Anda di halaman 1dari 9

MEDIA MASA DAN IKLAN POLITIK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Cyber Politik

Dosen Pengampu : Rofiq, M.Si.

Disusun Oleh :

M. Handika Reksa (1806016014 )

Virda Qibtiyatul Maula ( 1806016016 )

Abdul Majid (1806016020 )

Selsa Ayu Faradita (1806016070 )

Hamami Aulia Khatami ( 1806016084 )

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik sangat erat hubungannya dengan media, karena salah satu tujuan media
yakni untuk membentuk pendapat umum mengenai berbagai hal, terutama terkait
politik. Media massa dengan fungsi persuasif yang mampu membentuk pendapat
umum dan mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap isu-isu politik yang
sedang berkembang (Nimmo 1989). Cara-cara media menampilkan peristiwa-
peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan aktor politik mengenai
perkembangan politik. Keikutsertaan media dalam mengubah sistem politik dengan
melalui pembentukan opini publik atau pendapat umum yakni, upaya pembangunan
sikap dan tindakan khalayak mengenai sebuah masalah politik atau aktor politik
(Hamad 2004). Di era modernisasi, media massa semakin memperluas peranannya
dan muncul sebagai sebagai salah satu kekuatan baru. Dalam kerangka ini media
menyampaikan pemberitaan-pemberitaan politik kepada khalayak. Penyampaiannya
dalam berbagai bentuk, antara lain berupa audio, visual maupun audio-visual yang
didalamnya terdapat simbol politik dan fakta politik.
Media massa berperan untuk menyebarkan informasi secara masif, yang pada
akhirnya akan linear dengan tuntutan masyarakat modern untuk senantiasa meng-
update informasi. Kemampuannya dalam menyebarkan informasi itulah yang menjadi
sumber kekuasaan media massa. Di Indonesia, eksistensi pemberitaan media massa
dalam sistem politik bukan hanya bersumber dari ketertarikannya terhadap nilai atas
suatu peristiwa, melainkan juga bisa datang dari permintaan kontestan pemilu sendiri
(Silviana 2019). Kekuatan media massa tidak hanya mampu merepresentasikan
kepentingan para elit politik dan khalayaknya, namun yang dominan adalah para
pemilik dan pengusaha yang memiliki relasi dalam kepentingan politik tertentu.
Media yang dilingkupi oleh berbagai kepentingan inilah nantinya hadir dan muncul
yang akhirnya menjangkau lapisan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi benak
dan peilaku masyarakat pemilih (Yasir 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Macam-macam media massa dalam sistem politik
2. Peran media massa dalam iklan politik Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Macam-macam Media Massa dalam Sistem Politik
Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media
massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna
alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan
kepada masyarakat luas. Media massa merupakan sarana komunikasi politik yang bisa
menjangkau khalayak yang luas. Dalam hal ini, McQuail (2011: 21) menjelaskan media
massa memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu: (1) sebagai pemberi informasi;
(2) pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna
informasi; (3) pembentukan kesepakatan; (4) korelasi bagian-bagian masyarakat
dalam pemberian respon terhadap lingkungan; (5) transmisi warisan budaya; dan
keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan
identitas dan kesinambungan masyarakat (Yasir 2014). Adapun macam-macam media
masa dalam Sistem Politik :
a. Media Siaran (Televisi)
Media televisi saat ini masih menjadi saluran utama untuk mendapatkan informasi
apapun terkait dengan politik di Indonesia yang sedang terjadi. Melalui televisi ini
baik sistem politik maupun komunikasi politik dapat dijangkau oleh masyarakat.
Bagi mereka yang tidak bisa melihat bisa menikmati dengan mendengar, begitu juga
bagi yang tidak bisa mendengar dapat dinikmati dengan visualisasinya. Selain itu,
televisi dengan karakter audio visualnya dapat memberikan sejumlah keunggulan
diantaranya mampu menyampaikan pesan melalui gammbar dan suara secara
bersamaan.
b. Media Cetak
Surat kabar atau media cetak secara umumya memiliki andil dalam pembentukan
persepsi masyarakat. Media massa cetak yang dalam konteks ini dibatasi dalam
bentuk surat kabar, majalah, dan buku merupakan sarana komunikasi dan persuasi
bagi para praktisi politik, para partisan politik, dan para pemerhati politik. Sebagai
sarana komunikasi, media massa cetak tersebut dimanfaatkan untuk
menyosialisasikan visi dan misi dari kandidat dewan atau presiden, memberikan
informasi selengkap dan semenarik mungkin berkait dengan program-program
jangka panjang dan pendek sebagai perwujudan pelaksanaan visi dan misi para
kandidat.
c. Media Internet
internet itu sendiri sangat lekat dari penggunaanya oleh masyarakat apalagi di zaman
modern saat ini. Sepertinya internet juga menjadi sebuah teknologi yang sangat
berguna bagi siapapun karena tidak lepas dari fungsi pentingnya. Dalam dunia
politik pun internet membawa pengaruh besar dalam bidang politik di Indonesia.
Bidang politik merupakan bidang yang membutuhkan publisitas atau memudahkan
penyampaian aspirasi masyarakat sehingga internet adalah media yang paling
banyak dibutuhkan dalam hal promosi dari seorang tokoh politik atau partai politik.
Tokoh politik atau partai politik akan memanfaatkan semua media yang dianggap
potensial dalam meningkatkan popularitas tokoh ataupun partai politik tersebut.
Penggunaan media oleh tokoh politik dan partai politik dikenal dengan istilah
Komunikasi Politik. Komunikasi politik mencakup penggunaan media oleh
pemerintah dan partai politik guna mendapat dukungan pada saat pemilihan umum
atau juga di luar pemilihan umum (Vivi 2020).
Banyak juga politikus di Indonesia selain memanfaatkan situs jejaring sosial juga
membuat blog pribadi. Dalam blog tersebut mereka mengungkapkan pandangan,
gagasan ataupun kritik mengenai sesuatu hal yang sedang menjadi topik di tengah
masyarakat. Dengan adanya blog tersebut akan membuat sang politikus berkesan
lebih intelek karena dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi
internet (R.Situmorang 2012).

2. Peran media massa dalam iklan politik Indonesia


Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media
massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna
alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan
kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah,
buku, radio, dan televisi. Jadi media massa mengarah kepada alat yang di pergunakan
untuk menyampaikan informasi (Junus,1996 : 28).
Salah satu fungsi klasik dari media massa adalah menjadi wacana pembentukan
pendapat umum. Melalui berita, komentar , surat kabar serta wawancara yang
dilakukan dalam media televisi dan radio dapat menimbulkan berbagai macam
penafsiran dari kalangan pembaca dan pemirsa. Media massa dengan kemampuannya
dalam membuat agenda, dapat memancing perhatian khalayak. Oleh sebab itu, media
massa tidak hanya dilihat dari aspek sebagai industri hiburan dan informasi tetapi juga
sebagai sarana pembentukan pendapat umum.
Sesungguhnya media pada prinsipnya adalah segala sesuatu sebagai saluran
seseorang yang menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya. Atau media adalah
alat untuk mewujudkan gagasan manusia. Dalam hal ini Arifin membagi media
kedalam tiga bentu. Pertama, media yang menyalurkan ucapan, termasuk juga yang
berbentuk bunyi. Media yang termask dalam kategori ini adalah gendang, tongtong
(alarm blok), telepon, dan radio. Kedua, media yang menyalurkan tulisan dan hanya
dapat ditangkap oleh mata. Media yang masuk kedalam golongan ini antara lain
prasasti, selebaran, pamflet, poster, brosur, baliho, spanduk, surat kabar, majalah dan
buku. Ketiga, yang menyalurkan gambar hidup dan karena dapat ditangkap oleh mata
dan telinga sekaligus. Media yang termasuk dalam ini hanya film (video) dan televisi.

a. Iklan Politik
Iklan politik Secara kondisional selain berfungsi memberikan pemahaman tentang
keberadaan suatu produk, iklan sekaligus menjadi “mediasi dalam membujuk
konsumen untuk secara suka rela mencoba atau membeli produk yang ditawarkan”.
Artinya, melalui iklan yang menawarkan aneka ragam kebutuhan (termasuk iklan
politik dengan isi pesan politik) diupayakan agar kebutuhan konsumen (pemilih) dapat
dicapai. Secara lebih umum klasifikasi iklan dapat dikategorikan berdasarkan target
audiens, wilayah, pemilihan media, dan tujuan. Sebagaimana Bovee mengatakan iklan
dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga kategori.
 Target Audiens: pemakai iklan atau bisnis seperti industrial, perdagangan,
professional, pertanian.
 Wilayah geografis: internasional, nasional, regional atau lokal.
 Penggunaan media: media cetak (Koran, majalah), media elekronika
(radio,televisi), media luar rumah (poster).

Media yang biasa digunakan iklan pada saat kampanye adalah billboard (baliho),
surat kabar, radio dan televisi. Melalui iklan politik para calon bisa
mengkomunikasikan pesan-pesannya, idenya, programnya kepada para calon pemilih.
Mengenai pesan iklan untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai pesan iklan
politik, Bovee menyatakan bahwa pesan iklan adalah apa yang direncanakan untuk
disampaikan dalam iklan dan bagaimana perencanaan penyampaian pesan itu secara
verbal dan non verbal. Dengan demikian, untuk menampilkan kekuatan iklan tidak
hanya sekedar menampilkan pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan non
verbal yang mendukung kekuatan yakni menambah daya tarik iklan. Berdasarkan
pemikiran tersebut dapat dikatakan bahwa pesan-pesan yang akan disampaikan melalui
iklan hendaknya memanfaatkan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Lalu,
sebelum menentukan penggunaan media ada baiknya mempertimbangkan karakteristik
yang ada dalam sasaran khalayak.
Sasaran khalayak disini yaitu masyarakat pengrajin tas dan sepatu yang memiliki
karakteristik sangat oportunis, mengambil sesuatu yang dapat menguntungkan serta
meningkatkan pendapatan dalam sentra usaha mereka. karena sifatnya yang sangat
efisien media yang baik digunakan untuk sasaran pengrajin adalah media yang dapat
mereka jangkau dengan mudah. oleh karena itu penggunaan baliho, surat kabar, radio
dan televisi dapat digunakan untuk sosialisasi calon kepala daerah.

b. Macam Macam Iklan Politik


Iklan politik merupakan iklan ini tidak bisa dikategorikan ke dalam iklan layanan
masyarakat, dan juga iklan komersial karena tidak menjual produk berupa barang dan
jasa, namun iklan ini semata-mata meminta dukungan suara dari masyarakat karena
umumnya iklan politik muncul saat menjelang pemilu atau disaat kampanye.
Robert Baukus membagi iklan politik atas empat macam yaitu.
 Iklan serangan,yang ditujukan untuk mendiskreditkan lawan.
 Iklan argumen, yang memperlihatkan kemampuan para kandidat untuk mengatasi
masalah-masalah yang mereka hadapi.
 Iklan ID, yang memberi pemahaman siapa sang kandidat kepada para pemilih.
 Iklan resolusi, di mana para kandidat menyimpulkan pemikiran mereka untuk para
pemilih.
Sedangkan yang termasuk dari iklan politik dalam penelitian ini adalah Iklan ID
dimana iklan politik ini hanya sebatas memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai informasi kandidat calon kepala daerah yang akan dipilih. Sebagaimana
masyarakat pengrajin tas dan sepatu di kecamatan Tanggulangin yang memperoleh
informasi kandidat dari iklan politik yang digunakan oleh kandidat kepala daerah.

c. Fungsi Iklan Politik


Menurut Brian Mc Nair, Iklan politik, adalah “the purchase and the use of
advertising space, paid for commercial rates, in order to transmit political messages to
mass audience”. Jika melihat dari tujuan, maka tujuan utama dari iklan politik adalah
informatif-persuasif, Periklanan politik menginformasikan kepada pemilih bahwa
dengan memilih kandidat atau partai tertentu maka kualitas hidup mereka bisa berubah.
Selain itu Iklan politik juga dapat menciptakan persaingan antar peserta pemilu. Lebih
jelasnya, Marchand mengemukakan bahwa. “iklan adalah sebuah cermin masyarakat, A
Mirror on the Wall, yang lebih menampilkan tipuan-tipuan yang halus dan bersifat
terapetik daripada menampilkan refleksi-refleksi realitas sosial. Jika kita
memperhatikan peran-peran yang dimainkan oleh karakter-karakter dalam iklan, kita
akan sangat terkesan dengan distorsi iklan atas lingkungan sosial. Jika kita
memperhatikan petunjuk-petunjuk dan nasehat dalam iklan”, kita akan sangat terkesan
dengan pengelakan manipulatif mereka, dengan upaya iklan untuk menyesuaikan
masalah-masalah modernitas.
Namun, jika kita memperhatikan persepsi iklan atas dilemadilema sosial dan budaya,
yang diperlihatkan dalam presentasinya, kita akan menemukan citra-citra yang akurat
dan ekspresif tentang realitasrealitas yang mendasar yang direfleksikan dalam cermin
iklan yang sulit untuk dipahami. Iklan (termasuk iklan politik) merangkum aspek-aspek
realitas sosial (yang dalam pengertian Marchand disebut sebagai dilema-dilema sosial),
tetapi ia merepresentasikan aspek-aspek tersebut secara tidak jujur, bahkan reduktif. Ia
menjadi cermin yang mendistorsi bentuk-bentuk obyek yang direfleksikannya, tetapi
dia juga menampilkan citra-citra dalam visinya. Iklan politik yang dimaksud disini
adalah segala sesuatu yang memberikan informasi kepada masyarakat mengenai profil
dari calon kepala daerah baik latar belakang pendidikan, visi-misi maupun program
kerja pasangan calon kepala daerah.
BAB III
PENUTUP

Politik sangat erat hubungannya dengan media, karena salah satu tujuan media yakni
untuk membentuk pendapat umum mengenai berbagai hal, terutama terkait politik.
Media massa dengan fungsi berperan untuk menyebarkan informasi secara masif dan
persuasif serta mampu membentuk pendapat umum dan mampu mempengaruhi opini
masyarakat terhadap isu-isu politik yang sedang berkembang. Media massa dengan
kemampuannya dalam membuat agenda, dapat memancing perhatian khalayak dengan
cara menampilkan kekuatan iklan dimana nantinya tidak hanya sekedar menampilkan
pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan non verbal yang mendukung
kekuatan yakni menambah daya tarik dari pesan yang diantarkan. Maka fungsi media
menjadi lebih luas lagi, baik media cetak maupun elektronik. Lalu, sebelum
menentukan penggunaan media ada baiknya mempertimbangkan karakteristik yang ada
dalam sasaran khalayak. Oleh sebab itu, media massa tidak hanya dilihat dari aspek
sebagai industri hiburan dan informasi tetapi juga sebagai sarana pembentukan
pendapat umum.
Daftar Pustaka
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit, 2004.

Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1989.

R.Situmorang, James. “Pemanfaatan Internet Sebagai New Media dalam Bidang Politik,
bisnis, Pendidikan dan Sosial Budaya.” Administrasi Bisnis, 2012.

Silviana, Nia. “Media dan Politik.” Repository UNAIR, 2019.

Vivi, Setya. Pengaruh Internet sebagai New Media dalam Bidang Politik di Indonesia. 23
Desember 2020. https://kumparan.com/setya-vivi/pengaruh-internet-sebagai-new-
media-dalam-bidang-politik-di-indonesia-1updHwTAoIy/full (diakses 05 25, 2021).

Yasir. “Kekuatan Media Massa Dalam Komunikasi Politik : Internet sebagai sebuah
Alternatif.” Komunikasi, 2014.

Sumartono, Terperangkap dalam Iklan: Meneropong Imbas Iklan Televisi,( Bandung: Alfabeta, 2002),
h.13.

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa,( Jakarta: Prenada Media Group , 2008), h. 110.

Ibid, h. 280.

Sumartono, Terperangkap Dalam Iklan………, h. 14.

Hafied Cangara, Komunilasi Politik .........., h. 194.

Ardial, Komunikasi Politik..............., h. 162

Cangara, Komunikasi Politik……………., h. 281.

Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) h. 53-54.

Anda mungkin juga menyukai