Anda di halaman 1dari 5

MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA

KOMUNIKASI POLITIK

Luki Al Rozali1, Eceh Trisna Ayuh.M.I.Kom 2

Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Muhammadiyah
Bengkulu,Indonesia

ABSTAK

Perkembangan media sosial begitu pesat yang membawa pengaruh yang sangat besar dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Setiap hari dapat terupdate begitu banyak berita- berita yang
berkembang serta mempengaruhi terhadap pembentukan opini publik di kalangan masyarakat
Indonesia. Bahkan media sosial juga mempengaruhi bidang politik. Studi di Amerika Serikat
menunjukkan media sosial alat kampanye yang efektif. Sebelum era media sosial, politisi di
Negeri Paman Sam sudah memanfaatkan internet untuk media berkampanye. Penelitian ini
bertujuan : 1. menggambarkan penggunaan media sosial di kalangan masyarakat, 2. menelaah
media sosial sebagai pendukung jaringan komunikasi politik dalam demokrasi bernegara.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memberikan gambaran holistik tentang
media sosial dalam kaitannya dengan jaringan komunikasi politik yang dimanfaatkan oleh
individu, kelompok maupun berbagai entitas politik. Hasil penelitian ini adalah pengguna media
sosial tidak terikat oleh status sosial, ekonomi dan politik; media sosial dan media massa arus
utama memiliki karakter berbeda dalam menyebarkan pesan kepada khalayak; dan media
sosial merupakan pendukung jaringan komunikasi politik dalam demokrasi bernegara.

Kata kunci : Media sosial, Sarana, komunikasi politik

ABSTACT

The development of social media is so rapid that it has a huge influence on people's daily lives.
Every day can be updated so many news that develop and influence the formation of public opinion
among the people of Indonesia. Even social media also affects the political field. Studies in the
United States show social media to be an effective campaign tool. Before the era of social media,
politicians in the land of Uncle Sam had used the internet for media campaigns. This study aims to:
1. describe the use of social media in the community, 2. examine social media as a supporter of
political communication networks in a democratic state. This study uses qualitative methods to
provide a holistic picture of social media in relation to political communication networks that are
used by individuals, groups and various political entities. The results of this study are social media
users are not bound by social, economic and political status; social media and mainstream mass
media have different characters in disseminating messages to audiences; and social media are
supporters of political communication networks in a democratic state.

Keywords: Social media, means, political communication


A. PENDAHULUAN

Internet merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan lagi bagi kehidupan
masyarakat, baik di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Seiring
dengan berkembangnya teknologi informasi komunikasi yang semakin pesat,
internet telah masuk dan merambah kedalam kehidupan umat manusia.
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk memanfaatkan kemajuan
tekhnologi dalam berkomunikasi. Komunikasi terjadi karena adanya pesan yang
disampaikan oleh komunikator (Penyampai pesan) kepada komunikan (penerima
pesan) yang kemudian dilanjut dengan adanya feedback dari komunikan sebagai
timbal balik dari pesan komunikator yang menimbulkan efek. Seiring
berjalannya waktu serta kemajuan tekhnologi yang semakin canggih maka
komunikasi akan mudah dilakukan oleh setiap insan. Belakangan ini muncul
berbagai macam sosial media seiring dengan kemajuan tekhnologi seperti
Facebook, Twitter, Blackberry Messanger, WhatsApp Path, Instragam dan lain-lain.
Kemunculan berbagai macam aplikasi sosial media ini kemudian
dimanfaatkan oleh banyak orang untuk berkomonikasi yang berkepintangan dalam
membentuk opini publik.

Maraknya perkembangan sosial media ini dapat dimanfaatkan oleh Para


komunikator untuk kepentingan tertentu seperti mempromosikan barang
dagangan, perbaikan citra seseorang atau hal lain. Kehadiran media sosial juga
mempengaruhi bidang politik. Studi di Amerika Serikat menunjukkan media
sosial alat kampanye yang efektif. Sebelum era media sosial, politisi di Negeri
Paman Sam sudah memanfaatkan internet untuk media berkampanye. (Chavez,
2012; Stietglitz & Dang Xuan,2012). Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kurun
waktu yang singkat dan sangat cepat setiap komunikan akan mudah menguasai
bagaimana cara menggunakan sosial media yang sudah ada, maka para komunikan
pun akan lebih mudah mendapatkan pesan lalu mereka akan mengeluarkan
pendapat ataupun opini masing-masing. Rush dan Althoff berpendapat komunikasi
politik merupakan transmisi informasi yang secara politis dari satu bagian sistem
politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik
merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik (Susanto, 2017:313).
Esensial jaringan komunikasi politik me- rupakan keterkaitan dan hubungan dalam
komunikasi yang berisi pesan politik diantara anggotanya yang memiliki tujuan
politik.

Keberhasilan menggunakan media sosial dipandang sebagai salah satu faktor


kesuksesan Barack Obama memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat. Sekitar
30 persen pesan-pesan kampanye Obama disampaikan melalui media baru (Riaz,
2010). Beberapa tahun sebelum Obama, terdapat nama Howard Dean yang mampu
memanfaatkan internet untuk meraih atensi publik AS. Namun saat itu Dean
kandas di konvensi nasional Partai Demokrat (Chavez, 2012). Di Inggris, makin
banyak anggota parlemen menggunakan blog dan Yahoo Groups untuk
mengkomunikasikan ide mereka dan mendengarkan ide orang lain (Gurevitch, et.al.
2009).
B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, berkaitan dengan
upaya mengembangkan fenomena sosial yang bertujuan untuk memahami perilaku
dan situasi sosial sekelilingnya, fokus pertanyaan pada mengapa orang berperilaku
dan berbudaya seperti yang mereka lakukan, bagaimana pendapat dan sikap
terbentuk, bagaimana orang memahami peristiwa yang ada disekitarnya,
(Hancock.,et.al, 2009:7).

Penelitian kualitatif menggunakan tiga sumber utama: analisis dokumen,


wawancara, dan berbagai publikasi dalam bentuk teks maupun online. Sejalan
dengan pendapat Potter bahwa dokumen penelitian kualitatif meliputi bahan-
bahan seperti surat, memo, catatan, buku harian, artikel, buku, naskah, e-mail,
diskusi online, dan sebagainya (Kim, 2016:45).

Penelitian ini menitikberatkan pada penelusuran dokumen maupun data online


yang terkait dengan eksistensi media sosial dan jaringan komunikasi politik. Media
sosial dalam konteks ini menyangkut semua jaringan untuk berkomunikasi yang
memanfaatkan internet, dipilih secara purposif dan tidak terbatas pada lokasi
penggunaannya, sebab diutamakan memiliki keterkaitan dengan pemakaian media
sosial untuk kepentingan politik. Esensinya mencermati berbagai pustaka,
dokumen cetak maupun online yang jumlah nya sangat banyak dan dipilih secara
sengaja yang memiliki kaitan dengan topik penelitian.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan media sosial begitu pesat yang
membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Setiap hari dapat terupdate begitu banyak berita- berita yang berkembang serta
mempengaruhi terhadap pembentukan opini publik di kalangan masyarakat
Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa seiring perkembangan zaman dan
kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi maka informasi apapun akan
sangat mudah menjangkau dan didapatkan oleh semua lapisan masyarakat
(komunikan). Para komunitorpun memanfaatkan keberadaan sosial media ini
sebagai alat untuk menyampaikan berbagai hal informasi kepada seluruh
masyarakat yang dituju. Karena dengan memanfaatkan sosisal media maka
informasi yang disampaikan pun akan sampai kepada para pengguna sosial media
secara serentak dan dalam waktu yang bersamaan.

Internet menjanjikan memberikan forum yang seluas-luasnya bagi pengembangan


kelompok kepentingan dan sebagai sarana penyaluran opini (Asih, 2011).
Penggunaan media sosial dianggap lebih efiktif dan lebih efisien dari pada
penggunaan sarana lainnya seperti pemasangan baliho, iklan di Koran, pembagian
kartu identitas dan lainnya.

penggunaan media sosial sangat efektif untuk diterapkan oleh setiap calon
anggota legislatif. Hal ini dikarenakan hampir seluruh lapisan masyarakat
menggunakan sosial media pada saat ini. Selain itu, penggunaan sosial media juga
sangat menghematkan biaya untuk melakukan kampanye. Hal ini terlihat bahwa
untuk percetakan spanduk ataupun baliho membutuhkan biaya hingga ratusan ribu
bahkan jutaan rupiah. Namun dengan pemanfaatan penggunaan media sosial
mampu memperkecil biaya untuk berkampanye dan dapat mempermudah para
calon anggota legislatif itu sendiri untuk melakukan kampanye.

D. KESIMPULAN

Media sosial sangat bermanfaat jika dapat dimanfaatkan secara efektif dan teratur
oleh para penggunanya. Media sosial memiliki kemampuan dalam kecepatan
menyampaikan pesan kepada khalayak atau pengguna media sosial lainnya karena
dukungan teknologi komunikasi yang mampu menjangkau khalayak lebih luas dan
lebih cepat. Keunggulan ini meminggirkan pemberitaan media massa arus utama,
yang memerlukan proses panjang dan verifikasi keseimbangan informasi dari
sumber pesan yang dipercaya.

Stratifikasi politik yang melekat pada pengguna media sosial berkaitan pula
dengan perbedaan dalam menyikapi infor- masi yang diterima namun memiliki
kesamaan dalam mendukung jaringan ko- munikasi politik untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Maka dari itu masyakat harus lebih cerdas dan lebih sadar mana elite politik yang
hanya memanfaatkan media untuk pencitraan dan mana yang tulus bekerja demi
rakyat tanpa menghiraukan apa yang dipikirkan publik terhadap dirinya. Maka dari
itu, masyarakat harus lebih selektif dalam memilih media untuk digunakan dan
mengakses informasi yang dibutuhkan jangan terlalu mudah percaya dengan apa
yang disampaikan media.

E. DAFTAR PUSTAKA

Asih, Irsanti Widuri. 2011. “Media Sosial dan Politik: Sarana E-Democracy atau
Sekadar Pepesan Kosong?” dalam Proceeding Semnas FISIPUT, hal.452-465.

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers.

Chavez, Jonathan.2012.#Fail: The Misuse of Social Media Campaign in the 2012 US


Presidential Campaign. Dapat di akses di
http://www.tcd.ie/policyinstitute/assets/pdf/PL_Chavez_March12.pdf. Diakses
tanggal 27 November 2021.

Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek.


Bandung: PT. Remaja.

Guervitch, Michael. , Coleman, Stephen., Blumler, Jay G. 2009. “Political


Communication -- Old and New Media Relationships” dalam The ANNALS of the
Amreican Academy of Political and Social Science 625, hal.164-182.
Hancock, Beverley, Elizabeth Ockleford and Kate Windridge.(2009). An Introduction
to Qualitative Research, Yorkshire, UK: The National Institute Health Research for
Yorkshire and the Humber.

Kim, Hyein Amber. (2016). “Biracial Identity Development: A Case of Black-Korean


Biracial Individuals in Korea”, dalam International Journal of Multicultural
Education. Vol. 18, (3) , 40-56.

Riaz, Saqib. 2010. “Effects on New Media Technologies on Political Communication”


dalam Journal of Political Studies, Vol. 1, Issue 2 University of the Punjab Lahore, hal.
161-173.

Rosdakarya. Horoepoetri, Arimbi, Achmad Santosa, 2003, Peran Serta


Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan, Jakarta: Walhi.

Susanto, Eko Harry. (2017).Jokowi’s Political Communication in Jakarta Governor


Electionto Win Age Based Voters, dalam Mediterranean Journal of Social Sciences Vol 8
(7), Rome Italy : MCSER Publishing, pages 312-321

Anda mungkin juga menyukai