MUHAMMAD ILHAM
AMMAR YAFI
M.SALEH YUSUF
PENDAHULUAN
Media menjadi salah satu pengaruh besar terhadap pilihan politik generasi muda pada
zaman sekarang. dimana media menjadi sumber informasi yang bisa menjadi landasan pemilih
pemula dalam menuntukan pilihannya. media sosial merupakan salah satu media yang di pakai
pada saat ini, media sosial menjadi saluran informasi dalam berbagai bidang baik itu ekonomi,
olahraga dan juga politik. teknologi yang semakin berkembang mempermudah pengunaan internet
yang menjadi akses masuk media sosial. dalam bidang politik media sosial yang mulai di gunakan
sebagai media sosialisasi politik pada saat ini dikarena biaya pengunaan yang murah, aksesnya
yang tidak terbatas dan informasi cepat tersebar luas. pengunaan media sosial sebagai alat
komunikasi politik sudah di lakukan di berbagai negara, seperti amerika dan juga sudah di lakukan
di Indonesia pada pemilihan gubernur di beberapa provinsi yang ada di Indonesia. pasangan calon
berusaha memberikan informasi dan pesan-pesan tujuan agar dapat mempengaruhi perilaku
memilih. Pemilih yang sering terpapar informasi melalui media sosial rata rata pemilih pemula
yang rentang umurnya 17-21 tahun, karena pemilih pada umur ini sangat aktif mengunakan media
sosial sebagai sumber informasi utama dalam kehidupan sehari hari (Ratnamulyani. 2018)
sebanyak 66,94 juta pada 2018. dari jumlah tersebut, sebanyak 30 juta di antaranya menjadi
pemilih pemula pada Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jumlah 30 juta ini sangatlah
besar, suara pemilih pemula menjadi sasaran para politisi pada pemilu kali ini. pada pemilihan
kepala daerah yang ada indonesia, terbukti media sosial menjadi penting dalam penyebaran
infomasi terkait pasangan calon yang berkompetisi di daerah tersebut, dimana tim sukses
memasang target pengguna media sosial menjadi pemilih pasangan yang mereka usung, dan
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti adakah pengaruh media sosial
terhadap prilaku pemilih pemula yang aktif menggunakan sosial media dan sering mendapaatklan
pesan pesan politik terkait pemilu pada 2019 di Gampong Emperom, Kecamatan Jaya baru, Kota
Banda Aceh.
Bagaimana pengaruh media sosial dalam membentuk perilaku pemilih pemula pada pemilu
Untuk Mengidentifikasi Peran media sosial dalam membentuk Perilaku Pemilih pemula
sebagai alat komunikasi yang sangat berpengaruh padaa zaman ini di pemilu serentak 2019 di Kota
Banda Aceh
Manfaat teoritis
pengaruh peran media sosial dan tingkat partisipasi politik terhadap pemilu 2019
• Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi terkait penelitian penelitian
Manfaat praktis
• Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Peneliti guna memberikan jawaban
untuk penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti dan juga menambah wawasan
peneliti.
• KIP
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi KIP Aceh untuk mengetahui
bagaimana perilaku dan partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu serentak 2019 di
Banda Aceh.
• Kecamatan
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kecamatan untuk mengetahui
bagaimana perilaku pemilih pemula dan peran media dalam membentuk perilaku pemilih
Sebagaimana telah diuraikan bahwa media sosial adalah sebuah media online yang
menggunakan teknologi berbasis internet yang mendukung interaksi sosial, sehingga mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif yang timbal balik. Dalam perkembangannya, media sosial
menjadi penting sebagai sarana yang efektif dalam proses komunikasi politik, khususnya dalam
konteks kampanye pemilu yang dapat menjadi perantara para politisi dengan konstituennya, yaitu
antara komunikator dan komunikan secara jarak jauh dan bersifat massif. oleh karena itu, melalui
media sosial, komunikator dapat melakukan komunikasi politik dengan para pendukung atau
konstiuennya, yaitu untuk membangun atau membentuk opini publik dan sekaligus memobilisasi
dukungan politik secara masif. Pemanfaatan media sosial juga telah meningkatkan jaringan
komunikasi politik, relasi politik dan partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. ini sering kita
jumpai dalam masa-masa kampanye politik para kandidat calon Kepala Daerah yang sedang maju
dalam kompetisi pemilihan Kepala Daerah, maupun kandidat calon presiden dalam Pimilihgan
presiden, dan dalam pemilihan anggota legislatif (ratnamulyani. 2018) ada nya pengaruh media
terhadap pemilih pemula yang rata rata penikmat media sosial terutama Instagram dan facebook.
Variabel independent
Variabel dependen
(x) media sosial
(y) pemilih pemula
Informasi yang Perubahan
didapat dari media prilaku memilih
social
Hipotesis dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara, untuk membuktikan
kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala, yakni
melalui percobaan atau penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media sosial terhadap perilaku pemilih pemula dalam
Ha: terdapat pengaruh penggunaan media sosial terhadap perilaku pemilih pemula
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
sosial dalam berbagai format memiliki ciri khusus yang membedakan dari proses komunikasi
konvensional. Sedangkan, Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web
page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media
tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu
yang cepat dan tak terbatas (Sukendar. 2017). Tetapi penulis mempersempit lagi penelitian makna
dari media sosial dan hanya menggunakan instagram sebagai media sosial yang nantinya akan
yang baru pertama kali melakukan penggunaan hak pilihnya. yang di maksud pemilih pemula
menurut penulis adalah mereka biasanya berusia 17-21 tahun. Dan belum pernah memilih. Modul
TINJAUAN PUSTAKA
Stimulus respons merupakan sebuah teori yang menghubungkan antara reaksi terhadap stimulus
tertentu. Teori ini menjelaskan bahwa ada kaitan era tantara pesan- pesan yang di sampaikan
melalui media dan reaksi terhadap audience. dalam teori Mcquail menjelaskan ada beberapa
elemen utama dalam teori stimulus respons, yaitu pesan (stimulus), seorang penerima, dan efek.
dengan kemajuan teknologi seperti saat ini dapat memaksimalkan pendistribusian pesan informasi
komunikasi dengan perantara seperti sosial media lebih menarik dari pada komunikasi
langsung yang dilakakukan dalam berkampanye. teori yang di beri nama komunikasi hipersonal
menyabutkan ada beberapa faktor yang menjadikan partner komunikasi via online lebih menarik.
1. media sosial seperti email, facebook, twitter dan jenis komunikasi media sosial lainnya yang
berbasis internet, memungkinkan presentasi diri yang sangat selektif, dengan lebih sedikit
menampilan atau prilaku yang tidak di inginkan di banding komunikasi langsung. dengan kata lain
para tim sukses pasangan calon bisa mengemas dan meminimalisir kegagalan dalam
berkomunikasi dan membuat desain kampanye di media sosial secara menarik, sesuai dengan
2. Selanjutnya ikatan intensifikasi bisa terjadi yang di dalam pesan-pesan positif dari seseorang
partner akan membangkitkan pesan pesan positif dari rekan satunya. Walther. 1996 dalam
110) menyataka ada tiga efek komunikasi massa yaitu, kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif
meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afeksi berhubungan
dengan emosi, perasaan, dan sikap. Sedangkan efek konatif behubungan dengan prilaku dan niat
untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Dengan kata lain, afek dari media sosial sama
halnya dengan teori tersebut, pesan yang di sampaikan melalu media sosial dapat mempengaruhi
pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya,
berusia 17-21 tahun. Pemilih pemula terdiri atas masyarakat yang telah memenuhi syarat untuk
memilih, telah didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
penyelenggara pemilihan umum. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadikan
seseorang dapat memilih adalah (1) WNI yang berusia 17 tahun atau lebih, (2) Sudah / pernah
kawin, (3) Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya, (4) Terdaftar sebagai pemilih. Modul KPU
(2010)
Dalam pembentukan sikap, media sosial menjadi saluran pesan yang bisa membentuk prilaku
manusia dalam menentukan sikap politik. dalamn media sosial ada tahapan tahapan dalam proses
konstruksi sosial media massa. yang pertama menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran
mana kita ketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis.
dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media
massa sebagai mesin penciptaan uang, mereka membuat media massa laku di masyarakat,
Keberpihakan semu kepada masyarakat, Bentuk dari keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan
berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah untuk “menjual berita” dan
menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis, Keberpihakan kepada kepentingan umum, Bentuk
keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap
media massa, namun, akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya
prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai
pada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media,
4. Tahap Konfirmasi.
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun penonton memberi argumentasi dan
akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi. Bagi media,
tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasanalasannya konstruksi
sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan
Dari hasil desertasi afan gaffar mengenai prilaku pemilih pada pemilihan presiden,
pemilihan kepala daerah, dan pemilihan legislative. ada beberapa poin yang menjelaskan mengapa
orang memilih sebuah partai, yaitu pertama, pada pendekatan sosiologis pengelompokan ini bisa
berdasarkan gender, usia, organisasi formal, oeganisasi nonformal, sitem komunikasi internel
sendiri. Yang kedua itu model psikologi. Rasa ketertarikan indivbidu terhadap partai, peraqsaan
ini timbul dari sewjak kecil di pengaruhi pleh lingkungan dan orang tua. Selanjutnya figure dari
Di zaman yang serba canggih pada saat ini, terjadi perkebangan teknologi komunikasi yang
berbasis internet dan hal ini berdampak pada kegemaran seseorang untuk mengakses informasi
yang lebih mudah dan praktis yang di sajikan oleh bnyak aplikasi pada media sosial, salah satu
contohnya facebook, tewitter dan lainnya. Dari hasil penelitian, hadirnya media sosial ini
meningkatkan partisipasi pemilih pemula yang rata rata menjadi pengakses media sosial di
Indonesia. ada beberpa media yang sering dipakai oleh siswa dalam mengakses informasi
sosial kalangan pelajar di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa Facebook (85,3%), Whats App
(72,7%), Instagram (71,3%), Path (14,7%), Line (18,7%), dan sisanya Youtube, Pinnterest. Ask
fm, Telegram, Line, Kakaotalk masing-masing hanya 0,07%. Hal ini memiliki makna bahwa
penggunaan aplikasi media sosial dikalangan pelajar sudah masif, yang ditunjukkan dengan angka
85,3% yang pemanfaatkan Facebook, diikuti dengan 72,7% WhatsApp, dan 71,3% Instagram. Dari
hasil ini facebook menjadi media sosial yang paling di gemari. keunggulan menggunakan media
sosial menjadi saluran pesan kampanye relatif berlangsung lebih cepat dan hemat ketimbang
menggunakan media kampanye konvesional seperti spanduk, lieflet, pamflet dan sebagainya. Dari
hasil penelitian (ratnamulyani. 2018) dengan melakukan survey keefektifan kampanye di media
sosial pada para pelajar di kabupaten bogor menunjukan, angka, 73,3% mengatakan sangat efektif
apabila kampanye pemilu legislatif dengan memanfaatkan media sosial, dan 26,7% mengatakan
kurang efektif. hasil ini menunjukan pemilih pemula dikalangan pelajar Kabupaten Bogor lebih
suka kampanye melalui media sosial, hal ini dikarena sesuai dengan jiwa milenial yang suka
praktis dan mudah untuk mendapatkan informasi, mengakses akun media yang mereka miliki
kapan dan dimana saja mereka bisa melihat melalui hp mereka. untuk pesan Politik di media sosial,
para pelajar mengungkapkan berita atau informasi kampanye yang mambuat mereka tertarik yaitu,
isi pesan kampanye padat dan sederhana, konten pesan kampanye dalam bentuk slogan dan
Berbeda dengaan hasil penelitian ratnamulya, (Raenaldy.2017) dalam penelitian nya yang berjudul
Hubungan antara Media Sosial terhadap Peluang Kemenangan Pasangan Calon Gubernur DKI
Jakarta Pada Pilkada 2017 melakukan analisa statistik deskriptif dari 400 kuesioner yang disebar
kepada responden di wilayah Jakarta Utara mendapatkan kesimpulan, bahwa media sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peluang kemenangan pasangan calon gubernur dan
wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Hasil dari tabel silang antara media sosial terhadap
peluang kemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta adalah sebesar
92,8% ini menunjukkan adanya hubungan positif, semakin tinggi masyarakat memiliki media
sosial, maka semakin tinggi pula peluang kemenangan pasangan calon gubernur dan wakil
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan untuk melakukan penelitian adalah
metode penelitian kuantiatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun
fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan
terstruktur, baku, formal, dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desain bersifat spesifik
dan detail karena dasar merupakan suatau rancanngan penelitian yang akan dilaksanakan
sebenarnya.
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel acak (random sampling), pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan seperti yang dinyatakan oleh Burns dan Bush dalam
membutuhkan banyak responden. Format yang didapat adalah berupa angka atau numeric. Dalam
penelitian ini penelusuran pengaruh Media sosial terhadap perilaku pemilih pemula pada Pemilu
2019 di Banda Aceh tersebut didapatkan dengan menggunakan metode survey dimana
menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama. metode survey dugunakan untuk mendapatkan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Sugiyono (2011:80). Populasi yang akan peneliti gunakan adalah pemilih pemula
berusia 17-20 yang berada di kecamatan jaya baru, tepatmya di gampong emperom. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh jumlah penduduk yang berumur rata-rata 17- 20 adalah 4.500
Jiwa. Pemilih pemula yang berada di gampong emperom yang akan menjadi pupolasi penelitian
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono.
untuk menentukan pengambilan Sample menggunakan cara tertentu yang didasari oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
menggunakan cara tertentu yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada. Dalam
tekhnik pengambilan sample ini peneliti mengunakan tekhnik Cluster Random sampling Menurut
Syahrum dan Salim (2014:116) Cluster Random Sampling Tekhnik ini digunakan apabila populasi
terdiri dari kelompok- kelompok individu atau cluster. Agar memudahkan penelitian, peneliti
menetapkan karakteristik dan siat-sifat yang digunakan di penelitian ini. dimana sample dalam
penelitian ini adalah pemilih pemula yamng berusia 17- 20 tahun yang berada di kecamatan jaya
Sugiono mengemukakan cara menentukan ukuran sampel yang sangat praktis, yaitu dengan tabel
Krejcie. Dengan cara tersebut tidak perlu dilalukan perhitungan yang rumit. Krejcie dalam
melakukan perhitungan sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu
Tabel Krejcie
Dari populasi yang di dapat sebanyak 91 orang, dari table krejcie yang telah di susun oleh sugiono
dapat kita tarik bahwa sampel pada penelitian ini sebanyak 76 orang.
tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono (2013:224). Dalam penelitian
ini Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Metode Angket
(Kuesioner), Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang
diberikan kepada subjek baik secara individual atau kelompok untuk mendapatkan informasi
tertentu, seperti preferensi, keyakinan minat, dan perilaku Hadjar (1996:160). teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
di jawabnya. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian, metode yang
digunakan adalah dengan kuesioner tertutup. Adapun angket dalam penelitian ini adalah
menggunkan skala likert dengan bentuk ceklis, dimana setiap pertanyaan memiliki lima item dan
2. S: Setuju
3. N: Netral
berikut:
1. SS: 5
2. S: 4
3. N: 3
4. TS: 2
5. STS: 1
Data yang telah peneliti kumpulkan merupakan data mentah. Sehingga data tersebut harus
diolah dan diuji untuk mendapatkan dan mengetahui kebenaran sejauh mana pengaruh pemilih
pemula dalam Pemilihan umum Presiden 2019. Sebelum melakukan penelitian, angket terlebih
dulu di uji coba untuk mengetahui hasil pengaruh antara variabel melalui uji validitas dan uji
reliabilitas.
• Uji validitas
Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur yang
digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek yang ingin diukur.
Menurut Arikunto (2013: 211). Untuk menerapkan instrument yang di gunakan di cari
validitas tes dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Ada beberapa teknik atau rumus uji validitas yang dapat digunakan. Dibawah ini beberapa
diantaranya.
Teknik pertama dan populer yang digunakan adalah teknik Korelasi Product
Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki
reabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain
akan tetapi memberikan hasil yang sama. Jadi reabilitas adalah seberapa jauh konsistensi
alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur dalam hal dan objek
yang sama. Instrument dapat di hitung dengan rumus alpha seperti dikemukakan oleh
arikunto (2013: 223), Untuk menghitung uji reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan
• Uji Hipotesis
Pernyataan ataupun asumsi sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan
dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan
suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan
keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah
dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang
bersifat Objektif. pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana.
Menurut Sarwono Regresi linier sederhana merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel
terikat dengan menggunakan variabel bebas, metode Regresi linier dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel bebas (Independent) dengan variabel terikat
(dependent).
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yaitu adanya pengauh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah analisis regresi sederhana sebagai berikut
Y=aX + K
Keterangan:
Y : Kriterium
X : Prediktor
K : bilangan konstan
2) Mencari korelasi sederhana anatara sX1 dan X2 dengan Y dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑ 𝑥 2 ) (∑ 𝑦 2 )
Keterangan :
𝑛−2
𝑡 = 𝑟√
1 − 𝑟2
Keterangan :
r : koefisien relasi
n : cacah kasus
r2 : koefisien kuadrat
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian ini melibatkan 79 responden dengan rentang umur 17-21 tahun yang
merupakan pemilih pemula. Melalui penelitian ini diketahui bahwa pemilih pemula aktif
mengunakan media sosial (media baru) sebagai media utama untuk mendapatkan informasi
dalam segala bidang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100 % dari responden suka mengases
internet dan mengakses berita dan aktifitas lain memalui jejaring internet. Dari hasil penelitian
dan peneliti membuat sebuah questioner dari hasilnya media sosial yang peling sering di
gunakan adalaah whatsapp dan yang kedua adalah Instagram. Ini menjadi favorit mereka dalam
menggunakan media sosial dengan persentase, yaitu.
Facebook (49.2%)
Whatsapp (98.3%)
Wechat (10.2%)
Instagram (94.9%)
Tumblr (10.2%)
Twitter (32.2%)
Skype (11.9%)
Line (72.9%)
Telegram (16.9%)
Di sini kita dapat kesimpulan bahwa media sosial sangat digemari oleh pemilih pemula dalam
mencari informasi dan media sosialo sangat bisa mempemngaruhi pemilih dalam mennetukan
pilihanannya. Melalu media sosial bnerbagai informasio kampenye sering di gaungkan, dan ini
menjadi strategi yang pas untuk menjadi media penyampaiaan vuisi misi dan lain halnya, untuk
menaikaan elektabilitas pasagan calan di dunia pemilih pemula.
Dalam proses stimulus apabila stimulus tersebut ditolak maka tidak akan sampai pada
tahapan selanjutnya namun apabila stimulus tersebut di terima maka akan sampai kepada sikap.
Dalam tahapan sikap akan ada perasaan suka ataupun tidak suka namun belum menjadi perilaku
(tindakan) dalam penelitian ini sikap yang di tunjukan oleh pemilih pemula dapat berupa
komentar-komentar di media sosial, ataupun perasaan suka atau tidak suka. Pada akhirnya
tindakan akhir yang akan menentukan yaitu perilaku memilih. Penelitian ini bertujuan
mengetahui peran media sosial terhadap perilaku pemilih pemula.
Uji Korelasi Correlations
Hasil pearson correlation menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat, dan signifikan
antara intensitas akses media sosial dan perilaku pemilih, r (383) = 0,243, p<0,01. Jadi dapat di
simpulkan bhawa media sangat kuat dalaam mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan
pilihannya karna mereka sering beraktivitas di sana dan mencari informasi melalui media sosial.
Media sosial yang menjadi media baru dalam perkembngan pada saat ini mempunyai dampak
yang bersar terhadap perubhan media sosialisa pilitik, dan gaya kominikasin pun ikut berubah.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Ada peran media sosial terhadap terbentuknya perilaku pemilih pemula pada Pemilihan umum
2019 di aceh
2. Frekuensi pengiriman pesan adalah salah satu faktor yang penting untuk di perhatikan dalam
megunakan media sosial sebagai saluran komunikasi politik.
3. Pemilih pemula adalah pemilih yang aktif mengunakan media sosial sehingga media sosial
adalah saluran yang tepat untuk memberikan stimulus kepada mereka.
4. terdapat whatsapp dan intragram yang menjadi medisosial favorit yang sering di akses oleh
pemilih pemula.
SARAN
Media sosial yang menjadi media baru dan termasuk media tanpa adanya Batasan dan
penyaringan terhadap informasi di takutkkan akan menjadi buruk apabila tidak adanya
pengetahuan bagi penggguna dan akan menjadi berita bohong apabila di teruskan. Peneliti
memberikan saran untuk menyaring informasi mulai dari diri sendiri dengan cara banayak
membaca dan membandingkan informasi yang di terima
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abbas, M. Rivai, dkk. 2014. Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk kementrian perdagangan
Bungin, M. Burhan. 2009. Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Goode, L. 2005. Jurgen Habermas: Democracy and the Public Sphere. London: Pluto Press
Hadjar, Ibnu. 1996 Dasar dasar penelitian kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jonathan Sarwon. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kunatitatif: menggunakan Prosedur
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Salim dan Syahrum. 2014. Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media
Silalahi, Ulber. 2009 Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Syadam, Gouzali. 1999. Dari bilik suara ke masa depan Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Jurnal
Perangin-angin, krina, Loina Lalolo, dkk. 2018. Partisipsi politik pemilih pemula dalam bingkai
Ratnamulyani, atikah, ike dkk. 2018. Peran media sosial dalam peningkatan pertisipasi pemilih
Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Pada Pilkada 2017. Diakses pada 5 maret 2019.