Anda di halaman 1dari 106

SKRIPSI

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2016-2020

Disusun dan diajukan oleh

FLORIDA M. ADEN

217221203

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PEMBANGUNAN INDONESIA

MAKASSAR

2021
SKRIPSI

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2016-2020

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun dan diajukan oleh

FLORIDA M. ADEN

217221203

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PEMBANGUNAN INDONESIA
MAKASSAR
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PERIODE 2016-2020

Disusun dan diajukan oleh:

FLORIDA M. ADEN

217221203

Telah diperiksa dan disetujui


Makassar,………Agustus 2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rahmawati. S.E.,M.Si A. Sumarlin K. S.Ip.,M.Si

Mengetahui

Pembantu Ketua I Ketua Prodi Manajemen

Drs. Andi Baharuddin, M.Pd. Andi Sawe Ri Esso, S.E., M.Si.

iii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2016-2020

Disusun dan diajukan oleh:

FLORIDA M. ADEN

217221203

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal November 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Komisi Penguji

No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Mustari. S.E.,M.Si Ketua 1.


2. Rachmawaty. S.E.,M.Si Sekretaris 2.
3. Anggota 3.
4. Anggota 4.

Mengetahui

Pembantu Ketua I Ketua Prodi Manajemen

Drs. Andi Baharuddin, M.Pd. Andi Sawe Ri Esso, S.E., M.Si.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Maha

Esa, oleh karena karunia dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulisan

skripsi ini, dapat selesai tepat waktu walaupun dalam wujud yang sederhana

dengan judul “Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020”

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar

Sarjana Ekonomi (S.E) pada program studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pembangunan Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini, meskipun penulis

telah berusaha dengan maksimal untuk penyempurnaan skripsi ini, penulis

menyadari akan adanya berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari

segi tata bahasa, sistematika penulisan, maupun isi yang terkandung dalam tulisan

ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segalah kontribusi

serta bantuannya selama penulisan skripsi ini, terutama Ibu Dr. Rahmawati,

S.E.,M.si selaku pembimbing I dan Bapak A. Sumarlin K. S.Ip.,M.Si selaku

pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan,

motivasi, nasehat, dukungan, serta bimbingannya setiap saat. Dengan penuh

kesabaran dan ketulusan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dan layak untuk dibaca.

v
Dalam kerendahan hati, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Andi chaeruddin patompo, MBA., Ccm., selaku Ketua Umum

Pengurus Yayasan Pembangunan Indonesia Makassar (YASPIM)

2. Ibu Dr. Rahmawati, S.E., M.Si sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pembangunan Indonesia.

3. Bapak Andi Sawe Ri Esso, S.E., M.Si. sebagai Ketua Program Studi

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

4. Bapak dan Ibu dosen program studi Manajemen STIE PI Makassar

yang telah memberika arahan, bimbingan, dan ilmu kepada penulis

selama mengikuti proses perkuliahan.

5. Segenap staf STIE PI Makassar yang telah memberikan bantuan

selama proses perkuliahan.

6. Seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberi

saran, kritik dan dukungannya selama ini, terima kasih untuk

semuanya.

Akhirnya, penulis memanjatkan Do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa

semoga Amal bakti Bapak/Ibu, saudara/I mendapat limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya. Dan penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Makassar, Januari 2021


Penulis

Florida M. Aden

vi
ABSTRAK

Florida M. Aden (2021), Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan


Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2016-2020. Dibimbing oleh Dr. Rahmawati. S.E.,M.Si dan A. Sumarlin
K. S.Ip.,M.Si.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan PT. H.M
Sampoerna,Tbk. ditinjau melalui rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas) pada tahun 2016-2020.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. H.M Sampoerna,Tbk.


berdasarkan rasio likuiditas sangat baik dengan rata-rata current ratio 4,10 quick
ratio 2,12 dan rata-rata Cash Ratio 1,22. Rasio solvabilitas jika dilihat dari Debt
to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio berada dalam posisi baik dengan rata-rata
Debt to Assets Ratio 0,16 dan Debt to Equity Ratio 0,37. Rasio Profitabilitas
dilihat dari Return on Asset dan Return on Equity berada dalam posisi baik dengan
rata-rata ROA 26,53% dan ROE 35,92%. Rasio Aktivitas dilihat dari Total Asset
Turnover dan Investory Turnover berada dalam posisi baik dengan rata-rata TAT
2,15 dan ITO 5,80.

Kata kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan.

vii
DAFTAR ISI

HAL SAMPUL ...............................................................................................

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

A. Landasan Teori ............................................................................ 6

1. Kinerja Keuangan ..................................................................... 6

2. Laporan Keuangan .................................................................... 13

3. Analisis Laporan Keuangan ....................................................... 19

4. Penelitian Terdahulu ................................................................. 39

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 41

C. Hipotesis ......................................................................................... 42

viii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 43

B. Desain Penelitian ........................................................................ 43

C. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 44

D. Populasi dan Sampel .................................................................... 45

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 46

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 49

A. Sejarah PT. H.M. Sampoerna,Tbk. .................................................. 49

B. Hasil penelitian ............................................................................... 53

C. Pembahasan .................................................................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 81

A. Kesimpulan ....................................................................................... 81

B. Saran ................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84

LAMPIRAN ................................................................................................... 86

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 42

Gambar 3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 44

Gambar 4.1 Grafik Current Ratio .................................................................. 69

Gambar 4.2 Grafik Quick Ratio ...................................................................... 70

Gambar 4.3 Grafik Cash Ratio ....................................................................... 72

Gambar 4.4 Grafik Debt to Assets Ratio ......................................................... 73

Gambar 4.5 Grafik Debt to Equity Ratio ........................................................ 74

Gambar 4.6 Grafik Return On Assets .............................................................. 75

Gambar 4.7 Grafik Return on Equity .............................................................. 76

Gambar 4.8. Grafik Total Asset Turnover ....................................................... 78

Gambar 4.9. Grafik Investory Turnover .......................................................... 79

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Keuangan Tahunan Perusahaan .............................................. 4

Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio .............................................................. 54

Tabel 4.2 Perhitungan Quick Ratio ................................................................. 55

Tabel 4.3 Perhitungan Cash Ratio .................................................................. 57

Tabel 4.4 Perhitungan Debt to Assets Ratio .................................................... 59

Tabel 4.5 Perhitungan Debt to Equity Ratio ................................................... 60

Tabel 4.6 Perhitungan Return On Assets ......................................................... 62

Tabel 4.7 Perhitungan Return on Equity ......................................................... 63

Tabel 4.8. Perhitungan Total Asset Turnover ................................................. 65

Tabel 4.9. Perhitungan Investory Turnover ..................................................... 67

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi

perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan,

yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau

prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola

perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang

melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio

keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif

tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa

analisis tersebut diaplikasikan.

Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat analisa yang dipakai oleh

perusahaan untuk menilai dan menganalisis kinerja keuangan berdasarkan

data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan

keuangan contohnya laporan Laba rugi, Neraca, dan Arus kas dalam kurun

waktu tertentu. Setiap tutup periode akhir bulan, biasanya accounting

perusahaan menyiapkan dan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari

laporan neraca, rugi laba, arus kas, perubahan modal, dan laporan tersebut

nantinya akan diserahkan kepada pimpinan perusahaan.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan sebuah gambaran

dan penjelasan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan

yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis

1
2

data laporan keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos

yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan

dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahan untuk masa yang

akan datang.

Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini

menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pertumbuhan

dunia usaha yang pesat dikarenakan oleh berbagai faktor, salah satu contoh

faktor yang mempengaruhi yaitu faktor teknologi yang dari zaman ke zaman

terus berkembang semakin canggih. Perusahaan menyadari munculnya

berbagai tantangan yang harus dihadapi, baik perusahaan sejenis di dalam

negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses

akuntansi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak

yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Namun demikian , laporan keuangan yang telah disusun tidak menjamin

diperolehnya informasi mengenai kinerja perusahaan, tanpa dipelajari dan

dianalisis lebih lanjut.

Kinerja perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam

periode tertentu yang diukur dengan laba dan komponen-komponennya

(Munawir). Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek utama dalam

operasi perusahaan dan menjadi tujuan berdirinya sebagian besar perusahaan

(Basyaib) Untuk itu, diperlukan analisis atas laporan keuangan perusahaan.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan
3

adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan penilaian atas kinerja

perusahaan dapat diketahui untuk kemudian dijadikan dasar dalam

mengambil kepurusan-keputusan keuangan.

Hendry Andres Maith (2017), dalam jurnalnya menyatakan analisis

rasio keuangan membantu mengetahui tingkat kinerja keuangan apakah baik

atau sebaliknya. Menurut Martono, (2016), dalam bukunya menyatakan ada

lima jenis rasio keuangan bank yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja keuangan perusahaan perbankan yaitu: rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas),rasio resiko usaha bank,dan

rasio efisiensi usaha. Dari pernyataan tersebut ada lima jenis rasio keuangan

bank yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank dengan masing-

masing pengukuran rasio di dalamnya. 1) Rasio likuiditas yang menunjukan

sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya. 2) Rasio

solvabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat

memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. 3)

Rasio profitabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. 4) Rasio resiko

usaha bank setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai risiko, begitu

pula di dalam bisnis perbankan, banyak pula resiko yang dihadapinya

termasuk mengukur kemampuan bank dalam menjaga resiko kegagalan

pengembalian kredit oleh debitur. 5) Rasio efisiensi usaha, yaitu rasio yang

akan menunjukkan kinerja manajemen suatu bank apakah telah


4

menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna,

maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara

kuantitatif tingkat efisiensi yang telah di capai oleh manajemen bank yang

bersangkutan (Martono).

Tabel 1.1 Total Hutang, Total Aktiva, Laba Bersih pada Perusahaan Bursa

Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2016-2020.

TOTAL UTANG LABA BERSIH


TAHUN AKTIVA (Rp)
(Rp) (Rp)

2016 3.537.873.000 29.469.623.000 4.144.571.000

2017 4.075.987.000 32.948.131.000 4.168.476.000

2018 4.028.945.000 33.272.618.000 4.166.101.000

2019 4.521.883.000 31.403.445.000 4.908.172.000

2020 4.407.555.000 38.418.238.000 6.455.632.000

Sumber: www.idx.go.id

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2016-2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Kinerja Keuangan

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI)

ditinjau dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan

Rasio Aktivitas.
5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Rasio Terhadap

kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar dibursa Efek

Indonesia (BEI) yang ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas,

profitabilitas, dan Aktivitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pertimbangan

pengambilan keputusan investasi bagi pihak-pihak yang berkepentingaan.

2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

dalam bidang keuangan perusahaan.

3. Bagi kampus

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya

dan sebagai refrensi dalam mempelajari masalah yang berkaitaan dengan

rasio keuangan.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu usaha formal yang

dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari

aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Menurut Sucipto (2003:6) pengertian kinerja keuangan adalah “penentuan

ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi

atau perusahaan dalam menghasilkan laba”.

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“,

yaitu kualifikasi dan efisiensi serta efektifitas perusahaan dalam pengoperasian

bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah

suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode

waktu tertentu (Hanafi).

Menurut Martono (2018), kinerja keuangan suatu perusahaan sangat

bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur,

analisis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen

sendiri. Laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu

perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran

keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu
8

perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan.

Sedangkan menurut Harmono (2017), kinerja perusahaan umumnya

diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran

yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per

saham (earning per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran

penghasilan bersih (laba) adalah pengahasilan dan beban. Pengakuan dan

pengukuran pengahasilan dan beban tergantung sebagian konsep modal dan

pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan

keuangan.

Penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006) adalah “penentuan

efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik”. Ada dua

macam kinerja, yakni kinerja opeasional dan kinerja keuangan. Kinerja

operasional lebih ditekankan pada kepentingan internal perusahaan seperti

kinerja cabang/divisi yang diukur dengan kecepatan dan kedisiplinan.

Sedangkan kinerja keuangan lebih kepada evaluasi laporan keuangan

perusahaan pada waktu dan jangka tertentu.

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum

perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham

dan Houston (2017) mencakup (1) pembandingan kinerja perusahaan dengan

perusahaan lain dalam industri yang sama dan (2) evaluasi kecenderungan

posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan keuangan perusahaan


9

melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun

operasinya selama beberapa periode yang lalu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah

usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat

prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan

mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan

berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan

1) Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian

secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8

(delapan) macam, menurut Jumingan (2018) yaitu:

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun

dalam persentase (relatif).


10

b. Analisis Trend (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan

atau penurunan.

c. Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing

aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal

kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada

suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun

laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.
11

2) Tahapan-tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan

Menurut Fahmi (2018), penilaian kinerja setiap perusahaan adalah

berbeda-beda karena tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang

dijalankannya.

Maka disini ada 5 (lima) tahapan dalam menganalisis kinerja

keuangan suatuperusahaan secara umum yaitu:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang

sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku

umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan

keuangantersebut dapat dipertanggung jawabkan.

b. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan

kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari

perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan

analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

Dari hasil hitungan yang sesuai diperoleh tersebut kemudian

dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan

lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk perbandingan ada

dua yaitu:

a) Time series analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau

antara periode, maka akan terlihat perbandingan secara grafik.


12

b) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap

hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan

dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis dan

dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan metode ini diharapkan nantinya akan dapat

dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut

berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik, dan

sangat tidak baik.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan

yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah

setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran

untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang

dialami perusahaan tersebut.

e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap

permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan

yang dihadapai maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau

masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan ini dapat

terselesaikan.

3) Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2017) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran

kinerja keuangan perusahaan adalah:


13

a. Mengetahui tingkat likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus bayar.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik

keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu.

d. Mengetahui tingkat stabilitas

Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan

usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta

membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja

keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh

manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan

evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang

tidak sehat.
14

2. Laporan Keuangan

Menurut Winwin (2017), laporan keuangan adalah informasi keuangan

yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada

pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari suatu

kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan

komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah suatu proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

dengan aktifitas suatu badan usaha dengan pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan dapat memberikan informasi

yang sangat berguna sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Fahmi (2016), laporan keuangan merupakan suatu informasi

yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan

menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu

perusahaan.

Laporan keuangan juga merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat

oleh manajemen dengan tujuan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab

yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Untuk dapat

memperoleh gambaran keuangan perusahaan dengan jelas maka dapat


15

dilakukan dengan mengadakan analisa interprestasi terhadap data keuangan

suatu perusahaan yang tercermindalam laporan keuangan.

Menurut Martono (2016), Laporan keuangan merupakan iktisar

mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang

disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan tentang

perkembangan usaha secara periodik yang berkenaan dengan situasi investasi

di dalam perusahaan serta hasil usaha selama periode akuntansi yang

bersangkutan.

Laporan keuangan berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan sampai

sejauh mana keberhasilan yang dicapai perusahaan dan juga sebagai dasar

untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang

bersangkutan.

1) Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat pada dasarnya sudah pasti memiliki

tujuan tertentu seperti sebagai media informasi keuangan terhadap kegiatan

usaha yang digunakan oleh pihak manajemen sebagai acuan pertimbangan

dalam pengambilan suatu keputusan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan

(2017) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah “menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi”.


16

Tujuan dari penyusunan laporan keuangan Kasmir (2016)

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah:

a) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki oleh perusahaan pada saat ini

b) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.

c) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode tertentu

f) Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan

g) Informasi keuangan lainnya.

Sedangkan menurut ASOBAT (a statement of basic accounting

theory) dalam Harahap (2017) merumuskan tujuan laporan keuangan

sebagai berikut :

a) Menurut keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang

terbatas danuntuk menetapkan tujuan.

b) Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan

faktor produksi lainnya.

c) Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.

d) Membantu fungsi dan pengawasan sosial.


17

Dari beberapa tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan ekonomis. yaitu meramalkan, membandingkan dan

menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomi yang

diambil.

2) Jenis Laporan Keuangan

Sedangkan laporan keuangan menurut Harahap (2016) merupakan

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan tersebut

meliputi hal- hal sebagai berikut:

a) Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan

pada satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta,

hutang dan modal pada tanggal tertentu.

b) Perhitungan rugi laba yang menggambarkan jumlah hasil, biaya,

laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba

menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu periode

tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil

tersebut besrta labanya.

c) Laporan dan sumber penggunaan dana. Disini dimuat sumber dana

dan pengeluaran perusahaan selama satu periode dan bisa diartikan

kas bisa juga diartikan modal kerja.

d) Laporan arus kas. Laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk

dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam

kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi dan


18

kegiatan pembiayaan.

e) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.

3) Penggunaan Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2018), penggunaan laporan keuangan sebagai berikut:

1. Pemilik perusahaan. Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan

dimaksuduntuk:

a) Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.

b) Mengetahui hasil deviden yang akan diterima.

c) Menilai posisi keuangan perusahaan dan perkembangannya.

d) Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.

e) Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa

yang akandatang.

f) Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau

mengurangiinvestasi.

2. Manajemen Perusahaan. Bagian manajemen perusahaan laporan

keuangandigunakan untuk:

a) mempertanggungjawabkan pengelola kepada pemilik.

b) mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan,

divisi,bagian atau segmen tertentu.

c) mengukur tingkat efesiensi dan tingkat keuntungan perusahaan,

divisi,bagian atau segmen tertentu.

d) menilai hasil kerja individu untuk bertanggung jawab.


19

e) manjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya

diambilkebijaksanaan baru.

f) memenuhi kebutuhan dalam undang-undang, peraturan,

anggaran dasar,pasar modal dan lembaga regulator lainnya.

3. Investor. Bagi investor laporan keuangan dimaksud untuk:

a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

b) menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.

c) menilai kemungkinan menanamkan diinvestasi (menarik

investasi) dari perusahaan.

d) menjadi dasar prediksi kondisi perusahaan di masa akan datang.

4. Kreditur. Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk:

a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam

jangkapendek maupun dalam jangka panjang.

b) menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit

yang akandiberikan.

c) melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin

diperolehdari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.

d) menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas

perusahaansebagai dasar dalam pertimbangan kredit.

e) menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang

sudah disepakati Bersama.

5. Pemerintah. Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan

dimaksud untuk:
20

a) menghitung atau menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.

b) sebagai dasar dalam penetapan kebijaksanaan baru.

c) menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.

d) menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang diterapkan.

6. bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data

danstatistik.

Analisis, akademis dan pusat data bisnis. Bagi para analisis,

akademisi dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti:

PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standard and Poor, perfindo, laporan

keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang

akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi

analisis, ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.

3. Analisis Laporan keuangan

a. Pengertian analisis laporan keuangan

Menurut Djarwanto (2016), analisis laporan keuangan meliputi

penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk

mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan

perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.

Sedangkan menurut Harahap (2017), analisis laporan keuangan adalah

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih

kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai

makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun dan nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi


21

keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan

keputusan yang tepat”.

Dari pengertian analisa keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa

analisa laporan keuangan dapat membantu memecahkan permasalahan-

permasalahan yang timbul dalam suatu organisasi sehingga menghasilkan

keputusan yang tepat dan tidak untuk memperoleh laba.

b. Tujuan analisis laporan keuangan

Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi yang

dibaca dari laporan keuangan lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu

pos dengan pos yang lain akan dapat menjadi indicator tentang posisi dan

prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran

penyusunan laporan keuangan.

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Hermanto dan Agung

(2017), adalah untuk mengambil perencanaan dan kontrol guna menjamin

tercapainya tujuan perusahaan dalam mencapai rentabilitas yang

memuaskan dan dapat menjamin posisi keuangan yang sehat.

Menurut Harahap (2018), tujuan analisa laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari

pada yangterdapat dari laporan keuangan biasa.

b) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata

(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik

laporan keuangan (implicit).


22

c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan

keuangan.

d) Dapat membongkar hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungnnya

dalam suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi

yang diperoleh dari luar perusahaan.

e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan

model- model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk

prediksi, peningkatan atau rating.

f) Dapat memberikan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria

tertentu yang sudah dikenal di dalam dunia bisnis.

g) Dapat membandingkan situasi dengan perusahaan lian denagn

periodesebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar

ideal.

h) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami

perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan

sebagainya.

i) Biasanya memprediksi potensi apa yang mungkin dialami

perusahaan di masa yang akan datang.

Sedangkan menurut Bertein dalam Harahap (2017), tujuan analisa

laporan keuangan sebagai berikut:

a) Screening.

Analisa dilakukan secara analisis laporan keuangan dengan tujuan

untukmemilih kemungkinan investasi atau merger.


23

b) Forcasting.

Analasis digunakan untuk meramal kondisi keuangan perusahaan di

masayang akan datang.

c) Diagnosis.

Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-

masalah yang terjadi dalam manajemen, operasi, keuangan atau

masalah lainnya.

d) Evaluation.

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,

efisiensi dan lain-lain.

Dari defenisi tujuan analisa laporan keuangan di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa keputusan yang diambil untuk

perencanaan dalam mencapai tujuan dan menambahkan informasi

yang akan dapat menjamin posisi keuangan yang sehat dan informasi

mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi luas dan

lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya akan dapat

menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.

c. Metode dan teknik analisis laporan keuangan

Banyak teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan.

Teknik ini merupakan cara bagaimana kita melakukan analisis. Dengan

demikian metode dan teknik analisa sangat dibutuhkan oleh seorang

analisis untuk mengukur laporan keuangan.


24

Beberapa teknik analisis laporan keuangan menurut Hermanto dan

Agung (2016) adalah sebagai berikut:

1) Methode komparatif.

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan

keuangan dan membandingkan dengan angka-angak laporan keuangan.

Perbandingan inidapat dilakukan melalui perbandingan berikut ini:

a) Perbandingan dalam beberapa tahun (horizontal).

b) Perbandingan satu tahun buku.

c) Perbandingan dengan perusahaan terbaik.

d) Perbandingan dengan anggaran perusahaan.

2) Trend analysis.

Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu

tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan

kecenderungan (ternd) situasi perusahaan di masa yang akan datang

melalui gerakan yang terjadi di masa lampau sampai masa kini. Analisis

ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan

beberapa tahun dan dari sini digambarkan ternnya dalam bentuk grafik.

3) Common size financial statement

Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan

keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi ini biasanya dikaitkan

dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya assets untuk

neraca, penjualan untuk laba rugi.


25

4) Methode indeks time series.

Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk

mengoversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan

tahun dasar yang diberi indeks 100.

5) Analisis sumber dan penggunaan kas dan dana.

Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan dengan

menggunakan laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan

dan dilihat mutasinya. Setiap mutasi mempunyai pos lainnya.

4) Rasio laporan keuangan.

Analisis rasio merupakan alat analisa seperti halnya analisa

komperatif dan analisa tern. Analisa rasio yang menghubungkan unsur

neraca dengan unsur laba rugi dapat memberikan gambaran tentang sejarah

perusahaan dan penilaian posisi keuangan di masa lalu dengan masa

sekarang serta perubahandi masa yang akan datang “future oriented”.

Menurut Harahap (2016), rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga

pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Rasio keuangan

yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas,

profitabilitas/rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, market based (penilaian

pasar) dan produktivitas.


26

Menurut Suad (2018), untuk melakukan analisis rasio keuangan,

diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-

aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas

angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau

peda neraca dan rugi laba. Setiap analis keuangan bisa saja merumuskan

rasio tettentu yang dianggap menerminkan aspek tertentu.

Menurut Hanafi dan Halim (2016), pada dasarnya analisa rasio

dapat dikelompokkan kedalam 5 macam kategori, yaitu:

1. Rasio likuiditas.

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas.

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan peusahaan memenuhi

kewajiban jangka panjang.

3. Rasio profitabilitas.

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba (profitabilitas).

4. Rasio aktivitas.

Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan

assets dengan melihat tingkat aktivitas assets.

Menurut Brigham (2017), mengelompokkan rasio-rasio keuangan

menjadi beberapa kelompok :

1) Rasio Likuiditas, menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar


27

lainnya dengan kewajiban lancar.

2) Rasio leverage, penggunaan pembiayaan dengan utang.

3) Rasio profitabilitas, sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh

gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil

operasi.

4) Rasio nilai pasar, sekumpulan rasio yang menghubungkan harga

saham perusahaan dengan laba dan nilai buku per saham.

Sedangkan menurut Harahap (2016) dalam menafsirkan laporan

keuangan kita memerlukan alat pembanding agar rasio itu bermakna

dan dapat kita nilai prestasi atau posisi perusahaan dan skala industrinya.

Alat pembanding ini merupakan yardstick atau standar.

Untuk mendapatkan rasio pembanding rasio pembanding atau yardstick

maka dapat digunakan:

1) Rasio perusahaan yang terbaik dalam industri yang bersangkutan.

Untuk melihat prestasi suatu perusahaan kita bisa

membandingkannya dengan perusahaan sejenis yang dikenal memiliki

prestasi. Misalnya untuk indusri penerbangan kita bisa menjadikan SIA

(Singapore Airline) sebagai standar.

2) Budget (anggaran) perusahaan.

Untuk menilai prestasi perusahaan tahun berjalan, kita bisa

menggunakan anggaran yang sudah disahkan perusahaan. Prestasi riil

dibandingkan dengan budget (baik nominal maupun rasio) dan

diketahui penyimpangan (varian). Penyimpangan inilah yang akan


28

dicari penyebab terjadinya sekaligus menjadi dasar dalam menilai

prestasi perusahaan.

3) Standar ilmiah.

Untuk hal-hal tertentu kita bisa mendapatkan standar yang

dibuat pabrikan atau lembaga ilmiah. Standar ini bisa dijadikan

yardstick untuk menilai prestasi perusahaan.

4) Rasio yang dikeluarkan lembaga atau badan pengatur (regulator).

Khusus untuk mengawasi atau membina sektor-sektor industry

tertentu biasanya lembaga pengatur mengeluarkan standar, rasio atau

angka-angka yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Departemen

Keuangan mengatur dan mengawasi perusahaan asuransi, Bapepam

(Badan Pengawas Pasar Modal) mengawasi perusahaan yang go

public.

5) Rata-rata industri atau industrial norm.

6) Karena pentingnya standar atau yardstick ini maka muncul

perusahaan- perusahaan yang khusus mencari dan menerbitkan rasio-

rasio laporan keuangan.

Agar dapat memberikan penilaian dan manfaat yang lebih jelas

terhadap pengguna laporan keuangan serta memberikan struktur yang

coherent dari beberapa rasio dan ukuran yang terlibat maka pembahasan

akan dibangun dalam 3 sudut pandang utama yang kita ambil dalam analisis

kinerja keuangan yaitu sebagai berikut:


29

1) Pemilik (investor)

Ditinjau dari sudut pandang pemilik (investor) sebagai pengguna

laporan keuangan, analisis rasio keuangan penting bagi pemilik

(investor) salah satunya pada profitabilitas yaitu Return On Invesment

(ROI).

2) Manajemen

Ditinjau dari sudut pandang manajemen sebagai pengguna laporan

keuangan, analisis rasio keuangan diperlukan bagi manajemen sebagai

alat analisis operasional dan profitabilitas. Analisis operasional diukur

dengan gross profit margin, net profit margin, operating income

margin dan profitabilitas diukur dari Return on Total Asset (ROA).

3) Kreditur

Ditinjau dari sudut pandang kreditur analisis rasio keuangan

diperlukan sebagai alat analisis likuiditas dan solvabilitas. Likuiditas

diukur dari current ratio dan solvabilitas diukur dari debt to assets dan

debt to equity.

a. Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2016), rasio likuiditas adalah Menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka

pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber

informasi tentang modal kerja.

Jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:


30

a) Current Ratio (Rasio Lancar)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimilikinya.

Current Ratio dapat dihitung dengan rumus:

b) Quick Ratio (Rasio Cepat)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.

Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber

daya yang dimiliki, sumber daya yang dimaksud seperti piutang

dan modal maupun aktiva.

a) Total Debt to Equity Ratio

Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas

dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan


31

modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

b) Total Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancer dan

hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.

Rasio ini menunjukan beberapa bagian dari keseluruhan

aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus yaitu:

c. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat imbalan

atau perolehan (keuntungan) dibandingkan penjualan atau aktiva,

mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal

sendiri.

Profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai

kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini memberikan

gambaran tentang tingkat evektifitas pengelolaan perusahaan.

Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi


32

penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan

antara laba dan modal yang digunakan dalam operasi.

a) Return On Assets (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas

seluruh aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efesiensi

pada dana yang digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu,

sering pula rasio ini di sebut Return On Investment.

b) Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas

seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator

yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan

bisnis yang dijalani. Rasio ini disebut juga dengan istilah

Rentabilitas Modal Sendiri.

d. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas

penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan, seberapa jauh aktiva

perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Pihak

luar disini bisa berupah investor maupun bank.


33

a) Total Assets Turn over

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus yaitu:

b) Investory Turn Over

Investory Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan

(Investory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus yaitu:

Menurut Fahmi (2016), hubungan yang erat. Rasio keuangan ada

banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaan masing-

masing. Bagi investor ia akan melihat rasio dengan penggunaan yang

paling sesuai dengan analisis yang akan dia lakukan. Jika rasio tersebut

tidak mereprestasikan tujuan dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio

tersebut tidak akan dipergunakan. Karena dalam konsep keuangan dikenal

dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula

yang dipergunakan haruslah disesuaikandengan kasus yang diteliti.


34

5. Penelitian Terdahulu

Aditya Putra Dewa (2017), dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis

Kinerja Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk di Bursa Efek

Indonesia ”. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dari hasil

perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan instrumen analisis

yang telah disebutkan di atas bahwa: (1) rasio likuiditas yang telah diukur

dengan menggunakan CR adalah IL Liquid sedangkan QR adalah Liquid;

(2) Solvabilitas yang telah diukur dengan menggunakan DAR dan DER

dipecahkan; (3) Kegiatan yang telah diukur dengan menggunakan RTO dan

ITO efisien. Sementara itu, TATO yang tidak efisien; (4) profitabilitas yang

telah diukur dengan menggunakan GPM, NPM, dan ROA efisien.

Sementara itu, ROE tidak efisien.

Putri Hidayatul Fajrin (2016), dikutip dari jurnal yang berjudul

”Analisis Profitabilitas dan Likiditas terhadap Kinerja Keuangan PT.

Indofood Sukses Makmur, Tbk”. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas

rata-rata pada net profit margin, return on asset, gross profit margin

menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik dan return on

equity sebesar menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan

kurang baik. Sedangkan perhitungan rasio likuiditas pada quick ratio, cash

ratio menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik dan

current ratio menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan kurang

baik.
35

Michael Agyarana Barus (2017), dikutip dari jurnal yang berjudul

“Penggunaan Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan

Persahaan pada pada PT. Astra Otoparts, Tbk dan PT. Goodyer Indonesia,

Tbk yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari Penelitian ini

menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan

rasio profitabilitas periode 2013-2015 menunjukkan kinerja keuangan PT.

Astra Otoparts, Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT. Goodyear

Indonesia, Tbk.

Noor laila (2017) , dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis Laporan

Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Pada PT

Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Hasil

dari Penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: penilaian kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP100/MBU/2002 pada PT Wijaya

Karya (Persero) Tbk periode 2013 – 2015 menunjukkan bahwa kinerja

keuangan mendapatkan predikat Baik. Kemudian pada PT Waskita Karya

(Persero) Tbk periode 2013 – 2015 juga menunjukkan bahwa perusahaan

telah melakukan kinerja keuangan yang baik. Perkembangan kinerja

keuangan dari kedua perusahaan BUMN 30 bidang konstruksi periode 2013

– 2015 secara keseluruhan dengan bertumpu pada akumulasi bobot

penilaian menunjukkan kinerja yang cenderung mengalami peningkatan.

Marsel Pongoh (2017), dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis

Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Bumi Resources


36

Tbk”. Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: Berdasarkan rasio likuiditas secara keseluruhan

keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik, meski selama kurun waktu

dari tahun 2009-2011 berfluktuasi. Berdasarkan rasio sovabilitas keadaan

perusahaan pada posisi solvable, karena modal perusahaan dalam keadaan

cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor. Berdasarkan

rasio profitabilitas secara keseluruhan perusahaan berada dalam posisi yang

baik.

B. Kerangka Pikir

Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi

untuk mencatat semua aktivitas perushaan. Laporan keuangan terdiri atas

neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan

dianalisis untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Rasio

Likuiditas Solvabilitas Profitabilitas Aktivitas

Kinerja Keuangan
37

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa kinerja keuangan pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dibursa Efek Indonesia (BEI)

mengalami peningkatan ditinjau dari rasio Likuiditas, Solvabilitas,

Profitabilitas, dan Aktivitas.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI)

yang berlokasi Jln. A. P. Peterani No. 9 Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Waktu berkisar minimal 1 (satu) bulan.

B. Desain Penelitian

Penelitian pada dasarnya digunakan untuk menunjukan kebenaran

dan pemecahan masalah atas apa yang diteliti untuk mecapai tujuan

tersebut, dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang

ditelliti.

Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian adalah diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif merupakan suatu peroses menemukan pengetahuan

yang menggunakan data sebagai alat yang menganalisis keterangan

mengenai apa yang ingin diketahui. (Kasiram,2017), dalam bukunya.

Metodologi penelitian kuantitatif bawa realitas yang menjadi sasaran

penelitian berdimensi tunggal, fargamental dan cendrung bersifat tetap

sehingga dapat diprediksi dan variable dapat diindentifikasi dan diukur

43
44

dengan alat-alat yang objektif dan baku. Tujuan dari pada desain penelitian

ini adalah untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori

atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang akan diselidiki oleh

penulis.

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Kajian pustaka Laporan Keuangan

Analisis Data

Laporan Hasil Penelitian

Penelitian

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pendefinisian variabel dalam

bentuk yang dapat diukur, agar lebih lugas dan tidak membingungkan.

Bertolak dari penelitian diatas maka definisi opersional yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kinerja Keuangan adalah hasil dari aktivitas keuangan yang dicapai

oleh Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode waktu tertentu.


45

b. Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang terdiri dari neraca,

laporan laba rugi, dan cash flow. Disini peneliti mengambil jenis

laporan keuangan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi dari

tahun 2016 sampai 2020 pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Dibursa Efek Indonesia (BEI).

c. Rasio Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban-

kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Disini peneliti mengambil

jenis laporan keuangan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi

dari tahun 2016 sampai 2020 pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI).

d. Rasio Solvabilitas adalah seberapa besar kebutuhan dana PT. HM

Sampoerna Tbk. di Kabupaten Gowa dibelanjai dengan hutang. Disini

peneliti mengambil jenis laporan keuangan seperti laporan neraca dan

laporan laba rugi dari tahun 2016 sampai 2020 pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI).

e. Rasio Profitabilitas adalah untuk menunjukan tingkat perolehan

keuntungan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa

Efek Indonesia (BEI). Disini peneliti mengambil jenis laporan

keuangan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2016

sampai 2020 pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa

Efek Indonesia (BEI).

f. Rasio Aktivitas adalah untuk melihat efektivitas Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI) dalam


46

memanfaatkan dananya. Disini peneliti mengambil jenis laporan

keuangan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2016

sampai 2020 pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa

Efek Indonesia (BEI).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015) Populasi adalah wilayah generasi

yang terdiri dari obyek dan subyek yang memiliki kualitas dan

karateristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan Populasi dalam penelitian ini adalah

semua laporan keuangan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017), Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi dan harus bersifat

mewakili. Sampel dari penelitian ini adalah laporan keuangan pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia

(BEI).

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
47

1. Data kualitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data yang

bukan angka seperti sejarah berdirinya perusahaan dan struktur

organisasinya.

2. Data kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data angka-

angka seperti neraca dan rugi laba.

b. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara

langsung kepada pimpinan beserta karyawan Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI).

2. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan neraca

dan rugi laba serta dokumen-dokumen yang erat hubungannya

dengan objek yang sedang dibahas.

F. Teknik Analisis Data

Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian, maka teknik

analisis data yang digunakan adalah :

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio lancar (current ratio)

b. Rasio cepat (quick ratio)


48

c. Rasio kas (cash ratio)

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)

b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total

Aktiva)

3. Rasio Profitabilitas

a. Return On Assets (ROA)

b. Return On Equity (ROE)

4. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over

b. Investory Turn Over


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil PT. H.M. Sampoerna Tbk.

PT.H.M. Sampoerna Tbk., merupakan salah satu produsen rokok

terkemuka di Indonesia dan termasuk dalam jajaran perusahaan terbesar di

dunia yang masih tetap berkiprah dari generasi ke generasi. Sejarah

perusahaan ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan keluarga Sampoerna

secara turun menurun. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem

Seeng Tee, dilanjutkan kesuksesan Liem Swie Ling membangun pondasi

bisnis yang kokoh, kemudian diteruskan hingga kini oleh Putera Sampoerna

dan Michael Joseph Sampoerna, puteranya.

Sejarah perusahaan ini dimulai jauh sebelum tahun 1913 ketika Liem

Seeng Tee dan isterinya Tjiang Nio mendirikan perusahaan bernama Handel

Maastchapij Liem Seeng Tee yang kemudian berganti menjadi NV Handel

Maastchapij Sampoerna (H.M. Sampoerna). Setelah Perang Dunia ke II nama

perusahaan tersebut dalam bahasa Indonesia menjadi PT Hanjaya Mandala

Sampoerna dengan tetap menonjolkan inisial HM. Di tengah situasi keuangan

yang sulit, Liem Seeng Tee tetap bertekad untuk menjadikan perusahaannya

sebagai “Kerajaan Tembakau” dengan menempatkan karakter bahasa

mandarin “wang” (yang dalam dialek Hokkian disebut “ong”) yang berarti

raja di depan produk keunggulannya Djie Sam Soe.

49
50

Rangkaian produk awal yang dibuat Sampoerna antara lain Sampoerna

Star, Summer Palace, dan Statue of Liberty. Mulai awal tahun 1940 bisnis

H.M Sampoerna terus tumbuh dengan pesat. Produksi gabungan rokok

lintingan rangan dan lintingan mesin mencapai kurang lebih 3.000.000 batang

per minggu. Untuk melinting rokok Dji Sam Soe diperlukan sekitar 1300

pekerja. Perang Dunia ke II menghancurkan aset perusahaan ini yang

tertinggal hanya merk Dji Sam Soe. Pada tahun 1949 kondisi usaha PT H.M

Sampoerna sudah dapat pulih kembali.

Liem Sien Niodan Liem Hwee Nio putera dari Liem Seeng Tee

melanjutkan roda usaha perusahaan, namun karena kondisi politik dan

ekonomi pada tahun 1950an dan awal tahun 1960an yang memburuk, usaha

perusahaan tidak terlalu memuaskan. Kemudian Aga Sampoerna melanjutkan

kepemimpinan orang tuanya dengan suatu manajemen baru, dilengkapi

dengan kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan semua tingkat

karyawan. Pada 16 juni 1968 Aga Sampoerna mulai memproduksi rokok

kretek bermerk Sampoerna A di Denpasar, Bali. Merek ini kemudian dikenal

dengan sebutan Sampoerna Hijau. Masa itu juga muncul merk Panamas

Kuning yang lebih banyak beredar di daerah Sumatera.

Putera Sampoerna, yang merupakan putera ke dua dari Liem Seeng Tee

mulai aktif dalam perusahaan pada awal tahun 1970an. Dengan semakin

berkembangnya perusahaan, ruang untuk produksi di Taman Sampoerna dan

di Malang menjadi kian terbatas sehingga pada tahun 1982 manajemen

memutuskan untuk pemindahan pusat usaha ke kawasan industri Rungkut,


51

surabaya. Pada saat itu telah banyak prestasi yang berhasil dicetak, antara lain

pendirian laboratorium kontrol untuk memenuhi standar internasional dan

perolehan lisensi untuk transportasi komersial bagi PT Sampoerna

Transportasi Nusantara (STN). STN dimanfaatkan untuk keperluan distribusi

produk-produk Sampoerna.

Pada tahun 1989 muncul ide dari Putera Sampoerna dalam

mengembangkan jajaran merk rokok berlabel “A” ditandai dengan peluncuran

“A Mild” rokok dengan kadar tar dan nikotin terendah. Keberhasilan lainnya

adalah dengan terdaftarnya PT H.M Sampoerna sebagai perusahaan publik

pada 27 Agustus 1990. Ketika itu PT H.M. Sampoerna Tbk. Berhasil menjual

sahamnya sebanyak 27.000.000 lembar dengan harga Rp 12.600,00 per lembar

saham. Sejak saat itu saham PT H.M. Sampoerna Tbk. Selalu menduduki

lapisan saham papan atas.

Keberhasilan PT H.M. Sampoerna Tbk. menarik perhatian Philip Morris

International Inc., salah satu perusahaan rokok dan tembakau terkemuka di

dunia. Sehingga pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, anak

perusahaan Philip Morris International Inc. mengakuisisi kepemilikan

mayoritas atas PT. H.M Sampoerna Tbk.

Visi dan Misi PT H.M Sampoerna Tbk.

Visi PT H.M Sampoerna Tbk. Terkandung dalam falsafah Tiga Tangan.

Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkingan usaha dalam

perspektif yang benar. Masing-masing dari ketiga Tangan, yang mewakili

perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, dan masyarakat luas merupakan
52

pihak yang harus dirangkul oleh PT untuk meraih visi menjadi perusahaan

paling terkemuka di Indonesia, sehingga menghasilkan keuntungan jangka

panjang bagi pemegang saham.

Misi PT H.M Sampoerna Tbk. Adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan rokok berkualitas tinggi dengan harga yang baik kepada

perokok dewasa. PT H.M Sampoerna Tbk. berkomitmen penuh untuk

selalu memberikan produk berkualitas tinggi dengan harga yang baik

kepada perokok dewasa. Ini dilakukan dengan menciptakan inovasi yang

relevan dan membangun citra positif bagi produk dan PT H.M Sampoerna

Tbk.

2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada

karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha. Karyawan

adalah aset terpenting, sehingga mereka pantas mendapatkan kompensasi

dan lingkungan kerja yang baik. Selain itu mitra usaha juga berperan

penting dalam menunjang keberhasilan perseroan. Oleh karena itu PT H.M

Sampoerna Tbk. berharap agar dapat senantiasa bekreja sama dengan

mitra usaha untuk menciptakan masa depan jangka panjang yang cerah

bagi para mitra usaha dan karyawan.

3. Memberikan manfaat sebesarnya bagi masyarakat luas. Kesuksesan PT

H.M Sampoerna Tbk. tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh

Indonesia. Oleh karena itu PT H.M Sampoerna Tbk. senantiasa

berkontribusi kepada masyarakat dengan berfokus pada pemberdayaan dan

bantuan bagi usaha kecil menengah.


53

B. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data

Hasil analisis rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja

keuangan dalam suatu periode apakah telah mencapai target yang

ditentukan. Dalam mengukur kinerja keuangan PT. Indofood Sukses

Makmur. Tbk, data dianalisis berdasarkan teknik analisis data yang telah

diuraikan pada Bab III. Adapun analisisnya adalah seperti yang diuraikan

dalam bahasan berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera

dipenuhi (Hery,2015:175)

Current Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan daam

membayar hutang ayng segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan (Hery,2015:178)
54

Berikut perhitungan Current Ratio PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Tahun Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) Current Ratio
2016 6
2017
2018
2019
2020
Rata-rata 4,10
sumber. www.idx.co.id

Berdasarkan tabel 4.1 perhitungan current ratio pada PT. Hanjaya

Mandala Sampoerna Tbk. dilihat dari sisi rasio lancarnya, secara umum

dari tahun 2016 sampai 2020 perusahaan ini berada dalam posisi yang

baik. yang mana persentase current ratio pada tahun 2016 yaitu 523% hal

ini karena akiva lancar cukup besar jika dibandingkan dengan hutang

lancar yang artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 5,23

aktiva lancar, pada tahun 2017 yaitu 527% atau 5,27 kali, pada tahun

2018 yaitu 430% atau 4,30 kali, pada tahun 2019 yaitu 328% atau 3,27

kali, dan pada tahun 2020 yaitu 245% atau 2,45 kali.
55

Quick Ratio

Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

atau membayar hutang dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai

persediaan (Hery, 2015:181)

Berikut perhitungan Quick Ratio PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.2. Perhitungan Quick Ratio Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Hutang Lancar
Tahun Aktiva Lancar (Rp) Persediaan (Rp) (Rp) CR

2016
2017
2018
2019
2020
Rata-rata 2,12
sumber. www.idx.co.id
56

Berdasarkan tabel 4.2 perhitungan quick ratio PT. H.M.

sampoerna, Tbk.tahun 2016-2020 menggambarkan kemampuan

perusahaan membayar hutang dengan menggunakan aktiva tanpa

memperhitungkan nilai persediaan berada dalam posisi yang baik selama

tahun 2016 sampai 2020. Pada tahun 2016 sebesar 2,20 kali artinya setiap

Rp.1,00 hutang lancar dijamin sebesar Rp.2,20 aktiva lancar (Hery,

2015:184) yang berasal dari kas yang sangat rendah. Pada tahun 2017

quick rationya mengalami peningkatan sebesar 2,43 kali artinya setiap Rp.

1,00 hutang lancar dapat dijamin sebesar Rp. 2,43 aktiva lancar, pada

tahun 2018 meningkat sebesar 2,57 kali artinya setiap Rp. 1,00 hutang

lancar dijamin sebesar Rp. 2,57 aktiva lancar, pada tahun 2019 mengalami

penurunan namun masih dalam kondisi yang baik yaitu aktiva lancar tanpa

persediaan berkisar 198% atau 1,98 kali yang artinya setiap Rp.1,00

hutang lancar dijamin sebesar Rp. 1,98 aktiva lancar, pada tahun 2020 juga

mengalami penurunan hingga 137% atau 1,37 kali yang artinya setiap

Rp.1,00 hutang lancar dijamin sebesar Rp. 1,37 aktiva lancar. Berdasarkan

perhitungan diatas menunjukan kemampuan PT. H.M Sampoerna Tbk

dalam memenuhi kewajibannya sangat baik.

Cash Ratio

Rasio ini merupakan seberapa besar uang kasatau setara kas yang

terrsedia untuk membayar hutang (Hery,2015:185).


57

Berikut perhitungan Cash Ratio PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.3. Perhitungan Cash Ratio Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Kas dan setara Kas Hutang Lancar
Tahun Cash Ratio
(Rp) (Rp)
2016
2017
2018
2019
2020
Rata-rata 1,22
sumber. www.idx.co.id

Berdasarkan tabel 4.3 perhitungan cash ratio PT. H.M Sampoerna,

Tbk. tahun 2016-2020, Jika dilihat dari cash rationya, PT. H.M

Sampoerna, Tbk. sangat baik dalam melunasi hutang. Berdasarkan

perhitungan cash ratio pada tahun 2016 belum bisa melunasi hutang lancar

dengan kas dan setara kas yang disebabkan karena meningkatnya jumlah

hutang lancar. Jika dilihat dari rata rata keseluruhan PT. H.M Sampoerna
58

Tbk. sangat baik dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan kas dan

setara kas. Semakin besar nilai rasio kas maka semakin mudah perusahaan

rasio ini menjelaskan bahwa aktiva lancar yang digunakan untuk

memenuhi kewajiban lancar adalah kas (Kashmir, 2008:141). Pada tahun

2017 sampai tahun 2019 sangat baik dalam memenuhi kewajiban

lancarnya dengan kas dan setara kas, pada tahun 2020 mengalami

penurunan yaitu 0,94 kali yang artinya setiap Rp.1,00 kewajiban lancar

akan dijamin Rp. 0,94 oleh kas. Angka cash ratio mempunyai nilai nilai

Rp1,00 atau 100% yang artinya setiap hutang bisa dilunasi apabila kas

mampu menutupi hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk sejauh mana

aktiva perusahaan dibayaioleh hutang (Kashmir, 2008:151).

Debt to Asset Ratio

Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandinganantara total hutang dengan total aktiva (Kashmir, 2008:156)


59

Berikut perhitungan Debt to Total Assets Ratio PT. Hanjaya

Mandala Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.4. Perhitungan DAR Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Total hutang Total Aktiva DAR
Tahun
(Rp) (Rp)
2016

2017

2018

2019

2020

Rata-rata 0,26
sumber: www.idx.co.id.

Berdasarkan tabel 4.5 debt ratio PT. H.M Sampoerna,Tbk. tahun

2016- 2020 menggambarkan PT. H.M Sampoerna,Tbk. berada dalam

kondisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio hutang terhadap total

aktiva pada tahun 2016 sebesar 20%, pada tahun 2017 sebesar 21%, pada

tahun 2018 24%, pada tahun 2019 30% dan pada tahun 2020 39%.

Berdasarkan persentase diatas menunjukan bahwa rata-rata total hutang

perusahaan selama lima tahun terakhir adalah 27% dari total aktiva. Rasio

utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan


60

kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan

(Kashmir, 2008:156).

Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya proporsi utang terhadap modal (Hery, 2015:198)

Berikut perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.5. Perhitungan DER Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Total hutang Ekuitas
Tahun DER
(Rp) (Rp)
2016
2017
2018
2019
2020
Rata-rata 0,37
sumber: www.idx.co.id.
61

Berdasarkan tabel 4.6 debt to equity ratio PT. H.M

Sampoerna,Tbk. tahun 2016-2021 Jika dilihat dari debt to equity ratio,

secara umum PT. H.M Sampoerna,Tbk. juga berada dalam posisi yang

baik. Pada tahun 2016 angka debt to equity sebesar 24%, pada tahun 2017

26%, apad tahun 2018 32%, pada tahun 2019 43% dan pada tahun 2020

64%. Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan

adalah sekitar 100%, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah

Ekuitas.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

aktivitas normal bisnisnya. (Hery: 2016:192)

Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang

menunjukan seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan

laba bersih (Hery, 2015:228)


62

Berikut perhitungan Return on Asset PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.6. Perhitungan ROA Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Laba Bersih Total Aktiva
Tahun ROA
(Rp) (Rp)

2016

2017

2018

2019

2020
26,53%
Rata-rata
sumber: www.idx.go.id.

Berdasarkan tabel 4.6 return on Asset PT. H.M Sampoerna, Tbk.

Tahun 2016-2020 diketahui bahwa PT. H.M Sampoerna, Tbk. mampu

menghasilkan nilai ROA sebesar 30,02% pada tahun 2016 yang kemuidan

terjadi penurunan pada tahun 2017 sebesar -2% dari tahun 2016 dan 2018

hingga tahun 2020 juga terus mengalami penurunan yan cukup signifikan

yaitu pada tahun 2018 -1% dari tahun 2017 pada tahun 2019 -8% dari

tahun 2018 dan pada tahun 2020 -56% dari tahun sebelumya.
63

Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) Rasio ini ini untuk mengukur kemampuan

perusahaan menghaslkan laba berdasarkan modal saham tertentu (Hanafi

dan Halim, 2016:82)

Berikut perhitungan Return on Equity PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.7. Perhitungan ROE Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Laba Bersih Ekuitas
Tahun ROE
(Rp) (Rp)
2016
2017
2018
2019
2020
Rata-rata 35,92%
sumber: www.idx.go.id.
64

Berdasarkan tabel 4.7 return on equity PT. H.M Sampoerna, Tbk.

Tahun 2016-2020 Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih

dengan modal yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan tabel return on

equity pada tahun 2016 menggambarkan bahwa tingkat pengembalian

investasi yang diperoleh sebesar 37,34% kemudian, tahun 2017

mengalami penurunan sebesar 37,14%, pada tahun 2018 mengalami

peningkatan sebesar 38,28%, pada tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 38,45% , pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 28,37%.

4. Rasio Aktivitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimiliki (Kashmir, 2015:172).

Total Assets Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur

berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva

(Kashmir, 2008:185).
65

Berikut perhitungan Total Asset Turnover PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.

Tabel 4.8. Perhitungan TAT Tahun 2016-2020 (dalam rupiah)


Penjualan Bersih Total Aktiva
Tahun TATO
(Rp) (Rp)
2016 95,466,657
2017 99,091,484
2018 106,741,891
2019 106,055,176
2020 92,425,210
Rata-rata 2,15
sumber: www.idx.go.id.

Berdasarkan tabel 5.7 total asset turnover PT. H.M

Sampoerna,Tbk. tahun 2016-2020 cenderung fluktuatif. selama lima tahun

terakhir rata-rata total asset turnover sebesar 2,15 kali yang artinya setiap

Rp.1,00 total aset ikut berkontribusi menciptakan Rp.2,15 penjualan

(Kashmir, 2008:186). Aktiva dapat lebih cepat berputar dan menghasilkan

laba dan menunjukan efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan penjualan sehingga dapat membatasi pembelian aktiva baru

yang dapat mengurangi modal, yang berarti perusahaan memiliki total aset

yang cukup dimana total aset yang ada sudah dimanfaatkan secara

maksimal untuk menciptakan penjualan. Dalam hal ini penting bagi

perusahaan meningkatkan penjualan atau mengurangi sebagian aset yang


66

kurang produktif yang berarti perusahaan perusahaan memiliki kelebihan

total aset, dimana total aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal

dalam mencapai penjualan (Kashmir, 2008:185).

Investory Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanamkan dalam sediaan selama satu periode (Kashmir,

2008:180).

Berikut perhitungan Investory Turnover PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.Tahun2016 - 2020.


67

Tabel 4.9. Perhitungan Investory Turnover Tahun 2016-2020.

Penjualan Bersih Persediaan ITO


Tahun
(Rp) (Rp)
2016 95,466,657 19,442,023

2017 99,091,484 18,023,238

2018 106,741,891

2019 106,055,176

2020 92,425,210

Rata-rata 5,80
sumber: www.idx.go.id.

Berdasarkan tabel 5.10 inventory turnover PT. H.M Sampoerna,

Tbk. Tahun 2016-2020 menggambarkan efektifitas perusahaan ditahun

2016 sampai 2020 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2016 angka perputaran

persediaan sebesar 491 kali pada tahun 2017 angka perputaran persediaan

sebesar 549 kali, pada tahun 2018 sebesar 703 kali, pada tahun 2019

sebesar 647 kali dan pada tahun 2020 510 kali. Apabila rasio ini yang

diperoleh tinggi, ini menggambarkan perusahaan bekerja secara efisien

persediaan semakin baik , bila rasio ini rendah berarti perusahaan bekerja

secara tidak efisien atau tidak peroduktif dan banyak barang sediaan yang

menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat

pengembalian rendah.
68

C. PEMBAHASAN

1. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio

adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan

yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio

keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antara perkiraan

laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan. Dari data keuangan yang telah dianalisis penulis

menggunakan rasio keuangan untuk mengendalikan kinerja keuangan

perusahaan. Sehingga dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang

tepat tentang apa yang harus dilakukan kedepannya. Perencanaan kedepan

dengan menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah

sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi

kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini. Analisis rasio keuangan dapat

dilakukan menggunakan rasio berikut ini.

1) Analisis Rasio Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan pada PT. H.M.

Sampoerna,Tbk.

a. Analisis Current Ratio (CR)

Current Ratio adalah ukuran yang umum digunakan atas solvesi

jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang

ketika jatuh tempo. Berikut adalah pertumbuhan current ratio pada PT.

H.M. Sampoerna,Tbk. yang dijelaskan pada diagram di bawah ini :


69

Gambar 4.1 Grafik Perhitungan Current Ratio


Current Ratio
Rp45.000.000

Rp40.000.000

Rp35.000.000

Rp30.000.000

Rp25.000.000

Rp20.000.000

Rp15.000.000

Rp10.000.000

Rp5.000.000

Rp-
2016 2017 2018 2019 2020 rata-rata
Aktiva Lancar (Rp) Rp33.647.496 Rp34.180.353 Rp37.831.483 Rp41.697.015 Rp41.091.638
Hutang Lancar (Rp) Rp6.428.478 Rp6.482.969 Rp8.793.999 Rp12.727.676 Rp16.743.834
CR 5,23 5,27 4,3 3,27 2,45 4,1

Berdasarkan grafik perhitungan current ratio PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk. dilihat dari sisi rasio lancarnya, secara umum dari tahun

2016 sampai 2020 perusahaan ini berada dalam posisi yang baik. yang

mana dari tahun 2016 sampai 2017 aktiva lancarnya naik 2%, pada tahun

2017 sampai 2018 naik 11%, pada tahun 2018 sampai 2019 naik 10% dan

pada tahun 2019 sampai 2020 −0,1%. Jika dilihat dari persentase current

ratio pada tahun 2016 yaitu 523% hal ini karena akiva lancar cukup besar

jika dibandingkan dengan hutang lancar yang artinya setiap Rp. 1,00

hutang lancar dijamin dengan Rp. 5,23 aktiva lancar, pada tahun 2017

sebesar 527% atau 5,27 kali, hal ini dikarenakan pertumbuhan hutang

lancar hanya 1% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018 yaitu 430% atau

4,30 kali, walaupun pada tahun 2018 aktiva lancar meningkat cukup besar

yaitu 11% dari tahun sebelumnya namun hutang lancar juga ikut

meningkat diangka 26% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2019 yaitu
70

328% atau 3,27 kali, terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan

hutang lancar naik 31% dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2020 yaitu

245% atau 2,45 kali hal ini karena Penjualan bersih Perseroan pada tahun

2020 menurun 12,9% menjadi Rp92,4 triliun dibandingkan periode yang

sama tahun 2019. Berdasarkan persentase Current ratio menggambarkan

bahwa posisi kinerja keuangan perusahan berada pada kondisi likuid karena

nilai aktiva lancar sebagai jaminan atas hutang lancarnya lebih besar,

standar rasio lancar yang baik dalam perusahaan berkisar pada angka 2:1

atau 200% besaran rasio ini sering dianggap sebagai ukuran yang baik atau

memuaskan bagi tingkat likuiditas perusahaan. Artinya, dengan hasil

perhitungan rasio sebesar itu, perusahaan sudah dikatakan baik dalam

perlunasan hutang (Hery, 2015:179).

b. Analisis Quick Ratio

Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva yang lebih likuid.

Gambar 4.2 Grafik Perhitungan Quick Ratio

Quick Ratio
Rp45.000.000
Rp40.000.000
Rp35.000.000
Rp30.000.000
Rp25.000.000
Rp20.000.000
Rp15.000.000
Rp10.000.000
Rp5.000.000
Rp-
2016 2017 2018 2019 2020
Aktiva Rp33.647.496 Rp34.180.353 Rp37.831.483 Rp41.697.015 Rp41.091.638
Persediaan Rp19.442.023 Rp18.023.238 Rp15.183.197 Rp16.397.231 Rp18.093.707
Hutang L Rp6.428.478 Rp6.482.969 Rp8.793.999 Rp12.727.676 Rp16.743.834
QR 2,2 2,49 2,57 1,98 1,37
71

Berdasarkan grafik 4.2 perhitungan quick ratio PT. H.M.

Sampoerna,Tbk. tahun 2016-2020 menggambarkan kemampuan

perusahaan membayar hutang dengan menggunakan aktiva tanpa

memperhitungkan nilai persediaan berada dalam posisi yang baik. Pada

tahun 2016 sebesar 2,20 kali artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin

sebesar Rp.2,20 aktiva lancar. Pada tahun 2017 quick rationya mengalami

peningkatan sebesar 2,43 kali artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dapat

dijamin sebesar Rp. 2,43 aktiva lancar, pada tahun 2018 meningkat sebesar

2,57 kali artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin sebesar Rp. 2,57

aktiva lancar, pada tahun 2019 mengalami penurunan namun masih dalam

kondisi yang baik yaitu aktiva lancar tanpa persediaan berkisar 198% atau

1,98 kali yang artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin sebesar Rp.

1,98 aktiva lancar, pada tahun 2020 juga mengalami penurunan hingga

137% atau 1,37 kali yang artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin

sebesar Rp. 1,37 aktiva lancar. Berdasarkan perhitungan diatas

menunjukan kemampuan PT. H.M Sampoerna Tbk dalam memenuhi

kewajibannya sangat baik dengan rata-rata 2,12.

c. Analisis Cash Ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam menggunakan aktiva lancarnya tanpa persediaan

untuk membayar hutang jangka pendeknya.


72

Gambar 4.3 Grafik Perhitungan Cash Ratio

Cash Ratio
Rp20.000.000
Rp18.000.000
Rp16.000.000
Rp14.000.000
Rp12.000.000
Rp10.000.000
Rp8.000.000
Rp6.000.000
Rp4.000.000
Rp2.000.000
Rp-
2016 2017 2018 2019 2020
Kas dan setara Kas (Rp) Rp5.056.183 Rp7.501.737 Rp15.516.439 Rp18.820.695 Rp15.804.309
Hutang Lancar (Rp) Rp6.428.478 Rp6.482.969 Rp8.793.999 Rp12.727.676 Rp16.743.834
Cash Ratio 0,78 1,15 1,76 1,47 0,94

Berdasarkan perhitungan cash ratio PT. H.M Sampoerna, Tbk.

tahun 2016-2020, Jika dilihat dari cash rationya, PT. H.M Sampoerna,

Tbk. sangat baik dalam melunasi hutang. Berdasarkan perhitungan cash

ratio pada tahun 2016 belum bisa melunasi hutang lancar dengan kas dan

setara kas yang disebabkan karena meningkatnya jumlah hutang lancar.

Jika dilihat dari rata rata keseluruhan PT. H.M Sampoerna Tbk. sangat baik

dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan kas dan setara kas. Semakin

besar nilai rasio kas maka semakin mudah perusahaan rasio ini

menjelaskan bahwa aktiva lancar yang digunakan untuk memenuhi

kewajiban lancar adalah kas (Kashmir, 2008:141). Pada tahun 2017

sampai tahun 2019 sangat baik dalam memenuhi kewajiban lancarnya

dengan kas dan setara kas, pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu

0,94 kali yang artinya setiap Rp.1,00 kewajiban lancar akan dijamin Rp.

0,94 oleh kas. Angka cash ratio mempunyai nilai nilai Rp1,00 atau 100%

yang artinya setiap hutang bisa dilunasi apabila kas mampu menutupi
73

hutang lancar. Kondisi keuangan PT. H.M Sampoerna Tbk. dilihat dari

Cash Ratio dapat dikatakan baik karena mampu menutupi hutang lancar

dengan kas yang dimiliki perusahaan (Sutrisno, 2012).

2) Analisis Rasio Solvabilitas terhadap Kinerja Keuangan pada PT. H.M.

Sampoerna,Tbk.

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk sejauh mana

aktiva perusahaan dibayaioleh hutang (Kashmir, 2008:151).

a. Analisis Debt to Assets Ratio

Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri,

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Gambar 4.4 Grafik Perhitungan Debt to Assets Ratio

DAR
60.000.000
50.000.000
40.000.000
30.000.000
20.000.000
10.000.000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Total Hutang 8.333.263 9.028.078 11.244.167 15.233.076 19.432.604
Total Aktiva 42.508.277 43.141.063 46.602.420 50.902.806 49.674.030
DAR 20% 21% 24% 30% 39%

Berdasarkan perhitungan debt ratio PT. H.M Sampoerna,Tbk.

tahun 2016- 2020 menggambarkan PT. H.M Sampoerna,Tbk. berada

dalam kondisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio hutang terhadap
74

total aktiva pada tahun 2016 sebesar 20%, pada tahun 2017 sebesar 21%,

pada tahun 2018 24%, pada tahun 2019 30% dan pada tahun 2020 39%.

Berdasarkan persentase diatas menunjukan bahwa rata-rata total hutang

perusahaan selama lima tahun terakhir adalah 27% dari total aktiva. Rasio

utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan

kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan

(Kashmir, 2008:156).

b. Analisis Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancer dan hutang

jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukan

beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

Gambar 4.5 Grafik Debt to Equity Ratio

DER
Rp40.000.000
Rp35.000.000
Rp30.000.000
Rp25.000.000
Rp20.000.000
Rp15.000.000
Rp10.000.000
Rp5.000.000
Rp-
2016 2017 2018 2019 2020
Total hutang Rp8.333.263 Rp9.028.078 Rp11.244.167 Rp15.233.076 Rp19.432.604
Ekuitas Rp34.175.014 Rp34.112.985 Rp35.358.253 Rp35.679.730 Rp30.241.426
DER 24% 26% 32% 43% 64%

Berdasarkan tabel 4.6 debt to equity ratio PT. H.M

Sampoerna,Tbk. tahun 2016-2021 Jika dilihat dari debt to equity ratio,

secara umum PT. H.M Sampoerna,Tbk. juga berada dalam posisi yang

baik. Pada tahun 2016 angka debt to equity sebesar 24%, pada tahun 2017
75

26%, pada tahun 2018 32%, pada tahun 2019 43% dan pada tahun 2020

64%. Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan

adalah sekitar 100%, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah

Ekuitas. Berdasarkan persentase a debt to equity ratio diatas akan lebih

aman bagi kreditor apabila memberikan pinjaman kepada debitur yang

memiliki tingkat debt to equity ratio yang rendah karena hal ini berarti

bahwa akan semakin besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan

sebagai jaminan utang (Hery, 2015:198).

3) Analisis Rasio Profitabilitas terhadap Kinerja Keuangan pada PT. H.M.

Sampoerna,Tbk.

a. Analisis Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh

aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efesiensi pada dana yang

digunakan dalam perusahaan

Gambar 4.6 Grafik Return On Assets

ROA
Rp60.000.000

Rp50.000.000

Rp40.000.000

Rp30.000.000

Rp20.000.000

Rp10.000.000

Rp-
2016 2017 2018 2019 2020
Laba Bersih Rp12.762.229 Rp12.670.534 Rp13.538.418 Rp13.721.513 Rp8.581.378
Total Aktiva Rp42.508.277 Rp43.141.063 Rp46.602.420 Rp50.902.806 Rp49.674.030
ROA 30,02% 29,37% 29,05% 26,95% 17,27%
76

Berdasarkan perhitungan return on Asset PT. H.M Sampoerna,

Tbk. Tahun 2016-2020 diketahui bahwa PT. H.M Sampoerna, Tbk.

mampu menghasilkan nilai ROA sebesar 30,02% pada tahun 2016 yang

kemuidan terjadi penurunan pada tahun 2017 sebesar -2% dari tahun 2016

dan 2018 hingga tahun 2020 juga terus mengalami penurunan yan cukup

signifikan yaitu pada tahun 2018 -1% dari tahun 2017 pada tahun 2019 -

8% dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 -56% dari tahun sebelumya.

b. Analisis Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh

modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan

pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani.

Gambar 4.7 Grafik Return on Equity

ROE
Rp40.000.000
Rp35.000.000
Rp30.000.000
Rp25.000.000
Rp20.000.000
Rp15.000.000
Rp10.000.000
Rp5.000.000
Rp-
2016 2017 2018 2019 2020
Laba Bersih Rp12.762.229 Rp12.670.534 Rp13.538.418 Rp13.721.513 Rp8.581.378
Ekuitas Rp34.175.014 Rp34.112.985 Rp35.358.253 Rp35.679.730 Rp30.241.426
ROE 37,34% 37,14% 38,28% 38,45% 28,37%

Berdasarkan perhitungan return on equity PT. H.M Sampoerna,

Tbk. Tahun 2016-2020 Rasio ini merupakan perbandingan antara laba

bersih dengan modal yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan tabel return


77

on equity pada tahun 2016 menggambarkan bahwa tingkat pengembalian

investasi yang diperoleh sebesar 37,34% kemudian, tahun 2017

mengalami penurunan sebesar 37,14% artinya pengembalian investasi

menurun -1%, pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 38,28%

artinya pengembaian investasi meningkat 3% dan menggambarkan

kemampuan manajemen untuk memperoleh pengembalian modal seiring

dengan meningkatnya pengembalian investasi (Kashmir, 2008:205) yang

disebabkan jumlah ekuitas yang dapat diartibusikan kepada pemilik entitas

induk dan meningkatnya laba usaha. Pada tahun 2019 mengalami

peningkatan sebesar 38,45% artinya pengembalian investasi meningkat

0,4%, namun pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 28,37%

artinya pengembalian investasi menurun -36% dari tahun sebelumnya hal

ini disebabkan menurunnya jumlah ekuitas yang dapat diartibusikan kepada

pemilik entitas induk yang artinyabahwa setiap Rp.1,00 modal yang disetor

pemegang saham memberikan tingkat pengembalian sebesar Rp.0,28 dari

modal yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar

Rp.0,28 disebabkan pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam

ekuitas.

4) Analisis Rasio Aktivitas terhadap Kinerja Keuangan pada PT. H.M.

Sampoerna,Tbk.

Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimiliki (Kashmir, 2015:172).


78

a. Analisis Total Asset Turnover

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

Gambar 4.8. Grafik Total Asset Turnover

TAT
Rp120.000.000

Rp100.000.000

Rp80.000.000

Rp60.000.000

Rp40.000.000

Rp20.000.000

Rp- 2016 2017 2018 2019 2020


Penjualan Bersih Rp95.466.657 Rp99.091.484 Rp106.741.891 Rp106.055.176 Rp92.425.210
Total Aktiva Rp42.508.277 Rp43.141.063 Rp46.602.420 Rp50.902.806 Rp49.674.030
TATO 4,24 2,29 2,29 2,08 1,86

Berdasarkan perhitungan total asset turnover PT. H.M

Sampoerna,Tbk. tahun 2016-2020 cenderung fluktuatif. selama lima tahun

terakhir rata-rata total asset turnover sebesar 2,15 kali yang artinya setiap

Rp.1,00 total aset ikut berkontribusi menciptakan Rp.2,15 penjualan

(Kashmir, 2008:186). Aktiva dapat lebih cepat berputar dan menghasilkan

laba dan menunjukan efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan penjualan sehingga dapat membatasi pembelian aktiva baru

yang dapat mengurangi modal, yang berarti perusahaan memiliki total aset

yang cukup dimana total aset yang ada sudah dimanfaatkan secara
79

maksimal untuk menciptakan penjualan. Dalam hal ini penting bagi

perusahaan meningkatkan penjualan atau mengurangi sebagian aset yang

kurang produktif yang berarti perusahaan perusahaan memiliki kelebihan

total aset, dimana total aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal

dalam mencapai penjualan (Kashmir, 2008:185).

b. Analisis Inventory Turnover

Investory Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (Investory) ini

berputar dalam suatu periode.

Gambar 4.9. Grafik Investory Turnover

ITO
Rp120.000.000

Rp100.000.000

Rp80.000.000

Rp60.000.000

Rp40.000.000

Rp20.000.000

Rp- 2016 2017 2018 2019 2020


Penjualan Bersih Rp95.466.657 Rp99.091.484 Rp106.741.891 Rp106.055.176 Rp92.425.210
Persediaan Rp19.442.023 Rp18.023.238 Rp15.183.197 Rp16.376.231 Rp18.093.707
ITO 491,0 549,8 703,0 647,6 510,8

Berdasarkan tabel 5.10 inventory turnover PT. H.M Sampoerna,

Tbk. Tahun 2016-2020 menggambarkan efektifitas perusahaan ditahun

2016 sampai 2020 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2016 angka perputaran

persediaan sebesar 4,91 sedangkan days sales of inventory (DSI) sebesar 74,33
80

hari, pada tahun 2017 angka perputaran persediaan sebesar 5,49, pada

tahun 2018 sebesar 7,03 pada tahun 2019 sebesar 6,47 dan pada tahun

2020 5,10. Apabila rasio ini yang diperoleh tinggi, ini menggambarkan

perusahaan bekerja secara efisien persediaan semakin baik , bila rasio ini

rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak peroduktif

dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan

investasi dalam tingkat pengembalian rendah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas PT. H.M Sampoerna,Tbk. menggunakan pengukuran

current ratio, quick ratio, dan Cash Ratio bahwa keadaan perusahaan

berada dalam posisi baik karena di atas rata-rata industri sehingga

perusahaan sangat baik dalam melunasi hutang jangka pendek dengan

aktiva lancar maupun aktiva lancar tanpa persediaan yang segera jatuh

tempo. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan sangat baik.

2. Rasio Solvabilitas PT. H.M Sampoerna,Tbk menggunakan pengukuran

debt to asset ratio dan debt to equity ratio sangat solvable artinya mampu

menutup semua utang jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Rasio Profitabilitas PT. H.M Sampoerna,Tbk menggunakan pengukuran

return on equity dan return on asset, bahwa keadaan perusahaan baik

karena berada di atas rata-rata industri sehingga posisi modal pemilik

semakin kuat dan manajemen perusahaan efektif dalam mengelolah

keuangannya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik.

4. Rasio Aktivas PT. H.M Sampoerna,Tbk menggunakan pengukuran

inventory turnover dan total asset turn over, bahwa keadaan perusahaan

baik karena berada diatas rata-rata industri sehingga perusahaan mampu

81
82

memaksimalkan kapasitas aktiva yang dimiliki. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang diberikan penulis

yang diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan adalah sebagai berikut:

1. PT.H.M Sampoerna,Tbk. harus lebih meningkatkan lagi aktiva lancarnya

dengan menambah modal kerja yang bukan bersumber dari utang.

2. PT.H.M Sampoerna,Tbk hendaknya memperkecil utang dengan cara

menambah modal saham atau meningkatkan margin laba perusahaan.

3. PT.H.M Sampoerna,Tbk sebaiknya memperbesar lagi keuntungannya

dengan cara meningkatkan margin laba terhadap aktiva dan modal

perusahaan agar semakin efektif lagi perusahaan dalam mengelolah

keuangannya.

4. PT.H.M Sampoerna,Tbk diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau

mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.


83

DAFTAR PUSTAKA

Afriyeni, E. (2016). Penilaian Analisis Kinerja Dengan Menggunakan Analisis


Rasio.Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 3 No 2.
Agus Muqorobin dan Moech. Nasir, 2009. “Penerapan Rasio Keuangan Sebagai
Alat Ukur Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
MuhammadiyahSurakarta.

Darsono. (2017). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan Edisi Pertama.


Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Hamidu, N. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Perbankan di BEI. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 711-
721.
Harahap, S, (2017). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.idx.co.id/idid/beranda/anggotabursaamppartisipan/laporankeuanganan
ggotabursa.aspx diakses pada tanggal 28 April 2021
http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub

sektormakanan-minuman/ diakses pada tanggal 28 April 2021

Kamaludin & Indriani, R. (2017). Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan


Penerapannya” Edisi Revisi, Penerbit CV. Mandar, Bandung. Kasmir.
2016.
Kasmir (2017), Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-3, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Mamduh M. dan Halim, (2017), “Analisis Laporan Keuangan”,
AMPYKPN,Yogyakarta.
84

Muizudin dan Sri. (2018). Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai
Kinerja Keuangan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen vol.4 no.9.
Paulin, Yolan 2009. “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Kasus di Perusahaan PDAM Kabupaten
Kupang)” . Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

Rahman, A. (2016). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja


Perusahaan Pembiayaan Yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia.Kindai vol.9 no.1.
Recly & Triyonowati, (2016). Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilain Kinerja
Keuangan Pada PT. H.M Sampoerna Tbk, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen vol.5
no.7.
Ribo, Agustinus 2013. “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan Peusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Studi Kasus di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.)”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hassanuddin
Makassar.
Sawir, A. (2017). Analisa kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wild, J. & F. Robert, (2017). Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Edisi
Kedelapan, Ahli Bahasa Oleh Yanivi S. Bachtiar Dan S. Nurwahyuni
Harahap, Salemba Empat, Jakarta.
LAMPIRAN 1
DATA KEUANGAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, TBK.

85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
la;;;;;;;;; ;;;;;; ;;;;;;; ;;;;;; ;lllala

LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN PENELITIAN

98
99
LAMPIRAN IV
BIODATA PENULIS

100
Florida M. Aden, Lahir di
Welu Kab. Manggarai pada tanggal
29 September 1995, anak kedua dari
pasangan Rofinus Dasul dan
Vinsensia Delima. Penulis mulai
memasuki jenjang sekolah dasar
pada tahun 2002 di SDK Welu dan
tamat pada tahun ajaran 2007/2008.

Pada tahun yang sama penulis


melanjutkan pendidikan ke SMP N 7
Cibal Wudi dan tamat pada tahun
ajaran 2010/2011.

Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMAN 1


Cibal, jurusan IPS dan selesai pada tahun ajaran 2013/2014. Setelah Lulus SMA
Penulis lansung masuk dunia kerja dan Pada tahun 2017 Penulis baru melanjutkan
ke Jenjang pendidikan tinggi Di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lembaga-
Pendidikan Indonesia Makassar (STIM-LPI) Makassar. Di (STIM-LPI) Makassar
Penulis hanya menimbah Ilmu Selama satu Tahun kemudian Transfer/ pindah Ke
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Indonesia ( STIE-PI) Makassar
dengan program studi Manajemen (S1).

101

Anda mungkin juga menyukai