NIM : 042750206
Pengertian hukum media massa jika merujuk pada pendapat Oemar Seno
Adji yang mendefinisikan tentang hukum pers dalam beberapa pengertian. (Hari
Wiryawan, 2006: 7).
2.Kedua, peraturan hukum yang berkaitan dengan aspek ekonomi perusahaan (code
of enterprise). Peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan industri
media. Karena itu, hukum media juga meliputi hukum perdata, hukum dagang,
perburuhan, dan keuangan.
3. Ketiga, hukum pers juga meliputi kode etika profesi (code of profession). Maka
peraturan di sini berkaitan dengan tingkah laku atau perbuatan dalam melaksanakan
profesinya dalam hal ini banyak tertuang dalam kode etik yang bersifat pengaturan
etika profesi (self profession).
4. Keempat, hukum pers juga meliputi peraturan yang bersifat internasional (code of
international).
Mengacu pada konsep pers dalam arti luas yang meliputi media cetak, film, radio,
televisi dan internet maka hukum media massa adalah seperangkat konsep dan norma
yang membicarakan aspek media massa dalam hal pemanfaatannya dan
penggunaannya sebagai bagian dari hak asasi manusia sehingga diperlukan
pengaturan agar media massa dapat menopang kehidupan manusia secara
bertanggung jawab dengan mengindahkan nilai etika dan moral.
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-
an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
Sumber : SKOM4439/MODUL 3
Bagian ini adalah peran negara yang selama ini memonopoli, dialihkan ke sebuah
lembaga independen wakil dari masyarakat umum. Di era sebelumnya segala
keputusan yang menyangkut media masa tidak didasarkan pada aturan yang berlaku,
tetapi lebih pada suka dan tidak suka atas suatu isi media massa.
Bagi kalangan pers, karena UU Pokok Pers ditempatkan sebagai aturan tertinggi, di
bawah UUD 1945, ingin dan selalu mendasarkannya UU itu sebagai aturan pokok yang
berkaitan dengan proses pembuatan berita. Sebagian anggota masyarakat
menganggap bahwa UU Pokok Pers tidak cukup untuk memberikan sanksi jika pers
melakukan pelanggaran. UU tersebut hanya dijadikan alasan pembenar kesalahan
yang dilakukannya.
Berita yang merugikan orang lain, entah disengaja atau tidak, juga bisa dijerat dengan
KUH Perdata yang menyatakan; “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan
kerugian itu, karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut”.
Menurut KUH Perdata itu, sanksi yang diberikan bisa berupa ganti rugi (materiil
maupun moril). Kerugian material berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan
terhadap dampak dari pemberitaan tersebut. Sementara itu, kerugian moril berkaitan
dengan tercemarnya nama baik yang dapat merugikan seseorang secara immateriil.
Sumber : https://strateginews.co/2020/12/09/penerapan-hukum-media-massa-di-
indonesia/
SKOM 334/MODUL 3