DI SUSUN OLEH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah ”Sistem Hukum Perpajakan ”. Makalah ini
di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perpajakan.
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................6
C. Reformasi Pajak..........................................................................................12
A. Hukum Pajak............................................................................................16
B. Pelakasanaan Hukum Pajak di Indonesia.................................................17
C. Subjek Pajak dan Objek Pajak.................................................................18
BAB 1V PENUTUP..............................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................20
B. Saran....................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
3. Kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah
4. Timbul dan hapusnya utang pajak
5. Cara penagihan pajak
6. Cara mengajukan keberatan dan banding
Menurut Prof. Dr. Rohmat Sumitro,S.H pajak yaitu iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan Undang Undang dengan tidak
mendapatkan jasa timbal secara langsung digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Sedangkan hukum pajak adalah suatu kumpulan
peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut
pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak.2[2]
Hukum Pajak terdiri atas hukum pajak material dan hukum pajak
formal yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Hukum Pajak Material
Hukum pajak material adalah norma-norma yang menjelaskan
keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak,
siapa yang harus dikenakan pajak, dan berapa besar pajaknya. Dengan kata
lain hukum pajak material mengatur tentang timbulnya, besarnya,
terhapusnya utang pajak beserta hubungan hukum antara pemerintah
dengan Wajib Pajak. Contoh dari hukum pajak material adalah peraturan
yang memuat tentang kenaikan denda, sanksi atau hukuman, dan cara-cara
pembebasan dan pengembalian pajak, serta ketentuan yang memberi hak
tagihan utama kepada fiskus.
2
Apabila dalam undang-undang pajak khusus memuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum formal, maka hal ini harus diatur kembali dalam
undang-undang pajak yang bersangkutan. Undang-undang yang memuat
hukum pajak material dan formal yaitu;
1) Undang-undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-undang No.12 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2) Undang-undang No.18 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD).
3) Undang-undang No.21 Tahun1997 sebagaimana yang telah diubah dengan
Undang-undang No.20 Tahun 2000 tentang Bea perolehan atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB).
4) Pengaturan hukum pajak material dan formal ini mengalami perubahan
semenjak adanya Pembaharuan Perpajakan Nasional (tax reform), dimana
sebelumnya pengaturan antara Hukum Pajak Material dan Formal
dijadikan satu. Hal itu dapat dilihat dalam Ordonansi Pajak Pendapatan
(PPd.) 1944, Ordonansi Pajak Perseroan (PPs.) 1925.
3
4
3. UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa,
dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPnBM)
5
182./KMK.04/1995 tentang Pelaksanaan PP No. 7 Tahun 1995
tentang Perubahan Tarif Bea Materai
Produk UU:
UU No. 17 Th. 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
UU No. 18 Th. 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
UU No. 19 Th. 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa
UU No. 20 Th. 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
UU No. 21 Th. 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan
Pokok pmbaharuan:
Penyelesaian sengketa pajak oleh kompetensi Badan Penyelesaian
Sengketa Pajak.
Putusan ( MPP) yang menurut ketentuan uu no 5 thn 1986 skrg sudah final
penyederhanaan jenis pajak
Dalam kaitanya dengan penagihan pajak diperluas
Dalam kaitannya dgn penerimaan Negara bukan pajak pengaturannya
dilakukan secara sederhana & bersifat umum
1. Pembaharuan Perpajakan Nasional IV (2000)
Latar belakang:
a. Perubahan terhadap UU tentang KUP
b. Adanya kesadaran akan perlunya penyempurnaan UU
c. Adanya perubahan tata perekonomian nasional dan internasional
d. Adanya beberapa kelemahan yang disadari pemerintah
e. Pembaharuan UU tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa juga tidak
dapat terlepas dari adanya kesadaran akan perlunya penyempurnaan
ketentuan lama
Produk UU:
UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
UU No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan
Jasa dan Pajak penjualan atas Barang Mewah
UU No. 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
UU No. 20 tahun 2000 tentang Perubahan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan
Pokok pembaharuan :
UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU tentang Pajak Penghasilan
UU tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah
UU tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
UU tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan6[6]
6
UU NO 28 th 2007 UU no 36 th 2008 ttg UU No 16 Th
ttg KUTAP PPh 2009 ttg
KUTAP
Tujuan
1. memberikan Tujuan Tujuan:
keadilan, 1. mengamankan 1. Menghadapi
2. meningkatkan penerimaan negara dampak krisis
pelayanan kepada yang semakin keuangan
Wajib Pajak, meningkat, global
3. meningkatkan 2. mewujudkan sistem 2. Banyak
kepastian dan perpajakan yang masyarakat
penegakan hukum, netral, sederhana, yang ingin
4. mengantisipasi stabil, memanfaatkan
kemajuan di bidang 3. lebih memberikan fasilitas
teknologi informasi keadilan, dan pengurangan/
4. lebih dapat penghapusan
menciptakan sanksi
kepastian hukum serta adm.perpajaka
transparansi n
No 42 Th 2009
ttg PPN
Diakuinya JKP
sebagai salah
satu obyek
pajak
E. Hukum Pajak Positif
Enam Undang-Undang hasil tax reform RI tahun 2000 adalah sebagai
berikut:
1. UU RI No. 16 tentang perubahan kedua atas UU No. 6 tahun 1983 yaitu
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
2. UU RI No. 17 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas UU No. 7 tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan
3. UU RI No. 18 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas UU No. 8 tahun
1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasadan pajak penjualan
atas barang mewah
4. UU RI No. 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UU No. 19 tahun 1997
tentang penghasilan pajak dan surat paksa
5. UU RI No. 20 tahun 2000 tentang perubahan UU No. 21 tahun 1997
tentang peralihan hak atas tanah dan bangunan.
7
Subjek pajak menurut UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
adalah “Pengusaha kena pajak, istilah yang dipakai untuk pihak yang wajib
melakukan PPN-nya disebut Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu pengusaha
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini.”
Subjek pajak pada PBB menurut UU No. 12 Tahun 1994 yaitu:
1) Mempunyai satu hak atas Bumi;
2) Memperoleh manfaat atas Bumi;
3) Memiliki, menguasai atas bangunan;
4) Memperoleh manfaat atas bangunan
Subjek pajak menurut UU No. 20 Tahun 2000 adalah “orang pribadi
atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atas bangunan.”
Subjek Pajak menurut UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Materai dan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea
Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea
Materai adalah bea materai terutang oleh pihak yang menerima atau pihak
yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang
bersangkutan menentukan lain.
Objek Pajak
Objek pajak menurut pasal 4 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan adalah:
1. Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan.
2. Penghasilan yang dapat dikenai pajak yang bersifat final, antara lain:
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,obligasi
dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
Penghasilan berupa hadiah undian;
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya;
Penghasilan daritransaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan;
Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan
peraturan pemerintah.
A. Kesimpulan
Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak.
Pemungutan pajak yang diberlakukan di Indonesia berlandaskan atas
peraturan yang terdapat pada UUD 1945 pasal 23 ayat 2.
Subjek dan Objek pajak diatur dalam aturan dan Undang-Undang yang
berbeda dalam setiap jenis Pajak, yaitu pada Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak pada Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Bea Materai.
Subjek Pajak adalah orang yang dituju oleh Undang Undang Perpajakan untuk
dikenakan Pajak.
B. Saran
Makalah ini merupakan karya tulis yang dihimpun dari berbagai
sumber. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan dalam
penyajian bahan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar dapat diperbaiki dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA