Nilai-nilai Akuntansi
Empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu
Negara yang diusulkan oleh Gray berdasarkan hasil analisis Hofstede, yaitu:
Preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan mengatasi
segala ketidakpastian di masa depan. Sifat hati-hati dalam prinsip konservatisme
ditunjukkan dengan memilih pendekatan yang “paling buruk” agar segera dapat diatasi
daripada memilih pendekatan yang baik tapi belum pasti sehingga menimbulkan resiko.
Sifat rahasia atau transparan disini merujuk kepada pengungkapan informasi kepada
publik apakah pengungkapannya terbatas ataupun tidak terbatas. Kerahasiaan dalam
akuntansi tampaknya berhubungan erat dengan konservatisme karena kedua nilai
menerapkan pendekatan hati-hati pada pelaporan keuangan perusahaan secara umum
(Ramadhan dan Syafrudin, 2012).
Klasifikasi Akuntansi
Sementara Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi Negara-
negara ke dalam 4 kelompok besar yaitu (1) Inggris, (2) Amerika Latin, (3) Eropa
Kontinental, (4) Amerika Serikat, dengan satu Negara yang tidak dapat dimasukan
kedalam salah satu dari kelompok-kelompok tersebut, yaitu Chile. Setalah
mengidentifikasi kelompok-kelompok Negara, Nair dan Frank mencoba menghubungkan
kelompok tersebut dengan sejumlah variabel penjelas. Dan ternyata memang terdapat
perbedaan dalam kelompok-kelompok disklosur dan kelomok-kelompok pengukuran.
2. Pendekatan Deduktif
Ada tiga klasifikasi, yaitu klasifikasi berdasarkan pendekatan perkembangan akuntansi,
berdasarkan sistem hukum (hukum umum dan hokum undang-undang), dan
berdasarkan system praktik (penyajian wajib dan kepatuhan hukum).
Diversitas akuntansi menjadi semakin kabur. Choi dan Meek (2008) menyatakan
bahwa hal tersebut disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini:
1. Semakin pentingnya arti pasar modal diseluruh dunia.
2. Semakin banyak dilakukan penyusunan 2 laporan keuangan: satu set laporan
keuangan yang sesuai dengan regulasi laporan keuangan domestik setempat
dan satu set yang lain disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Sejumlah Negara hukum undang-undang terutama jerman dan jepang,
menggeser tanggung jawab dalam penentuan standard akuntansi dari
pemerintah kekelompok-kelompok sektor swasta professional independen.