POLITIK MEDIA
Untuk memenuhi tugas
Disusun oleh :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Media massa merupakan salah satu sarana yang dijadikan sebagai perpanjangan lidah dan
tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya.
Peran media massa khususnya dalam kehidupan politik tidak diragukan lagi. Media massa sangat
berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat.
Oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangat penting. (McQuail,2000:66).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Politik media
Media merupakan bagian terpenting dari sistem politik dan sosial. Selain sebagai sumber
informasi, menghibur, dan mendidik, media sekaligus menanamkan nilai-nilai masyarakat serta
mengintegrasikannya ke dalam sistem sosial. Media menyediakan ruang atau saluran bagi para
politikus, kelompok kepentingan, dan publik untuk melangsungkan komunikasi. Memediasi
berlangsungnya diskusi atau beradu argumentasi dan seperangkat saluran disediakan media
untuk para politikus, partai politik, kelompok kepentingan, dan publik. Media merupakan bagian
terpenting dari sistem politik dan sosial. Selain sebagai sumber informasi, menghibur, dan
mendidik, media sekaligus menanamkan nilai-nilai masyarakat serta mengintegrasikannya ke
dalam sistem sosial. Media menyediakan ruang atau saluran bagi para politikus, kelompok
kepentingan, dan publik untuk melangsungkan komunikasi. Memediasi berlangsungnya diskusi
atau beradu argumentasi dan seperangkat saluran disediakan media untuk para politikus, partai
politik, kelompok kepentingan, dan publik.
Hal ini berarti politisi media berdiri berlawanan dengan sistem yang lebih dulu ada, yakni politik
partai. Dalam pengertian konvensional, politisi berupaya untuk memenangkan pemilihan umum
dan dapat memerintah sebagai anggota tim partai. Dengan cara ini politik partai menjadi usang,
tetapi sistem ini sekarang menjadi hal yang setidak-tidaknya menjadi praktik politik yang umum
den gan berbagi panggung politik dengan politik media,sebagai sebuah sistem yang sedang
menggejala dengan muatan -muatannya yang mulai dapat dipahami. Politik media merupakan
sebuah sistem politik, istilah ini untuk membandingkannya dengan sistem-sistem lainnya, seperti
politik legislatif, politik birokrasi, politik yudisial, sertayang telah dibahas sekilas, politik partai.
Dalam setiap domain tersebut, dapat diidentifikasi peran kunci, kepentingan yang bermacam-
macam, aturan perilaku yang rutin, serta politik interaksi yang mapan, yang bila digabungkan
dapat memperjelas bentuk khusus dari perjuangan politik.
Politik media merupakan sebuah sistem politik, politisi saecara individual dapat terus menambah
ruang privat dan publiknya, sehingga mereka tetap dapat mengurusi masalah politik ketika ia
tengah duduk di kursi kerjanya, yaitu melalui komunikasi yang bisa menjangkau masyarakat
sasarannya melalui media massa. Dalam pengertian ko nvensional, politisi berupaya untuk
memenangkan pemilihan umum dan dapat memerintah sebagai anggota tim partai. Dengan cara
ini politik partai menjadi usang, tetapi sistem ini sekarang menjadi hal yang setidak -tidaknya
menjadi praktik politik yang umum den gan berbagi panggung politik dengan politik media,
sebagai sebuah sistem yang sedang menggejala dengan muatan -muatannya yang mulai dapat
dipahami. Politik media merupakan sebuah sistem politik, istilah ini untuk membandingkannya
dengan sistem-sistem lainnya, seperti politik legislatif, politik birokrasi, politik yudisial, serta
yang telah dibahas sekilas, politik partai. Dalam setiap domain tersebut, dapat diidentifikasi
peran kunci, kepentingan yang bermacam-macam, aturan perilaku yang rutin, serta politik
interaksi yang mapan, yang bila digabungkan dapat memperjelas bentuk khusus dari perjuangan
politik.(Aminah, 2006)
Tujuan tersebut merupakan sumber ketegangan konstan yang ada di ketiga pelaku politik
media. Politisi menghendaki para jurnalis untuk bertindak sebagai pembawa berita yang
netral dalam statemen mereka dan dalam rilis pers. Sementara para jurnalis tidak ingin
menjadi tangan kanan pihak lain, mereka lebih berharap untuk bisa membuat kontribusi
jurnalistik khusus untuk berita, dimana mereka dapat menyempurnakannya dengan
menggunakan berita terkini, inves tigasi, dan analisis berita yang sangat dibenci oleh
kalangan politisi.
Jurnalis sama sekali tidak ingin membantu politisi untuk menerbitkan berita mereka kepada
publik. Jika jurnalis selalu saja melaporkan berita yang dikehendaki politisi, atau hanya
melaporkan berita politik yang sesuai dengan keinginan pembaca, maka jurnalisme hanya akan
menjadi profesi yang kurang menguntungkan dan kurang memuaskan bagi.
Membicarakan orientasi pilihan media dalam sebuah negara, tak akan lepas dari konsep yang
disebut “politik media”. Secara umum politik media dipahami sebagai upaya untuk mewujudkan
kebebasan media, kebebasan informasi, dan kebebasan penyampaian ide dan pemikiran.
Demikian pula konsep ini sering juga dipahami sebagai kajian kepentingan politik oleh aktor-
aktor politik yang terkait dengan media.(Wahyuni, 2013) konsep politik media dapat dipahami
setidaknya dalam tiga frame analisis:
KESIMPULAN
Jadi, politik media merupakan sebuah sistem politik, politisi saecara individual dapat terus
menambah ruang privat dan publiknya, sehingga mereka tetap dapat mengurusi masalah politik
ketika ia tengah duduk di kursi kerjanya, yaitu melalui komunikasi yang bisa menjangkau
masyarakat sasarannya melalui media massa.
1. Politisi
2. Jurnalis
3. Masyarakat (orang -orang yang digerakkan oleh dorongan (kepentingan) khusus.
Ssedangkan konsep secara umum politik media dipahami sebagai upaya untuk mewujudkan
kebebasan media, kebebasan informasi, dan kebebasan penyampaian ide dan pemikiran.
Demikian pula konsep ini sering juga dipahami sebagai kajian kepentingan politik oleh aktor-
aktor politik yang terkait dengan media.(Wahyuni, 2013) konsep politik media dapat dipahami
setidaknya dalam tiga frame analisis:
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S. (2006). Politik Media, Demokrasi Dan Media Politik. Jurnal Universitas Airlangga,
19(3).
Wahyuni, H. I. (2013). Politik Media dalam Transisi Politik: Dari Kontrol Negara Menuju Self-
Regulation Mechanism. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 4(1).
https://doi.org/10.24002/jik.v4i1.228