MANAJEMEN BY OBJECTIVE
KELOMPOK 5
1. Adhi Arga Rahmatullah : 210414522430
2. Anggih Baruna : 210414522407
3. Anisa Auliyah : 210414522419
4. Meryam Febieana .A. : 210414522423
5. Putri Agustin .P. : 210414522429
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak terutama teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya . saya sebagai penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
1. Pengertian MBO??
2. Apa peran MBO dalam produktiviatas perusahaan?
3. Apa saja kelebihan dan manfaat praktik MBO dalam organisasi?
4. Bagiamana jika Kekurangan praktik MBO diorganisasi??
5. Unsur-unsur apa saja dalam MBO??
6. Langkah-langkah MBO apa saja?
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui pengertian tentang MBO, perannya apa saja,unsur yang terdapat
diMBO apa saja,kelebihannya , langkah-langkah yang terdapat diMBO, dan agar para
pembaca dapat tahu tentang MBO itu bagaiamana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MBO
Di dalam dunia kerja, sangat banyak karyawan yang merasa dirinya tidak lagi
sejalan dengan perusahaan. pun begitu juga sebaliknya, banyak juga perusahaan yang
merasa bahwa ada beberapa karyawan yang sudah tidak sesuai lagi dengan visi
mereka. Padahal, adanya kesesuaian antara perusahaan dan karyawan merupakan hal
yang sangat krusial. Agar bisa menghindari adanya hal negatif tersebut, maka bisa
menggunakan suatu strategi yang disebut dengan management by objective.
Dilansir dari laman HRZone, management by objectives atau MBO adalah
suatu proses yang dilakukan di dalam perusahaan sehingga setiap perilaku karyawan
akan bisa selaras dengan tujuan perusahaan. Sedangkan jika kita kutip dari
laman Workfront, management by objectives adalah suatu proses yang menentukan
tujuan utama perusahaan dan juga menggunakannya untuk merancang objektivitas
setiap perusahaan. Proses ini harus dilakukan oleh tiap manajer dan juga karyawan
dalam suatu perusahaan. kedua pihak ini mempunyai kesempatan untuk bisa
mendiskusikan tujuan dan juga objektivitas yang memang harus diperlukan. Pada
akhirnya nanti, strategi ini akan lebih berorientasi pada sesuatu yang mampu
dihasilkan oleh tim, karyawan, dan perusahaan.
Pengertian yang lainnya yaitu system manajemen dimana sasaran kinerja yang rinci
ditentukan bersama-sama oleh para karyawan dan para manajer mereka, kemajuan
kearah pencapaian sasaran yang dikaji secara berkala, dan imbalan dibagi-bagikan
berdasarkan kamajuan itu.MBO pun sebagai alat motivasi karyawan untuk pencapaian
kinerja yang lebih baik.
MARKETING :Peran MBO di marketing hampir sama seperti HR. Tim marketing
akan menetapkan tujuan, contohnya menambah jumlah pengikut di media sosial.Tim
akan membuat strategi marketing dan membagikan strategi itu kepada karyawan lain.
Tujuannya untuk mendapatkan masukan atau ide baru dan tujuan karyawan. Setelah
itu, tim akan mewujudkan strategi, memastikan tujuannya tercapai, dan mengevaluasi
kinerja.
SALES : MBO pada tim sales berperan dalam meningkatkan roduktivitas, khususnya
penjualan. Contohnya tim sales menetapkan tujuan penjualan 100 penjualan baru per
bulan dengan mendistribusikan brosur. Maka tim akan berdiskusi untuk memiliki
peluang yang lebih baik untuk meningkatkan penjualan. Setelah mendapatkan
masukan, ternyata tim mendapatkan ide baru. Lalu mereka mengombinasikan
distribusi brosur dan iklan di marketplace. Jika penjualan melampaui target (tujuan),
tim sales dapat fokus pada tujuan baru.
3. Tujuan-tujuan perseorangan
Dalam membuat program management by objectives yang efektif, maka
maksud dari penetapan tujuan pada setiap tingkatan adalah demi membantu setiap
karyawan dalam memahami secara jelas apa yang mereka harapkan bisa tercapai.
Tujuan dari setiap individu ini harus bisa ditetapkan dengan melakukan konsultasi
antara pihak individu dan juga atasannya. Konsultasi yang dilakukan secara bersama
ini akan membantu pihak manajer dalam hal mengembangkan tujuan yang lebih
realistis, dan akan membantu bawahan dalam hal memperluas pandangannya.
4. Partisipasi
Derajat partisipasi bawahan dalam hal menetapkan tujuan sangatlah beragam. Dalam
satu sisi ekstrim, kemungkinan bawahan melakukan partisipasi hanya dengan
kehadirannya saat tujuan bisa ditetapkan oleh pihak manajemen.
Dalam sisi ekstrim lain, bawahan manajer mungkin akan sangat bebas untuk
menetapkan tujuan mereka sendiri dan metode dalam pencapaiannya. Namun, kedua
ekstrim ini cenderung tidak efektif. Sebagai suatu pedoman umum, semakin tinggi
tingkat partisipasi bersama antar pihak manajer dan bawahan, maka akan semakin
juga tujuan yang akan diraih.
5. Otonomi dalam implementasi rencana
Setelah selesai menetapkan tujuan dan sudah disetujui, maka individu tersebut
memiliki keleluasaan dalam hal memilih peralatan untuk mencapai tujuannya.
Dengan adanya batasan-batasan normal kebijaksanaan organisasi, maka pihak
manajer harus bisa lebih bebas dalam mengembangkan dan juga
mengimplementasikan berbagai program pencapaian tujuannya masing-masing tanpa
harus ada campur tangan atasannya.
6. Peninjuan kembali prestasi
Pihak manajer dan bawahan harus melakukan pertemuan secara periodik
untuk bisa meninjau kembali kemajuan terhadap tujuannya. Selama melakukan proses
peninjauan kembali ini, mereka akan memutuskan apakah ada beberapa masalah. Bila
ada, maka apa yang bisa mereka kerjakan untuk bisa memecahkannya. Nila
dibutuhkan, tujuan apa yang bisa diubah.
F. Langkah-langkah MBO
TENTUKAN TUJUAN ORGANISASI : Menetapkan tujuan tidak hanya penting
untuk kesuksesan perusahaan mana pun, tetapi juga melayani berbagai tujuan. Ini
perlu memasukkan beberapa manajer dalam menetapkan tujuan. Tujuan yang
ditetapkan oleh supervisor bersifat sementara, berdasarkan interpretasi dan evaluasi
tentang apa yang dapat dan harus dicapai perusahaan dalam waktu tertentu.Tujuan
organisasi harus dibuat dengan jelas dan terukur agar tidak terdapat kebingungan di
kemudian hari dalam proses pencapaiannya. Drucker menggunakan akronim SMART
(specific, measurable, achievable, relevant, timely) untuk membuat tujuan menjadi
jelas dan terukur.
TENTUKAN TUJUAN KARYAWAN :Setelah karyawan diberi pengarahan tentang
tujuan umum, rencana, dan strategi yang harus diikuti, manajer dapat mulai bekerja
dengan bawahan mereka untuk menetapkan tujuan pribadi mereka.Ini akan menjadi
diskusi satu lawan satu di mana bawahan akan memberi tahu atasan tentang target
mereka dan tujuan mana yang dapat mereka capai dalam waktu tertentu beserta upaya
yang diperlukan.Mereka kemudian dapat membagikan beberapa ide tentatif tentang
tujuan mana kah yang berbanding lurus dengan tujuan organisasi.
KINERJA DAN PEMANTUAN BERKELANJUTAN :Meskipun pendekatan
manajemen dengan tujuan diperlukan untuk meningkatkan efektivitas manajer, itu
sama pentingnya untuk memantau kinerja dan kemajuan setiap karyawan dalam
organisasi. Menjadi tugas manajer untuk memantau secara terus-menerus atau secara
berkelanjutan mengenai kinerja dan kemajuan dari hasil kerja karyawan.Pemantauan
berkelanjutan juga dianggap sebagai suatu cara dalam mempertahankan alur kinerja
yang rapi dan terarah, agar pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan baik.
EVALUSAI TUJUAN :
Melakukan evaluasi merupakan hal yang sangat penting, untuk melihat sejauh mana
hasil dari tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam kerangka MBO, tinjauan kinerja
dicapai dengan partisipasi dari para manajer terkait.
MEMBERIAKAN UMPAN BALIK :Setelah melakukan evaluasi, maka selanjutnya
perlu diberikan umpan balik kepada karyawan. Dalam pendekatan manajemen
berdasarkan tujuan, langkah yang paling penting adalah umpan balik yang
berkelanjutan atas hasil dan tujuan, karena memungkinkan karyawan untuk melacak
dan melakukan koreksi atas tindakan mereka.Umpan balik yang berkelanjutan
dilengkapi dengan pertemuan evaluasi formal yang sering di mana atasan dan
bawahan dapat mendiskusikan kemajuan menuju tujuan, yang mengarah pada lebih
banyak perbaikan.
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN :
Penilaian kinerja karyawan adalah tinjauan rutin atas keberhasilan karyawan dalam
organisasi dalam kerangka MBO ini. Penilaian kinerja juga berfungsi untuk melihat
hal-hal apa saja yang harus dipertahankan ataupun yang perlu ditingkatkan dari
masing-masing performa karyawan, semua merujuk kepada tujuan yang telah
disepakati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
MBO (Management by objectives) adalah salah satu pendekatan hasil yang
melibatkan baik manajemen maupun karyawan untuk melakukannya bersama, Atau
juga adalah metode perusahaan yang diyakini mampu meningkatkan motivasi
karyawan dalam hal bekerja. Karena, strategi yang satu ini akan lebih berorientasi
pada hasil, bukan pada prosesnya. Jadi, setiap kegiatan perusahaan harus bisa sesuai
dengan target yang sudah ditetapkan. Dalam MBO ini juga terdapat kelebihan serta
keugiannya.
B. Saran
Saya harap semoga para pembaca makalah ini dapat memahami dengan baik tentang
MBO (Management bt objective). Sekian kesimpulan dari makalah ini jika ada kurang
lebihnya mohon dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/marketing-manajemen/management-by-objective/
https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/definisi-dan-manfaat-mbo-180121/
https://www.slideshare.net/faizal3105/management-by-objective-14961512