Anda di halaman 1dari 9

Kritik Terhadap Laporan Keuangan Akuntansi

Natya Pratyaksa

Pengertian

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga”

Menurut Harahap (2004:105) ”laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan


hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan rugi Laba, Laporan Arus Kas
dan Laporan Perubahan posisi Keuangan”.

Sedangkan Riyanto (2001:15) menyatakan laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai


adanya keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, nilai hutang,
dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan keuangan laba/rugi mencerminkan hasil-
hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Ada beberapa jenis laporan keuangan yaitu:

a. Neraca (Balance Sheet)

Pendapat Skousen (2001:41) yang dimaksud dengan neraca adalah ”laporan sumber-sumber
dari suatu perusahaan (harta), kewajiban perusahaan (hutang), dan perbedaan antara yang
dimiliki (harta) dan apa yang dipinjam (hutang) yang disebut ekuitas”. Dalam pengertian aktiva
tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk
pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta
aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak
menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Aktiva juga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:

1) Harta lancar yaitu harta yang berupa uang tunai yang dapat digunakan dalam jangka pendek

2) Investasi jangka panjang yaitu pernyertaan atau penanaman modal pada perusahaan lain
dalam jangka panjang untuk memperoleh pendapatan

3) Harta tetap yaitu kekayaan perusahaan yang pemakainya dalam waktu lama serta
mempunyai nilai material.

4) Harta tetap tidak berwujud yaitu hak istimewa yang dimiliki oleh perusahaan yang
mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai nilai fisik

5) Harta lain-lain yaitu harta yang tidak dapat dikelompokkan dalam empat jenis aktiva di atas.

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah seperti di bawah ini:

1) Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Kas
meliputi koin, uang kertas, cek yang diterima dari langganan dan simpanan perusahaan di bank
yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Dalam prakteknya, perusahaan
biasanya bisa memiliki beberapa rekening. Misalnya, satu untuk pembayaran kas umum dan
satu lagi untuk pembayaran gaji.

2) Investasi jangka pendek (marketable securities), adalah investasi yang sifatnya sementara
dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang sementara tidak dibutuhkan alat
operasional perusahaan. Yang termasuk dalam investasi jangka pendek adalah: deposito di
bank, surat-surat berharga yang berwujud saham, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang
mudah diperjualbelikan.

3) Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam bentuk
wesel yang diatur dalam undang-undang (suatu utang formal). Sepanjang piutang wesel
diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva
lancar.
4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kreditur) sebagai akibat dari penjualan
barang secara kredit. Piutang dagang ini diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang
relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang dagang biasanya disajikan dalam neraca sebesar
nilai realisasinya, yaitu nilai normal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.

5) Persediaan, untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan adalah semua
barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih berada di
gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan manufacturing, persediaan yang dimiliki
meliputi: persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang
jadi. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasional perusahaan,
yang secara terus menerus akan diperoleh atau diproduksi untuk dijual.

6) Pendapatan yang masih harus diterima, adalah pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa/prestasinya, tetapi belum menerima
pembayaran sehingga merupakan tagihan.

7) Biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa/prestasi, tetapi


pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa tersebut belum dinikmati oleh perusahaan pada
periode ini.

Hutang adalah kewajiban untuk membayar kas, pemindahan asset lain atau memberikan jasa-
jasa ke orang lain.” Sedangkan menurut Munawir (2004:18) ”Hutang adalah kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasl dari kreditur”.

Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka
pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang lancar meliputi semua kewajiban yang akan
dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang tanggal neraca atau dalam siklus
kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurang aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva
lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.

Hutang lancar dapat dibagi atas:

1) hutang dagang yaitu hutang yang timbul karena adanya transaksi pembelian secara kredit
dimana pelunasannya harus dilakukan dalam jangka pendek,

2) hutang pajak yaitu kewajiban perusahaan yang harus segera dilunasi kepada pemerintah atas
pajak yang dikenakan,
3) hutang dividen yaitu bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham,

4) pendapatan yang diterima dimuka,

Hutang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi
yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahu ditinjau dari tanggal neraca.

Modal menggambarkan bagian pemilik perusahaan atau kekayaan perusahaan yang diukur
dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi hutang. Menurut Munawir (2004:19)
”Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos
modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan”.

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan
juga mengetahui berapakah hasil bersih atau yang didapat dalam suatu periode. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2007:10)

laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut yaitu pendapatan, laba rugi usaha, beban
pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan
menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,
pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan modal yang terjadi dalam suatu
periode tertentu. Maka dapat diketahui bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan
informasi mengenai tambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan
ekuitas berasal dari investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena
kerugian atau pengambilan pribadi.

d. Laporan Arus Kas

Dalam laporan ini yang dicantumkan semua transaksi dan keterjadian perusahaan yang
mempunyai konsekuensi kas. Laporan arus kas menggambarkan keadaan masa yang akan
datamg, karena informasinya dapat digunakan untuk melakukan prediksi di masa yang akan
datang.

e. Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.

Keterbatasan Laporan Keuangan

1 )Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya laporan yang dibuat antara
waktu tertentu yang sifatnya sementara

2 ) Laporan keuangan menunjukkan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi
dasar penyusunanya dengan standar nilai yang dasar penyusunannya mungkin berbeda atau
berubah –ubah.

3 ) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan.

4 ) Laporan keuangan bersifat (historis) yang merupakan laporan kejadian – kejadian di masa
lalu atau yang telah lewat,

5 ) Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap- tiap
pemakai,

6 ) Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian,

7 ) Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarnya dilihat dari sudut
pandang ekonomi daripada berpegang pada formilnya, dan

8) Laporan keunag menggunakan istilah –istilah tekhnis, sering terdapat istilah –istilah yang
umim tetapi diberi pengertian yang khusus.

Kelompok – kelompok yang berkepentingan terhadap laporan aktivitas sebuah organisasi yang
berorientasi profit juga akan memengaruhi penyusunan standar akuntansi. Kelompok pengguna
ini dapat diklasifikasikan sebagai pengguna langsung dan tidak langsung.

1. Pengguna langsung meliputi:

 Pemilik dan pemegang saham perusahaan

 Pemberi pinjaman (kreditor) dan pemasok


 Manajemen perusahaan

 Dinas perpajakan

 Organisasi pekerja

 Pelanggan

2. Pengguna tidak langsung meliputi:

 Analisis dan konsultan keuangan

 Pasar saham

 Pengacara

 Otoritas yang terkait dengan regulasi

 Kalangan berita keuangan dan agen – agen penyaji laporan

 Asosiasi dagang

 Serikat pekerja

 Competitor

 Masyarakat umum

 Departemen pemerintahan lainnya

Pengguna langsung maupun tidak langsung masing – masing memiliki tujuan yang berbeda
dan saling bertentangan. Oleh karenanya, kedua kelompok tersebut memiliki kebutuhan
informasi yan berbeda.

Tujuan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Konsep dasar Laporan Keuangan :
Laporan keuangan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi, kebutuhan sejumlah besar
pemakainya yang sangat terantung pada laporan keuangan. Sebagai sumber informasi yang
utama dan karena itu laporan keuangan. Seharusnya disusun dan disajikann dengan
mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca,laporan
laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan, yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan.
Keterbatasan dari Laporan Keuangan :asumsi dasar dasar akrual Untuk mencapai tujuannya,
laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa
baik diakui pada saat kejadian dan bukan pada saat kas/setara kas diterima atau dibayar dan
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kapada
pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran. Kas
tetap juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang resentasikan fase
yang akan diterima dimasa depan.

Kekurangan Laporan Keuangan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan memiliki berbagai macam
fungsi. Namun, di balik fungsi-fungsinya yang begitu banyak tersebut, laporan keuangan
sebagai bagian dari ilmu akuntansi tentu memiliki kekurangan. Masih terdapat banyak
kekurangan di dalam laporan keuangan, seperti hal nya di bawah ini beberapa kekurangan
dalam laporan keuangan:

 Laporan keuangan tidak bisa disajikan secara rinci, karena hanya dikelompokkan pada
akun-akun atau tabel-tabel dengan kode tertentu.

 Laporan keuangan tidak selalu bisa disajikan tepat waktu, karena proses pengerjaannya
rumit dan membutuhkan waktu lebih lama.

 Laporan keuangan sering disebut sebagai laporan yang kedaluwarsa. Hal ini, sekali lagi,
karena proses pengerjaannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama.

 Laporan keuangan terkadang masih perlu dilakukan penyesuaian, jika terjadi perubahan
nilai yang disebabkan karena beberapa faktor.
 Laporan keuangan terkadang tidak mudah dipahami bagi orang awam. Hal ini
dikarenakan laporan keuangan disajikan dengan bahasa teknis akuntansi, baik yang
menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa internasional atau Inggris.

 Laporan keuangan memiliki konsep atau aturan yang berubah-ubah setiap tahun. Hal
ini dikarenakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan prinsip dari
laporan keuangan masih terus disempurnakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
setiap tahun.

 Laporan keuangan tidak dapat menggambarkan berbagai faktor yang dapat


mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

 Laporan keuangan tidak dilengkapi pengertian khusus yang menjelaskan istilah-istilah


teknis yang digunakan di dalamnya.

 Laporan keuangan bersifat umum dan bukan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, sehingga informasi yang disajikan sering tidak terarah dan hanya
memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan yang sebenarnya
mempunyai perbedaan kepentingan.

 Laporan keuangan hanya mengacu pada obyek analisis laporan keuangan. Padahal,
untuk menilai Iaporan keuangan tidak cukup hanya dilihat dari angka-angka yang
disajikan di dalam tabel laporan keuangan.

 Laporan keuangan menjadi tolak ukur kemajuan/ kemunduran suatu perusahaan yang
hanya melihat dari angka-angka tanpa melihat aspek-aspek lainnya, seperti tujuan
perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, dan budaya perusahaan.

 Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, terlebih


ketika didalamnya terdapat beberapa kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian
suatu pos.

 Laporan keuangan menggunakan angka-angka dalam rupiah yang tampak pasti dan
tepat, akan tetapi sebenarnya angka-angka tersebut tidak dapat dijadikan sebagai
panduan pasti dalam skala internasional, karena standar nilai rupiah yang sering
berubah-ubah.
Semua kekurangan tersebut harus lebih di perhatikan lagi oleh para peneliti di bidang akuntansi
agar ke depannya laporan keuangan akuntansi bisa lebih baik dan dapat membantu semua lini
dalam pengerjaannya.

Daftar Pustaka

https://meirinaraspalia.wordpress.com/2013/03/27/rangkuman-laporan-keuangan-2/

http://ritasembiring.blogspot.co.id/2012/03/acer-12.html

http://anandyarevannie.blogspot.com/2012/10/pengertian-akuntansi.html

http://www.neracalajur.com/2012/02/pengertian-dan-fungsi-akuntansi.html

http://sharralisa.blogspot.co.id/2012/06/tujuan-akuntansi-atau-laporan-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai