Anda di halaman 1dari 21

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Proses analisis setiap aspek saling keterkaitan antara satua spek dan aspek lainnya
sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Sebagai missal, ketika
seorang peneliti tengah menganalisis aspek keuangan, hendaknya dia memanfaatkan hasiol
analissis aspek-aspek lain, walaupun tetap dimungkinkan mencari data yang dibutuhkan
sesuai dengan kebutahannya langsung dari lapangan. Untuk lebih jelas lihat gambar berikut;
Aspek keuangan adalah aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan dan yang memberikan gambaran yang berhubungan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang penting untuk diteliti kelayakannya.

Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat
dilakukan melalui pendekatan berikut:

 Payback Period (PP)

Adalah metode penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha atau
proyek.

 Average Rate of Return (ARR)

Adalah cara mengukur rata-rata pengambilan bunga dengan cara membandingkan antara rata-
rata laba sebelum pajak dengan rata-rata investasi.

 Net Present Value (NPV)

Adalah perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.

 Internal Rate of Return (IRR)

Adalah alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.

 Profitability Index (PI)

Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

 Break event point (BEP)

BEP adalah kondisi dimana pendapatan dari usaha sama dengan modal yang dikeluarkan,
tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Pengusaha sering menyebutnya dengan istilah balik
modal.
penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Sumber-sumber dana yang diperoleh.


 Kebutuhan biaya investasi.
 Estimasi pendapatan dan biaya investasi, termasuk jenis dan jumlah biaya selama
umur investasi.
 Proyek neraca dan laporan rugi laba
 Kriteria penilaian investasi
 Rasio keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan.

Sumber Dana

Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

Modal asing (pinjaman):

 Pinjaman dari dunia perbankan


 Pinjaman dari lembaga keuangan lain
 Pinjaman dari perusahaan non bank

Modal sendiri:

 Setoran dari pemegang saham


 Dari cadangan laba
 Laba yang belum dibagi

Biaya Kebutuhan Investasi

Biaya operasi:

 Upah dan gaji karyawan


 Biaya listrik
 Biaya telepon dan air
 Biaya pemeliharaan
 Pajak
 Premi asuransi
 Biaya pemasaran

Metode Payback Period (PP)

Pengertian dan Rumus Payback Period (Periode Payback) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari
aliran kas masuk (Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds
setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut.

Untuk menghitung Payback Period (PP) yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama setiap
tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh akumulasi kas
masuk (nol).

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi
yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek dibandingkan periode payback
maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih panjang daripada period
payback maksimum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa
alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang
mempunyai Payback Period yang paling pendek.

Metode ini cocok digunakan jika dalam kondisi:

1) Kecepatan informasi atau estimasi nilai pengembalian investasi sangat penting


2) Ketepatan perhitungan tidak begitu penting
3) Risiko di masa yang akan datang diperkirakan cukup tinggi.
Metode Net Present Value (NPV)
Pengertian dan Rumus Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi
kekurangankekurangan yang terdapat pada metode Payback Period (PP). Metode Net Present Value
merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk
bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Oleh karena
itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan metode NPV diperlukan data aliran kas
keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash
inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan. Jika hasil perhitungan NPV positif berarti
investasi akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return minimum yang
diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah
dibandingkan rate of return minimum yang diinginkan, maka investasi sebaiknya ditolak. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut.

Keterangan:
K = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV)
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Net Present Value (NPV)lebih besar dari
nol atau bernilai positif. Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu investasi lebih kecil dari nol
atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa
alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan
alternatif investasi yang mempunyai Net Present Value yang paling besar.

Metode Internal Rate of Return (IRR)


Pengertian dan Rumus Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan
metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua
aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode
ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang sebenarnya. Pada dasarnya Internal Rate
of Return (IRR) harus dicari dengan trial and error. Rumus yang digunakan untuk menghitung
Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut.
Keterangan:
r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV dan proceeds sama dengan p.v. dari capital outlays
At = Cash Flow untuk periode t
n = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan Jika initial cash flow terjadi pada waktu 0 maka
persamaanya dapat dinyatakan sebagai berikut.

Selanjutnya, dengan mengadakan interpolasi dari 2 tingkat bunga yang dipilih secara coba-
coba r-nya dapat dihitung seperti cara tersebut diatas.
Dengan rumus Internal Rate of Return (IRR) seperti tersebut diatas maka langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk menghitung nilai IRR adalah sebagai berikut.
1. Menghitung present value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga
yang dipilih secara apriori
2. Membandingkan hasil perhitungan present value dari proceeds dengan jumlah present value
dari investasi atau outlays.
3. Jika present value dari proceeds lebih tinggi dibandingkan jumlah present value dari
investasi atau outlays maka tingkat bunga yang lebih tinggi harus digunakan. Sebaliknya,
jika present value dari proceeds lebih kecil dari present value dari outlay-nya maka tingkat
bunga yang lebih rendah harus digunakan.
4. Ulangi langkah ketiga hingga menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan present
value dari proceeds sama besarnya dengan present value dari outlays-nya.
5. Pada tingkat bunga yang dapat menjadikan present value dari proceeds sama besanya
dengan present value dari outlay-nya, Net Present Value dari usul investasi tersebut adalah
Rp 0 (nol) atau mendekati nol. Besarnya tingkat buga tersebut menggambarkan besarnya
Internal Rate of Return (IRR) dari usul investasi tersebut.
Untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) dimana proceeds suatu investasi tidak sama
besarnya dari tahun ke tahun maka dua tingkat bunga yang berbeda dipilih, kemudian dilakukan
interpolasi untuk menentukan tingkat bunga yang mendekati rate yang sebenarnya, atau secara singkat
dapat digambarkan sebagai berikut dengan asumsi menggunakan dua tingkat bunga yang berbeda:
Rumus Interpolasi:
Keterangan:
r = Internal Rate of Return (IRR) yang dicari
P1 = Tingkat bunga pertama
P2 = Tingkat bunga kedua
C1 = Net Present Value ke-1
C2 = Net Present Value ke-2

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR)
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar
dari tingkat keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Internal Rate of Return (IRR) suatu
investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka investasi tersebut dinyatakan
tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka pilih alternatif investasi terbaik
dengan memilih alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) yang paling besar.

Metode Average Rate of Return (ARR)


Pengertian dan Rumus Metode Average Rate of Return (ARR) merupakan metode yang
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi. Tingkat
keuntungan yang digunakan dalam metode ini adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total
atau rata-rata investasi. Metode ini tidak mendasarkan pada proceeds atau cash flow, melainkan pada
keuntungan yang dilaporkan dalam buku (reporte accounting income) sehingga metode ini sering
disebut dengan Accounting Rate of Return.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Average Rate of Return (ARR) adalah sebagai berikut.
a. Average Rate of Return (ARR) atas dasar Initial Investment

b. Average Rate of Return (ARR) atas dasar Average Investment

Apabila laba setelah pajak suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka rata-
rata laba setelah pajak setiap tahunnya harus dihitung terlebih dahulu untuk dapat menghitung dengan
metode Average Rate of Return.
1. Aspek Pasar

Pasar pada dasarnya bersifat heterogen karena itu sebuah perusahaan itu harus
menentukan pasar sasaran dengan melakukan namanya segmentasi pasar yang nantinya akan
menghasilkan segmen – segmen yang relatif homogen. Setelah pasar menjadi homogen,
perusahaan hendaknya memilih sasaran produk yang lebih jelas, karena perusahaan itu
memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun disegmentasikan.

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada
dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar,
pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan aspek-
aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek
ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi kelayakan, antara lain:

 Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya kegiatan
analisis studi kelayakan dihentikan.
 Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan
adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian
dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.
 Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun
agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus
dihentikan.
 Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar,
terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.

Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah
penentuan pasar sasaran, yaitu :

a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang
memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan,
akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan
dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.
d. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan
dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.
e. Cara melakukan  Riset Pasar dengan terjun langsung kelapangan dengan cara
observasi, wawancara maupun kuesioner.

2. Aspek internal Perusahaan

Didalam aspek internal perusahaan terbagi atas beberapa aspek:

 Aspek pemasaran

Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi
perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawabdalam menentukan cirri-ciri
pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;

 Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.


o Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku,
serta kepuasaan mereka atas produk.
o Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan
dilaksanakan.

Dalam pemasaran biasanya dikenal dengan sistem STP


(Segmentasi, Targeting dan Postioning).

1. Segmentasi

      Seperti yang telah disebutkan bahwa segmentasi merupakan pengelompokan pasar yang
heterogen menjadi homogen. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian beberapa
variabel untuk mendapatkan cara terbaik dalam mensegmentasi pasarnya. Komponen-
kkomponen utama dari tiap aspek antara lain

 aspek geografis (bangsa dan negara),


 aspek demografis (usia, daur hidup, dan jenis kelamin),
 aspek psikografis (kelas sosial dan gaya hidup),
 aspek perilaku (tingkat penggunaan, status kesetiaan dan sikap pembeli).
Untuk mengetahui besarnya pasar nyata, potensi pasar dan total pasar dalam suatu wilayah
perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian dilakukan untuk memperoleh data, baik
dengan metode yang relevan seperti melalui survey, kuesioner, atau dengan mengumpulkan
data skunder dari berbagai sumber. Kemudian untuk mengetahui pasar nyata dan pasar
eksperimen dan metede survey.

2. Menetapkan Pasar Sasaran (Targetting)

          Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk
dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup lalu memilih segmen mana
yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu faktor
ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen serta sasaran dan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

3. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

     Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Penentuan posisi pasar terdiri atas tiga
langkah yaitu mengidentifikasi keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif, dan
mewujudkan serta mengkomunikasikan posisi.

Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:


a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen,
perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan
tersebut.
b. Supply, baik yang berasal dari dalam negeri maupun juga yang berasal dari impor.
Bagaimana perkembangannya di masa lalu, dan bagaimana perkiraan di masa yang akan
datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi supply ini, seperti jenis barang yang bisa
menyaingi, perlindungan dari pemerintah dan sebagainya, perlu pula diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri
lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga, dan kalau ya, bagaimana polanya.
d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing
mix. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat.
e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai
perusahaan.
 Aspek Teknis dan Teknologi

o Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses
pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai
dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal
penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan
dilaksanakan.
o Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang
diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk
bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi,
jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan
tata-letak pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat
dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.

Manajemen operasional adalah seperangkat fungsi atau kegiatan manajemen yang


mliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinsi, pengarahaan dan pengawasan terhadapa
perusahaan. Ada 3 masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu penentuan posisi
perusahaan, masalah desain, dan masalah operasional. Kelompok masalah sisi perusahaan,
persoalan-persoalan uatamanya adalah : pemilihan strategi perusahaan, pemilihan dan
perencanaan produk, dan perencanaan kualitas. Sedangkan kelompok  masalah desain,
perosalan utamana adalah : pemilihan teknologi, perencanaan kapasitas proses produksi jasa,
perencanaan tata letak usaha. Kelompok masalah operasional meliputi : perencanaan jumlah
produski, manajemen persediaan, dan pengawasan kualitas produk.

Aspek teknik dan teknologi meliputi :

1. Penentuan strategi produksi

Dalam memproduksi barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen maka dilakukanlah penelitian, seperti penelitian pasar dan pemasaran,
maka dari masukan penelitian pasar dan pemasaran berikutnya akan ditetapkan macam-
macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat. Mengacu pada alternatif produk yang
akan dibuat akan dikaji pula kaitannya dengan aspek-aspek yang lain seperti aspek keuangan.

2. Pemilihan dan Perencanaan Produk


Setelah beberapa alternatif produk telah tersaring maka selanjutnya akan dikaji
produk mana yang akan menjadi prioritas untuk diproduksi.

3. Perencanaan kualitas

Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas produk baik yang
berupa barang ataupun jasa perlu ditentukan berdasarkan dimensi-dimensinya yaitu produk
jasa atau servis Zeithaml mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kulitas jasa
yaitu reliability, responsiveness, assurance,  emphaty, dan tangibles

4. Pemilihan teknologi

Pada saat ini pilihan teknologi untuk berproduksi baik barang maupun jasa, telah dan
sedang berkembang terus sesuqai dengan kemajuan zaman, dan akan lebih baik dengan
berkembangnya teknologi menghasilkan efisiensi yang tinggi pada produksi. Dalam
pemilihan teknologi biasanya produk dapat diproduksi oleh beberapa cara, sehingga membuat
teknologi pun perlu ditentukan secara jelas.

5. Rencana kapasitas produksi

Kapasitas di didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi


untuk berproduksi dalam waktu tertentu, akpasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau
keluaran (output).

6. Perencanaan letak pabrik

Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu
dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya.
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan, antara lain letak konsumen potencial, letak
bahan baku utama, sumber tenaga kerja, sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik
disekitar pabrik, fasilitas transportasi yang memadai, fasilitas untuk pabrik, lingkungan
masyarakat sekitar, peraturan pemerintah seperti kawasan berikat dan AMDAL. Bagi
perusahaan jasa dapat dibagi dua macam yaitu pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa dan
penyedia jasa mendatangi konsumen
7. Perencanaan tataletak (layout)

Bagi industri manufaktur,bagi perusahaan manufaktur paling tidak ada tiga jenis
tempat yang perlu diatur layout-nya yaitu pabrik, kantor, dan gudang. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk pabrik, yaitu sifat produk yang dibuat,
jenis proses produksi, jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan, jumlah modal
yang tersedia untuk proses produksinya, keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas,
aliran barang dalam proses produksi, penggunaan ruangan hendaknya selain untuk efektif
bekerja juga harus diperhatikan untuk kesehatan dan kenyamanan dan letak mesin-mesin
serta fasilitas lain

8. Perencanaan jumlah produksi

Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang
dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya permintaan, kapasitas pabrik, suplai bahan baku, modal kerja,
peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.

9. Manajemen persediaan

Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasipermintaan konsumen


yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang
perlu dikaji dalam rangka study kelayakan antara lain adalah sebagai berikut penentuan
jumlah order, safety stock, inventory system dan Materials Requirment Planning.

10. Pengawasan kualitas produk

Untuk memahami kualitas, dapat digunakan trilogi manajerial yang meliputi


perencanaan, perbaikan, dan pengendalian.

 Aspek Sumber Daya Manusia

Dalam membangun protek bisnis, khususnya bisnis jasa yang relatif besar,
ketersediaan SDM untuk manajer proyek dn staff proyek hendaknya dikaji secara cermat.
Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah tim yang
efektif merupakan suatu kombinasi seni dan ilmu pengetahuan. Membangun sebuah tim yang
efektif memerlukan perimbangan bukan hanya mengenai keahlian teknis para manajer atau
anggota tim semata, melainkan juga mengenai peranan penting dalam keserlarasan
manajemen dalam bekerja.

Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan bentuk


organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah gambaran organisasi
terbentuk dengan segala kelengkapannya, selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber
daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai
dengan yang direncanakan.

 Aspek manajemen

Manajemen berfungsi untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengendalian. Banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal
dibangun maupun dioperasionalkan bukan disebabkan karena aspek lain, tetapi karena
lemahnya manajemen. Didalam pembangunan proyek bisnis, telah manajemennya antara
lain menyusun rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya.

Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam

o Manajemen saat pembangunan proyek bisnis.


o Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi, banyak
terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan
bukan disebkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen.

 Aspek manajemen perlu dipelajari tentang:


a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek:
1) Siapa pelaksana proyek tersebut.
2) Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut.
3) Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek; pemasaran, teknis, dan lain
sebagainya.
b. Manajemen dalam operasi:
1) Bentuk organisasi dan badan usaha yang dipilih.
2) Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan.
3) Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci.
4) Jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan.

 Aspek Keuangan

Merealisasikan proyek bisnis tentu membutuhkan dana investasi. Dana diklasifikasina


berdasarkan pada aktiva tetap berwujud, seperti tanah, banguna, pabrik dan mesin serta aktiva
tidak berwujud seperti paten, lisensi, biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Setelah
sejumlah dana yang dibuthkan diketahui, tahap berikutnya adalah mennetukan dalam bentuk
apa dana tersebut didapat. Beberapa sumber dana yang penting antara lain :

1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan,


2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal,
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal,
4. Kredit yang diterima dari bank,
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.

Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis perkiraan arus kas. Pada
umunya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk melakukan penilaian arus kas
suatu investasi, yaitu metode payback period, net present value, internal rate of
return  dan  profitability index, serta break even point.

Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran


investasi dengan menggunakan arus kas. Internal rate of return adalah metode yang
digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan dimasa mendatang dengan pengeluaran investasi awal. Net present
value merupakan selisih antara present value dan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa mendatang.

Metode profitability index ialah metode untuk menghitung perbandingan nilai


sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan nilai sekarang
dari investasi. Terakhir, break even point ialah metode yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat
produksi yang dilaksanakan.
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya
dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:

o Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan,


harga produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.
o Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli,
harga pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana
pengadaan mesin, peralatan, teknologi yang digunakan.
o Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah
tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain.
o Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu,
DepDag, DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya
perizinan operasional (Pemda).

Hal-hal yang perlu digambarkan, yaitu:

a. Besarnya investasi, berarti jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal investasi.
b. Pembelian biaya operasional, biaya non operasional maupun belanja modal kerja.
c. Pendapatan yang akan diterima selama menjalankan usaha.
d. Pendapatan yang akan diterima selama menjalankan usaha.

 Aspek ekonomi dan budaya

Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu
proyek tersebut :

a. Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
b. Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income
per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita
penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR,
dll. Data makroekonomi banyak tersebar di berbagai media dapat dijadikan sebagai
factor indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka
studi kelayakan bisnis misalnya : PDB (Produk Domestik Bruto), investasi, valuta
asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan,
perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.

Dampak ekonomi meliputi:

a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
masyarakat yang di luar pabrik.
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

c. Dan dari segi sosial ,  Perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam
satu tatanan kehidupan yang prulalitas dan kompleks walau hendaknya berada dalam
satu keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial,
sehingga dalam rangka keseimbangan tadi hendaknya perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial seperti penerangan listrik , pendidikan masyarakat setempat atau dan lain
– lain.

Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya sarana dan
prasarana, antara lain:

a. Pembangunan jalan
b. Penerangan
c. Sarana telepon
d. Sarana air minum
Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik sebagai
berikut

1. Pengaruh bisnis tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara


2. Pengaruh bisnis tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan diperoleh
3. Penambahan kesempatan kerja
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap industri lain

Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramai daerah tersebut, lalu lintas yang
semakin lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.

3. Aspek Hukum dan Legalitas

Faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

1. Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formala badan usaha
yang akan didirikan.
2. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang diperbolehkan
yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
3. Cara berbisinis melanggar hukum agama atau tidak.
4. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/dinas terkait atau tidak.

Penentuan dan pemilihan bentuk badan hokum yang paling sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu:

1. Faktor tujuan (goal)

Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah apakah tujuan utama didirikannya perusahaan.
Apakah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan atau berorientasi pada kemanfaatan
semata atau kedua-duanya, yaitu untuk mendapatkan keuntungan (profit) dan
kemanfaatan (benefit).

2. Faktor kepemilikan (ownership)


Pertamyaan selanjutnya adalah berapa orangkah pemilik perudahaan yang akan didirikan
seorang, du orang atau lebih dari 20 orang. Jawaban pertanyaan itu dapat membawa
konsekuensi terhadap bentuk hokum badan usaha yang akan dibangun.

3. Faktor permodalan (capital)

Estimasi modal dasar yang diperlukan untuk mendirikan usaha akan menentukan bentuk
hokum badan usaha karena untuk badan hokum tertentu mensyaratkan modal minimal.

4. Faktor pembagian risiko (risk sharing)

Setiap usaha (bisnis) pasti mengandung  nilai resiko karena hokum ekonomi mengatakan
bahwa antara resiko dan return ada hubungan positif dan signifikan. Pembagian porsi risiko
dalam bisnis akan menentukan bentuk badan hokum yang digunakan. Ada badan hukum yang
memiliki risiko tak terbatas sampai harta pribadi pemilik dan ada juga yang risikonya dibatasi
hanya pada bagian kepemilikan modal usaha.

5. Faktor jangka waktu (timely)

Batas waktu usia organisai berpengaruh dalam menentukan jenis badan hukum organisasi
yang akan dipilih. Untuk badan hukum tertentu, pemerintah melalui undang-undang dan
peraturannya tidak membatasi namun ada badan hukum yang batas waktunya dibatasi
walaupun dapat diperpanjang lagi.

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :

 Perijinan :

i) Izin lokasi :

o sertifikat (akte tanah),bukti pembayaran PBB yang terakhir,


o rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan

ii) Izin usaha :  Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya.

o NPWP (nomor pokok wajib pajak),


o Surat tanda daftar perusahaan,
o Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
o Surat tanda rekanan dari pemda setempat,
o SIUP setempat,
o Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

 Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yang
akan didirikan
 Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan
atau dilarang undang-undang
 Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
 Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau
tidak.

4. Aspek Dampak Lingkungan eksternal

Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena
setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap
lingkungan di sekitarnya, antara lain:

 Dampak terhadap air


 Dampak terhadap tanah
 Dampak terhadap udara
 Dampak terhadap kesehatan manusia

Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan
fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.

Aspek lingkungan hidup sering disebut juga dengan AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh
beberapa Negara maju sejak 1970 dengan nama Environmental Impact
Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat dengan EIA.
AMDAL diperlukan untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok yakni :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengkehendaki demikian. Jawaban
ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik bisnis yang kurang memperhatikan
kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan bisnisnya sebesar mungkin
tanpa menghiraukan dampak ke lingkungan di sekitarnya.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
bisnis-bisnis industri. Para pemarkasa harus membuat AMDAL dengan konsekuensi
dia mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan AMDAL ini buka berarti
harus diemban oleh pemarkasa bisnis itu sendiri. Ia dapat menyerahkan ke
penyelenggaraan konsultan swasta ataupun pihak lain atas dasar dari hukum
pemerintah

DAFTAR ISI

http://grapadimedan.com/2018/05/10/aspek-aspek-studi-kelayakan/

https://blog.bumdes.id/2019/08/aspek-aspek-yang-perlu-diperhatikan-dalam-menganalisis-
kelayakan-usaha/

https://grapadimedan.blogspot.com/2017/07/aspek-aspek-studi-kelayakan.html

Anda mungkin juga menyukai