal
tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005. Posisi yang digambarkan
yaitu posisi harta, utang dan modal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan neraca adalah laporan posisi


keuangan (harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal
tertentu.
Komponen dan Pos Neraca

Komponen-Komponen Neraca

Menurut Hery (2009:192), tiga komponen neraca adalah aktiva,


utang, dan ekuitas (modal). Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi di masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas
sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Utang adalah
pengorbanan atas manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan,
yang timbul dari kewajiban entitas pada saat ini, untuk menyerahkan
aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai
hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Ekuitas adalah kepemilikan
atau kepentingan residu dalam aktiva entitas, yang masih tersisa setelah
dikurangi dengan kewajibannya.

Klasifikasi Pos Neraca

Menurut Hery (2009:194), laporan keuangan akan menjadi lebih


berguna bagi manajemen, kreditor, dan investor ketika pos-pos yang ada
dalam laporan diklasifikasikan secara tepat ke dalam masing-masing
kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasifikasi secara tepat terhadap
pos-pos neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang
sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aktiva lancar, utang jangka
panjang, total kewajiban, dan besarnya ekuitas.

Pos-pos yang ada dalam neraca umumnya diklasifikasikan sebagai


pos lancar (jangka pendek) dan pos tidak lancar (jangka panjang). Adapun
pos-pos neraca adalah sebagai berikut.

a. Aktiva Lancar
Menurut Hery (2009:195), aktiva lancar adalah kas dan aktiva
lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual,
atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan.

Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyajiannya di


neraca haruslah berdasarkan pada urutan tingkat likuiditas.Kas
merupakan aktiva yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan
investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan biaya dibayar di
muka.Adapun yang tergolong aktiva lancar adalah sebagai berikut.

1) Kas dan Setara Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki


perusahaan, kas akan diurut atau ditempatkan sebagai komponen
pertama dari aktiva lancar dalam neraca. Kas meliputi uang logam,
uang kertas, cek, wesel pos, dan deposito. Setara kas adalah
investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat dikonversi
atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat
segera, biasanya kurang dari tiga bulan (90 hari).

2) Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable


securities), yaitu investasi yang sifatnya sementara (jangka
pendek), dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang
untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi perusahaan.
Investasi jangka pendek terdiri atas deposito di bank, surat-surat
berharga (saham, obligasi, surat hipotek, dan sertifikat bank).

3) Piutang
Dalam praktik, piutang pada umumnya diklasifikasikan
menjadi piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain.
Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan
sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. piutang
wesel adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Piutang
lain-lain adalah piutang bunga, piutang deviden, piutang pajak.

4) Persediaan

Perusahaan mengklasifikasikan persediaannya tergantung pada


apakah perusahaan adalah pedagang (perusahaan dagang) atau
pembuat (perusahaan manufaktur).Untuk perusahaan dagang,
persediaannya dinamakan persediaan barang dagangan (hanya ada
satu klasifikasi), dimana barang dagangan ini dimiliki oleh
perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual
dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari.Adapun untuk
perusahaan manufaktur, mula-mula persediaannya belum siap
untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu.Persediaannya
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah
jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir).

5) Biaya dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka yang termasuk dalam aktiva lancar adalah


pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan
diterima dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan.

b. Aktiva Tidak Lancar


Aktiva tidak lancar (fixed assets) adalah suatu aktiva yang akan
digunakan atau dikuasai perusahaan dalam jangka panjang
(mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun).

1) Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang (long term invesment) adalah penananman


modal/uang pada pihak lain untuk jangka panjang (lebih dari satu
tahun). Misalnya, investasi dalam saham (investment on stock),
investasi dalam obligasi (investment on bond), dan penyetoran
simpanan wajib ke koperasi induk.

2) Aktiva Tetap

Menurut Hery (2009:205), aktiva tetap merupakan aktiva jangka


panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan
aktiva berwujud karena terlihat secara fisik.Aktiva tersebut dimiliki
dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi normal
perusahaan.Aktiva berwujud ini diperoleh baik dalam bentuk siap
pakai atau dengan dibangun lebih dahulu.Aktiva yang umum
dilaporkan di dalam kategori ini meliputi tanah, bangunan, mesin,
perabot, peralatan, dan kendaraan bermotor.

3) Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud


fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum,
ekonomi, maupun kontrak sosial. Contoh dari aktiva tidak
berwujud adalah goodwill (nama baik), trademark (merek dagang),
franchises (waralaba), patent, copyright (hak cipta), customer list
(daftar pelanggan), dan broadcast license (izin penyiaran).
4) Aktiva Tidak Lancar Lainnya

Pos-pos yang dicantumkan dalam kelompok aktiva tidak lancar


lainnya sangat beragam dalam praktik.Umumnya pos-pos ini
meliputi biaya dibayar di muka, biaya pensiun dibayar di muka,
piutang tidak lancar, aktiva pajak penghasilan yang ditangguhkan,
dan aktiva yang dimiliki untuk dijual.

c. Kewajiban Lancar

Menurut Hery (2009:209), kewajiban lancar adalah kewajiban yang


diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau
menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam
jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan. Adapun yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah
sebagai berikut.

1) Utang Usaha dan Utang Wesel Jangka Pendek

Utang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima


sebelum melakukan pembayaran.Dalam transaksi perusahaan
dagang, sering kali perusahaan membeli barang dagangan secara
kredit dari pemasok untuk dijual kembali kepada para
pelanggannya. Utang usaha ini biasanya akan segera dilunasi oleh
perusahaan dalam jangka waktu yang sangat singkat sesuai dengan
persyaratan kredit yang diterima dalam faktur tagihan.

Kewajiban dalam bentuk janji tertulis dicatat sebagai utang


wesel. Pihak yang berutang berjanji kepada pihak yang diutangkan
untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya dalam
kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut
ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes.
2) Beban yang Masih Harus dibayar

Bagian dari beban yang masih harus dibayar adalah utang pajak
penghasilan karyawan, utang bunga, utang upah, utang pajak
penjualan.Utang pajak penghasilan karyawan merupakan jumlah
pajak yang terutang kepada pemerintah atas besarnya gaji
karyawan yang terkena pajak penghasilan. Utang bunga merupakan
jumlah bunga yang terutang kepada kreditor atas dana yang
dipinjam. Utang upah merupakan jumlah upah yang terutang
kepada karyawan atas manfaat yang telah diterima perusahaan
melalui pemakaian jasa karyawan selama periode
berjalan.Sedangkan utang pajak penjualan merupakan utang atas
pajak yang dipungut dari pembeli ketika penjualan terjadi.

3) Pendapatan diterima di Muka

Pendapatan diterima di muka timbul pada saat pembayaran


diterima sebelum barang atau jasa diberikan. Contohnya adalah
sewa diterima di muka, di mana pihak yang menyewakan biasanya
akan menerima terlebih dahulu uang muka dari pihak penyewa
untuk pemakaian sewa beberapa bulan ke depan.

4) Bagian Utang Jangka Panjang yang Lancar

Bagian dari utang jangka panjang yang lancar adalah sebagian dari
kewajiban jangka panjang yang akan segera jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kewajiban ini
tergolong sebagai kewajiban lancar.
d. Kewajiban Tidak Lancar

Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan


dibayar dalam waktu 12 bulan atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan. Yang tergolong kewajiban tidak lancar adalah sebagai
berikut.

1) Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang (long term liabilities), yaitu seluruh


utang perusahaan kepada pihak lain selain pemilik yang harus
dilunasi dalam periode lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang
meliputi sebagai berikut :

a) Utang obligasi (bond payable) adalah surat pengakuan utang


(berupa sertifikat) yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
mempunyai utang (biasanya oleh perseroan terbatas) kepada
investor (penanam modal).

b) Utang hipotek (mortgage payable/mortgage notes payable)


merupakan utang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva
tetap tertentu, misalnya rumah.

c) Pinjaman jangka panjang yang lain, misalnya utang jangka


panjang ke bank.

2) Kewajiban Sewa Jangka Panjang

Beberapa transaksi penyewaan aktiva tetap merupakan pembelian


yang didanai melalui pinjaman. Untuk akuntansi sewa guna usaha
modal, nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum akan dicatat
sebagai kewajiban jangka panjang.

3) Kewajiban Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan


Kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan adalah perkiraan
pajak penghasilan atas pendapatan yang sudah terjadi (menurut
akuntansi), tetapi berdasarkan ketentuan perpajakan belum terutang
pajak (karena belum ada penerimaan kas); atau dengan kata lain
bahwa kewajiban pajak ini secara legal belum ada, dan baru akan
resmi kena pajak atau memerlukan pembayaran pajak di periode
mendatang. Kewajiban pajak yang ditangguhkan ini timbul karena
adanya perbedaan sementara dalam hal pengakuan pendapatan dan
beban antara menurut akuntansi dengan menurut pajak.

4) Kewajiban Tidak Lancar Lainnya

Yang termasuk sebagai kewajiban tidak lancar lainnya adalah


kewajiban pensiun yang masih harus dibayar, utang jaminan
produk, dan kewajiban kontingensi lainnya. Suatu transaksi yang
terjadi di masa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila
kejadian tertentu terjadi di masa mendatang. Kewajiban potensial
ini dinamakan sebagai kewajiban kontingensi., dimana kewajiban
belum terjadi pada tanggal neraca. Kewajiban ini baru akan terjadi
secara actual tergantung pada adanya kejadian di masa mendatang.

e. Ekuitas atau Modal

Ekuitas (equity) atau modal (capital) adalah kewajiban perusahaan


kepada pemilik atau dapat juga dikatakan sebagai hak pemilik atas
perusahaan.Penyajian modal dalam neraca bergantung pada jenis
perusahaan ditinjau dari bentuk badan hukumnya.Pada dasarnya, yang
dapat dimasukkan ke dalam kelompok modal, yaitu modal pemilik, bagian
laba untuk pemilik, dan cadangan.
Bentuk-Bentuk Neraca

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:220), neraca biasanya


disajikan berdasarkan likuiditas perkirannya. Biasanya perkiraan yang
paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicatat paling
atas.Kewajiban yang paling cepat harus dibayar, harus dicantumkan paling
atas dalam kelompoknya.Modal yang harus ditunaikan terlebih dahulu
harus ditempatkan di atas.Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam
tiga bentuk berikut ini.

a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas


dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan
pos modal.

Contoh:

Perusahaan Angkutan Mandiri


Neraca
Per 31 Desember 2002

Aktiva
Aktiva lancar
Kas…………………….. Rp 1000.000,00 Piutang
usaha…………… Rp 100.000,00 Perlengkapan……………
Rp 150.000,00
Jumlah aktiva lancarRp,1.250.000,00

Aktiva tetap
Tanah…Rp 1.500.000,00
Gedung…………………… Rp 1. 000.000,00
Peralatan…………………. Rp 2. 000.000,00

Jumlah aktiva tetap Jumlah Rp 4.500.000,00


aktiva Rp 5.750.000,00
Kewajiban
Utang lancar
Utang usahaRp 750.000,00
Utang gajiRp 1.225.000,00

Jumlah utang lancarRp 1. 975.000,00


Utang jangka panjang
Utang bank………………… Rp 2.000.000,00 Rp 3.975.000,00
Jumlah utang

Modal
Modal Tuan Rusmawan………. Rp 1.775.000,00
Jumlah kewajiban dan modal Rp 5.750.000,00

Tabel 2.2 Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

b. Bentuk Kedua Neraca Skontro atau T-Account Form

Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di kanan) dan


kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga
penyajiannya sebelah menyebelah.

Contoh:

Perusahaan Angkutan Mandiri


Neraca
Per 31 Desember 2002
Aktiva Kewajiban
Aktiva lancar Utang lancar
Kas…………………….. Rp 1000.000,00 Utang usaha………………. Rp 750.000,00
Piutang usaha…………… Rp 100.000,00 Utang gaji..............................Rp 1.225.000,00
Perlengkapan…………… Rp 150.000,00
Jumlah aktiva lancar Jumlah utang lancar Rp
Rp,1.250.000,00 1.975.000,00

Aktiva tetap Utang jangka panjang


Tanah….................................Rp 1.500.000,00 Utang bank………………… Rp
Gedung…..............................Rp 1.000.000,00 2.000.000,00
Peralatan…............................Rp 2.000.000,00 Jumlah utang Rp
3.975.000,00
Jumlah aktiva tetapRp 4.500.000,00
Jumlah aktiva Rp
Modal
5.750.000,00 Modal Tuan Rusmawan………. Rp
1.775.000,00
Jumlah kewajiban dan modal Rp
5.750.000,00
abel 2.3 Bentuk Kedua Neraca Skontro atau T-Account Form
c. Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form)

Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam


bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan
akuntansi.Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar
dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja.
Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian
dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.
Dalam bentuk ini informasi disajikan satu halaman dengan urutan
sebagai berikut.

PT Sipangko Jaya
Neraca
Per 31 Desember 2000

Aktiva
Aktiva lancar:
Kas dana bank...……….. Rp xxx Piutang dagang…Rp xxx
Persediaan Barang……..Rp xxx Biaya Dibayar di Muka…Rp xxx Jumlah aktiva lancar
Dikurangi:

Rp xxx

Kewajiban Lancar….. Rp xxx Utang Dagang…Rp xxx


Utang BiayaRp xxx
Utang Pajak…Rp xxx
Penerimaan di Muka.. Rp xxx
Total Kewajiban Lancar(Rp xxx) MODAL KERJARp xxx
DITAMBAH:
Aktiva Tetap (net)

Lahan……………… Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx


Bangunan………….
Mesin dan Peralatan Furniture……………
Total Aktiva (net) Aktiva Lain:
Paten……………….. Rp xxx

Rp xxx
GoodwillRp xxx
Total Aktiva LainRp xxx Modal Kerja dan Aktiva Rp xxx DIKURANGI
Kewajiban Jangka Panjang Obligasi
Total Aktiva (Rp xxx) Rp xxx
Modal (Ekuitas)
Modal (Ekuitas) terdiri dari:
Saham BiasaRp xxx
Saham Preferen…Rp xxx
Premium Saham Biasa Rp xxx Laba Ditahan…Rp xxx
Total ModalRp xxx

Sumber: Sofyan Syafri Harahap (2011:221)

Tabel 2.4 Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial


Position Form)

LAPORAN PERIODIK yang DIWAJIBKAN SEC (Security Exchange


Commision)

1. Di Amerika, SEC atau Badan Pengawas Pasar Modal mewajibkan


perusahaan go public melaporkan secara periodic laporan keuangannya
sebagai berikut.
2. Form 10 – K. Ini adalah laporan tahunan yang harus disampaikan tiga
bulan atau sepulu hari setelah akhir tahun buku.
3. Form 10 – Q. Laporan keuangan kuartal yang harus disampaikan 45 hari
setelah akhir kuartal.
4. Form 8 – K. Laporan harus disampaikan 15 hari setelah kejadian tertentu
dilaksanakan.

Kejadian itu adalah :


a. Perubahan dalam hal pengawasan perusahaan
b. Pembelian atau penjualan asset yang demikian besar
c. Bangkrut atau mengalami dampak bangkrut
d. Perubahan akuntan pemeriksa
e. Kejadian lain yang dianggap penting bagi pemegang saham

Biasanya isi laporan tahunan adalah sebagai berikut:


1. Neraca yang sudah diaudit untuk 2 tahun terakhir.
2. Laporan laba rugi untuk tiga tahun terakhir.
3. Laporan keuangan penting selama lima tahun terakhir.
4. Penjelasan manajemen tentang situasi keuangan perusahaan.
5. Ikhtisar informasi keuangan intern untuk tiap kuartal pada tahun yang
bersangkutan.
6. Data penting yang menyangkut segmen industry, kegiatan perusahaan
domestic dan luar negeri dan penjual ekspor.
Peristiwa kemudian (Subsequent Event)
Peristiwa kemudian adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah tanggal
neraca sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa
kemudian ini memungkinkan :
1. Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan.
2. Memerlukan pengungkapan.
3. Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan keuangan harus
disesuaikan karena adanya peristiwa kemudian yang memberikan bukti
yang berkaitan dengan keadaan yang terjadi pada tanggal neraca dan
memengaruhi laporan keuangan secara materiil. Pengungkapan perlu jika
peristiwa kemudian memberikan bukti yang berkaitan dengan persyaratan
yang tidak ada pada tanggal neraca.

Keterbatasan Laporan Keuangan


1. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang
material terhadap kelayakan laporan keuangan.
2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan tafsiran
dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai
pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan
perbedaan angka laba maupun asset.
3. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

Anda mungkin juga menyukai