DISUSUN OLEH :
NIM : 17 -110-071
MAKASSAR 2020
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur patut kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat perlindunganNya sehingga kita semua masih bisa menikmati
hikmat kesehatan. Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya terutama
ditengah wabah covid-19 ini. Dan karena atas berkat dan hidayahNya pulalah
sehingga kami bisa menyelesaikan tugasProposal skripsi ini dengan judul”
Praktek penyiaran Tv Berjaringan antara Kompas Tv dan Tv Borobudur
tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah metode
penelitian selain itu, penulis juga sangat berharap agar kiranya proposal skripsi
ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna. Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan, semoga proposal ini dapat berguna baik bagi penyusun
maupun bagi para pembaca.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Media yang berada dalam satu kepemilikan memiliki
kecenderungan untuk memunculkan berita yang terkait dengan pemilik
media dengan citra yang bagus. Namun, ketika pemilik diterpa isu atau
berita yang tidak baik, media ini akan kesulitan untuk memunculkan fakta
tersebut. Sebagai contoh, TV One yang pada setiap pemberitaannya tidak
pernah menggunakan kata “lumpur lapindo” melainkan “lumpur sidoarjo”.
Mengapa demikian? Karena PT. Lapindo dan TV One merupakan
perusahaan yang berada dalam satu kepemilikan Bakrie Grup. Oleh sebab
itu, untuk meminimalkan pandangan negatif masyarakat terhadap kasus
tersebut yang dikhawatirkan akan mengancam eksistensi TV One, maka
TV One memilih tidak menggunakan kata “lumpur lapindo”. Padahal
dalam kasus ini, ada kepentingan publik yang harus dilindungi.
4
dapat membuat media layaknya produk lain. Market model approach atau
model pendekatan pasar muncul karena adanya pertumbuhan tren di struktur
industri media. Tren yang berlaku pada industri media akhir-akhir ini adalah
pertumbuhan (growth), integrasi (integration), globalisasi, dan pemusatan
kepemilikan (concentration of ownership), dimana tren tersebut saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Fenomena
pendekatan pasar pada media swasta nasional terjadi antara Kompas TV dan
TV Borobudur. Tepatnya pada tahun 2010, Kompas TV resmi mengakuisisi
TV Borobudur. Kasus Kompas TV dan TV Borobudur inilah yang disebut
tren media sekarang yaitu melakukan akuisisi. Hal ini lazim dilakukan oleh
media-media besar. Korporasi media besar cenderung untuk menggunakan
strategi ini untuk mencapai tiga tujuan utamanya, yaitu memaksimalkan
profit, mengurangi biaya, dan mengurangi risiko.
5
Berdasarkan beberapa sumber yang peneliti temukan, masyarakat seolah
tidak ingin bergantung pada informasi yang datangnya dari pusat saja,
karena informasi pusat banyak yang tidak memiliki relevansi dengan
kondisi dan kepentingan masyarakat lokal. Bukan hanya sistem penyiaran
yang tersentralisasi tetapi juga bidang-bidang lain yang hanya berpusat di
Jakarta saja, padahal lokal pun juga memiliki potensi yang bisa
dikembangkan.
Sumber : www.agbnielsen.net
6
Semangat televisi lokal untuk muncul dilatarbelakangi dengan
keinginan untuk meninggalkan ketergantungan informasi terhadap
sentralisasi informasi dari pusat, serta daerah diberikan otoritas untuk
melakukan praktek penyiaran. Tetapi dengan adanya konglomerasi, tujuan
televisi lokal dikhawatirkan akan hanya menjadi wacana saja dan yang
terlihat adalah kontrol informasi dari pusat. Padahal, tv lokal
dimungkinkan bisa menjadi alat untuk menjaga identitas budaya lokal.
Selain itu, keberadaan
Hal ini dialami oleh salah satu stasiun tv lokal di Semarang yaitu
TV Borobudur. Berdasarkan riset awal yang penulis lakukan pada 11
Oktober 2016 dengan Agus Sutiyono selaku pimpinan unit kerja Kompas
TV Jateng, ini menunjukkan bahwa tv lokal mengalami kondisi yang tidak
menentu. Kondisi tidak menentu ini dijelaskan oleh Agus adalah kondisi
dimana TV Borobudur sulit untuk berkembang ketika tidak berjaringan
dengan tv swasta nasional. Sulit berkembang yang dimaksud salah satunya
terkait dengan biaya produksi program. Karena alasan tersebut kemudian
TV Borobudur memutuskan untuk bergabung dengan Kompas TV. TV
Borobudur resmi bergabung dengan Kompas TV sejak 2010. Setelah TV
Borobudur ini bergabung dengan Kompas TV, muncul banyak perubahan.
Perubahan tersebut diantaranya terletak pada konten, porsi siaran,
manajemen kerja, dll.
7
B. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kajian studi ilmu
komunikasi dan memberikan sudut pandang yang baru.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan,
serta sebagai referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan
penelitian dengan tema maupun metode yang sama.
8
Ada dua tipe konglomerasi, yaitu konglomerasi media dan
konglomerasi umum atau non-media. Konglomerasi media adalah bisnis
konglomerasi yang memfokuskan mayoritas penguasaan bisnisnya pada
industri media. Sedangkan konglomerasi umum atau non-media memiliki
fondasi bisnis pada industri non-media. Lorimer dan Scannell juga
menunjukkan tren yang berlangsung dengan kuat saat ini pada
kepemilikan perusahaan media adalah terjadinya pembelian perusahaan
kecil yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar (Lorimer, 1994:
86).
Jika merujuk pada Croteau (2001: 15-17) maka dapat dikatakan bahwa
dalam market model approach atau pendekatan model pasar, media
merupakan alat pemenuhan kebutuhan masyarakat yang didasarkan atas
hukum permintaan dan penawaran. Masyarakat dalam hal ini merupakan
target konsumen, karena media dianggap sebagai sebuah barang atau jasa.
Model ini berpendapat bahwa sebuah perusahaan dalam mengejar
keuntungan akan selalu bertabrakan dengan kebutuhan masyarakat.
Karena motif utama sebuah perusahaan adalah mencari keuntungan
sebasar-besarnya.
Selain itu David Croteau juga menjabarkan manfaat pasar yang dalam hal
ini erat kaitannya dengan perusahaan media.
9
c. Pasar mendorong fleksibilitas
Tidak hanya perusahaan berbasis ekonomi yang menanggapi
apa yang konsumen inginkan atau tidak, tetapi juga tidak
adanya perencanaan dan kontrol memungkinkan mereka untuk
beradaptasi dengan cepat terhadap permintaan baru. Oleh
karena itu, perusahaan yang beroperasi di pasar berbasis
ekonomi harus fleksibel dalam cara mereka mengatur dana
yang mereka hasilkan sehingga mereka dapat menanggapi
kondisi pasar yang baru. Sekali lagi, kompetisi sangat penting
dalam hal ini karena respon yang fleksibel diperlukan hanya
jika ada pesaing untuk menyingkirkan pelanggan dari
produsen yang tidak merespon dengan baik.
d. Pasar mendorong inovasi
Dalam pasar berbasis ekonomi, banyak produsen yang berbeda
bereksperimen dengan produk dan layanan yang baru.
Keuntungan besar mendorong inovasi perusahaan untuk
mengembangkan produk baru yang akan berada dalam pangsa
pasar yang lebih besar. Kurangnya kompetisi cenderung
mencegah inovasi. Dalam industri media, kurangnya kompetisi
dapat menyebabkan keengganan mengambil risiko dalam
produksi proyek baru yang inovatif. Akibatnya, pilihan bagi
konsumen lebih sedikit. Rendahnya keragaman dan inovasi
mungkin memiliki dampak negatif pada vitalitas budaya
masyarakat dan dapat merusak “ide pasar” yang begitu
fundamental untuk masyarakat demokratis.
e. Pasar dapat membuat media layaknya produk lain
Semua fitur dari pasar yang dijelaskan di atas berlaku untuk
media. Para advokat market model berpendapat bahwa seperti
produsen produk lain, media industri akan menanggapi
permintaan konsumen, pengembangan produk baru yang
inovatif, dan tetap fleksibel dan efisien. Dengan
memperlakukan produk media seperti produk lain, konsumen
dapat menikmati manfaat dari dinamika pasar (Croteau, 2001 :
13-19).
10
yang sehat. Sebaliknya, kriteria kepentingan umum lainnya, seperti
keragaman dan hal lain digunakan dalam model ruang publik untuk
menilai kinerja media. Dari perspektif ini, pemerintah memainkan peran
yang berguna dan diperlukan dalam memastikan bahwa media memenuhi
kebutuhan warga, bukan hanya konsumen.
11
Perluasan konsentrasi dan konglomerasi merupakan kondisi media dewasa
ini. Konglomerasi telah masuk dalam ranah penyiaran Indonesia, dimana
media cenderung dikendalikan oleh satu kepemilikan. Efek pemusatan
kepemilikan media adalah pemilik media lebih mencari keuntungan
daripada mementingkan kualitas (Rianto, 2012:13). Media kemudian
dipandang sebagai sebuah industri yang bertujuan untuk memenuhi selera
pasar demi memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu,
terdapat beberapa akibat atau dampak dari adanya konglomerasi media.
12
diperoleh dari pengiklan. Media akan menjual program siarnya
kepada pengiklan sebagai alat pertukaran.
Media sering kali lupa bahwa dalam kegiatan bermedia pun tetap
ada etika dan norma yang harus selalu dipatuhi, agar masyarakat
tidak menjadi korban dari setiap “keegoisan” pemilik media yang
mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya.
13
4. Menurunnya Media saat ini cenderung bersifat profit oriented,
sehingga terkadang kualitas program yang tidak bagus pun apabila
ratingnya tinggi, akan tetap disiarkan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar lagi.
5. Praktek penyiaran tv berjaringan
Dalam konsep ini untuk melihat bagaimana praktek tv berjaringan,
peneliti akan mengukurnya dari bagaimana kebijakan redaksi,
sumber daya, teknik operasional, dan aturan. Kebijakan
redaksional ini berkaitan dengan bagaimana tim redaksi melakukan
penemuan ide untuk sebuah konten program, penentuan
narasumber, dan pada akhirnya akan menghasilkan proyeksi atau
plottingan untuk liputan. Hal ini penting untuk dilihat, karena ini
merupakan tahap pra produksi dan tahap yang sangat penting dari
sebuah kegiatan produksi. Melalui kebijakan redaksi, kita bisa
melihat bagaimana respon, perspektif, dan konstruksi pesan yang
ingin disampaikan kepada audiens melalui program atau berita
yang disiarkan.
14
Terakhir berkaitan dengan administratif. Hal-hal administratif
misalnya praktek penyiarannya apakah sesuai dengan regulasi yang ada.
Kemudian berkaitan dengan ketentuan-ketentuan lain penyelenggaraan
sistem televisi berjaringan.
I. Metodologi Penelitian
a) Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat
kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data
yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna
adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
suatu nilai dibalik data yang tampak. (Sugiyono, 2013: 3)
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada
penggunaan metode studi kasus.
b) Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organism yang
dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek
penelitian adalah responden, yaitu orang yang member respons atas
suatu perlakuan yang diberikan kepadanya (Idrus, 2009: 91).
Penulis memilih subjek penelitian ini yaitu Senior Producer dari
15
TV Borobudur (sekarang Kompas TV Jawa Tengah), dan News
Network Manager dari Kompas TV.
c) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Stasiun Kompas TV Jateng (dahulu
bernama TV Borobudur) yang terletak di Jl. Menteri Supeno No.
28-30, Semarang.
d) Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data
pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini
bisa diperoleh dari responden atau subyek penelitian, dari
hasil wawancara, observasi, dan lain sebagainya
(Kriyantono, 2006: 41-42). Data primer pada penelitian ini
diperoleh dari wawancara dengan Pimpinan Redaksi TV
Borobudur di Semarang, serta pihak terkait lainnya.
2. .Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh
dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih
lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram,
gambar, dan sebagainya. Data sekunder ini bersifat
melengkapai, biasanya data sekunder ini sangat membantu
periset bila data primer terbatas atau sulit diperoleh
(Kriyantono, 2006: 42).
Terdapat dua kategori data sekunder, yaitu internal data dan
eksternal data. Internal data adalah data yang diperoleh dari
dalam organisasi atau lembaga sendiri dan hasilnya
digunakan oleh lembaga itu sendiri, sedangkan eksternal
data adalah data yang diperoleh dari sumber luar, misalnya
bisa diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), departemen
pemerintahan, kelurahan, dan lainnya. (Kriyantono, 2006:
43).
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan penelitian, sehingga nantinya
dapat digunakan untuk mendukung penelitian. Selain
jurnal, data sekunder yang digunakan lainnya antara lain,
seperti data pola siaran sebelum dan sesudah bermitra
dengan Kompas TV.
J. Teknik PengumpulanData
1.Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian. Pewawancara dan responden atau orang yang diwawancarai
akan bertatap muka dan melakukan tanya jawab dengan atau tanpa
menggunakan (guide) wawancara (Bungin, 2007: 111). Bentuk wawancara
yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara mendalam.
16
Metode wawancara mendalam atau in-depth interview adalah sama
seperti metode wawancara lainnya, hanya peran wawancara, tujuan, peran
informan, dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara
pada umumnya. Dalam metode wawancara mendalam penggalian
informasi dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama
bersama informan di lokasi penelitian (Bungin, 2007: 111)
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Dokumen sudah lama
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal,
dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2008: 217).
17
2.Tahap Penyajian data
Penyajian data dimaknai Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih
mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
hal.1
19