Anda di halaman 1dari 14

Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

PERAN MEDIA MASSA NASIONAL DALAM POLITIK INTERNASIONAL

Nita Andrianti
Fakultas Komunikasi dan Multimedia
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Email: nietha_soulmate@yahoo.com

Abstract
In international politics, the mass media is not only a source of political information but
also trigger the occurrence of political change. In general, the mass media has a specific
tendency for reporting international coverage of the political events. In short, the media
has a major role in the international political communication. Active involvement of
the media have spawned the term “media diplomacy”, the mass media as a channel in
a diplomatic mission of a state against another state. As “media diplomacy”, the mass
media not only report diplomatic events, but also act as negosiator.Related to the media
diplomacy that the media as one of the actors in the dynamic system of international
relations. Indonesia’s position in the system of international relations greatly influenced
the mass media actors.

Abstrak
Dalam politik internasional, media massa bukan hanya sumber informasi politik,
tetapi juga kerap menjadi pendorong terjadinya perubahan politik. Secara umum media
massa memiliki kecenderungan--kecenderungan tertentu dalam melakukan liputan
pada peristiwa politik internasional. Dalam wujud yang lebih konkret, media memiliki
peranan besar dalam komunikasi politik internasional.Keterlibatan aktif media ini
telah melahirkan istilah “media diplomacy’ artinya media massa sebagai saluran dalam
menjalankan misi diplomasi sebuah negara tehadap negara lainnya. Sebagai “media
diplomacy”, media massa tidak hanya sekadar meliput peristiwa diplomatik, tetapi
media massa harus memiliki sikap sebagai seorang negosiator.Terkait dengan media
diplomacy bahwa media sebagai salah satu aktor dalam dinamika tata hubungan
internasional. Posisi Indonesia dalam tata hubungan internasional sangat dipengaruhi
aktor media massa tersebut.
Keywords: Mass Media, Internasional, Politic Communication, Diplomacy.

PENDAHULUAN masyarakat (Siregar, 2000:171).


Media massa kerap diibaratkan sebagai Pandangan ini belum tentu kesimpulan
matahari, memberikan sinar yang meneran- empiris, karena terlalu bercampur dengan
gi dunia, atau menyampaikan pesan yang harapan, kepercayaan semacam ini kiranya
merasuk ke dalam kalbu umat manusia, yang menyebabkan penguasa di berbagai
hingga memberi pencerahan. Dengan begitu negara fasis atau komunis menuntut terlalu
media massa seolah memiliki posisi di luar berlebihan terhadap media massa, sekaligus
kehidupan masyarakat. Media massa diang- akan sangat represif manakala media massa
gap memiliki keunggulan yang menyebab- dianggap tidak segaris dengan kemauan pen-
kan mampu mempengaruhi alam pikiran guasa negara. Konsep Pers atau jurnalisme
khalayak, yang selanjutnya akan mengubah pembangunan, dan prinsip perijinan yang

43
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

dijalankan pemerintah, merupakan ikutan Bagi politik internasional, aktifitas media


logis dari pandangan ini atau masyarakat berperan dalam melaporkan serta memberi-
yang begitu takut dengan muatan media takan peristiwa-peristiwa politik, kemudian
massa yang dianggap dapat merusak warga, peristiwa tersebut disampaikan kepada kha-
sehingga menginginkan media massa men- layak, untuk selanjutnya publik atau kha-
jadi perpanjangan mimbar khutbah (Siregar, layak akan menafsirkan teks teks berita yang
2000:171). tersaji dalam media tersebut.
Disisi lain bahwa independensi dan ob- Kebijakan negara dan isu-isu dunia in-
jektifitas pemberitaan (misalnya) merupa- ternasional disajikan media massa melalui
kan kiblat media yang tidak pernah lurus, berita politiknya, sehingga memiliki pen-
ketidaklurusan tersebut tentunya disebab- garuh sangat besar terhadap warga negara
kan suguhan berita yang sesuai dengan war- dalam berbagai bidang. Dinamika ini mem-
na ideologi maupun kepentingan ekonomi buat media massa melalui isi berita yang
politik media. Sementara itu, kajian isi me- dimunculkannya, memiliki beberapa unsur
dia tidak lepas dari kerangka interpretasi untuk diketahui, dintaranya unsur ketegan-
yang berisikan konsep public sphere (ruang/ gan, konflik kepentingan, aspek dramatik
kawasan publik) yang diketengahkan oleh dalam setiap peristiwa melibatkan berbagai
Habermas, media menempati posisi sentral kebijakan dan isu-isu yang dimunculkan.
yang berfungsi memasok dan menyebarluas- Aspek-aspek demikian itu, sudah cukup ala-
kan informasi yang diperlukan untuk penen- san bagi media massa untuk menjadikan-
tuan sikap, dan memfasilitasi pembentukan nya sebagai laporan jurnalistik. Tokoh-tokoh
opini publik, dengan menempatkan dirinya politik yang terlibat didalamnya adalah mer-
sebagai wadah independen dimana isu-isu eka yang dikategorikan pejabat penting atau
permasalahan umum bisa diperdebatkan. orang yang berperan penting dalam sebuah
Dalam pandangan public sphere yang lebih negara (Wahyuni, 2006:11) hingga menjadi-
dipentingkan adalah objektifitas intermedia kannya layak untuk dijadikan berita.
bukan hanya objektifitas intramedia, objek- Hubungan ini membuat adanya suatu
tifitas intermedia dimaknai sebagai penila- sistem politik internasional yang dilakukan
ian dan konstruksi obyektif media massa oleh para pejabat diplomatik (termasuk poli-
terhadap realitas, terutama konstruksi oleh tik luar negeri suatu negara) dengan media
wartawan. Objektifitas intramedia dimaknai massa saling pengaruh-mempengaruhi, ini
sebagai keobyektifan media dari pengaruh- terlihat dari beberapa hal ditandai dalam
pengaruh pemilik media, penguasa, dan lain- bentuk kebijakan politik sebuah negara, da-
nya. Intinya sulit untuk mengharapkan agar lam menentukan pola operasi media massa di
setiap media dalam membuat pemberitaan negara itu, mulai dari kepemilikan, tampilan
dapat objektif dan tidak memihak (Sudibyo, isi, hingga pengawasannya. Revolusi komu-
2001: viii). nikasi yang dijalankan media massa, men-
Jika dikaitkan dengan politik interna- jadikan penempatan posisinya menjadi pent-
sional, maka dapat dikatakan bahwa media ing, karena media massa sebagai jembatan
dan politik Internasional merupakan dua untuk menyampaikan pesan-pesan yang
entitas yang tidak dapat dipisahkan dalam dapat memfungsikan kekuasaan, sedangkan
kehidupan modern, keduanya saling berbagi para pejabat memberi informasi kepada pers
peran dalam menentukan arah perubahan- untuk disampaikan kepada khalayak.
perubahan di masyarakat. Hubungan ini Dalam konteks saling pengaruh mem-
dipengaruhi oleh peran besar media massa pengaruhi, tentu media massa memiliki
dalam menentukan derajat keharmonisan peranan dalam membentuk masyarakat in-
dunia internasional, baik dalam hubungan ternasional, bahkan lebih jauh media massa
bilateral maupun multilateral dalam kancah ikut serta melakukan perubahan-perubahan
perpolitikan internasional melalui wacana politik di level internasional. Untuk itu-
politik yang dipublikasikan kepada khalayak. lah kajian ini dibuat guna mengetengahkan

44
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

peranan media massa pada level hubungan fasilitasi negara untuk dapat menyampaikan
internasional, khususnya media massa na- pesan-pesan kepada kekuasaan politik dan
sional Indonesia. masyarakat umum, baik di dalam maupun di
luar pemerintahan. Keempat, media massa
PEMBAHASAN memberikan kesempatan para penyeleng-
gara negara untuk memelihara kontinuitas
1. Relasi Media Massa-Politik kekuasaannya di tengah peranannya.
Internasional Menurut Harsono Suwardi (2004: xv-
Media dalam konteks ini bukan hanya xvi) bahwa banyak aspek dari media yang
sumber informasi politik, tetapi juga kerap membuat dirinya penting dalam kehidupan
menjadi pendorong (trigger) terjadinya pe- politik, pertama, daya jangkaunya (cover-
rubahan politik. Secara umum media massa age) yang sangat luas dalam menyebarluas-
memiliki kecenderungan-kecenderugan ter- kan informasi publik, yang mampu melewati
tentu dalam melakukan liputan pada peris- batas wilayah (geografis), kelompok umur,
tiwa politik internasional. Pada posisi seperti jenis kelamin,sosial-ekonomi-status (de-
inilah, kemudian media massa ditempatkan mografis), perbedaan paham dan orientasi
sebagai kekuatan keempat (the fourth estate) (psikografis); dengan begitu suatu masalah
dalam tatanan kehidupan sosial dan politik. politik yang dimediasikan menjadi perhatian
Media berfungsi sebagai pengendali sekali- bersama diberbagai tempat dan kalangan;
gus melakukan kontrol sosial bagi kepentin- Kedua, kemampuan melipatgandakan
gan publik. pesan(multiplier of massage) yang luar biasa;
Menurut pandangan Muhtadi (1999:48) suatu peristiwa politik bida dilipat gandakan
bahwa media massa merupakan salah satu pemberitaaanya sesuai dengan jumlah ek-
kekuatan sosial yang menjalankan kontrol semplar koran, tabloid, dan majalah yang ter-
sosial secara bebas dan bertangungjawab, cetak juga bisa diulang-ulang penyiarannya
baik terhadap masyarakat maupun terh- sesuai kebutuhan. Alhasil pelipat gandaan
adap kekuatan-kekuatan sosial politik lain- menimbulkan dampak yang sangat besar
nya. Efektifitas pengaruhnya dapat dilihat ditengah khalayak.
dari fakta-fakta sejarah, yang menyiratkan Ketiga, setiap media massa bisa mewa-
terjadinya perubahan perilaku politik yang canakan sebuah peristiwa politik sesuai
signifikan sebagai akibat dari terpaan media pandangannya masing-masing; kebijakan
massa. Runtuhnya kekuasaan Orde baru di redaksional yang dimilikinya menentukan
Indonesia dan kemenangan Barack Obama penampilan isi peristiwa politik yang diberi-
dalam pemilihan presiden di Amerika Ser- takan, justru karena kemampuan inilah me-
ikat adalah bukti perubahan politik yang dia banyak diincar oleh pihak-pihak yang in-
tidak lepas dari peran sosial politik yang di- gin menggunaan dan sebaliknya dijauhi oleh
mainkan oleh media massa. pihak-pihak yang tidak menyukainya;
Graber (1984:222) menyebutkan Keempat, tentu saja fungsiagenda set-
sekurang-kurangnya terdapat empat fung- ting yang dimilikinya, media memiliki kes-
si media massa bagi negara atau kekua- empatan yang sangat luas (bahkan hampir
saan internasional, yaitu: pertama, media tanpa batas) untuk memberitakan peristiwa
massa menyediakan informasi terbaru ten- politik. Sesuai dengan kebijakannya masing-
tang berbagai peristiwa politik yang tengah masing, setiap peristiwa politik dapat disiar-
berkembang di masyarakat dan dijadikan kan atau tidak disiarkan, yang jelas belum
salah satu bahan pertimbangan bagi negara tentu berita politik yang menjadi agenda me-
dalam membuat kebijakan-kebijakannya. dia merupakan agenda publik juga;
Kedua, media massa memberikan ruang ke- Kelima, pemberitaan peristiwa politik
sadaran sosial bagi negara untuk membaca oleh suatu media lazimnya berkaitan den-
lebih jauh opini publik yang berkembang di gan media lainya hingga membentuk rantai
masyarakat. Ketiga, media massa juga mem-

45
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

informasi (media as a links in other chains). tah) mempengaruhi sistem media, sehingga
Hal ini menambah kekuatan tersendiri pada kondisi demikian ini mendorong orang un-
penyebaran informasi politik dan dampak- tuk membuat kesimpulan bahwa sistem me-
nya terhadap publik, dengan adanya aspek dia yang berlaku di sebuah negara menjadi
ini semakin kuatlah peranan media dalam cerminan sistem politik (rezim) negara itu;
membentuk opini publik. Kedua, media massa sering menjadi
Pandangan lain menyebutkan bahwa, media komunikasi politik terutama bagi
dalam negara modern, hubungan antara penguasa, tradisi jurnalistik justru dimulai
media massa dengan sistem politik sangat dengan adanya kepentingan para raja me-
bergantung pada budaya politik, termasuk nyebarluaskan maklumat-maklumat kekua-
ideologi dan komunikasi politik. Baik media saannya, dan pada masa-masa berikutnya,
massa maupun sistem politik tidak terlepas setiap kekuasaan selalu bersentuhan den-
dari kepentingan serta kecenderungan atau gan media massa demi kepentingan politik.
keberpihakan kepada sesuatu nilai baik yang Dalam dunia politik modern media bahkan
berakar pada budaya. Hal ini seiring dengan telah menjadi keniscayaan, juga untuk ber-
pendapat Smythe, tentang adanya relasi di- macam kepentingan. Setiap kekuatan poli-
alektik antara praktek komunikasi berme- tik sedapat mungkin memakai media massa
dia-nonmedia dan konstruksi sosial-politik untuk melancarkan hajat politiknya. Dalam
dalam masyarakat (Wahyuni, 2000: 198). hubungan jenis kedua ini, tak selamanya
Intinya secara garis besar sebenarnya media massa ditentukan oleh sistem politik
ada dua model hubungan kekuasaan dengan (rezim), tetapi tergantung pada persebaran
negara pada media yaitu, pertama, model kekuasaan (power sharing) yang terjadi di
dominasi yang dilakukan dinegara negara negara itu, di dalam negara setiap kelompok
otoriter, dimana media dimanfaatkan secara sosial memiliki kesempatan yang sama terh-
terang-terangan sebagai alat instruksi, per- adap media, maka media massa dapat men-
ingatan dan kontrol langsung.Kedua, model jadi saluran komunikasi politik untuk mem-
pluralisme yang dijalankan oleh negara neg- pengaruhi sistem politik (rezim)
ara demokrasi liberal, dimana media massa Keterkaitan sistem politik internasional
lebih bebas untuk mengekspresikan diri, kar- (termasuk politik luar negeri suatu negara)
ena negara tidak terlalu turut campur tangan dengan media massa adalah saling pengar-
dalam urusan media. uh-mempengaruhi, bahwa media massa
Kondisi demikian membuat peran media merupakan subsistem dari sistem politik
dalam memberitakan wacana politik dapat yang lahir dari sejarah politik tertentu, na-
dipandang sebagai penyampai pesan politik, mun media massa memiliki kekuatan sendiri
seperti yang disampaikan Hennessy (1975: 1) dalam mempengaruhi sistem politik, sehing-
bahwa media massa sebagai saluran komu- ga keterkaitan keduanya dapat ditandai dari
nikasi politik yang memuat berita mengenai beberapa hal, yaitu:
kunjungan diplomatik, serta kebijakan-ke- Satu, bentuk dan kebijakan politik
bijakan yang dibuat, menjadikan ini seba- sebuah negara menentukan pola operasi me-
gai proses pengemasan pesan yang menarik dia massa di negara itu, mulai dari kepemi-
perhatian ditingkat nasional maupun inter- likan, tampilan isi, hingga pengawasannya.
nasional. Media massa memiliki kekuatan Begitu dominannya sistem politik mem-
tersendiri dalam mempengaruhi sistem poli- pengaruhi sistem media, sehingga kon-
tik, sehingga hubungan keduanya biasanya disi demikian ini mendorong orang untuk
ditandai dengan (Hamad, 2004: 7-8): membuat kesimpulan, bahwa sistem media
Pertama, bentuk dan kebijakan politik massa yang berlaku di sebuah negara men-
sebuah negara menentukan pola operasi me- jadi cerminan sistem politik (rezim) negara
dia massa di negara itu, mulai dari kepemi- itu (Denis McQuails, 1996:121-153). Dua, me-
likan, tampilan isi, hingga pengawasannya. dia massa sering menjadi media komunikasi
Begitu dominannya sistem politik (pemerin- politik terutama oleh penguasa, tradisi jur-

46
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

nalistik justru dimulai dengan adanya ke- kendala kultural dan struktural ketika dit-
pentingan para raja dalam menyebarluaskan erapkan. Sementara Bill Kovach mengemu-
maklumat-maklumat kekuasaan. Pada masa kakan jurnalisme dan demokrasi tumbuh
berikutnya, setiap kekuatan politik seda- bersama-sama, demokrasi tidak akan eksis
pat mungkin memakai media massa untuk tanpa jurnalisme politik yang baik, jurnal-
melancarkan kegiatan politiknya. isme gosip, rumor, jumalisme yang bercam-
Proses ini dapat dilihat dalam berba- pur dengan hiburan, atau jurnalisme yang
gai sisi, seperti satu; peranan media massa menjadi propaganda politik akan meracuni
memperlakukan kehidupan politik, ter- (Masduki, 2004: 77)
masuk aktivitas dan dinamika pemerintah Dalam sisi yang lain, Murdock dan Gold-
dalam peliputannya. Seperti kunjungan ing (1989:183-184) melihat adanya tiga jenis
diplomatik dilakukan oleh pejabat negara hubungan antara komunikasi dan kewar-
yang berkunjung ke Indonesia, dalam rang- ganegaraan: Satu, orang harus punya akses
ka mendiskusikan kerjasama di berbagai pada informasi, nasehat-nasehat dan analisis
bidang.Dua, peranan media massa nasional yang memungkinkan mereka untuk menge-
dalam kancah internasional adalah melaku- tahui hak-hak mereka di ruang lain dan me-
kan liputan-liputan tentang interaksi negara- mungkinkan mereka untuk mencapai hak ini
negara dalam kancah internasional, misalnya secara efektif. Dua, mereka harus punya akses
politik Amerika, Eropa, Asia, dalam me- kepada kemungkinan jangkauan atau caku-
nilai demokrasi internasional. Keterlibatan pan informasi yang paling luas, interpretasi
sebuah negara dalam berbagai forum inter- dan debat pada bidang-bidang yang melibat-
nasional, hubungan multilateral, dan bilat- kan pilihan politis dan mereka harus mampu
eral antara satu negara dengan negara lain- menggunakan fasilitas komunikasi dalam
nya, mampu memberikan dukungan, kritik, usaha untuk melakukan kritik, memobilisasi
bahkan bersikap netral, semisal liputan New oposisi dan menawarkan alternatif tindakan.
York Times, The Jakarta Post, Kompas, Media Tiga, mereka harus mampu mengetahui diri
Indonesia dan media massa lainnya terhadap mereka dan aspirasi mereka dalam beragam
kunjungan diplomatik pejabat negara yang perwakilan yang ditawarkan dalam sektor
berkunjung ke Indonesia. komunikasi penting dan mampu menyum-
Menurut Kepala Departemen Jurnalistik bang pengembangan perwakilan-perwakilan
New York University Jay Rosen terdapat di- tersebut.
mensi relasi antara media dan politik: Satu, Perkembangan selanjutnya adalah pen-
media dapat menjadi ruang publik bagi ter- guatan komunikasi politik era modern,
jadinya interaksi politik, ikut mempengaruhi bahwa dalam perspektif komunikasi politik
pembentukan sistem komunikasi politik di demokratis, media massa dalam fungsinya
kalangan publik, pembentukan karakter dan sebagai infrastruktur politik berperan seba-
agenda politik berlangsung secara terbuka. gai media komunikasi politik (media of polit-
Dua, media tidak hanya menjadi cermin dari ical communication). Kinerja media sebagai
kehidupan politik, tetapi melakukan gener- media komunikasi politik ini, jelas menun-
alisasi realitas politik, mengkonstruksi re- tut kualitas standar kelompok wartawan
alitas politik sebagai sesuatu yang bersifat (journalism group) yang berada di balik me-
kompleks dan mengundang antusiasme re- dia massa. Khususnya melalui berita-berita
spon publik. politik yang ditulis oleh kelompok wartawan
Tiga, konstruksi realitas media atas dun- inilah diharapkan terjadi proses pendidikan
ia politik itu secara positif akan memperkuat politik bagi masyarakat, agar siap menyong-
komitmen pencapaian tujuan politik ideal song demokrasi yang dicita-citakan. Intinya,
dari partai politik atau politisi dan kontrol media massa dalam komunikasi politik neg-
publik yang tajam atas proses itu. Sayangnya ara demokrasi harus menjamin terwujudnya
ilustrasi relasi media dan politik versi Meyer keberagaman opini dalam masalah-masalah
ini terlampau ideal dan mengalami banyak yang menyangkut kepentingan publik. Da-

47
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

lam perspektif komunikasi politik yang politik yang berpengaruh terhadap peruba-
demokratis inilah, akan dilihat peluang dan han sosial dan politik di masyarakat.
hambatan bagi media Indonesia untuk me- Peristiwa politik seperti kunjungan
realisasikan dirinya sebagai bagian dari in- diplomatik selalu menarik perhatian media
frastrukrur politik (Wahyuni, 2000: 201). massa sebagai bahan liputan, hal ini lazim-
Uraian di atas muncul keterkaitan me- nya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
dia massa dengan komunikasi politik inter- pertama, dewasa ini politik berada di era
nasional, yaitu: Satu, bahwa media massa mediasi (politics in the age of mediation),
lahir dari rahim politik nasional, sehingga yakni media massa, sehingga hampir musta-
wajar jika representasi media massa terkait hil kehidupan politik dipisahkan dari media
dengan keberadaan negara tempat lahirnya massa, malahan para aktor politik senantiasa
media massa tersebut, misalnya lahir berba- berusaha menarik perhatian wartawan agar
gai media yang mencerminkan tempat kela- aktifitas politiknya memperoleh liputan dari
hirannya seperti: New York Times, Washing- media, misalnya kebijakan hak asasi manu-
ton Post, Media Indonesia, dan yang lebih sia Amerika Serikat masa kepemimpinan
ekstrim lahir istilah “Pers Pancasila” di Indo- Clinton yang menyebabkan media massa
nesia, sehingga dalam kancah internasional juga ikut gencar memberitakan isu-isu hak
bahwa media massa merupakan representasi asasi manusia di Indonesia (Cipto, 2003:131).
negara yang memperjuangkan kepentingan Kedua, peristiwa politik dalam bentuk ting-
nasional negara tersebut, sehingga dalam kah laku dan pernyataan para aktor politik
hubungan diplomatik atau berita kunjun- lazimnya selalu mempunyai nilai berita, mis-
gan diplomatik maka wajar jika media massa alnya pernyataan Presiden Clinton tentang
memberikan dukungan maupun kritik terh- terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di
adap penilaian apakah kunjungan diploma- Timor Timur yang diliput oleh hampir selu-
tik itu bermanfaat atau merugikan kepentin- ruh media massa di Amerika.
gan nasional negara tertentu. Dua, Peranan Menurut McNair (1995:2-15) bahwa
media massa ini lazimnya memberitakan politik di era mediasi (politics in the age of
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam inter- mediation) ketika dikaitkan dengan fungsi
aksi internasional, bisa memberikan dukun- media dan media massa dalam komunikasi
gan, memberikan kritik dan bahkan bersikap politik bisa menjadi penyampai (transmit-
netral, semisal liputan New York Times, The ters) pesan-pesan politik dari pihak-pihak
Jakarta Post, Kompas, Media Indonesia dan di luar dirinya, sekaligus menjadi pengirim
media massa lainnya terhadap kunjungan (senders) pesan-pesan politik yang disusun
diplomatik Presiden Obama ke Indonesia. (constructed) oleh pers. Para aktor politik
oleh media massa dipakai untuk menyam-
2. Peran Media Massa dalam Praktik paikan pesan-pesan politik mereka kepada
Komunikasi Politik Internasional khalayak, sementara untuk media massa
sebagai aktor dalam era politik mediasi ber-
a. Media Massa sebagai Aktor Politik tugas untuk memproduksi pesan-pesan poli-
Masyarakat mengetahui perilaku politik tik berdasarkan suatu jangkauan (coverage)
dari berbagai media massa, bahkan dapat tertentu (Hamad, 2005). Artinya hal tersebut
dikatakan bahwa masyarakat sangat men- mampu memberi pencapaian dan keuntun-
gandalkan media massa dalam memperoleh gan dari kedua belah pihak, yakni dari sisi
informasi peristiwa-peristiwa politik yang media massa dan para pejabat negara, ter-
terjadi di tingkat nasional maupun inter- masuk pejabat diplomatik.
nasional. Ketergantungan masyarakat atas Menurut Kepala Departemen Jurnalistik
informasi terhadap media massa, menjadi New York University Jay Rosen dalam tradi-
sasaran tembak paling tepat bagi pemerin- si jurnalisme politik, media adalah pemain
tah/negara dalam dunia internasional untuk (player), subjek aktif di ruang publik bukan
menyebarkan kebijakan publik dan isu-isu sekedar medium atau alat yang dikendali-

48
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

kan pihak diluar pengelola media itu (Rosen, uhi kebijakan pemerintah Indonesia dalam
2004). Sebagai pemain tentu berfungsi seba- berbagai bidang, namun media massa be-
gai agen perubahan (agent of change) pada sar di negara tertentu (AS, Jepang, Inggris,
level internasional dengan menggunakan Malaysia) yang memiliki jangkauan inter-
caranya sendiri, yakni melalui publikasi ber- nasional seperti CNN, VOA, BBC, Time,
ita politik yang menjadi agenda politiknya. Herald Tribune, mau tidak mau perlu dikaji
Sebuah media massa yang pro terhadap pe- serta dipertimbangkan opini dan ulasannya
merintah tentu akan memberitakan berita oleh pemerintah Indonesia. Sebab pengar-
politik yang menguntungkan pemerintah uh media massa yang memiliki jangakauan
yang berkuasa dan sebaliknya. dunia internasional (tidak hanya domestik/
Menurut Wirajuda (2003) bahwa dalam nasional) memiliki pengaruh pembentukan
dinamika tata hubungan internasional akan opini publik di kalangan Pemerintah dan
di pengaruhi sejumlah isu-isu umum dan masyarakat di berbagai negara di dunia. Me-
khusus serta beragam aktor pemerintah dan dia massa dapat bersikap mendukung atau
non pemerintah, salah satunya adalah media bahkan mengkritisi kebijakan politik suatu
massa. Pandangan Nunung Prajarto (2003:4) negara terkait kunjungan diplomatik. Media
dalam konteks hubungan internasional, ber- massa sebagai salah satu aktor dalam dina-
ita-berita tentang kebijakan luar negeri suatu mika tata hubungan internasional, dan po-
negara mestinya ditujukan untuk konsumsi sisi Indonesia dalam tata hubungan interna-
luar negeri (external public relations), yang sional sangat dipengaruhi oleh hal tersebut
arahnya menginginkan terbentuknya citra (Prajarto, 2003:1).
positif Indonesia di luar negeri. Pemanggul Jika merujuk pada pemahaman bahwa
beban yang lebih tepat adalah media massa media massa merupakan aktor perubah-
asing atau media massa Indonesia yang ber- an politik, tentu hal ini dapat ditelisik dari
bahasa asing. Bahasa yang digunakan dalam ideologi media yang tertuang jelas dalam
media massa ini menjadi penting, dalam ta- berbagai agenda media. Warna agenda poli-
taran ontologis, bahasa sebagai alat untuk tik media massa sangat ditentukan oleh ke-
mengetahui segala sesuatu yang ada, ter- pentingan internal media, yang lebih lanjut
masuk juga politik. Maka semakin disadari informasi yang diberitakan juga tidak ter-
bahwa bahasa adalah produk zaman.Komu- lepas dari kepentinganya tersebut.
lasi ekspresi kebudayaan atau “wakil’ sebuah Bahkan secara lebih nyata terdapat me-
kekuasaan. Media massa merupakan sarana dia massa yang menempatkan sebagai opi-
penyebarluasan berita dan informasi kepada sisi pemerintahan yang berita-beritanya
khalayak luas, baik secara lokal, nasional, memberikan kritik-penyeimbang terhadap
maupun internasional. berbagai kebijakan pemerintah. Dengan
Hal ini selaras dengan fungsi media mas- berdasar pada isi berita tersebut, maka peris-
sa sebagai lembaga siaran yang berkepentin- tiwa politik yang dianggap penting dijadikan
gan dengan penyebaran informasi dan bisnis agenda media untuk disampaikan kepada
serta upaya mempengaruhi opini publik in- khalayak (Rivers-Jenson, 2004:38, Tankard,
ternasional (Shoelhi, 2009). Di mana dikata- 2009: 388). Karena media massa ditempat-
kan oleh Marshall McLuhan mengenai glob- kan sebagai salah satu kekuatan penting
al village, yang membuat batas antar negara yang ada ditengah masyarakat, dalam men-
tidak jelas.Dengan memanfaatkan kemajuan jamin adanya checks and balance dari berba-
di bidang teknologi telekomunikasi yang te- gai kekuasaan, maka peranan media massa
lah berkembang dengan pesat, maka seluruh harus mampu melahirkan laporan-laporan
bangsa-bangsa di dunia dapat disatukan da- yang valid berdasarkan data dan fakta yang
lam agenda globalisasi. terjadi di lapangan.
Sementara, media massa di negara lain/ Media massa sebagai aktor dalam ke-
asing yang jangkauannya domestik tidak hidupan sosial politik, juga ikut berkecim-
begitu relevan, tentu kurang memperngar- pung dalam menciptakan perubahan-pe-

49
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

rubahan sosial dan politik (agent of change) ya adalah signifikan, keterkenalan, kedeka-
yang terjadi melalui berita-berita yang dipub- tan, kemanusiaan dan lainnya.Jika hal ini
likasikan. Sebagai agen perubahan (agent of dikaitkan dengan genesis media yang berop-
change) media massa menggunakan caranya erasi dalam prinsip bisnis, maka pelaporan
sendiri, yakni melalui publikasi berita poli- peristiwa kunjungan diplomatik pada aspek-
tik yang menjadi agenda politiknya. Sebuah aspek yang terkait dengan fakta-fakta berpo-
media massa yang pro terhadap pemerintah tensi untuk dikomersilkan.Oleh karenanya
tentu akan memberitakan berita politik yang tidak aneh bila liputan media tidak saja
menguntungkan pemerintah yang berkuasa berdampak positif, namun juga berdampak
dan sebaliknya. negatif bagi masyarakat.
Merujuk pada pandangan Nimmo Media massa akan melihat peristiwa
(2004:236) bahwa jumlah berita politik disa- hubungan internasional yang penting dan
jikan oleh media massa merupakan proses layak untuk dijadikan berita lazimnya prak-
yang bertalian dengan hubungan antara tik ini dikenal dengan media event. Praktek
penguasa dan media.Penyajian kepada kha- media event terkait dengan kecenderun-
layak dalam bentuk urutan pilihan kebijakan gan studi mengenai proses produksi berita,
dan dicapai dalam isi berita mengenai; mana pada pendekatan pertama sering disebut
yang harus disajikan terlebih dahulu; berapa sebagai pandangan seleksi berita (selectiv-
banyak ruang dan waktu yang disediakan ity of news). Intinya proses produksi berita
bagi masing-masing; dimana meletakan merupakan proses seleksi berita dari realitas
masing-masing berita (halaman pada surat yang riil untuk kemudian diseleksi oleh war-
kabar).Sebagai aktor politik, tentu peranan tawan selanjutnya dibentuk dalam sebuah
media massa memiliki ranah tersendiri, yak- berita. Sedangkan pendekatan kedua yakni
ni berita-berita politik yang disajikan tidak pendekatan pembentukan berita (creations
terlepas dari kepentingan media (agenda of news), dalam perspektif ini peristiwa
politik media). tersebut bukan diseleksi melainkan dikreasi
Lebih lanjut agenda politik media ber- oleh wartawan. Artinya berita merupakan
implikasi adanya agenda setting (urutan pri- hasil akhir dari keseluruhan proses dengan
oritas terhadap peristiwa politik internasion- memilah dan menentukan peristiwa atau
al yang dinilai penting) juga berimplikasi tema tertentu (Fishman, 1980:13-14), untuk
pada adanya media event.Media event meru- kemudian hasil ciptaan tersebut dipublikasi-
pakan suatu peristiwa atau kegiatan yang kan kepada khalayak.
memiliki tujuan khusus untuk publisitas Media event merupakan cara media
media. Hal ini juga dapat mencakup setiap massa mengatur beritanya sedemikian rupa.
peristiwa yang diliput oleh media massa atau Artinya bahwa media event adalah “kemasan
diselenggarakan terutama yang telah men- model” berpolitiknya media massa, sehingga
jadi agenda media. Media event as: certain khalayak (audience) dapat menilai bahwa
situated, thickened, centring performances of berita itu dianggap sebagai isu yang penting
media communication focused on a specific dan hangat, atau kejadian mengenai isu yang
thematic core, cross different media product dipandang penting oleh redaksi suatu me-
and a reach a wide and diverse multiplicity dia massa.Pemberitaan oleh redaksi meng-
of audience and participant”. Berita sebagai gambarkan pentingnya berita tersebut, mis-
media event, seperti peristiwa gejolak politik, alnya dijadikan pokok berita, headline, dan
bencana, dan peristiwa-peristiwa yang me- diulang-ulang (A.Muis, 2000:v). Artinya,
nyita perhatian publik. media event merupakan peristiwa menarik
Dalam pandangan Hermin Indah (journalistic point of view) yang menjadi so-
Wahyuni (2006:5), bahwa peristiwa sebagai rotan media untuk dijadikan sebagai agenda
media event setidaknya memiliki basis pe- media, yang dalam hal ini peristiwa tersebut
nilaian yang dilakukan mengenai nilai berita direncanakan atau spontan.Pada akhirnya
yang dipilih.Beberapa nilai berita diantaran- diseleksi apabila menarik cakupan berita

50
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

tersebut. oordinasi oleh pemerintah maupun pihak


Liputan peristiwa internasional sebagai pihak yang berkepentingan di dalamnya sep-
event menarik, merupakan bentuk partisi- erti tokoh agama, partai, media massa dan
pasi dan peran media massa dalam pelaksan- masih banyak lagi. Namun ketika memaknai
aan hubungan luar negeri Indonesia dengan media massa secara luas, bahwa media massa
negara lain dan membantu masalah-masalah sebagai sebuah institusi yang menunjukkan
internasional. Artinya, media massa meru- eksistensi komunikasi massa dalam sebuah
pakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem komunikasi internasional, memiliki
diplomasi internasional (diplomasi publik). cara serta fungsi peran dan manfaatnya dalam
Misalnya, untuk meredakan ketegangan in- menterjemahkan hubungan kerjasama antar
ternasional, menyelesaikan konflik dengan negara-negara baik yang sedang berkembang
memberitakan harapan-harapan negara maupun yang sudah berkembang.
yang satu dengan negara lainnya (Wirawan,
2008:11). b. Media Diplomacy
Bagi media massa di Indonesia, posisi Senada dengan pandangan di atas bahwa
media dalam meliput kunjungan diplomatik dalam diplomasi publik, pemerintah bukan
harus mendasarkan pada politik luar negeri satu-satunya aktor dalam diplomasi, tetapi
Indonesia. Misalnya, isi media mau tidak mau terdapat sembilan aktor dalam diplomasi
harus merefleksikan bahwa politik Indonesia publik.Seperti lembaga swadaya masyarakat,
adalah bebas aktif.Media dapat melakukan masyarakat, kalangan profesional, pengu-
investigasi keterkaitan antara opini publik saha dan pemilik modal, media, peneliti,
dengan urusan luar negeri suatu negara.Hal akademisi, aktivis, dan kalangan agamawan.
ini terkait dengan sikap media yang dapat Sembilan aktor itu melakukan komunikasi
dilihat dalam setiap berita yang dipublikasi- internasional dengan caranya sendiri.Misal-
kan. Intinya bahwa media massa memberi- nya media massa melakukan diplomasi den-
kan peranan yang besar terhadap hubungan gan berbagai liputannya. Banyaknya aktor
internasional, termasuk dalam hal mengawal yang terlibat dalam diplomasi publik mem-
isu-isu internasional dan di arahkan kemana berikan implikasi adanya pengakomodiran
isu-isu tersebut oleh media. informasi dari berbagai aktor guna menjem-
Intinya bahwa dalam perspektif komu- batani mekanisme diplomasi government to
nikasi internasional, media massa merupak- government,people to government, people to
an komunikator paling intens dalam melaku- people, non government to non government,
kan penyebaran informasi, diusung dari fakta maupun people and non government to gov-
maupun isu internasional dan pembentukan ernment.
opini publik. Pandangan Prajarto (2003:4) Diplomasi merupakan komunikasi in-
terkait hal ini bahwa pemanggul beban ko- ternasional diantara negara-negara yang
munikasi internasional yang paling tepat terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang di-
adalah media massa asing atau media mas- formulasikan dalam pertukaran permintaan
sa Indonesia yang berbahasa asing. Namun dan konsesi antara para pelaku negosiasi.
tidak menutup kemungkinan adanya peran Namun dengan berfungsinya media massa
media massa nasional. sebagai aktor diplomasi, tentu segala isu-
Peranan media massa dalam kancah in- isu internasional yang berkembang sangat
ternasional ini sangat dipengaruhi oleh mod- ditentukan seberapa besar jangkauan infor-
el diplomasi publik secara umum dipahami masi dan koverasi media. Diplomasi bertu-
sebagai upaya untuk mempengaruhi publik juan untuk mencapai kepentingan nasional,
internasional (negara lain) demi tercapainya keterampilan dalam berdiplomasi merupa-
kepentingan nasional suatu negara. Upaya kan syarat utama sebagai sarana pencapaian
semacam ini dilakukan untuk membentuk kesepakatan, kompromi, dan penyelesaian
suatu jaringan komunikasi sebagai wadah masalah dimana tujuan-tujuan pemerintah
promosi kebijakan luar negeri. Dengan dik- saling bertentangan (Djelantik, 2008: 4).

51
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

Aktivitas media massa dalam komu- terdepan untuk mengurangi tensi atau ke-
nikasi internasional atau politik interna- salahpahaman yang muncul akibat isu-isu
sional memiliki fungsi strategis karena dapat ketegangan antar negara.
menyatukan semua aktor diplomasi publik Seperti disebutkan oleh pakar ilmu poli-
melalui fungsi yang dilakukan media massa. tik Paul Kennedy, bahwa aktor-aktor media
Penyatuan aktor berarti media massa men- massa ikut membentuk dan merubah pola
gakomodir pandangan dari aktor tersebut. pikir masyarakat. Contoh sederhana ada-
Misalnya kunjungan diplomatik membahas lah besarnya simpati dan dukungan dari
agenda ekonomi.Tentu idealnya media massa masyarakat internasional dan upaya penye-
memberitakan pandangan-pandangan aktor lamatan besar-besaran korban tsunami di
bidang ekonomi, seperti akademisi, pemilik Aceh pada Desember 2004.Respons spontan
modal, pengusaha, dan lainnya. dan cepat dari berbagai aktor, pemerintah,
Rianto (2008:67) menyatakan bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM); in-
media telah mengubah karakteristik umum dividu, tak lepas dari peran media sebagai
diplomasi dan politik internasional.Hal ini aktor diplomasi.Substansinya bahwa media
disebabkan oleh globalisasi media.Bersa- massa memiliki kekuatan pengaruh yang
maan dengan tuntutan, maka peran media sangat besar dalam hal ikut mengendalikan
dalam hubungan internasional telah men- arah perubahan masyarakat, khususnya da-
jadikan para jurnalis dalam meliput peris- lam kerangka politik. Perilaku politik me-
tiwa, mengumpulkan dan menyeleksi fakta, dia massa merupakan sesuatu yang menjadi
merekonstruksi,serta merepresentasikan penentu arah perilaku politik masyarakat,
realitas membutuhkan waktu yang cepat baik perilaku mendukung atau menentang
dan ringkas, padat dalam mewartakan isi (Muhtadi, 2008:51).
tampilan berita yang akan dipublikasikan. Menurut McCombs (1985:119) peruba-
Dov Shinar (2000:83) mengatakan bahwa ke- han sikap suatu masyarakat pada umumnya
mampuan media massa dalam menyebarkan dipengaruhi oleh adanya informasi baru yang
pesan-pesan diplomasi dan politik ini, mam- dipandang relevan dengan tuntutan kon-
pu menjadikannya sebagai salah satu instru- disional, kapan dan dimana informasi baru
men propaganda paling penting. Terkait itu diterima.Media massadengan demikian
dengan berita kunjungan diplomatik, media memiliki pengaruh penting dalam proses
massa tidak hanya sekadar meliput berita, pembentukan cara berfikir dan berperilaku
tetapi media massa harus memiliki sikap politik masyarakat.
dalam meliput serta memberikan ruang Hal ini menjadikan media massa memi-
dan waktu kepada publik untuk mengang- liki peranan besar dalam hubungan interna-
gap bahwa isu-isu kunjungan diplomatik ini sional, dalam pengertian yang luas peranan-
penting untuk dipublikasikan. nya sebagai katalis dan diplomatic broker
Menurut Hariyadi Wirawan (2008:11) (Puji Rianto, 2008: 68). Sebagai diplomatic
bahwa media massa berperan penting dalam broker media melaksanakan dan kadang
membantu masalah-masalah internasion- memprakarsai mediasi internasional dalam
al, sehingga media massa juga merupakan suatu acara yang seringkali pembedaannya
bagian yang tidak terpisahkan dari diplo- menjadi kabur sebagai reporter atau sebagai
masi internasional. Misalnya peranan media seorang diplomat.Akibat peranan yang besar
dalam meredakan ketegangan internasional, tersebut maka kemudian melahirkan istilah
dalam konteks ke Indonesia-an media harus “media diplomacy” (Hachten, 1993:59) yang
berperan penting dalam memajukan ke- dalam sejarahnya merujuk pada kasus Wal-
pentingan bangsa dan negara Indonesia di ter Cronkite dari CBS dan Barbara Walters
kancah internasional sesuai dengan misinya dari ABC yang menjadi saluran komunikasi
“Million friends, Zero Enemy” (sejuta kawan antara Presiden Mesir Anwar Sadat dengan
tanpa musuh). Media sebagai salah satu el- Perdana Menteri Israel Menachem Begin.
emen didalam civil society memiliki peran Menurut catatan Hachten bahwa

52
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

dampak paling dramatis dicapai oleh stasiun Times) meliput berita-berita sesuai dengan
CBS yang berhasil melakukan wawancara kebijakan Amerika tentang pelanggaran hak
sambungan telepon secara terpisah, sedang- asasi manusia di Timor Timur. The New York
kan penyiaran dua wawancara tersebut dis- Timesmemberikan dukungan terhadap sikap
uting dan disambungkan bersama, sehingga kritis Amerika terhadap Indonesia dengan
memberikan kesan sedang dilaksanakan melaporkan tindakan-tindakan tak manu-
wawancara langsung antara kedua pemimpin siawi yang dilakukan polisi dan tentara In-
dengan Cronkite sebagai pewawancaranya. donesia terhadap penduduk Timor Timur
Inilah dimensi baru peranan media dalam yang beragama Kristen.Sebagaimana ditulis
politik internasional dewasa ini yang dapat oleh The New York Times, bahwa “perbedaan
dikatakan sebagai mediator, sehingga pada agama merupakan salah satu penyebab kete-
tataran tersebut media menjembatani yang gangan hubungan Indonesia dan penduduk
mungkin juga penuh distorsi dan diplomasi Timor Timur, sementara mayoritas pen-
politik antar pejabat politik. duduk Indonesia Islam, mayoritas penduduk
Media massa kadang-kadang dapat Timor adalah Kristen”.Merujuk pada hasil
memfasilitasi pertemuan bagi para pemimpin penelitian tersebut, media massa dapat ber-
politik. Misalnya kesepakatan Anwar Sa- sikap mendukung atau bahkan mengkritisi
dat untuk berkunjung ke Yerusalem terjadi kebijakan politik suatu negara.
setelah wartawan NBC, Walter Cronkite,
membawa kedua pemimpin Israel dan Me- Gap Pemahaman Media: Problem Ko-
sir, Anwar Sadat dan Manachem Begin ber- munikasi Politik oleh Media
hasil diwawancarai melalui televisi satelit.
Peran media masssa telah disadari sebagai Praktik komunikasi dalam politik in-
salah satu faktor kunci keberhasilan diplo- ternasional sering menimbulkan gap.Misal-
masi masa kini. Pernyataan Lord Palmer- nya kasus film Fitna dan kontroversi pem-
ston yang terkenal, opini lebih kuat daripada beritaan akibat publikasi kartun yang sangat
tentara akan semakin relevan dalam konteks melecehkan martabat Nabi Muhammad.
ini.Sama halnya dengan pernyataan Napo- Tercatat banyak orang telah menjadi kor-
leon Bonaparte‘sebuah pena lebih berbahaya ban sepanjang gelombang kerusuhan dan
daripada seribu bayonet”. Dua hal tersebut kekerasan yang terjadi akibat penerbitan
mengandung banyak kebenaran terutama kartun ini.Gap-gap ini justru menyebabkan
dikaitkan dengan peran media massa pada melemahnya hubungan atau politik interna-
era reformasi (Djelantik, 2008:70). sional. Sehingga dalam politik internasional,
perkembangan globalisasi media dan jurnal-
Hal ini menjadikan media memiliki isme internasional perlu untuk melakukan
peranan besar dalam hubungan diplomatik pertukaran perspektif dalam pemberitaan-
bahkan hubungan internasional. Bambang nya, makna kebebasan dan hak asasi manu-
Cipto memberikan contoh bahwa media sia dalam media massa.
massa Amerika yang memainkan peranan
penting dalam mengembangkan dengan ce- Kasus ini menjadi perhatian interna-
pat pendapat umum tentang pelanggaran sional karena menyebabkan hampir seluruh
hak asasi manusia di Timor Timur.The New negara muslim dan umat muslim marah.
York Times memuat editorial yang berjudul Kasus ini bukanlah bentuk kebebasan ber-
“The Tiananmen in East Timor”, yang kemu- ekspresi wartawan/media massa. Kebebasan
dian berita ini menyebabkan suhu politik berekpresi pada intinya merupakan sebuah
Amerika Serikat memanas. keharusan politis, sosial dan ekonomi, na-
mun kebebasan ini sendiri bukanlah sebuah
Hasil penelitian Disertasi Bambang Cip- kebebasan yang tanpa batas.Tiada satu pun
to (2003: 246-247) “Tekanan Amerika Terh- kebebasan yang bersifat absolut.
adap Indonesia: Kajian Atas Kebijakan Luar
Negeri Clinton Terhadap Indonesia” menilai Munculnya gap ini memerlukan pen-
bahwa media massa Amerika (The New York gaturan melalui berbagai kerjasama antara

53
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

negara dalam menata media massa (terutama Media berfungsi sebagai pengendali
dalam penyamaan persepsi kebebasan pers). sekaligus melakukan kontrol sosial bagi
Salah satu kerjasama yang dilakukan Indo- kepentingan publik.Bahkan, dalam tradisi
nesia dengan Pemerintah Kerajaan Norwegia jurnalisme politik, media adalah pemain
dengan dukungan dari Pemerintah Selandia (player), subjek aktif di ruang publik bukan
Baru, menyelenggarakan Global Inter-Media sekedar medium atau alat yang dikendali-
Dialog ke-3 di Bali. Indonesia dan Norwegia kan pihak diluar pengelola media itu (Rosen,
sama-sama memandang bahwa dialog global 2004). Sebagai pemain tentu berfungsi seba-
inter media ini sangat penting, mengingat gai agen perubahan (agent of change) pada
sekarang ini media-media di seluruh dunia level internasional dengan menggunakan
tengah menghadapi berbagai tantangan, caranya sendiri, yakni melalui publikasi ber-
baik itu dalam segi kontroversi pemberitaan ita politik yang menjadi agenda politiknya.
maupun gap mengenai pemahaman kebe- Dalam wujud yang lebih konkret, media
basan. Agenda Global Inter-Media Dialog memiliki peranan besar dalam komunikasi
ke-3 diantaranya mencakup: perubahan lan- politik internasional.Keterlibatan aktif me-
skap media yang sebagian besar merupakan dia ini telah melahirkan istilah “media diplo-
hasil dari kemajuan teknologi informasi dan macy”. Media massa sebagai saluran dalam
komunikasi; peliputan atas kelompok mi- menjalankan misi diplomasi sebuah negara
noritas; dan kebenaran-kebenaran yang me- tehadap negara lainnya. Sebagai “media di-
nyesakkan dada seperti kemiskinan, perang plomacy”, media massa tidak hanya sekadar
melawan teror, dan perubahan iklim global. meliput peristiwa diplomatik, tetapi media
massa harus bersikap sebagai seorang ne-
SIMPULAN gosiator. Terkait dengan media diplomacy
bahwa media sebagai salah satu aktor dalam
Media dan politik Internasional meru- dinamika tata hubungan internasional, dan
pakan dua entitas yang tidak dapat dipisah- posisi Indonesia dalam tata hubungan in-
kan dalam kehidupan modern.Keduanya ternasional sangat dipengaruhi aktor media
saling berbagi peran dalam menentukan massa tersebut.
arah perubahan-perubahan di masyarakat.
Hubungan ini dipengaruhi oleh peran besar
media massa dalam menentukan derajat ke-
harmonisan dunia internasional, baik dalam
hubungan bilateral maupun multilateral.
Bagi politik internasional, aktifitas media
berperan dalam melaporkan serta memberi-
takan peristiwa-peristiwa politik, kemudian
peristiwa tersebut disampaikan kepada kha-
layak, untuk selanjutnya publik atau kha-
layak akan menafsirkan teks-teks berita yang
tersaji dalam media tersebut.
Media massa bukan hanya sumber in-
formasi politik, tetapi juga kerap menjadi
pendorong (trigger) terjadinya perubahan
politik. Secara umum media massa memiliki
kecenderungan-kecenderugan tertentu da-
lam melakukan liputan pada peristiwa poli-
tik internasional. Pada posisi seperti inilah,
kemudian media massa ditempatkan sebagai
kekuatan keempat (the fourth estate) dalam
tatanan kehidupan sosial dan politik.

54
Nita Andrianti, Peran Media Massa Nasional dalam Politik Internasional

DAFTAR PUSTAKA Rianto, Puji. 2008. “Globalisasi Media dan


Transformasi Politik Internasional, Jur-
nal Ilmu Komunikasi, Volume 5 Nomor
Canggara, Hafied. 2009.Komunikasi Politik: 1.
Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Ra-
jawali Pers. Rantanen, Terhi. 2006. The Media and Glo-
balization. London: Thausand Oaks.
Cipto, Bambang. 2003, Tekanan Amerika Ter-
hadap Indonesia: Kajian Atas Kebijakan Rudi, T. May. 2005.Komunikasi dan Hubun-
Luar Negeri Clinton Terhadap Indone- gan Masyarakat Internasional. Band-
sia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ung: Refika Aditama.

Djelantik, Sukawarsini. 2008.Diplomasi: Shoelhi, Muhammad. 2009.Komunikasi In-


Antara Diplomasi dan Praktik. Yogya- ternasional Perspektif Jurnalistik. Band-
karta: Graha Ilmu. ung: Simbiosa Rekatama Media.
_______________. 2011.Diplomasi: Praktik
Eriyanto.2000, Analisis Framing, Konstruksi
Komunikasi Internasional. Bandung:
Ideologi dan Politik Media.Yogyakarta:
Simbiosa Rekatama Media.
LKiS.
Siregar, Ashadi. 2000.“Media Pers dan Nega-
Hachten, William. 1993.Komunikasi Interna- ra: Keluar dari Hegemoni”, Jurnal Ilmu
sional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sosial dan Ilmu Politik Volume 4, No-
Hamad, Ibnu. 2004.Konstruksi Realitas Poli- mor 2.
tik dalam Media Massa: Sebuah Studi Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Per-
Critical Analysis Discourses Terhadap tarungan Wacana.Yogyakarta: LKiS.
Berita-BeritaPolitik. Jakarta: Granit.
Wahyuni, Hermin Indah. 2000. “Relasi Me-
____________. 2005, “Media Above The Line dia-Negara-Masyarakat dan Pasar Da-
dan Below The Line dalam Pilkada”, Jur- lam Era Reformasi”.Jurnal Ilmu Sosial
nal Desentralisasi Volume 6 Nomor 4, dan Ilmu Politik, Volume 4 Nomor 2.
Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah,
Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. __________________. 2008.“Kecenderungan
“Framing” Media Massa Indonesia da-
McNair, Brian. 1995.An introduction to Po- lam Meliput Bencana Sebagai Media
litical Communication. London: Rout- Event”.Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-
ledge. tik, Volume 11, Nomor 3.
McQuails, Dennis. 2002.McQuails Mass
Communication Theory.London: Sage
Publication.
Mosco, Vincent. 1998.The Political Economy
of Communication: Rethinking and Re-
newal. London, Sage Publication.
Muhtadi, Asep Saeful. 2008.Komunikasi
Politik Indonesia: Dinamika Islam Poli-
tik Pasca Orde Baru. Bandung: Rosda-
karya.
Muis, A. 2000, Titian Jalan Demokrasi: Per-
anan Kebebasan Pers untuk Budaya Ko-
munikasi Politik. Jakarta: Kompas.
Nimmo, Dan. 2006 Komunikasi Politik: Ko-
munikator, Pesan dan Media. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

55
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 1. Juni 2015

56

Anda mungkin juga menyukai