Anda di halaman 1dari 14

Hubungan antara Media Sosial terhadap Peluang

Kemenangan Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta


Pada Pilkada 2017
(Studi Wilayah Jakarta Utara)
1) 2) 3)
Aldy Raenaldy , Tedi Erviantono , Bandiyah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1) 2)
Email: aldyraenaldys@gmail.com , erviantono2@yahoo.com ,
3)
dyah_3981@yahoo.co.id .

ABSTRACT

The study aims to determine the relations between social media to the chances of winning the
candidate pairs of governors of DKI Jakarta in the first round election 2017 in North Jakarta
Region. As a research frame, author use New Public Sphere theory by Karssen Mossberger.
The method in this research is descriptive quantitative. The research instrument is a
questionnaire which distributed to 400 respondents with a MoE of 5%. Determination of
respondents using Multi-Stage Random Sampling technique. Based on the research, the author
founds are: 85% of people in North Jakarta have social media and 335 respondents agree that
social media can influence the chances of victory of candidate pair of governor of DKI Jakarta in
elections 2017. Based on these findings, it can be concluded that social media can positively
influence on the chance of winning the candidate pair of governor of DKI Jakarta in the 2017
election.

Keywords: Governor, New Public Sphere, Social Media

tapi semakin banyak masyarakat yang


1. PENDAHULUAN sadar isu-isu sosial politik. Hal tersebut

Pada 1998 Indonesia mengalami tidak lepas dari berkembangnya media,

proses reformasi dimana kehidupan baik media konvensional ataupun new

demokrasi jauh lebih terbuka bagi media.

kehidupan bernegara masyarakat Peranan media massa dalam

Indonesia. Kebebasan menyampaikan berbagai aspek kehidupan sosial

pendapat yang sebelumnya ‘dibungkam’ masyarakat modern saat ini semakin

oleh pemerintahan yang anti-kritik, besar dan semakin penting. Hal tersebut

menjadi sebuah hasil besar dari proses dapat dilihat dari usaha penggunaan

reformasi yang berlangsung pada tahun media massa sebagai alat untuk

tersebut. Kondisi demikian melahirkan mempercepat proses perubahan sosial di

perubahan perilaku politik di kalangan negara-negara berkembang dan

masyarakat karena publikasi media yang dimanfaatkan juga sebagai alat untuk

telah bebas dan independen. melakukan kampanye politik, propaganda,

Masyarakat Indonesia yang semakin dan advertensi.

mudah memperoleh informasi pasca Pengaruh kemajuan teknologi dan

reformasi menyebabkan wacana sosial informasi terhadap politik, dapat dilihat

politik bukan lagi milik beberapa orang, melalui dua aspek, yaitu komunikasi
politik dan sosialisasi politik. Media adalah Kekuatan atau effect yang bisa
agen penting komunikasi dan sosialisasi ditimbulkan oleh media sosial ini tidak
politik. bisa dianggap remeh. Pada 2011, Mesir
Pesatnya perkembangan media baru sebuah negara yang demikian otoriter,
tidak terlepas dari pesatnya kokoh dan angkuh seperti pemerintahan
perkembangan teknologi dan globalisasi. Hosni Mubarak pun takluk oleh media
Internet yang mendasari media baru sosial dengan tiga tagar yang mampu
menghasilkan beberapa media sosial memobilisasi rakyat mesir yaitu: #jan25,
yang banyak diterima dengan baik oleh #Cairo, #suez.
masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan Kampanye politik merupakan salah
dengan data yang menyatakan bahwa satu bagian dalam komunikasi politik.
pengguna internet di Indonesia per tahun Kampanye politik menurut Fayakhun
2014 yang dirilis oleh Asosiasi Andriadi (2012) adalah kegiatan
Penyelenggara Jasa Internet mencapai komunikasi verbal atau nonverbal secara
88,1 juta orang dan dari jumlah tersebut persuasif yang sifatnya politis. Kampanye
63 juta orang Indonesia memiliki media politik dilakukan oleh seseorang atau
sosial Menurut Gunelius (2011: 10) media kelompok tertentu untuk menjaga opini
sosial adalah penerbitan online dan alat- positif publik agar terpilih pada sebuah
alat komunikasi, situs, dan tujuan dari pemilihan umum. Hal ini pula lah yang
Web yang berakar pada percakapan, sedang dilakukan oleh ketiga pasangan
keterlibatan, dan partisipasi. calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jumlah pengguna media sosial di Jakarta dalam menghadapi Pilkada
Indonesia yang mencapai 63 juta orang serentak Jilid II yang akan dilakukan pada
tersebut merupakan peringkat keempat di 15 Februari 2017.
dunia setelah USA, India, dan Brazil. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di
Jumlah pengguna yang besar membuat DKI Jakarta merupakan sebuah
media sosial menjadi salah satu sumber barometer politik yang dapat dijadikan
utama informasi saat ini. Penggunaan sebuah acuan bagi partai politik untuk
media sosial yang mudah didapat dan menyongsong pemilihan yang lebih besar,
mudah digunakan menjadikan arus yaitu Pemilihan Presiden. Hal ini
informasi yang berhubungan dengan didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
kondisi real time yang terjadi di seluruh Pertama, DKI Jakarta merupakan ibukota
dunia mudah didapatkan. Topik yang negara Indonesia. Kedua, DKI Jakarta
menjadi bahasan di media sosial sangat merupakan pusat pemerintahan dan
beragam. Mulai dari pembahasan pusat bisnis Indonesia. Ketiga, DKI
mengenai idola, keadaan sosial, aksi Jakarta merupakan daerah yang paling
solidaritas, bahkan bahasan mengenai cepat pertukaran informasinya di
politik. Indonesia.
Berdasarkan bahasan di atas dimana Hidayatullah Jakarta pada tahun 2007
saat ini media sosial menjadi salah satu yang berjudul Pengaruh Media Terhadap
sumber informasi yang melekat pada Tingkat Partisipasi Politik (Studi Kasus
mayarakat, maka para aktor politik, Partisipasi Politik Masyarakat Ciputat
khususnya Cagub dan Cawagub DKI pada Pilkada Provinsi Banten tahun
Jakarta 2016 menggunakan media sosial 2006). Penelitian ini berfokus pada
sebagai salah satu media kampanye pengaruh media secara general baik
mereka yang berguna untuk dapat media cetak ataupun media elektronik.
menaikkan peluang Penelitian terdahulu kedua yang juga
kemenangan,elektabilitas, dan popularitas menjadi referensi peneliti guna membantu
mereka dalam menghadapi Pilkada penelitian ini berjudul Pengaruh Iklan
serentak DKI Jakarta tahun 2017. Politik Melaui Media Sosial (Facebook)
Adapun rumusan masalah yang dikaji terhadap Minat Pemilih Kepala Daerah Di
dalam penelitian ini adalah: Apakah Kota Samarinda. Penelitian ini dilakukan
terdapat hubungan antara media sosial oleh mahasiswa Mochamad An Naas
sebagai media kampanye terhadap yang terdapat dalam Jurnal Ilmu
peluang kemenangan pasangan calon Komunikasi 2016 Volume 4 (3)
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Universitas Mulawarman. Hal yang
membedakan penelitian ini dengan
2. TINJAUAN PUSTAKA penelitian yang akan diteliti oleh peneliti
terletak pada variabel bebas dan variabel
2.1 KAJIAN PUSTAKA
terikatnya. Selain itu, lokasi dan waktu
Penelitian ini berfokus hubungan penelitian juga berbeda dengan penelitian
antara media soisal terhadap peluang yang akan diteliti. Penelitian ini
kemenangan dan elektabilitas pasangan merupakan landasan dasar bagi peneliti
Cagub dan Cawagub DKI Jakarta. Untuk untuk dapat menulis proposal skripsi ini.
memperkuat penelitian ini, peneliti Penelitian ketiga yang masih memliki
menggunakan beberapa konsep atau kesamaan tema besar adalah yang
teori yang relevan dengan tema penelitian dilakukan oleh mahasiswa Universitas
ini. Konsep atau teori digunakan sebagai Atma Jaya Yogyakarta yang bernama
pijakan dalam penelitian serta berfungsi Neza Aninda Mirza. Penelitian tersebut
sebagai pisau analisa yang dapat berjudul PERAN FACEBOOK DALAM
membedah sebuah fenomena. KOMUNIKASI POLITIK BAGI PEMILIH
Penelitian dengan media sosial dan PEMULA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran
politik sebelumnya telah dilakukan peneliti Facebook dalam Komunikasi Politik Partai
terdahulu. Pertama, penelitian yang Nasional Demokrat bagi Pemilih Pemula
dilakukan oleh Amirul Hasan, mahasiswa tentang Calon Presiden Yang Diusung
jurusan Pemikiran Politik Islam dalam Pemilihan Umum Presiden 2014).
Universitas Islam Negeri Syarif Perbedaan yang signifikan penelitian
yang menjadi referensi dengan penelitian Datangnya era demokrasi digital
peneliti adalah terletak pada metode yang membuat konsep tentang ruang publik
digunakan, sehingga hasil data yang dimaknai secara baru (redefinisi) yang
disajikan akan berbeda dimana penelitian melahirkan konsep ruang publik baru
yang digunakan referensi menyajikan (new public sphere). Pada era digital,
data dalam bentuk deskriptif sedangkan konsep tentang ruang publik dapat lebih
penelitian peneliti dalam bentuk statistik. beragam dimensinya, lebih luas
Penelitian keempat yang menjadi cakupannya dan bertambah pula
salah satu referensi penulis dalam karaketristiknya. Ruang publik dalam
melakukan penelitian adalah jurnal yang pengertian ini memiliki dimensi yang
ditulis oleh Dosen Ilmu Politik Universitas tidak hanya nyata, namun juga maya.
Airlangga, Siti Aminah. Jurnal tersebut Cakupan ruang publik menjadi tidak
berjudul Politik Media, Demokrasi, dan hanya dalam sebuah ruang fisik, tapi
Media Politik yang menjelaskan tentang juga ruang maya. Karakteristiknya pun
peran media terhadap proses politik di menjadi lebih plural mengikuti
Indoensia pada masa orde baru dan diferensiasi karakteristik dunia maya.
masa reformasi serta peran media
“Digital democracy could be defined
terhadap pelaku politik di masa orde baru
as any electronic exchange in the
dan reformasi. democratic process, both from the
citizens’ perspective and from the one
of the politicians’ and the political
2.2 LANDASAN TEORI system’s. It reflects, in this particular
ambit, the tenden-cy towards
substituting physical participation to
NEW PUBLIC SPHERE THEORY
politically significant events with using
electronic communication means.”
Habermas (1997) menjelaskan
bahwa tiap-tiap individu pada dasarnya Seiring datangnya era demokrasi
merupakan individu yang private digital, partisipasi dalam segala
(independen), namun mereka muncul bentuknya mulai bertransformasi ke
dan bergabung untuk mendiskusikan hal- dalam format digital, baik partisipasi
hal yang menjadi perhatian publik atau dalam bentuk electoral activity, lobbying,
kepentingan bersama. Ruang publik ini organizational activity, contacting,
ditujukan sebagai arena diskusi dan maupun violence.
mediasi antara masyarakat dan negara. Partisipasi berupa kampanye saat ini
Negara dalam hal ini dilakukan banyak dilakukan secara online.
pemerintah membuka lapangan Kampanye dilakukan dengan
informasi mengenai kenegaraan agar menyebarkan pamflet digital di media
bisa diakses warga negara sehingga sosial, website, atau blog dari mereka
aktifitas negara menjadi objek untuk yang memiliki kepentingan.
dikritisi dan akhirnya akan membentuk Partisipasi online yang saat ini
opini publik. populer, merupakan partisipasi lanjutan
dari dinamika bentuk-bentuk partisipasi mengekspresikan pendapat mereka.
era sebelumnya yang pernah ada, Internet dalam hal ini media sosial dapat
seperti penggunaan partisipasi melalui membawa elite politik dan masyarakat
media konvensional seperti radio dan lebih dekat, sehingga lebih mudah dalam
televisi. Kini, teknologi yang berkembang berkomunikasi dan menyampaikan
pesat menjadikan internet sebagai pendapatnya kepada aktor politik atau
sarana efektif dalam berpartisipasi, salah lembaga politik.
satunya partisipasi di bidang politik.
Partisipasi politik merupakan 3. METODOLOGI PENELITIAN
komponen penting dalam suatu negara
Metodologi yang digunakan penulis
demokrasi. Tolak ukur dalam suatu
dalam penelitian ini adalah deskriptif
pemilihan umum yang berjalan di negara
keantitatif. Lokasi dalam penelitian ini
demokrasi biasanya dilihat pada tingkat
adalah Kota Administrasi Jakarta Utara
partisipasi masyarakatnya untuk ikut
dengan jumlah sampel sebanyak 400
menggunakan hak suaranya.
responden yang tersebar di 6 kecamatan
Pendapat lain menyatakan bahwa
di wilayah Jakarta Utara dan telah sesuai
media sosial dengan sifatnya yang
berdasrkan perhitungan Rumus Slovin.
terbuka dan interaktif, merupakan bentuk
Margin of Error dalam penelitian ini
baru dari partisipasi politik. Internet
sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan
memiliki potensi untuk meningkatkan
95%. Teknik pengambilan sampel yang
partisipasi politik dalam masyarakat
digunakan penulis dalam penelitian ini
demokratis. Teknologi informasi yang
adalah multi-stage random sampling.
berkembang secara pesat di era digital
Teknik pengumpulan data menggunakan
saat ini, menghasilkan sebuah manfaat
kuesioner penelitian (data primer) dan
sosial yang dapat mendorong terjadinya
studi pustaka (data sekunder).
partisipasi politik apabila konten atau
informasi yang disajikan mengenai
4. PEMBAHASAN
pengetahuan politik yang cenderung
mengandung pesan persuasif atau 4.1 GAMBARAN UMUM JAKARTA
ajakan. UTARA
Partisipasi politik melalui media sosial Wilayah Kotamadya Jakarta Utara
sejatinya berbeda dalam banyak hal 2
mempunyai luas 7.133,51 km , terdiri dari
dibandingkan partisipasi melalui media- 2
luas lautan 6.979,4 km dan luas daratan
media tradisional. Salah satunya adalah 154,11
2
km . Daratan Jakarta Utara
melalui internet, individu dapat terbentang dari Barat ke Timur sepanjang
membangun hubungan yang lebih aktif kurang lebih 35 km, menjorok ke darat
terhadap lembaga-lembaga politik dan antara 4 s/d 10 km, dengan kurang lebih
aktor politik hingga pada akhirnya mereka 110 pulau yang ada di kep. Seribu.
secara lebih terbuka dan bebas untuk
Jakarta Utara merupakan salah satu
kota administratif yang ada di Jakarta dan
terletak di wilayah paling utara. Jakarta Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
Utara berbatasan langsung dengan Laut bahwa proporsi jenis kelamin pemilih
Jawa/Teluk Jakarta di bagian utara, Kota pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dapat
Administrasi Jakarta Barat, Jakarta diwakilkan oleh jumlah responden yang
Selatan, dan Jakarta Pusat di bagian akan diteliti. Menurut data KPUD DKI
Selatan, Kabupaten Banten di bagian Jakarta, menyatakan bahwa jumlah
barat, dan Provinsi Jawa Barat pemilih tetap yang terdaftar di wilayah
(Kabupaten Bekasi) di bagian Timur. adminsitrasi Jakarta Utara adalah
Jakarta Utara merupakan kota sebanyak 1.091.874 jiwa yang terdiri dari
administrasi yang terdiri dari 6 kecamatan 565.244 merupakan pemilih Laki-laki
dan terbagi menjadi 31 kelurahan. Untuk (50,04%) dan 564.250 adalah pemilih
memudahkan koordinasi pelayanan perempuan (49,96%). Jumlah yang
pemerintah terhadap masyarakat, struktur proporsional tersebut akan diwakili oleh
administrasi kelurahan dibagi menjadi 200 responden laki-laki dan 200
Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga responden perempuan. Ke-400
(RT). Jumlah Rukun Warga di Jakarta responden terpilih tersebut tersebar di 6
Utara pada 2014 tercatat sebanyak 446 kecamatan dan kelurahan yang berbeda
RW yang terbagi ke dalam 5.197 RT. dan telah ditentukan berdasarkan tabel
Sejak tahun 2006, setiap RW dan RT acak.
mendapat bantuan operasional dari APBD
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
4.2.2 Karakteristik Responden
Penduduk Jakarta Utara tahun 2015 berdasarkan Usia
menurut proyeksi penduduk berjumlah
1.747.315 jiwa. Jumlah ini meningkat
sebanyak 17.871 jiwa dibandingkan pada
tahun 2014
4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden


berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data di atas, dapat
diketahui bahwa jumlah pemilih pemula
sebanyak 48 responden atau 12% dari
total 400 responden yang menjadi
sampel penelitian. Jumlah responden
yang berada dalam kategori 22 – 30
tahun adalah yang paling banyak
dibanding kategori lainya yang mencapai
persentase 51,5%. Jumlah responden Pada bagian ini, penulis akan
yang berada pada rentang usia lebih dari menyajikan data mengenai media sosial
50 tahun adalah yang paling sedikit dan berpolitik di media sosial yang
dengan persentase 2,8%. berkenaan dengan informasi sekaligus
proses pemilihan kepala daerah (Pilkada)
4.3 Hasil Temuan Provinsi DKI Jakarta 2017.

Berdasarkan data yang dirilis KPU


DKI Jakarta, menyebutkan bahwa
1.091.874 orang di Jakarta Utara
terdaftar sebagai pemilih tetap dan dapat
Gambar 4.2 Responden memiliki Media
mempergunakan hak pilihnya pada
Sosial
Pilkada 2017. Namun, sebanyak 27 dari
total 400 responden mengaku bahwa PUNYA TIDAK PUNYA
dirinya tidak mengetahui apakah
dirinyamasuk atau terdaftar dalam daftar 15%
pemilih tetap atau tidak.

85%
Gambar 4.1 Responden terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap

Berdasarkan data di atas, dapat


7% ditarik pernyataan bahwa mayoritas
Tidak Tahu
responden memiliki media sosial. Hal
YA
tersebut dapat dilihat dari area berwarna
93%
biru, yaitu sebesar 85%. Selain itu, 15%
responden mengaku tidak memiliki akun
media sosial. Hal ini didasari oleh faktor
usia, ketidakmampuan masyarakat
Berdasarkan data di atas, tingkat
menggunakan perangkat telepon
kesadaran masyarakat untuk menyadari
genggam atau perangkat lainnya yang
dirinya telah terdaftar dalam Daftar Pemilih
menunjang tersambung dengan jaringan
Tetap sebesar 93%. Sebanyak 7%
internet.
masyarakat yang tidak mengetahui dirinya
Seiring perkembangan waktu, media
tercatat dalam DPT adalah karena
sosial berkembang secara pesat yang
kurangnya sosialisasi oleh KPU ataupun
dibuktikan dengan menjamurnya media
RT-RW di wilayah mereka.
sosial baru. Banyaknya kemunculan
media sosial baru merupakan sebuah
4.3.1 Media Sosial dan Politik
bentuk nyata dari perkembangan pesat
antara dunia digital dengan informasi.
Berikut ini merupakan data yang
menggambarkan media sosial yang
paling sering diakses oleh masyarakat
Jakarta Utara.

Data di atas menunjukkan mayoritas


Gambar 4.3 Media Sosial yang dimiliki
responden, yaitu sebesar 39% paling
Responden
mengikuti akun media sosial Basuki
Tjahaja Purnama. Posisi kedua ditempati
oleh Agus Yudhoyono yang akun media
sosialnya diikuti oleh 18% dari total
jumlah responden. Jumlah responden
yang memilih untuk tidak menjawab akun
media sosial paslon gubernur DKI
Jakarta lebih banyak dibandingkan
Data di atas menggambarkan media responden yang mengikuti akun media
sosial yang paling sering diakses oleh sosial Anies Baswedan.
masyarakat Jakarta Utara adalah
Facebook. Facebook menyediakan fitur 4.3.2 Peluang Kemenangan
berbagi foto dan video dalam jumlah
Pasangan Calon Gubernur dan
banyak sekaligusyang tidak dimiliki oleh
Wakil Gubernur DKI Jakarta pada
fitur media sosial lainnya. Facebook juga
Pilkada 2017
memungkinkan pengguna untuk
melakukan berbagi cerita dengan tulisan Di bawah ini merupakan pendapat
dimana jumlah karakter yang tersedia responden mengenai media sosial yang
dalam jumlah besar. digunakan sebagai media kampanye
Setelah mengetahui bahwa mayoritas dapat meningkatkan elektabiltas paslon
masyarakat Jakarta Utara mengakses gubernur dan wakil gubernur DKI
media sosial, penting juga untuk Jakarta.
mengetahui siapa di antara 3 paslon Pertanyaan: Menurut Anda, apakah isu
tersebut yang akun media sosialnya negatif yang menyerang salah satu
pasangan calon gubernur dan wakil
mereka ikuti. gubernur DKI Jakarta dapat
Gambar 4.4 Akun Media Sosial berepengaruh terhadap elektabilitas
pasangan calon tersebut?
Paslon yang diikuti Responden
Gambar 4.5 Pendapat Responden aktif dalam berdiskusi di media sosial
mengenai Media Sosial dan
mengenai pagelaran Pilkada DKI Jakarta
Elektabilitas Paslon
2017.
Gambar 4.6 Responden terlibat aktif
diskusi di Media Sosial

Berdasarkan data yang telah diolah di


atas, sebanyak 195 responden
menyatakan sangat setuju jika
elektabilitas pasangan calon dipengaruhi
oleh media sosial sebagai media Berdasarkan data di atas, sebesar
kampanye. Sebanyak 158 menyatakan 75,8% responden menyatakan dirinya
setuju. Hanya 26 responden yang pernah terlibat aktif berdiskusi di media
menyatakan bahwa kampanye tidak sosial terkait Pemilihan Gubernur DKI
akan mempengaruhi elektabilitas Jakarta 2017. Adapun bahasan yang
walaupun sudah berkampanye melalui dibahas selain mendukung visi & misi,
media sosial. program kerja pasangan calon yang
Dinamika aktivitas politik di media dijagokan adalah mengkritik gaya
sosial tidak terlepas dari isu-isu negatif kampanye dan konten media sosial yang
yang menyerang salah satu pasangan dibagikan kepada publik. Sedangkan
calon. Hal tersebut tidak bukan hanya 20,8% responden yang
digunakan oleh simpatisan pasangan menyatakan dirinya tidak terlibat
calon. Di bawah ini merupakan data langsung di media sosial menanggapi
yang menggambarkan gaya kampanye isu-isu Pilkada DKI Jakarta 2017.
yang menyebarkan isu negatif Responden yang mengaku tidak terlibat
merupakan bentuk kampanye hitam. langsung dalam diskusi di media sosial
Setelah memberikan jawaban atas terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 guna
pandangannya mengenai media sosial mengurangi konflik yang muncul karena
dan elektabilitas, maka penting pula penggunaan media sosial yang tidak
untuk mengetahui responden yang bijak.
pernah terlibat dalam diskusi mengenai
Pilkada DKI Jakarta 2017 di media 4.3.3 Hubungan antara Media
sosial. Hal ini berguna untuk
Sosial terhadap Peluang
memperkuat landasan teori yang telah
Kemenangan Pasangan Calon
dijelaskan pada BAB II. Di bawah ini
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
merupakan data responden yang turut
Jakarta pada Pilkada 2017
4.4 Analisa Hasil Temuan
Berikut ini merupakan data hasil
tabulasi silang yang digunakan untuk Perkembangan media sosial yang
menemukan jawaban atas rumusan sejalan dengan perkembangan teknologi
masalah. Data-data berikut diolah telah berkembang pesat pada era
menggunakan program SPSS V.23 globalisasi sekarang ini. Hal ini kemudian
dijadikan sebuah sarana untuk pemimpin
atau tokoh politik menggunakan peran
dan pengaruh media sosial agar dapat
memberikan perubahan perilaku
Gambar 4.7 Tabulasi Silang masyarakat untuk dapat sesuai dengan
Kepemilikan Sosial Media dengan apa yang mereka inginkan.
Peluang Kemenangan Paslon Media sosial saat ini merupakan alat
propaganda untuk dapat mempengaruhi
setiap objek yang akan mereka sasarkan
untuk dapat mengembangkan dan
menumbuhkan perspektif yang ingin
disampaikan. Di sisi lain, media sosial
yang bersifat interaktif sehingga
masyarakat bisa memberikan respon
Pertanyaan yang diujikan untuk
balik secara langsung pada masing-
mencari hubungan adalah Kepemilikan
masing kandidat. Respon balik tersebut
Media Sosial dengan Peluang
bisabersifat positif dan negatif. Pesan
Kemenangan Pasangan Calon pada
positif dapat berupa dukungan moril
Pilkada 2017.
terhadap pasangan calon kandidat,
Berdasarkan data di atas, sebanyak
sedangkan pesan yang bersifat negatif
277 reseponden menyatakan bahwa
diberikan oleh mereka yang tidak
media sosial sangat berpeluang untuk
mendukung keberadaan pasangan
memenangkan pasangan calon gubernur
kandidat.
dan wakil gubernur yang aktif di media
Sistem demokrasi yang dianut
sosial. Media sosial dianggap mampu
Indonesia, sangat memungkinkan
sebagai media kampanye efektif dan
adanya perbedaan pendapat dan
hemat biaya karena langsung dapat
pandangan ketika komunikasi politik di
diterima oleh pemilih. Jumlah ini melebihi
tengah masyarakat berlangsung.
50% jumlah total responden yang
Berdasarkan pengamatan penulis
menjadi sampel penelitian, sehingga
selama proses Pilkada DKI 2017
media sosial yang berkembang pesat
berlangsung, perbedaan pendapat
saat ini merupakan alat kampanye efektif
tersebut terlihat pada komunikasi antar-
untuk menarik suara masyarakat.
pendukung dan non-pendukung
pasangan cagub dan cawagub yang Seribu, Jakarta. Hal tesebut
diunggah melalui media sosial sebagai mengandung reaksi hebat masyarakat
perantara kampanye. baik di media sosial ataupun di dunia
Pada praktiknya di media sosial nyata. Diawali oleh aksi damai 411 yang
paslon gubernur selalu muncul menyita banyak perhatian publik sebagai
komunikasi antara pendukung yang bentuk protes terhadap ucapan Basuki
bermuatan positif dan negatif. Komentar Tjahaya Purnama di Kepulauam Seribu
bagi mereka yang mendukung terhadap terkait Surat Al-Maidah. Pasca kejadian
paslon tertentu biasanya diwujudkan tersebut, situasi politik di Indonesia
dalam pesan-pesan baik yang ditujukan semakin memanas terlebih di media
kepada paslon yang maju dalam Pilkada sosial yang tidak memiliki batas ruang.
DKI 2017. Komentar-komentar tersebut Masing-masing pendukung kandidat
dapat berupa penyebaran informasi yang pasangan calon gubernur memberikan
berkaitan dengan pasangan calon yang pendapatnya melalui akun media sosial
didukung berupa visi & misi, program miliknya yang mayoritas berupa bentuk
kerja, dan sebagai respon balik terhadap hujatan kepada paslon lain.
komentar-komentar pihak lain yang tidak Situasi politik di Jakarta yang semakin
mendukung. Selain dengan memberikan panas, dimanfaatkan oleh beberapa
ungkapan secara positif, media soisal oknum yang tidak bertanggung jawab
juga dapat digunakan masyarakat untuk untuk menyebarkan berita-berita palsu
memberikan komentar-komentar negatif. yang mengandung konten provokatif. Hal
Komentar-komentar negatif tersebut itu diperparah oleh keadaan masyarakat
biasanya dalam bentuk menghujat, yang tidak dengan bijak menggunakan
merendahkan, dan menjatuhkan media sosial sebagai sumber informasi.
kandidat pasangan calon. Ketidakdewasaan masyarakat dalam
Isu yang berkaitan dengan suku, menggunakan media sosial dengan
agama, ras, dan antar-golongan lainnya diiringi perkembangan media komunikasi
merupakan yang paling banyak menyita yang sarat dengan kebebasan
perhatian di media sosial. Isu tersebut berekspresi, menjadikan komunikasi di
bergulir sejak penetapan tanggal media sosial berkembang bebas
tahapan-tahapan pelakasanaan Pilkada sehingga memungkinkan opini publik
DKI Jakarta 2017 dan keinginan Basuki berkembang sangat dinamis dan bahkan
Tjahaya Purnama untuk maju kembali seakan tanpa batas. Akibatnya,
dalam ajang 5 tahunan tersebut. Isu seseorang bisa melakukan penodaan
tersebut makin panas bergulir kala terhadap citra seseorang yang lain
Basuki Tjahaya Purnama melakukan dengan cara melakukan penghujatan
‘salah bicara’ terkait Surat Al-Maidah atau mengolok-olokan citra
yang ada dalam Al-Quran saat diriseseorang.
sosialisasi budidaya ikan di Kepulauan
Semua kelebihan teknologi digital dan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
demokrasi digital, pada saat yang sama media sosial berpengaruh positif dan
berpotensi berpotensi berbalik arah signifikan terhadap peluang
menjadi kelemahanya. Cyberspace kemenangan pasangan calon gubernur
dapat meningkatkan demokratisasi, tapi dan wakil gubernur DKI Jakarta pada
punya peluang besar untuk Pilkada 2017.
menghancurkan sistem demokrasi. Berikut merupakan kesimpulan yang
Media sosial dapat digunakan oleh dapat ditarik berdasarkan penggunaan
oknum yang tidak bertanggung jawab perhitungan tabel silang dan uji hipotesis
untuk dapat mengganggu kestabilan Coefficient Contingency:
politik dan keamanan secara nasional. Pertama, Hasil dari tabel silang
Bagi mereka yang anti demokrasi antara media sosial terhadap peluang
memanfaatkan media sosial sebagai kemenangan pasangan calon gubernur
wadah terorisme untuk dapat bergerak dan wakil gubernur DKI Jakarta adalah
secara bebas dan leluasa karena sistem sebesar 92,8% . Hal ini menunjukkan
jaringan media sosial memberi bahwa adanya hubungan positif, yaitu
keleluasaan kepada pengguna untuk semakin tinggi masyarakat memiliki
menggunakan identitas palsu. Hal ini media sosial, maka semakin tinggi pula
juga berlaku bagi admin akun-akun peluang kemenangan pasangan calon
provokasi yang dapat menyebabkan gubernur dan wakil gubernur DKI
konflik sosial di masyrakat. Media sosial Jakarta.
yang bersifat independen menyebabkan Kedua, Hasil uji hipotesis Coefficient
penggunaannya tidak dikendalikan oleh Contingency. Uji hipotesis ini digunakan
lembaga tertentu. Oleh karena itu, penulis karena jenis data yang diujikan
pengaturan sekaligus penggunaannya adalah nominal dengan hipotesisnya
pun berada pada hati nurani masing- bersifat asosiatif. Pada uji Coefficient
masing penggunanya. Namun, hal itu Contingency didapatkan nilai C hitung
bukan berarti bahwa setiap orang bisa sebesar 0,379 dan p value sebesar
menggunakan media sosial dengan 0,000. Kesimpulan dapat ditarik dengan
cara- cara yang buruk. cara membandingkan nilai p value
dengan nilai a = 0,05. Berdasarkan
output tersebut, maka p value < 0,05

5. Penutup sehingga Ho ditolak dan H1 diterima


bahwa adanya hubungan antara media
5.1 Kesimpulan sosial terhadap peluang kemenangan
Berdasarkan penelitian yang penulis pasangan calon gubernur DKI Jakarta
lakukan melalui analisa statistik deskriptif pada Pilkada 2017.
dari 400 kuesioner yang disebar kepada
responden di wilayah Jakarta Utara, 5.2 Saran
Arifin A. (2006). PENCITRAAN DALAM
a. Untuk pasangan calon gubernur dan POLITIK (Strategi Pemenangan Pemilu
Dalam Perspektif Komunikasi Politik).
wakil gubernur DKI Jakarta: Jakarta: Pustaka Indonesia.
hendaknya lebih responsif terhadap
Andriadi, F. (2016). Demokrasi di Tangan
konflik sosial yang terjadi di Netizen. Jakarta: RMBOOKS.
masyarakat. Konflik sosial yang
Baechler, J. (2001). Demokrasi: Sebuah
terjadi tidak lepas sebagai akibat Tinjauan Analisis. Yogyakarta: Kanisius
lambannya setiap pasangan calon
Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu
untuk meredam kemarahan massa, Politik. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia
baik melalui media sosial ataupun Pustaka Utama.
dalam bentuk demonstrasi. Dalman. (2012). Menulis Karya Ilmiah.
b. Untuk lembaga penyelenggara Jakarta: Raja Grafindo.
pemilu: seharusnya lebih tegas Damsar. (2010). Pengantar Sosiologi Politik.
terhadap pelanggaran-pelanggaran Jakarta: Kencana Prenada Media
selama masa kampanye. Lalu KPUD Goode, L. (2005). Jurgen Habermas:
Jakarta juga harus memegang Democracy and the Public Sphere.
London:Pluto Press
komitmen pada aturan yang telah
dibuat dan tetap menjaga netralitas Iqbal, H. (2003). Analisis Data Penelitian
dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
kelembagaan.
c. Untuk masyarakat: seharusnya dan Margret A, dkk., (2014). PANDUANPRAKTIS
Metode Penelitian Soisal. Jakarta:
wajib untuk menjaga situasi DKI Puskapol UI.
Jakarta, Jakarta Utara khususnya. Martono, Nanang. (2010). Statistika Sosial:
Teori dan Aplikasi Program
Masyarakat yang memiliki media SPSS.Yogyakarta: Gava Media.
sosial dan terlibat langsung dalam
Muhson, Ali. Teknik Analisis Kuantitatif.
proses politik selama masa Universitas Negeri Yogyakarta:
kamapanye DKI Jakarta harus Yogyakarta
memberikan informasi yang akurat Nurgiyantoro B, dkk.. (2004). Statistik
dan tidak mengandung konten Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial. Yogyakarta: Gajahmada
bermuatan kebencian dan SARA. University Press.
Karena pergesekan sosial yang
Prawito. (2009). Komunikasi Politik: Media
terjadi selama masa kampanye Massa dan Kampanye Pemilihan.
Pilkada 2017 di Jakarta tidak terlepas Yogyakarta: Jalasutra
dari media sosial dan penggunanya Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian
yang tidak bijak mengolah informasi. Kuantitatif. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Sarwono J, (2006), Metode Penelitian


Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Buku-Buku
Subakti H & Rachmah Ida, (2012), Nurul, S., (2012). Peran Media Massa dalam
Komunikasi Politik, Media Komunikasi Politik. Jurnal Vol XV No:
&Demokrasi, Jakarta: Kencana 1. STAIN: Samarinda

Susilo S, Basrowi, dan Sukidin. (2003). Pradiatiningtyas, D. (2016). Peran Instagram


Sosiologi Politik. Surabaya: Yayasan dalam Menarik Minat Wisatawan
Kampusiana Surabaya Berkunjung ke Objek Wisata
Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu
Vol 7 No (2).
Jurnal dan Tesis
Rizky, M.U.Ahmad, Arief B. D, dkk. (2014).
Aminah, S. (2006). Politik Media, Demokrasi, Media Sosial dan Revolusi Politik:
dan Media Politik. Jurnal Vol 19 (3). Memahami Kembali Fenomena “Arab
http://journal.unair.ac.id/politik-media,- Spring” dalam Perspektif Ruang
demokrasi-dan-media-politik article- Publik Transaksional. Jurnal Ilmu
2202-media-15-category-8.html. Sosial dan Ilmu Politik Volume 18 (2).
Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

An Naas, Muh.. (2016). Pengaruh Iklan Politik


Melaui Media Sosial (Facebook) Website
Terhadap Minat Pemilih Kepala
Daerah Di Kota Samarinda, eJournal https://kominfo.go.id/index.php/content/dtil/34
Ilmu Komunikasi Vol 4 (3), 252-254 15/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet
+diIndonesia+63+Juta+Orang/0/berita
Andretti, A.L. (2015). Social Media as Political _satker. Diakses pada 26 Desember
Party Campaign in Indonesia. Jurnal. 2016 pukul 11.05
Bina Darma University: Palembang.
https://pilkada2017.kpu.go.id/pemilih/dpt/DKI
Hasan, Amirul. (2007). PENGARUH MEDIA %20JAKARTA/JAKARTA%20UTARA
TERHADAP TINGKAT . Daftar Pemilih Tetap Jakarta
PARTISIPASI POLITIK (Studi Kasus Utara. KPUD Prov. DKI Jakarta.
Partisipasi Politik Masyarakat Ciputat Diakses 26 Desember 2016 pukul
Pada Pilkada Propinsi Banten Tahun 12.37
2006). Skripsi. UIN Jakarta.

Joyce, S.L. (2012). Political Branding Jokowi


selama Masa Kampanye Pemilu
Gubernur DKI Jakarta 2012 di Media
Sosial Twitter. Jurnal e-komunikasi.
Universitas Kristen Petra: Surabaya.

Mirza, N.Aninda., (2015), PERAN


FACEBOOK DALAM KOMUNIKASI
POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA
(Studi Deskriptif Kualitatif Peran
Facebook dalam Komunikasi Politik
Partai Nasional Demokrat bagi
Pemilih Pemula tentang Calon
Presiden yang Diusung dalam
Pemilihan Umum Presiden 2014).
Skripsi. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta: Yogyakarta

Muntean, A., (2015), The Impact of Social


Media Use of Political Participation,
Tesis, Aarhaus University: Aarhaus.

Anda mungkin juga menyukai