Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vira Kharisma

Kelas : IV/IKOM/C

NPM : 41153030190064

Mata Kuliah : Studi Media dan Perubahan Sosial

Dosen : R. Indriyati Kamil, S.IP.,M.Si.

Soal !

1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan dan regulasi media?apa pula tujuan diberlakukannya kebijakan
& regulasi media?

2. Jelaskan tentang fungsi-fungsi media! Jelaskan pula Peraturan perundangundangan tentang media!

3. Jelaskan Pendekatan ekonomi – politik media menurut Brian Mc Nair!

4. Faktor factor apakah yang mempengaruhi kebijakan media?

5. Apa yang dimaksud dengan kekuatan media?Jelaskan!

6. Jelaskan relasi media dan politik dalam perspektif fungsional !

7. Jelaskan objektivitas media menurut J.Westertahl !

Jawaban !

1. Media merupakan salah satu lembaga penting bangsa. Untuk melaksanakan peran dan fungsi media yang
benar, media harus menerapkan peraturan secara profesional. Regulasi juga dapat diartikan sebagai aturan
yang mengatur masyarakat. Jadi regulasi media adalah kontrol dan pembinaan media massa baik cetak
maupun online oleh pemerintah dan lembaga lainnya. Ini semua diatur di dalam Hukum yang memiliki
aturan dan prosedur untuk mencapai berbagai macam tujuan, misalnya dalam hal intervensi dalam
melindungi kepentingan umum yang dinyatakan di dalam regulasi media, serta mendorong persaingan dan
pasar media yang efektif, atau menetapkan standar teknis umum. Tujuan diberlakukannya kebijakan
regulasi media mengatur segala sesuatunya yang berhubungan dengan media dan penyebaran informasi.
Menurut saya Jika tidak ada regulasi media yang jelas, pasti informasi-informasi yang tersebar akan tidak
merata dan tidak sesuai.

2. Fungsi-fungsi Media

 Fungsi Informasi : diseminasi informasi ttg peristiwa & kondisi sosial.


 Fungsi Korelasi : menjelaskan, menafsirkan, mengomentari suatu peristiwa & informasi yg
berkembang; membentuk konsensus.
 Fungsi Sustainability: mengekspresikan budaya dominan mengakui eksistensi pihak
lain;melestarikan nilai nilai.
 Fungsi Mobilisasi: mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang hukum, politik, perang,
pembangunan, ekonomi, dsbnya. (Mc.Quail;1996:70).

Peraturan perundang-undangan media

Perilaku media tidak dapat dilepaskan dari kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan sistem media.
Secara umum, pers adalah seluruh industri media yang ada, baik cetak maupun elektronik. Namun secara
khusus, pengertian pers adalah media cetak (printed media). Dengan demikian, Undang-Undang Pers
berlaku secara general untuk seluruh industri media, dan secara khusus untuk media cetak. Peraturan
dapat menjadi hukum yang ditetapkan oleh pemerintah (seperti UU Pers); atau kode etik yang ditetapkan
oleh wartawan atau organisasi profesi (seperti Kode Etik Jurnalistik). Peraturan pers di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Untuk mendukung pelaksanaan UU Pers,
Dewan Pers menetapkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sedangkan peraturan media penyiaran yang ditetapkan
oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Sebagai penjabaran dari UU Penyiaran,
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) sebagai proses batas
pembuatan program siaran; dan Penyiaran Standar Program (SPS) sebagai batas program siaran dalam
pengiriman. besarnya harapan masyarakat terhadap peran media untuk ikut serta dalam mengatasi
masalah-masalah bangsa. Perwujudan fungsi normatif media sangat ditentukan oleh profesionalisme
media; sedangkan profesionalisme media dapat diketahui dari sejauh mana perilaku media menjunjung
tinggi peraturan maupun kode etik media yang berlaku di Indonesia.

3. Menurut Brian McNair pendekatan ekonomi-politik media menurut komponennya dibagi menjafi 3 yaitu

 Semua bentuk komunikasi dilakukan oleh politisi dan aktor politik lainnya untuk tujuan mencapai
tertentu tujuan.
 Komunikasi ditujukan kepada aktor-aktor ini oleh non-politisi seperti pemilih dan surat kabar
kolumnis.
 Komunikasi tentang ini aktor dan aktivitasnya, sebagai terkandung dalam laporan berita, editorial,
dan bentuk lain dari media diskusi politik.

4. Faktor yang mempengaruhi kebijakan media?

 Faktor individual (Pamela J.Shoemaker & Stephen D.Reese: 1996): berhubungan dengan
background pengelola media. (sex, agama, ideologi, budaya).
 Rutinitas media : berhubungan dengan mekanisme & proses penentuan isi media.
 Level organisasi: struktur & hubungan antar komponen dalam organisasi media;
wartawan/pengelola hanya bagian kecil dari organisasi media. Misalnya: redaktur, marketing, iklan,
sirkulasi dsbnya.
 Level ekstramedia: faktor lingkungan di luar media.
Beberapa faktor adalah:
1. Sumber berita: kepentingan sumber berita; pembentukan opini pubik & pencitraan.
2. Income media: sumber penghasilan media: iklan & pembeli media.
3. Pihak eksternal: pemerintah & bisnis; memungkinkan intervensi negara ke dalam media
4. Ideologi: kerangka/frame berpikir atau referensi yang dipergunakan individu dlm melihat realitas
& cara menghadapinya.

5. Menurut saya kekuatan media merupakan forum pertukaran pendapat, komentar & kritik. Artinya
media berfungsi penyebar gagasan, menyodorkan suatu masalah pada khalayak untuk dibahas secara
bersama. Media lebih sebagai public sphere. Karena media tersendiri memiliki kemampuan untuk
merekayasa kesadaran yang merupakan kekuatan terpenting media dan juga dapat dimanfaatkan untuk
tujuan apapun. Dan menurut Menurut Henry Raymond (Rivers:h.102) menyatakan: media tidak boleh
memihak kelompok politik, akan tetapi diperbolehkan memihak pada pemikiran politik tertentu guna ikut
mengupayakan kesejahteraan umum.

6. Relasi media – politik secara perspektif fungsional

 media sebagai instrumen sosialisasi politik.


 media sebagai instrumen aksentuasi kepentingan politik.
 media sebagai instrumen amplifikasi aktivitas politik.
 media sebagai agen mobilisasi politik.
 media sebagai agen konstruksi persepsi publik.
 media sebagai agen kontrol sosial.
 media sebagai ruang publik (diskursus pubic interest).

7. J. Westerstahl mengembangkan kerangka konseptual dasar guna meneliti dan mengukur objektivitas
pemberitaan. Objektivitas melibatkan dua dimensi yang berbeda namun saling melengkapi, yaitu dimensi
kognitif dan evaluatif. Dimensi kognitif mencakup faktualitas yang merupakan kualitas informasi yang
terkandung dalam sebuah berita. Sedangkan dimensi evaluatif mencakup imparsialitas atau
ketidakberpihakan yang digunakan sebagai kualitas sebuah berita.

Anda mungkin juga menyukai