1 Monopoli
Pasar yang di mana hanya ada satu produsen yang menguasai pasar. Contoh: TV kabel
yang menguasai daerah tertentu.
2 Oligopoli
Pasar memiliki beberapa produsen besar yang mengendalikan pasar dengan produk
yang sama. Contoh: perusahaan Telkom, Indosat, dan XL Axiata menguasai pasar dan
pengaruh signifikan terhadap harga dan layanan yang ditawarkan.
3 Monopolistic Competition
Pasar yang di mana terdapat beberapa perusahaan bersaing dengan produk nyaris sama.
Namun, salah satu perusahaan memiliki pangsa pasar yang lebih besar. Contoh:
perusahaan Apple memiliki pangsa pasar lebih besar dibandingkan Huawei.
4 Perfect Competition
Pasar yang terdapat banyak penjual juga tidak adanya perusahaan yang menguasai
pasar. Contoh: pasar petani local, dimana banyak petani kecil yang bersaing menjual
produknya.
02
Regulasi
Media di
Indonesia
Apa itu Regulasi Media?
Regulasi media adalah kontrol dan pembinaan media massa oleh pemerintah dan lembaga lainnya.
Ini semua diatur di dalam Hukum yang memiliki aturan dan prosedur untuk mencapai berbagai
macam tujuan, misalnya dalam hal intervensi dalam melindungi kepentingan umum yang
dinyatakan di dalam regulasi media, serta mendorong persaingan dan pasar media yang efektif,
atau menetapkan standar teknis umum.
Regulasi Media di Indonesia
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002, proses demokratisasi di Indonesia menempatkan public
sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran.
Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat tertuang dalam Undang-Undang Penyiaran
Nomor 32 Tahun 2002 memuat Diversity of Content dan Diversity of Ownership.
Diversity of Content yaitu tersedianya informasi beragam bagi public baik berdasarkan jenis
program. Diversity of Ownership yaitu jaminan bahwa kepemilikan media massa yang ada di
Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja.
Regulasi Media di Indonesia
Ada 2 semangat utama dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, yaitu; pertama,
pengelolaan system penyiaran harus bebas dan kedua, semangat untuk menguatkan entitas local
dalam semangat otonomi daerah dengan memberlakukan system siaran berjaringan.
Namun ada perubahan semenjak disahkannya undang-undang. Perubahan paling mendasar dalam
semangat UU tersebut adalah alanya limited transfer of authority dari pengelolaan penyiaran yang
selama ini merupakan hak ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen
(Independent regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Regulasi Media di Indonesia
Independen dimaksudkan untuk mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang
merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang hebas dari intervensi modal
maupun kepentingan kekuasaan. Belajar dari masa lalu dimana pengelolaan sistem penyiaran
masih berada ditangan pemerintah (orde haru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput
dari kooptasi negara yang dominan dan digunakan untuk melanggengkan kepentingan kekuasaan.
Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung hegemoni rejim
terhadap publik dalam penguasaan wacana strategis, tapi juga digunakan untuk mengambil
keuntungan dalam kolaborasi antara segelintir elit penguasa dan pengusaha.
Praktik Monopoli kepemilikan media di Indonesia,
Praktik penggunaan media untuk kepentingan pemilik.
Perkembangan media massa di indonesia sangatlah cepat. ada sisi baik dari perkembangan media massa di
indonesia ini tapi ada juga yang patut di waspadai mengenai izin pengelolaan media tersebut secara baik
atau diam diam. pada era transisi migrasi sistem penyiaran analog ke digital ini ada praktik monopoli
kepemilikan terhadap media penyiaran cetak,radio,dan televisi.
Proses ini mempunyai sistem digital yang bisa melipatgandakan saluran media penyiaran dalam skala yang
besar. Menurut jurnal yang saya baca saat ini ada sekitar 300 stasiun televisi, lebih dari 1000 stasiun radio,
dan hampir 400 media cetak. Dari sekian banyaknya media massa yang ada tidak semuanya yang dapat
menguasai media massa di indonesia. Sekiranya ada 7 raja media Indonesia yang cukup besar kekuatannya
dalam bisnis media massa.
Praktik Monopoli kepemilikan media di Indonesia,
Praktik penggunaan media untuk kepentingan pemilik.
• Praktik penggunaan media untuk kepentingan pemilikPada praktik penggunaan ini, kami
mengutip (Bambang:130) Jurnal Studi Komunikasi Dan Media bahwa ada 3 yang
menggunakan praktik penggunaan media untuk kepentingan pemilik :