Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muchamad Burhanudin

NIM : 32802000068

Matkul : Hukum Media Massa

SOAL

1. Mengapa media harus diatur?


Jelaskanlah dari sisi kepentingan publik dan dari sisi kepentingan privat perusahaan.
2. Apa yang dimaksud dengan sumber hukum media fundamental? Jelaskan.
3. Mengapa Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers disebut sebagai "karya
agung reformasi"?

JAWAB :

1. Mengapa media perlu diatur dari perspektif kepentingan publik adalah:

- Penyediaan informasi yang akurat: Regulasi media memastikan bahwa informasi


yang disampaikan oleh media tidak menyesatkan atau menipu masyarakat. Hal ini penting
agar masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang benar
dan dapat dipercaya.
- Perlindungan terhadap kepentingan masyarakat: Regulasi media dapat melindungi
masyarakat dari konten yang merugikan, seperti informasi yang menyebarluaskan
kebencian, pornografi, atau kekerasan. Pengaturan media bertujuan untuk menjaga
kesejahteraan dan keamanan masyarakat.
- Keanekaragaman pendapat: Regulasi media juga dapat mendorong keberagaman
pendapat dan melindungi kebebasan berpendapat. Dengan mengatur media, negara
dapat memastikan bahwa suara-suara minoritas atau pandangan yang berbeda juga dapat
didengar dalam ruang publik.

Sumber : Guntara, B., & Herry, A. S. (2022). Hak Kebebasan Berpendapat di Media Sosial
dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 6945-
6961.
• Media diatur dari sisi kepentingan privat perusahaan:

- Kebebasan Pers: Beberapa orang berpendapat bahwa media yang diatur


berdasarkan kepentingan privat perusahaan dapat menjaga kebebasan pers.
Dalam sistem ini, perusahaan media memiliki otonomi untuk mengatur konten
dan operasional mereka tanpa intervensi yang berlebihan dari pemerintah atau
badan regulasi. Hal ini dianggap sebagai perlindungan terhadap cenzur atau
pengaruh politik yang berpotensi merugikan kebebasan ekspresi.

- Inovasi dan Kompetisi: Dalam lingkungan yang diatur oleh kepentingan


privat perusahaan, ada dorongan untuk inovasi dan kompetisi yang sehat di antara
media. Persaingan antara perusahaan media mendorong mereka untuk
menghasilkan konten yang menarik dan relevan guna menarik perhatian audiens.
Regulasi yang berlebihan dari pemerintah dapat menghambat inovasi dan
menghalangi kemajuan teknologi dalam industri media.

- Mandat Komersial: Perusahaan media seringkali memiliki mandat


komersial untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik atau pemegang saham.
Dalam model yang diatur oleh kepentingan privat perusahaan, mereka dapat
menggunakan strategi bisnis yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Ini bisa
mencakup pendapatan dari iklan, keanggotaan, atau penjualan konten. Dengan
mengatur media dari perspektif kepentingan bisnis, mereka dapat menjaga
kemandirian keuangan dan beroperasi secara efisien.

Sumber : Nurhajati, L., & Wijayanto, X. A. (2019). Kepemilikan Media dan Isi
Pemberitaan Koran Tempo. Jurnal Pewarta Indonesia, 1(1), 1-14.
Dwita, D. (2014). Televisi dan kepentingan pemilik modal dalam perspektif teori
ekonomi politik media. Jurnal ipteks terapan, 8(4), 252-261.
2. Pengertian hukum media fundamental adalah sumber sumber hukum media yang
mengatur tentang prinsip-prinsip dasar media, khususnya ketentuan tentang kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan berbicara, kebebasan pers. Hukum Media fundamental
untuk merealisasi nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila.
Sumber : Pamungkas, A. S. A. (2016). PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA PADA SURAT
EDARAN KAPOLRI NOMOR SE/06/X/2015 DALAM PENANGANAN PENYEBARAN UJARAN
KEBENCIAN MELALUI MEDIA SOSIAL. ., 1-13.

3. UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers lahir sebagai jawaban dari tuntutan reformasi yang
dipelopori gerakan mahasiswa tahun 1998. Kebebasan pers dipandang sebagai faktor
penting untuk mengontrol kekuasaan, setelah selama rezim Orde Baru mengalami
pengekangan. Namun UU No.40 Tahun 1999, hanya memberi peluang atau kesempatan
kemerdekaan pers. Secara substantif kemerdekaan pers tergantung pada ketangguhan
pers untuk selalu berusaha mengisi dan mempertahankannya. UU Pers No.40 Tahun l999,
juga dinilai belum mendasarkan diri pada Undang-Undang Dasar l945 yang diikuti
perubahannya, Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, perubahan Ketiga, Perubahan
Keempat. Selain produk UU dalam mengatur hukum pers di Indonesia, para praktisi pers
juga menyepakati Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang merupakan pedoman pers nasional
dalam menjalankan tugasnya menghasilkan karya/ produk jurnalistik
. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, kebebasan pers di
Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Media massa dapat lebih bebas
menyampaikan informasi, mengkritik pemerintah, dan melaporkan berita dengan lebih
objektif. Hal ini dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam reformasi politik di
Indonesia dan menjadikan undang-undang ini dijuluki sebagai "karya agung reformasi".
Sumber : Sahputra, D. (2020). Implementasi Hukum Pers di Sumatera Utara. Jurnal
Penelitian Hukum De Jure, 20(2), 259-274.

Anda mungkin juga menyukai