Anda di halaman 1dari 12

Asa Arija Imaniyah / 17110020

Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan : SAK Benar

Kerangka Penyusun

Kerangka dasar ini membahas:

(a) Tujuan laporan keuangan;


(b) Karakteristik kualitatif yang menetukan manfaat informasi dalam dalam laporan
keuangan;
(c) Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur yang membentuk laporan keuangan;
dan
(d) Konsep modal dan pemeliharaan modal.

1. Tujuan Laporan keuangan


 Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja setiap
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomik
 Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi keuangan yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan
 Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
 Memberikan pengungkapan mengenai informasi lain yang berkaitan dengan
laporan keuangan, misalnya informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diatur
perusahaan, seperti penentuan metode depresiasi dan penilaian persediaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah


menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan
kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap
perusahaan disamping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan
menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai keuangan.

2. Asumsi dasar

Dalam laporan keuangan, ada yang disebut dengan asumsi dasar. Asumsi dalam laporan
keuangan adalah dasar dalam penyusunan sebuah laporan akuntansi.

Asumsi dasar terdiri atas 4 jenis, yaitu asumsi entitas ekonomi, asumsi kelangsungan
hidup, asumsi unit moneter, dan asumsi periodisitas. Berikut penjelasan singkatnya:

 Asumsi Entitas Ekonomi. Dalam asumsi entitas ekonomi, aktivitas ekonomis


perusahaan dibedakan dengan pemilik usaha. Sebagai contoh, pengeluaran
pemilik usaha yang bersifat pribadi tidak bisa dimasukkan dalam laporan
akuntansi perusahaan.
 Asumsi Kelangsungan Hidup. Asumsi kelangsungan hidup memungkinkan
adanya pencatatan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
 Asumsi Unit Moneter. Asumsi unit moneter berarti laporan keuangan yang
menggunakan satuan uang atau unit moneter. Hal ini dilakukan untuk
menciptakan keseragaman dalam pencatatan.
 Asumsi Periodisitas. Asumsi periodisitas adalah penyusunan laporan
berdasarkan periode tertentu, misalnya jangka bulanan atau tahunan.

3. Karakteristik kualitatif Laporan keuangan


Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Agar dapat
memenuhi kualitas yang dikehendaki dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya,
laporan keuangan perlu memenuhi empat karakteristik berikut:

1. Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat
memengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, memprediksi masa depan, dan menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka. Selain itu informasi dapat dikatakan relevan jika disajikan tepat
waktu dan lengkap.

2. Andal

Andal berarti Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Peggunaan informasi yang relevan, tetapi hakikat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan, maka informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara
eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna. Sehubungan dengan hal ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

4. Unsur Laporan keuangan

Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur yang harus di gunakan, berikut ini
adalah unsur unsur laporan keuangan :

Neraca

Neraca adalah laporan yang ada kaitannya langsung yang akan di gunakan untuk
pengukuran posisi dari keuangan yang ada di perusahaan. Neraca juga memiliki
beberapa unsur-unsur penyusunan yang harus digunakan, unsur – unsur dari neraca
adalah sebagai berikut :

1. Aktiva atau Aset

Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di miliki oleh perusahaan, yang
timbul dari suatu peristiwa masa lampau dan akan mmemeberikan manfaat di waktu
yang akan datang. Di dalam neraca ini sebagian besar dari aktiva perusahaan akan
disusun secara urut dan berdasarkan tingkat kelancarannya (likuiditas), tetapi untuk
aktiva tetap akan disusun secara berurutan dengan berdasarkan tingkat kekekalannya.
Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan dari putaran aktiva yang habis di gunakan atau
dirubah menjadi kas, sehingga semakin cepat perubahan menjadi kas atau sudah habis
dipakai maka aktiva ini akan dikatakan semakin lancar. Berdasarkan penjelasan di atas
maka dapat diklasifikasik unsur – unsur aktiva :

 Aktiva Lancar : adalah sebuah aset yang akan habis jika di gunakan dan akan
mendapatkan manfaat atau berubah bentuk dari aktiva menjadi kas yang dalam
waktu kurang dari satu tahun.
 Investasi Jangka Panjang: adalah sumber yang ekonomis dari aktiva yang di
miliki perusahaan dan bertujuan tidak untuk digunakan pada kegiatan
operasioinal perusahaan tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk
membeli sebuah saham dan untuk membeli perusahaan lain.
 Aktiva Tetap : adalah aktiva yang hampir sama dengan aktiva lancar akan tetapi
aktiva tetap memiliki periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun). Ciri –
ciri aktiva yang bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap yaitu :
 Aktiva tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam
kegiatan operasi di perusahaan.Memiliki waktu periode lebih dari satu tahun,
misalnya kendaraan, mesin – mesin produksi, dan lain – lain.
 Aktiva tidak Berujud : adalah aktiva yang sudah melekat di perusahaan secara
keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi secara fisik tetapi perusahaan bisa
merasakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tidak berujud ini adalah merek dari
perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain. Merek tidak akan bisa di
identifikasi secara fisik akan tetapi perusahaan bisa merasakan manfaat dari
merek tersebut. Misalnya konsumen akan menggunakan suatu produk maka
mereka cenderung memilih produk dengan mengutamakan merek. Aktiva tetap
ini tidak berujud dan merupakan aset perusahaan sehingga aktiva tetap ini harus
dilindungi keberadaannya agar tidak ada pihak yang ingin meniru. 
 Aktiva Lain – lain : adalah aktiva perusahaan yang tidak memenuhi klasifikasi di
atas. Contoh dari aktiva ini adalah peralatan mesin – mesin kantor yang masih
mempunyai umur ekonomis tetapi kondisinya sudah tidak layak atau rusak,
dana jaminan, dan lain – lain.

2. Kewajiban

Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh perusahaan pada saat ini dan timbul
dari peristiwa lampau perusahaan dan hutang akan di bayar oleh perusahaan di masa
yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia. Kewajiban
ini sering disebut hutang oleh perusahaan. Penyajian kewajiban di dalam neraca ini juga
akan diatur secara berurutan dari yang paling dekat dengan jatuh tempo atau tanggal
bayar. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

Kewajiban Jangka Pendek: merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka


waktu satu tahun, atau bahkan kurang dari satu tahun, tergantung dengan siklus periode
keuangan perusahaan yang terkait. Kewajiban jangka pendek dilunasi dengan
menggunakan sumber dari aktiva lancar atau kewajiban jangka pendek yang baru. Yang
termasuk pada kewajiban jangka pendek adalah hutang dagang, hutang deviden, wesel
bayar, hutang biaya, dan lain sebagainya.  

Kewajiban Jangka Panjang: merupakan kewajiban yang dibayar dalam periode yang lebih
lama dan bersifat periodik. Periode yang berlaku dalam kewajiban jangka panjang
tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, dan bisa mencapai periode lebih dari
sepuluh tahun. Yang termasuk kewajiban jangka panjang adalah hutang hipotek dan
hutang obligasi yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.\

Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah dikurangi oleh
semua kewajiban yang ada. Sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut. 

AKTIVA – KEWAJIBAN = EKUITAS

Dalam neraca perusahaan, ekuitas ini akan di sajikan secara urut dengan berdasarkan
tingkat kekalnya. Sehingga semakin kekal maka akan di tempatkan pada urutan yang
pertama, dan selanjutnya. Ekuitas sering di sebut dengan modal. Elemen – elemen untuk
penyusunan ekuitas:

- Modal : adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan


menjalankan usaha operasional perusahaan, dapat berupa uang maupun
tenaga. Modal dapat berasal dari pemilik usaha itu sendiri, atau dari pihak lain
yang menanamkan modal untuk bekerja sama. 
- Agio Saham : adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat dari menjual
saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku. Agio saham didapat
ketika saham berada pada kurs diatas rata-rata, atau diatas 100%, atau diatas
nilai nominal seharusnya. Agio saham adalah selisih dari harga saham yang dijual
dengan harga saham seharusnya (jika tidak dijual mahal atau tidak berada di
kurs tinggi).
- Laba di Tahan: adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang saham dalam
pembagian deviden atau pembagian keuntungan modal. Laba ditahan
digunakan untuk keperluan perusahaan selanjutnya, seperti menambah usaha
atau memperluas area usaha. Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS

Laporan Laba/Rugi

Laporan ini disebut juga Income  Statement, adalah laporan yang berfungsi untuk


memberikan informasi mengenai hasil laba atau rugi yang didapat oleh perusahaan
dalam periode tertentu. Berikut hal-hal yang terdapat dalam laporan laba/rugi:

1. Penghasilan, adalah segala sesuatu yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil


usaha atau kegiatan bisnis dan operasional mereka. Penghasilan didapat dari
pendapatan dari penjualan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan, maupun
pendapatan yang diperoleh dari bidang lain selain usaha utama perusahaan. Dalam
laporan laba rugi, penghasilan yang lebih besar dari biaya akan menunjukkan
bahwa perusahaan berada di posisi laba. Dan sebaliknya, jika penghasilan lebih kecil
dari biaya yang dikeluarkan maka laporan itu menunjukkan bahwa perusahaan
berada di posisi rugi. 
Unsur dari pendapatan atau penghasilan meliputi :
- Pendapatan : adalah kenaikan dari manfaat ekonomis yang berasal dari
kegiatan operasional sebuah perusahaan. Kegiatan operasional utama
perusahaan adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang di fokuskan oleh
perusahaan. Contoh : Pada perusahaan dagang maka kegiatan yang wajib
dilakukan adalah jual beri barang dagang jadi pendapatan perusahaan bisa di
hasilkan dari penjualan barang dan bukan dari penjualan aktiva tetap yang ada.
Dan pendapatan nya adalah penjualan barang dagang.
- Keuntungan : adalah manfaat dari ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak
terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas pada perusahaan. Contoh nya yaitu
keuntungan dari penjualan aktiva tetap, penjualan aktiva ini tidak terjadi di
setiap periode, dan juga tidak setiap penjualan ativa tetap pada perusahaan
yang akan mendapatkan laba. Kegiatan utama yang di lakukan oleh perusahaan
bukan jual beli aktiva tetap tetapi laba dari penjualan aktiva tetap ini akan
dimasukkan ke dalam kategori keuntungan.
- Pendapatan Lain-lain : adalah tempat yang di gunakan untuk menumpuk
penghasilan yang tidak akan di masukkan kedalam kategori seperti diatas.
Contoh dari pendapatan lain – lain ini adalah pendapatan bungan oleh
perusahaan dagang yang menggunakan atau memiliki rekening di sebuah Bank.

2. Biaya, adalah segala pengorbanan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan


operasional perusahaan. Biaya dinyatakan dalam satuan uang sesuai dengan harga
yang berlaku di masyarakat. Terdapat dua jenis biaya dalam akuntansi, yaitu biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat jelas dan dapat
diketahui secara fisik. Contoh biaya eksplisit adalah uang. Sedangkan biaya implisit
adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung dan jelas fisiknya. Misalnya biaya
implisit adalah biaya penyusutan modal, biaya penyusutan perlengkapan, dan biaya
kesempatan. 
Unsur – unsur yang ada di  biaya adalah :
- Biaya : adalah perubahan dari manfaat ekonomis yang terjadi dari suatu
kegiatan operasional utama sebuah perusahaan.
- Beban : adalah pengorbanan dari sumber daya ekonomis yang menghasilkan,
dalam laporan keuangan beban merupakan faktir yang akan mengurangi
penghasilan. Contoh nya : gaji, beban penyusutan gedung, dan lain-lain.
- Kerugian : adalah menyusutnya manfaat ekonomis yang mungkin terjadi atau
tidak terjadi dalam pelaksaan aktivitas di perusahaan. Contoh : kebakaran,
bencana alam, banjir, dan lain sebagainya.

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah laporan yang memberikan


informasi perubahan ekuitas perusahaan dalam satu periode. Fungsi dari laporan
perubahan ekuitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar perubahan ekuitas yang
terjadi, dan apa yang menyebabkan perubahan itu. Dalam laporan perubahan ekuitas,
terdapat tiga hal yang penting dalam pencatatan, yaitu:
1. Saldo Awal Periode: yaitu nominal awal keseluruhan ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Ekuitas ini berasal dari investasi awal pemilik perusahaan atau
penambahan investasi dari pihak lain. 
2. Laba Bersih Periode Berjalan: yaitu keuntungan yang diperoleh setelah
menjalankan kegiatan operasional dan usaha perusahaan. Laba ini akan
ditambahkan dengan saldo awal perusahaan. Namun jika yang didapat
perusahaan adalah rugi, maka saldo awal harus dikurangi jumlah kerugian yang
ditanggung perusahaan.
3. Prive: yaitu transaksi yang berkaitan dengan pemilik modal, atau dengan kata
lain pengambilan dana perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan
pribadinya. Prive yang diambil akan mengurangi saldo awal perusahaan. 

5. Pengakuan dan pengukuran Unsur Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan unsur laporan keuangan adalah proses pembentukan pos yang memenuhi
defnisi dan kriteria laporan keuangan. Proses ini adalah proses menetapkan dan
mengakui sejumlah nominal dan memasukkannya ke dalam pos untuk disajikan dalam
laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi. 

Terdapat empat pos pengakuan dalam unsur laporan keuangan, yaitu:

 Aset, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan akan memiliki manfaat


ekonomi di masa depan bagi perusahaan. Pos aset akan diakui dalam neraca.
 Kewajiban, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan bahwa diperlukan
pengeluaran sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk
melaksanakan atau menyelesaikan kewajiban. Pos kewajiban akan diakui dalam
neraca.
 Pendapatan, yang akan diakui ketika terdapat kenaikan manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan bertambahnya aset atau menurunnya kewajiban di masa
mendatang. Pos pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi.
 Beban, yang akan diakui ketika terjadi penurunan manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan menurunnya aset dan menambahnya kewajiban di masa
mendatang. Pos beban akan diakui dalam laporan laba rugi.

Pengukuran Unsur Unsur Laporan Keuangan

Hal lain yang penting dalam unsur laporan keuangan adalah pengukuran. Pengukuran
unsur laporan keuangan memiliki tiga jenis pengukuran, yaitu:

 Biaya Historis.  
Pengukuran biaya historis mencatat aset sebesar dengan kas yang dikeluarkan
atau dibayar, atau sebesar nilai yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima, atau setara dengan
kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban. 
 Biaya Kini (Current Cost)
Pengukuran biaya kini mencatat aset sejumlah kas yang seharusnya, atau sesuai
dengan nilai aset jika diperoleh sekarang. Sedangkan pernyataan kewajiban
dicatat sebesar kas yang mungkin akan diperlukan untuk menyelsaikan
kewajiban sekarang. 
 Nilai Realisasi
Dalam pengukuran ini, pencatatan aset dinyatakan sejumlah kas yang dapat
diperoleh sekarang jika aset tersebut dijual secara normal. Sedangkan
pencatatan kewajiban dinyatakan sebesar jumlah kas yang diharapkan untuk
dibayar dalam pelaksanaan operasional normal.

6. Konsep modal dan pemeliharaan modal

Konsep Modal Keuangan (Financial concept of capital)

Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinventasikan,
modal adalah sinonim dengan nilai aset bersih atau ekuitas entitas. Pemeliharaan modal
keuangan menganggap laba hanya diperoleh kalau nilai uang (nilai finansial) dari aset
bersih pada akhir suatu periode usaha melebihi awal periode, setelah memperhitungkan
kembali penyetoran dan atau penarikan modal oleh pemilik. Pengukuran dapat
dilakukan berdasarkan satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli yang
konstan. Konsep modal keuangan ini seharusnya dianut kalau pemakai laporan
keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli
dari modal yang diinvestasikan. Pemilihan jenis modal keuangan yang ingin dipelihara
akan menentukan dasar pengukuran biaya yang harus digunakan.

Konsep Modal Fisik (Physical Capital Maintenance)

Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai
kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari.
Pemeliharaan modal fisik menganggap laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif
fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir suatu periode usaha melebihi awal periode,
setelah memperhitungkan kembali penyetoran atau penarikan modal oleh pemilik.
Konsep ini menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost) dan digunakan
pemakai informasi bila berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas.

Konsep Pemeliharan Modal menentukan Perhitungan Laba Rugi

Konsep pemeliharaan modal berkaitan dengan konsep laba dan memberikan dasar
rujukan dalam perhitungan laba rugi. Pemahaman konsep ini penting untuk
membedakan pengertian imbalan modal entitas (return on capital) dan pengembalian
moda (return of capital). Imbalan modal entitas adalah laba atau keuntungan yang
dihasilkan atas modal yang diinvestasikan pada entitas, sedangkan pengembalian modal
merupakan penarikan kembali modal oleh pemilik.

Laba adalah jumlah residual atau selisih penghasilan dikurangkan semua beban
(termasuk semua penyesuaian pemeliharaan modal kalau ada). Bila beban melebihi
penghasilan, berarti telah terjadi kerugian. Jadi konsep pemeliharaan modal apa yang
akan dianut, atau dengan kata lain, apa dan bagaimana beban diperhitungkan, sangat
menentukan perhitungan laba rugi.

Konsep pemeliharaan modal keuangan mengukur modal dalam satuan moneter


nominal, dan laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama periode
usaha. Kenaikan harga aset yang dimiliki meskipun dapat dianggap telah terjadi
keuntungan atas pemilikan (holding gains), tapi tidak dapat diakui dan dilaporkan
sebagai suatu keuntungan sebelum aset tersebut benar-benar telah dilepaskan dalam
suatu transaksi pertukaran, yaitu dijual atau ditukar dengan aset lain atau digunakan
untuk melunaskan suatu liabilitas.

Bila modal keuangan diukur dalam satuan daya beli konstan, maka laba adalah kenaikan
daya beli yang diinventasikan selama suatu periode usaha. Dengan perkataan lain laba
adalah bagian dari kenaikan harga aset yang melebihi kenaikan tingkat harga umum.
Sedangkan kenaikan yang lainnya diperlakukan sebagai penyesuaian pemeliharaan
modal, dan karena itu langsung dilaporkan sebagai unsur neraca yaitu bagian dari
ekuitas.

Sedangkan konsep pemeliharaan modal fisik mengartikan laba sebagai adanya kenaikan
modal dalam kapasitas produktif fisik selama suatu periode usaha. Semua perubahan
harga yang mempengaruhi aset dan liabilitas entitas dipandang sebagai perubahan
dalam engukuran kapasitas produktif fisik entitas; karena itu jumlahnya diperlakukan
sebagai penyesuaian pemeliharaan modal yang merupakan bagian ekuitas dan bukan
merupakan laba.

Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Pemilihan alternatif
tekanan dan menjaga keseimbangan antar karakteristik kualitatif keandalan dan
relevansi merupakan pertimbangan yang harus dilakukan secara seksama dan bijak
untuk menentukan model akuntansi yang berlaku.

Konsep dasar dari IAS/IFRS menjelaskan kedua konsep pemeliharaan modal dan tidak
dengan jelas memilih konsep mana yang harus dipilih atau diumumkan. Selama proses
konvergensi IFRS masih berlangsung dan standar akuntansi nasional di mancanegara
masih mencari keseimbangan antara karakteristik keandalan dan relevan informasi
laporan keuangan, dualisme tersebut kiranya memang sulit dihindarkan.

Anda mungkin juga menyukai