Proses analisis setiap aspek saling keterkaitan antara satua spek dan aspek lainnya
sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Sebagai missal, ketika
seorang peneliti tengah menganalisis aspek keuangan, hendaknya dia memanfaatkan hasiol
analissis aspek-aspek lain, walaupun tetap dimungkinkan mencari data yang dibutuhkan
sesuai dengan kebutahannya langsung dari lapangan. Untuk lebih jelas lihat gambar berikut;
Aspek keuangan adalah aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan dan yang memberikan gambaran yang berhubungan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang penting untuk diteliti kelayakannya.
Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat
dilakukan melalui pendekatan berikut:
Adalah metode penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha atau
proyek.
Adalah cara mengukur rata-rata pengambilan bunga dengan cara membandingkan antara rata-
rata laba sebelum pajak dengan rata-rata investasi.
Adalah perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.
Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
BEP adalah kondisi dimana pendapatan dari usaha sama dengan modal yang dikeluarkan,
tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Pengusaha sering menyebutnya dengan istilah balik
modal.
penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
Sumber Dana
Modal sendiri:
Biaya operasi:
Pengertian dan Rumus Payback Period (Periode Payback) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari
aliran kas masuk (Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds
setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut.
Untuk menghitung Payback Period (PP) yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama setiap
tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh akumulasi kas
masuk (nol).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi
yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek dibandingkan periode payback
maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih panjang daripada period
payback maksimum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa
alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang
mempunyai Payback Period yang paling pendek.
Keterangan:
K = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV)
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Net Present Value (NPV)lebih besar dari
nol atau bernilai positif. Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu investasi lebih kecil dari nol
atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa
alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan
alternatif investasi yang mempunyai Net Present Value yang paling besar.
Selanjutnya, dengan mengadakan interpolasi dari 2 tingkat bunga yang dipilih secara coba-
coba r-nya dapat dihitung seperti cara tersebut diatas.
Dengan rumus Internal Rate of Return (IRR) seperti tersebut diatas maka langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk menghitung nilai IRR adalah sebagai berikut.
1. Menghitung present value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga
yang dipilih secara apriori
2. Membandingkan hasil perhitungan present value dari proceeds dengan jumlah present value
dari investasi atau outlays.
3. Jika present value dari proceeds lebih tinggi dibandingkan jumlah present value dari
investasi atau outlays maka tingkat bunga yang lebih tinggi harus digunakan. Sebaliknya,
jika present value dari proceeds lebih kecil dari present value dari outlay-nya maka tingkat
bunga yang lebih rendah harus digunakan.
4. Ulangi langkah ketiga hingga menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan present
value dari proceeds sama besarnya dengan present value dari outlays-nya.
5. Pada tingkat bunga yang dapat menjadikan present value dari proceeds sama besanya
dengan present value dari outlay-nya, Net Present Value dari usul investasi tersebut adalah
Rp 0 (nol) atau mendekati nol. Besarnya tingkat buga tersebut menggambarkan besarnya
Internal Rate of Return (IRR) dari usul investasi tersebut.
Untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) dimana proceeds suatu investasi tidak sama
besarnya dari tahun ke tahun maka dua tingkat bunga yang berbeda dipilih, kemudian dilakukan
interpolasi untuk menentukan tingkat bunga yang mendekati rate yang sebenarnya, atau secara singkat
dapat digambarkan sebagai berikut dengan asumsi menggunakan dua tingkat bunga yang berbeda:
Rumus Interpolasi:
Keterangan:
r = Internal Rate of Return (IRR) yang dicari
P1 = Tingkat bunga pertama
P2 = Tingkat bunga kedua
C1 = Net Present Value ke-1
C2 = Net Present Value ke-2
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR)
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar
dari tingkat keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Internal Rate of Return (IRR) suatu
investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka investasi tersebut dinyatakan
tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka pilih alternatif investasi terbaik
dengan memilih alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) yang paling besar.
Apabila laba setelah pajak suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka rata-
rata laba setelah pajak setiap tahunnya harus dihitung terlebih dahulu untuk dapat menghitung dengan
metode Average Rate of Return.
1. Aspek Pasar
Pasar pada dasarnya bersifat heterogen karena itu sebuah perusahaan itu harus
menentukan pasar sasaran dengan melakukan namanya segmentasi pasar yang nantinya akan
menghasilkan segmen – segmen yang relatif homogen. Setelah pasar menjadi homogen,
perusahaan hendaknya memilih sasaran produk yang lebih jelas, karena perusahaan itu
memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun disegmentasikan.
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada
dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar,
pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan aspek-
aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek
ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi kelayakan, antara lain:
Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya kegiatan
analisis studi kelayakan dihentikan.
Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan
adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian
dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.
Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun
agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus
dihentikan.
Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar,
terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.
Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah
penentuan pasar sasaran, yaitu :
a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang
memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan,
akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan
dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.
d. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan
dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.
e. Cara melakukan Riset Pasar dengan terjun langsung kelapangan dengan cara
observasi, wawancara maupun kuesioner.
Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi
perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawabdalam menentukan cirri-ciri
pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
1. Segmentasi
Seperti yang telah disebutkan bahwa segmentasi merupakan pengelompokan pasar yang
heterogen menjadi homogen. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian beberapa
variabel untuk mendapatkan cara terbaik dalam mensegmentasi pasarnya. Komponen-
kkomponen utama dari tiap aspek antara lain
Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk
dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup lalu memilih segmen mana
yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu faktor
ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen serta sasaran dan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Penentuan posisi pasar terdiri atas tiga
langkah yaitu mengidentifikasi keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif, dan
mewujudkan serta mengkomunikasikan posisi.
o Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses
pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai
dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal
penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan
dilaksanakan.
o Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang
diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk
bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi,
jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan
tata-letak pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat
dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
Dalam memproduksi barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen maka dilakukanlah penelitian, seperti penelitian pasar dan pemasaran,
maka dari masukan penelitian pasar dan pemasaran berikutnya akan ditetapkan macam-
macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat. Mengacu pada alternatif produk yang
akan dibuat akan dikaji pula kaitannya dengan aspek-aspek yang lain seperti aspek keuangan.
3. Perencanaan kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas produk baik yang
berupa barang ataupun jasa perlu ditentukan berdasarkan dimensi-dimensinya yaitu produk
jasa atau servis Zeithaml mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kulitas jasa
yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles
4. Pemilihan teknologi
Pada saat ini pilihan teknologi untuk berproduksi baik barang maupun jasa, telah dan
sedang berkembang terus sesuqai dengan kemajuan zaman, dan akan lebih baik dengan
berkembangnya teknologi menghasilkan efisiensi yang tinggi pada produksi. Dalam
pemilihan teknologi biasanya produk dapat diproduksi oleh beberapa cara, sehingga membuat
teknologi pun perlu ditentukan secara jelas.
Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu
dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya.
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan, antara lain letak konsumen potencial, letak
bahan baku utama, sumber tenaga kerja, sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik
disekitar pabrik, fasilitas transportasi yang memadai, fasilitas untuk pabrik, lingkungan
masyarakat sekitar, peraturan pemerintah seperti kawasan berikat dan AMDAL. Bagi
perusahaan jasa dapat dibagi dua macam yaitu pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa dan
penyedia jasa mendatangi konsumen
7. Perencanaan tataletak (layout)
Bagi industri manufaktur,bagi perusahaan manufaktur paling tidak ada tiga jenis
tempat yang perlu diatur layout-nya yaitu pabrik, kantor, dan gudang. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk pabrik, yaitu sifat produk yang dibuat,
jenis proses produksi, jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan, jumlah modal
yang tersedia untuk proses produksinya, keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas,
aliran barang dalam proses produksi, penggunaan ruangan hendaknya selain untuk efektif
bekerja juga harus diperhatikan untuk kesehatan dan kenyamanan dan letak mesin-mesin
serta fasilitas lain
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang
dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya permintaan, kapasitas pabrik, suplai bahan baku, modal kerja,
peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.
9. Manajemen persediaan
Dalam membangun protek bisnis, khususnya bisnis jasa yang relatif besar,
ketersediaan SDM untuk manajer proyek dn staff proyek hendaknya dikaji secara cermat.
Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah tim yang
efektif merupakan suatu kombinasi seni dan ilmu pengetahuan. Membangun sebuah tim yang
efektif memerlukan perimbangan bukan hanya mengenai keahlian teknis para manajer atau
anggota tim semata, melainkan juga mengenai peranan penting dalam keserlarasan
manajemen dalam bekerja.
Aspek manajemen
Aspek Keuangan
Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis perkiraan arus kas. Pada
umunya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk melakukan penilaian arus kas
suatu investasi, yaitu metode payback period, net present value, internal rate of
return dan profitability index, serta break even point.
a. Besarnya investasi, berarti jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal investasi.
b. Pembelian biaya operasional, biaya non operasional maupun belanja modal kerja.
c. Pendapatan yang akan diterima selama menjalankan usaha.
d. Pendapatan yang akan diterima selama menjalankan usaha.
Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu
proyek tersebut :
a. Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
b. Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income
per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita
penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR,
dll. Data makroekonomi banyak tersebar di berbagai media dapat dijadikan sebagai
factor indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka
studi kelayakan bisnis misalnya : PDB (Produk Domestik Bruto), investasi, valuta
asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan,
perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.
a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
masyarakat yang di luar pabrik.
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Dan dari segi sosial , Perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam
satu tatanan kehidupan yang prulalitas dan kompleks walau hendaknya berada dalam
satu keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial,
sehingga dalam rangka keseimbangan tadi hendaknya perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial seperti penerangan listrik , pendidikan masyarakat setempat atau dan lain
– lain.
Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya sarana dan
prasarana, antara lain:
a. Pembangunan jalan
b. Penerangan
c. Sarana telepon
d. Sarana air minum
Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik sebagai
berikut
Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramai daerah tersebut, lalu lintas yang
semakin lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.
1. Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formala badan usaha
yang akan didirikan.
2. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang diperbolehkan
yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
3. Cara berbisinis melanggar hukum agama atau tidak.
4. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/dinas terkait atau tidak.
Penentuan dan pemilihan bentuk badan hokum yang paling sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu:
Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah apakah tujuan utama didirikannya perusahaan.
Apakah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan atau berorientasi pada kemanfaatan
semata atau kedua-duanya, yaitu untuk mendapatkan keuntungan (profit) dan
kemanfaatan (benefit).
Estimasi modal dasar yang diperlukan untuk mendirikan usaha akan menentukan bentuk
hokum badan usaha karena untuk badan hokum tertentu mensyaratkan modal minimal.
Setiap usaha (bisnis) pasti mengandung nilai resiko karena hokum ekonomi mengatakan
bahwa antara resiko dan return ada hubungan positif dan signifikan. Pembagian porsi risiko
dalam bisnis akan menentukan bentuk badan hokum yang digunakan. Ada badan hukum yang
memiliki risiko tak terbatas sampai harta pribadi pemilik dan ada juga yang risikonya dibatasi
hanya pada bagian kepemilikan modal usaha.
Batas waktu usia organisai berpengaruh dalam menentukan jenis badan hukum organisasi
yang akan dipilih. Untuk badan hukum tertentu, pemerintah melalui undang-undang dan
peraturannya tidak membatasi namun ada badan hukum yang batas waktunya dibatasi
walaupun dapat diperpanjang lagi.
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
Perijinan :
i) Izin lokasi :
ii) Izin usaha : Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya.
Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yang
akan didirikan
Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan
atau dilarang undang-undang
Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau
tidak.
Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena
setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap
lingkungan di sekitarnya, antara lain:
Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan
fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.
Aspek lingkungan hidup sering disebut juga dengan AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh
beberapa Negara maju sejak 1970 dengan nama Environmental Impact
Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat dengan EIA.
AMDAL diperlukan untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok yakni :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengkehendaki demikian. Jawaban
ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik bisnis yang kurang memperhatikan
kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan bisnisnya sebesar mungkin
tanpa menghiraukan dampak ke lingkungan di sekitarnya.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
bisnis-bisnis industri. Para pemarkasa harus membuat AMDAL dengan konsekuensi
dia mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan AMDAL ini buka berarti
harus diemban oleh pemarkasa bisnis itu sendiri. Ia dapat menyerahkan ke
penyelenggaraan konsultan swasta ataupun pihak lain atas dasar dari hukum
pemerintah
DAFTAR ISI
http://grapadimedan.com/2018/05/10/aspek-aspek-studi-kelayakan/
https://blog.bumdes.id/2019/08/aspek-aspek-yang-perlu-diperhatikan-dalam-menganalisis-
kelayakan-usaha/
https://grapadimedan.blogspot.com/2017/07/aspek-aspek-studi-kelayakan.html