Kabupaten Bengkalis )
Pers merupakan institusi sosial yang memiliki fungsi signifikan yang sering
didefinisikan sebagai lembaga kontrol sosial. Fungsi pers dapat diwujudkan secara
sebagai prasyarat untuk dapat berfungsi maksimal, bertanggung jawab atas semua
informasi yang dipublikasikan tidak kepada negara. Tanggung jawab pers, bersifat
Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa: “Pers adalah lembaga sosial dan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia”. (UndangUndang Nomor
Secara umum, pers adalah seluruh industri media yang ada, baik cetak
maupun elektronik. Namun secara khusus, pengertian pers adalah media cetak
(printed media). Dengan demikian, Undang-Undang Pers berlaku secara general
untuk seluruh industri media, dan secara khusus untuk media cetak. Prinsip-
hiburan, dan kontrol sosial. Selain itu, pers juga berfungsi sebagai lembaga
ekonomi.
(Ida,2012:45)
utama wartawan adalah memberikan informasi kepada publik. Tujuan lain diluar
Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers.
Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia. Perusahaan pers
kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan
lainnya. Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar
jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan
pers ditambah nama dan alamat percetakan. (Wawancara Bapak Raffi Erizal
14 Desember 2022)
membuat media yang tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan sosial, ekonomi
khalayak.(Susanto, 2013:478).
Setidaknya ada empat fungsi pers sebagai kontrol sosial ,yang terkandung
pemerintah
2. Tanggung jawab sosial (Social responsibility), Pertanggungjawaban
tindakantindakan pemerintah.
Sebagai salah satu institusi yang ada di masyarakat, maka keberadaan pers tak
masyarakat dimana pers telah berperan sebagai bagian dari kehidupan mereka,
sering melupakan bahwa banyak pelajaran yang mereka peroleh lewat pers.
Tatkala surat kabar mulai dikenal, pers ini berperan sebagai sumber berita utama
mereka tentang masalah-masalah dunia sebagai hasil dari apa yang mereka
pelajari salah satunya melalui surat kabar juga melalui televisi, dan majalah.
Kabupaten Bengkalis)
terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa
Pada tataran ini seorang jurnalis Pers (wartawan) dituntut agar dapat
memberikan informasi yang cepat, akurat, sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Sehingga seorang wartawan mampu bersikap obyektif dalam menjalankan
tugasnya.
sehingga layak jual dan berpengaruh terhadap reputasi institusi media. Jurnalis
negara”. (https://trulyoktopurba.wordpress.com/)
Indonesia, peran jurnalis Pers (wartawan) banyak dikaburkan oleh institusi media
itu sendiri dalam meliput dan menyampaikan beritanya. Sebut saja konflik politik
cukup banyak dimuat di media massa. Tiap media mempunyai frame (angel) yang
menjadi tidak netral lagi dalam meliput peristiwa tersebut dan secara implisit
malahan berpihak pada salah satu kubu yang terlibat konflik. (Wawancara Bapak
Jurnalis Pers (wartawan) memiliki dua pilihan ketika memuat berita, yaitu
memenuhi tujuan politik keredaksian media itu sendiri atau memenui kebutuhan
massa yang ingin informasinya bermanfaat bagi pembaca atau pemirsa akan
memuat berita-berita yang berguna bagi khalayak. Ada pula media massa yang
berbuat dan bersikap sesuai dengan tujuan ideologis media masa tersebut.
(Siregar,2006:19).
nilai. Media hanya bekerja sebagai pelapor bahwa dalam kenyataan riil di dalam
masyarakat marak terjadinya peristiwa konflik. Dalam sebuah negara yang tingkat
peristiwa konflik menjadi suatu hal yang layak berita, seperti konflik fisik
memiliki nilai berita karena biasanya ada kerugian dan korban. (Ishwara,
2007:128).
masih menjadi gangguan besar terhadap kinerja kaum pers. Yang kemudian
terkekang oleh kepentingan para penguasa ataupun pemimpin, yang secara tidak
kebebasannya oleh pemerintah daerah, dimana masih banyak kaum jurnalis yang
Kabupaten Bengkalis yang masih kurang terhadap media cetak, yang kemudian
Saat ini Pers di Kabupaten Bengkalis telah menggarap sebuah program acara
yang sedang terjadi demi mencapai kesejahteraan bersama. Sehingga kepada para
penonton atau masyarakat bias mendapatkan informasi dan berita terhadap suatu
keadaan yang bias dijadikan ilmu, wawasan dan pengetahuan yang benar, dan
dan kualitas yang unggul. (Wawancara Bapak Andrias Jurnalis Pers PT.Anugerah
Desember 2022)
C. Upaya mengatasi Hambatan Peranan Pers Media Lokal Sebagai Kontrol
satu sistem bagian dari sistem komunikasi, dan sistem komunikasi bagian dari
oleh massa. Stimuli ini membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang
hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap anggota massa memberikan respons
yang sama pada stimuli yang datang dari media massa (Jalaluddin, 2007: 197).
Dalam teori Agenda Setting dari Maxwell E. McComb dan Donald L. Shaw,
mengubah sikap, tapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang. Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang
dampak media massa. Hal ini diperkuat dengan keseragaman para wartawan
Melihat jurnalis Pers (wartawan) lebih jauh lagi bahwa media mempunyai
kekuatan untuk membuat “yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi
membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat. jurnalis Pers (wartawan)
masyarakat. Oleh karena itu, pola hubungan yang harus dijadikan pegangan oleh
masyarakat yaitu pers yang bebas dan bertanggungjawab (free and responsible
press).
kelemahan dalam liputannya. Ada yang suka memelintir berita karena memiliki
Kelemahan lain yang sering terlihat adalah sifat reaksioner media, yaitu
hanya meliput jika terjadi peristiwa. Contohnya, jurnalis Pers (wartawan) hanya
meliput tentang konflik di Kabupaten Bengkalis jika ada penembakan atau
peristiwa separatis di sana. Ketika memberitakan soal aksi mahasiswa atau buruh,
pola serupa ini dipakai. Yang diangkat hanya sebatas kelompok mana yang
melakukan unjuk rasa, berapa massanya, apa tuntutannya, dan apakah terjadi
Yang digaris bawahi dalam model reportase reaksioner semacam ini adalah
aspek 5W + 1H, dengan mengabaikan latar historis konflik tersebut dan tahap
resolusinya. Persoalan mendasar apa yang sebenarnya ada di balik aksi unjuk rasa
itu jarang ditonjolkan media, terutama yang sajiannya berformat straight atau hard
news. Jika kontak senjata sudah terjadi, yang diberitakannya adalah aspek
magnitude-nya, seperti berapa yang terluka, atau bahkan tewas saat demonstrasi
Faktor pembaca atau pemirsa pun penting memiliki tingkat intelegensia dan
kesadaran moral yang tinggi agar memahami secara komprehensif sebuah berita.
Sudah sejak lama wartawan berprinsip bahwa semakin parah perang kian
seksi ia untuk diberitakan. Prinsip bad news is a good news tadi menjadi patokan
utama. Prinsip ini cenderung provokatif daripada solutif. Agar sajian perang
sajian khas dalam liputan konflik, telah mendapat kritikan dari kalangan wartawan
kekerasan.
Bagi Para jurnalis Pers (wartawan) menurut mereka selama ini cenderung
mengemas konflik sebagai komoditi karena berprinsip bad news is good news,
sehingga selain bias juga provokatif. Media dipandang sebagai agen konstruksi
Representasi ideologi dapat dilihat melalui berita pada media massa. Sebab,
Untuk itu, agak sulit rasanya jurnalis Pers (wartawan) bersikap solutif atau
kepentingan yang bermain dan penggunaan logika bisnis, yang secara hukum
tentunya sah-sah saja dilakukan karena tidak ada aturan jelas yang mengatakan
bahwa media harus berusaha mencegah konflik. Yang ada hanyalah kaidah-kaidah
seperti itu.
Upaya mengatasi Hambatan Peranan Pers Media Lokal Sebagai Kontrol Sosial
salah satunya yaitu Peranan yang dilakukan kaum jurnalis dalam menjalankan
fungsi kontrol sosialnya belumlah sesempurna ataupun semaksimal apa yang
menjadi tujuan maupun cita-cita dari dibentuknya pers itu sendiri. Serta pers di
Kabupaten Bengkalis belum dapat mewujudkan sistem pers Indonesia yang
berdasarkan atas pancasila dengan maksimal. Namun adanya niat serta usaha yang
tulus dari para insan pers di Kabupaten Bengkalis dalam memberitakan informasi
mengenai demokrasi kepada masyarakat patut untuk diberikan penghargaan
tersendiri. Serta usaha kaum jurnalis untuk terus bertanggung jawab secara moril
maupun kode etik dalam mengawal kebijakan ataupun implementasi dari
pelaksanaan demokrasi lokal itu sendiri guna mewujudkan media massa yang
faktual, aktual dan independen, Serta Adanya Kerjasama Pemerintah daerah perlu
menjamin hak-hak dan kebebasan pers serta mengawasi pers dari timbulnya
intervensi yang disebabkan oleh kepentingan oknum-oknum yang mempunyai
kekuasaan atau pengaruh apalagi jika terkait pelaksanaan demokrasi local. Dan
Yang lebih Penting upaya dalam Mengatasi Hambatan – hambatan Peran Pers Ini
adalah jurnalis Pers (wartawan) harus lebih inovatif dan kreatif dalam manyajikan
pemberitaan, mengingat masih sedikitnya antusiasme masyarakat. (Wawancara
Bapak Raffi Erizal S.Akun Jurnalis Pers Berkabarnews.com Di Kabupaten
Bengkalis Pada Tanggal 14 Desember 2022)