Anda di halaman 1dari 18

PERSEPSI MAHASISWA ILMU POLITIK UNIVERSITAS JAMBI TERHADAP

KAMPANYE PEMILIHAN PRESIDEN 2024 MELALUI MEDIA SOSIAL

Dosen Pengampu :

Pradita Eko Prasetyo Utomo, S.pd., M.Cs.

Disusun Oleh:

Asri R Doloksaribu B1B221019

ahmad isradi B1B221070

Michael Pasaribu B1B221056

iman raja saputra B1B221098

Kelas : B

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JAMBI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan,
kesehatan dan berkat, sehingga tugas Mini Riset ini telah selesai disusun dengan Pokok pembahasan
mengenai Persepsi Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi Terhadap Kampanye Pemilihan Presiden
2024 Melalui Media Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam mengenai
bagaimana mahasiswa ilmu politik di Universitas Jambi memahami, menilai, dan berpartisipasi dalam
kampanye pemilihan presiden yang dilakukan melalui media sosial. Melalui studi ini, diharapkan akan
tergambar gambaran yang lebih komprehensif terkait peran serta mahasiswa dalam proses demokrasi
yang semakin terdigitalisasi.

Proses riset ini tak terwujud tanpa dukungan dari banyak pihak. Saya ingin menyampaikan terima kasih
kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan, saran,
dan dukungan selama proses penelitian ini.

Harapan saya, hasil dari riset ini dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam pemahaman kita
tentang peran media sosial dalam proses politik, khususnya terkait pemilihan presiden. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan isi
makalah ini untuk masa yang akan datang. Demikian makalah ini disusun dengan harapan semoga
bermanfaat bagi para pembacanya. Dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan hikmat
dan berkat-Nya kepada kita semua.

Terima kasih atas waktu, dukungan, dan kerjasamanya dalam pengembangan riset ini.

Jambi, 13 desember 2023

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Persepsi mahasiswa merujuk pada pandangan, opini, sikap, dan interpretasi yang dimiliki
mahasiswa terhadap berbagai hal, termasuk isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Persepsi
ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman pribadi, nilai-nilai yang dianut,
pendidikan, interaksi sosial, dan paparan terhadap informasi dari berbagai sumber seperti media
massa atau lingkungan sekitar.

Dalam konteks pemilihan presiden, persepsi mahasiswa terhadap kampanye pemilihan presiden
bisa beragam. Beberapa mahasiswa mungkin aktif terlibat, memiliki keyakinan yang kuat
terhadap satu kandidat, sementara yang lain mungkin lebih kritis, mengevaluasi berbagai
platform dan kebijakan, atau bahkan ada yang memilih untuk tidak terlibat dalam proses politik.
Pentingnya memahami persepsi mahasiswa terletak pada pengaruhnya terhadap partisipasi
politik, pembentukan opini, dan peran mereka dalam membentuk masa depan suatu negara

Persepsi mahasiswa terhadap politik dapat sangat bervariasi. Beberapa mahasiswa mungkin
sangat terlibat dan antusias terhadap proses politik, aktif dalam diskusi, kampanye, dan organisasi
politik di kampus. Sementara itu, ada yang mungkin lebih apatis atau skeptis terhadap politik,
merasa bahwa sistem politik tidak mewakili kepentingan mereka atau merasa jauh dari proses
politik yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap politik termasuk:
1.Pendidikan Politik: Tingkat pemahaman dan pendidikan politik yang mereka terima, baik dari
lembaga pendidikan formal maupun dari pengalaman dan bahan bacaan yang mereka pilih.

2.Pengaruh Lingkungan Sosial: Interaksi dengan teman sebaya, keluarga, dan komunitas di
sekitar mereka dapat memengaruhi pandangan politik mereka.

3.Pengalaman Pribadi:Pengalaman individu dalam hal politik, baik yang bersifat langsung
(misalnya, terlibat dalam aksi politik) maupun tidak langsung (paparan terhadap peristiwa politik
tertentu).

4. Media Massa:Informasi yang mereka peroleh dari media massa, termasuk internet, televisi,
dan media sosial, dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap politik.
Pemahaman terhadap persepsi mahasiswa terhadap politik penting karena mahasiswa sering kali
menjadi agen perubahan dan penggerak utama di dalam masyarakat. Memahami bagaimana
mereka melihat dan berinteraksi dengan politik dapat membantu dalam pengembangan kebijakan
yang lebih inklusif serta memperkuat partisipasi politik mereka dalam kehidupan masyarakat.
Mahasiswa bisa memiliki beragam pandangan terhadap kampanye pemilihan presiden, yang
dipengaruhi oleh informasi yang mereka terima, evaluasi terhadap kandidat, serta kepercayaan
terhadap proses demokrasi itu sendiri. Beberapa mahasiswa mungkin aktif terlibat dalam
kampanye, sementara yang lain mungkin lebih pasif atau skeptis terhadap proses politik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Uraian diatas penulis mencoba merumuskan permasalahan sekaligus merupakan
pembahasan permasalahn yang akan di teliti ialah:
1. Apa pandangan, opini, dan sikap mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi terhadap
kampanye pemilihan presiden 2024 yang mereka peroleh melalui media sosial?
2. Bagaimana dampak persepsi mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi terhadap kampanye
pemilihan presiden 2024 melalui media sosial terhadap partisipasi politik mereka?
3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa Ilmu
Politik Universitas Jambi dalam menyikapi informasi kampanye pemilihan presiden 2024 yang
tersebar di media sosial?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut yang telah di uraikan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk Memahami Persepsi Mahasiswa dalam Menyelidiki pandangan, opini, dan sikap
mahasiswa Ilmu Politik terhadap kampanye pemilihan presiden 2024 yang mereka dapatkan
melalui media sosial.
2. Untuk Mengevaluasi Dampak Persepsi terhadap Partisipasi Politik dalam Mengidentifikasi
dampak dari persepsi mahasiswa Ilmu Politik terhadap kampanye pemilihan presiden 2024
melalui media sosial terhadap partisipasi politik mereka.
3. Untuk Memberikan Rekomendasi dan Solusi dan Menyajikan rekomendasi atau langkah-
langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan pemahaman serta partisipasi mahasiswa
Ilmu Politik dalam menyikapi informasi kampanye pemilihan presiden 2024 yang tersebar di
media sosial.

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini di harapkan memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman mendalam
tentang sikap, preferensi, dan pandangan mahasiswa Ilmu Politik terhadap kampanye politik
melalui media sosial.
1. Mengetahui bagaimana mahasiswa menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi
politik dapat membantu memahami pola perilaku dan preferensi politik mereka.
2. Hasil riset ini dapat membantu pemerintah, lembaga politik, atau institusi pendidikan dalam
menentukan kebijakan yang lebih tepat terkait pemanfaatan media sosial dalam kampanye
politik.
3. Hasil riset dapat memberikan wawasan yang berguna bagi calon kandidat dan tim kampanye
untuk memahami bagaimana pesan-pesan politik mereka dapat lebih efektif sampai kepada
pemilih muda.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


1. Teori Komunikasi Politik
konsep, prinsip, dan model yang digunakan untuk memahami bagaimana komunikasi
memengaruhi proses politik dan interaksi antara politikus, institusi politik, media massa, dan
masyarakat dalam konteks politik.
Tujuan utama dari teori Komunikasi Politik adalah untuk menjelaskan dan menganalisis
bagaimana informasi politik disampaikan, diterima, dan diproses oleh individu dan kelompok
dalam masyarakat. Ini juga mencakup pemahaman tentang bagaimana pesan politik dibentuk,
disampaikan, dan dipengaruhi oleh media massa serta bagaimana pesan tersebut memengaruhi
sikap, perilaku, dan pandangan politik orang-orang.

Teori-teori dalam bidang ini meliputi berbagai aspek, seperti teori framing yang membahas cara
penyajian informasi politik mempengaruhi persepsi, teori agenda-setting yang menyoroti
bagaimana media memilih topik yang menjadi perhatian masyarakat, teori pengaruh media sosial
dalam membentuk opini politik, serta analisis tentang peran komunikasi politik dalam proses
pemilihan umum dan kampanye politik.

Secara umum, teori Komunikasi Politik membantu dalam memahami bagaimana komunikasi
memainkan peran krusial dalam dinamika politik, termasuk pengaruhnya terhadap pemilih,
kebijakan publik, dan dinamika sosial politik dalam masyarakat.
Komunikasi politik dalam kampanye adalah proses komunikasi yang melibatkan kandidat, partai
politik, atau kelompok politik yang berusaha untuk mempengaruhi opini publik, membangun citra,
dan mendapatkan dukungan untuk tujuan politik mereka selama periode kampanye. Ini melibatkan
penggunaan berbagai strategi, pesan, dan media untuk berinteraksi dengan pemilih dan
memengaruhi pandangan mereka terhadap isu-isu politik dan kandidat yang bersangkutan.

Tujuan dari komunikasi politik dalam kampanye adalah untuk:


1. Menginformasikan Pemilih:Menyampaikan informasi tentang visi, rencana, dan kebijakan yang
diusung oleh kandidat atau partai kepada pemilih agar mereka bisa membuat keputusan yang lebih
terinformasi.
2.Membangun Citra dan Identitas Politik:Membentuk citra positif kandidat atau partai politik
melalui pesan-pesan yang disampaikan dalam berbagai media untuk mendapatkan dukungan
publik.
3.Mobilisasi Pemilih: Mendorong partisipasi pemilih dan memotivasi mereka untuk memilih
kandidat atau partai tertentu melalui pesan yang persuasif dan kampanye yang memobilisasi
dukungan.
4.Memengaruhi Opini Publik: Memanfaatkan strategi komunikasi untuk mempengaruhi persepsi
dan sikap publik terhadap isu-isu politik tertentu atau kandidat yang bersangkutan.
5.Menjalin Interaksi dengan Pemilih: Membangun hubungan dan interaksi langsung dengan
pemilih melalui acara kampanye, debat, pertemuan terbuka, dan interaksi di media sosial untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan keinginan mereka.

Komunikasi politik dalam kampanye adalah bagian yang sangat penting dalam proses demokrasi,
karena memberikan kesempatan kepada kandidat untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih,
memperkenalkan ide-ide mereka, dan berkompetisi secara terbuka untuk mendapatkan dukungan
yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan.

2. Media Sosial sebagai Alat Kampanye Politik


Media sosial telah menjadi alat yang kuat dalam kampanye politik. Dengan jangkauan yang luas
dan kemampuan untuk menargetkan audiens tertentu, kandidat politik dapat menyampaikan pesan
mereka secara efektif kepada Pemilih Selain itu, media sosial memungkinkan kandidat untuk
berinteraksi langsung dengan pemilih, mendengar masukan mereka, dan menyesuaikan strategi
kampanye berdasarkan respons yang diterima (Juliswara & Muryanto, 2022). Namun, media sosial
juga membawa tantangan, seperti penyebaran informasi palsu atau hoax, yang dapat
mempengaruhi persepsi pemilih

Media sosial sebagai alat kampanye politik adalah pemanfaatan platform-platform seperti
Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya oleh kandidat, partai politik, atau pendukungnya untuk
menyebarkan pesan politik, memobilisasi dukungan, dan mempengaruhi opini publik dalam
rangka memenangkan pemilihan atau mengadvokasi agenda politik tertentu.
Beberapa poin penting tentang media sosial sebagai alat kampanye politik meliputi:
1.Jangkauan Luas:Media sosial memungkinkan kandidat untuk mencapai audiens yang lebih luas
secara global dan lokal, dengan kemampuan untuk menjangkau segmen pemilih yang berbeda
dengan pesan yang disesuaikan.

2.Keterlibatan Interaktif: Platform-media sosial memfasilitasi interaksi langsung antara kandidat


atau partai politik dengan pemilih. Ini memungkinkan dialog dua arah, respons cepat terhadap isu-
isu terkini, dan keterlibatan yang lebih personal dengan pendukung.

3.Penyampaian Pesan Tanpa Filter: Kandidat dapat menyebarkan pesan mereka langsung kepada
pemilih tanpa harus melalui filter media tradisional. Hal ini memungkinkan mereka untuk
mengontrol naratif dan citra yang ingin disampaikan kepada pemilih.

4. Keterlibatan Pemilih Muda: Media sosial sering kali menjadi sarana utama untuk mencapai
pemilih muda yang lebih aktif secara digital dan cenderung lebih terlibat dalam politik melalui
platform-platform ini.

5. Analisis Data:Media sosial memungkinkan pengumpulan data yang signifikan tentang perilaku,
preferensi, dan opini pemilih. Analisis data ini dapat membantu kampanye untuk merancang strategi
yang lebih efektif dan terfokus.

Namun, penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga menghadirkan tantangan, seperti
penyebaran informasi yang tidak valid atau palsu (misinformasi), masalah privasi, dan pertanyaan
etika seputar penggunaan data pengguna. Oleh karena itu, sementara media sosial menawarkan
manfaat besar dalam kampanye politik, perlu adanya kesadaran akan tanggung jawab etis dalam
penggunaannya.

3. Partisipasi Politik
Partisipasi dalam politik merujuk pada keterlibatan aktif individu atau kelompok dalam proses
politik. Ini mencakup berbagai bentuk aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh warga negara dalam
kehidupan politik, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk memengaruhi kebijakan,
proses pengambilan keputusan, atau arah yang diambil oleh pemerintah.

Partisipasi politik adalah keterlibatan individu atau kelompok dalam proses politik. Ini mencakup
berbagai bentuk aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh warga negara dalam kehidupan politik
negara atau komunitas mereka. Partisipasi politik dapat terwujud dalam beberapa cara:

1. .Partisipasi Konvensional: Meliputi kegiatan politik yang dianggap sebagai bagian dari proses
politik yang sudah mapan, seperti memilih dalam pemilihan umum, menjadi anggota partai
politik, atau terlibat dalam kampanye politik
2. Partisipasi Non-Konvensional:Termasuk tindakan-tindakan politik yang di luar jalur resmi,
seperti protes, demonstrasi, mogok, petisi, atau kegiatan politik lain yang bersifat lebih radikal
atau tidak biasa.
3. .Partisipasi Informal:Melibatkan keterlibatan dalam diskusi-diskusi politik di lingkungan
sehari-hari, seperti berbicara tentang politik dengan teman, keluarga, atau di tempat kerja.
4. Partisipasi Online:Terjadi melalui media sosial atau platform online lainnya, seperti mengikuti
dan berpartisipasi dalam diskusi politik di forum online, penandatanganan petisi online, atau
menyebarkan informasi politik melalui media sosial.
Partisipasi politik penting dalam sebuah masyarakat demokratis karena merupakan fondasi dari
proses pengambilan keputusan yang inklusif. Dengan berpartisipasi, individu atau kelompok
memiliki kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan publik, menyuarakan kepentingan mereka,
serta mempengaruhi perubahan sosial dan politik.

Dan juga ada beberapa bentuk partisipasi politik meliputi:


1.Pemilihan Umum:Salah satu bentuk partisipasi politik yang paling umum adalah memilih dalam
pemilihan umum untuk memilih pejabat publik atau perwakilan.
2. aktivisme Politik: Meliputi demonstrasi, protes, petisi, mogok, kampanye, dan aksi-aksi politik
lainnya untuk menyuarakan pendapat atau menekan pemerintah agar mengambil tindakan tertentu.
3.Menjadi Anggota Partai Politik Berpartisipasi secara aktif dalam partai politik dengan cara menjadi
anggota, terlibat dalam kegiatan partai, atau mendukung kandidat dan program partai.
4.Keterlibatan dalam Proses Kebijakan:Termasuk memberikan masukan atau pendapat kepada
pejabat publik atau partai politik, menghadiri rapat atau forum kebijakan, atau terlibat dalam diskusi-
diskusi politik.
5.Partisipasi Sosial dan Komunitas Melibatkan diri dalam organisasi masyarakat, forum komunitas,
atau aksi sukarela yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan politik.
6. Media Sosial dan Partisipasi Online: Partisipasi dalam diskusi-diskusi politik di media sosial,
penandatanganan petisi online, dan menyebarkan informasi politik melalui platform online.

Partisipasi politik penting dalam sebuah masyarakat demokratis karena merupakan fondasi dari
proses pengambilan keputusan yang inklusif. Dengan berpartisipasi, individu atau kelompok
memiliki kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan publik, menyuarakan kepentingan mereka,
serta mempengaruhi perubahan sosial dan politik.

2. 2 Kerangka Berpikir

PERSEPSI MAHASISWA
ILMU POLITIK UNIVERSITAS
JAMBI TERHADAP
KAMPANYE PEMILIHAN
PRESIDEN 2024
MELALUI MEDIA SOSIAL

Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat


Penelitian

Studi literatur: Teori Buku


dan Jurnal

Angket by google Form

Kesimpulan dan
saran

Selesai
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan data berupa angka dan statistik
untuk mengumpulkan informasi secara sistematis, menganalisis hubungan antara variabel, dan
membuat generalisasi atau kesimpulan berdasarkan bukti numerik yang dikumpulkan.
Pada penelitian kuantitatif melalui kuesioner, tujuan utamanya adalah mengumpulkan data
numerik dari responden untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
Seperti kuantitatif Deskriptif: Menggunakan kuesioner untuk mendeskripsikan karakteristik
populasi atau variabel tertentu tanpa mengaitkannya dengan variabel lainnya. Atau Dapat
menggunakan Google Form untuk mendeskripsikan karakteristik populasi atau variabel tertentu.
Pertanyaan dapat dirancang untuk mendapatkan informasi demografis, sikap, persepsi, atau
kebiasaan tertentu dari responden.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan. tujuan
tertentu (Lasa, 2009: 207) kata ilmiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai
makna bersifat keilmuan atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Jenis metode penelitian mini riset ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan
metode deskriptif. Dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan cara pengumpulan data
berbentuk kuesioner yang disebar secara online (dalam jaringan) dengan menggunakan google
form dan disebar melalui Broadcast message kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik tahun
angkatan 2019-2022.
Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan uji
hipotesis yaitu uji t dengan bantuan SPSS Versi 25./

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang padanya terkandung
informasi yang ingin diketahui. Objek ini disebut dengan satuan analisis. Satuan analisis ini
memiliki kesamaan perilaku atau karakteristik yang ingin diteliti.
Dalam penelitian kuantitatif, seringkali sulit atau tidak mungkin untuk mengumpulkan data dari
seluruh populasi karena keterbatasan sumber daya seperti waktu, biaya, atau akses. Oleh karena
itu, peneliti menggunakan sampel yang merupakan sebagian kecil dari populasi tersebut. Sampel
dipilih dengan cermat agar dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan, sehingga
hasil yang diperoleh dari sampel dapat digunakan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan
terhadap populasi yang lebih besar.
Populasi dalam pemilihan ini adalah Mahasiswa universitas Jambi Jurusan Ilmu politik tahun
2019-2022:
1. Sudah berusia 17 tahun keatas
2. Masih tergolong kedalam bagian sebagai pemilih pemula
3. pemilih sudah terdaftar di daftar pemilih tetap
4. menggunakan hak pilih untuk memilih dengan cara yang benar

b. sampel
Sampel merupakan contoh atau himpunan bagian (subset) dari suatu populasi yang dianggap
mewakili populasi tersebut sehingga informasi apa pun yang dihasilkan oleh sampel ini bisa
dianggap mewakili keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 25 orang yang tergolong kedalam pemilih pemula

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
terdiri dari satu variabel yaitu: pandangan Mahasiswa ilmu politik tentang Kampanye melalui
Media sosial

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Dari variabel yang disebutkan diatas maka dapat dibuat definisi operasional variabelnya yaitu:
pemahan Mahasiswa terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh media sosial dan Tingkat
keterlibatan mahasiswa dalam diskusi atau interaksi aktif terkait kampanye melalui media sosial

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpilan Data


1. Jenis Data
Jenis data di gunakan yaitu data Kuantitatif yang peroleh dari angket atau pertanyaan tentang
persepsi mahasiswa terhadap kampanye pemilu 2024 melalui media sosial
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan yaitu melalui angket yang terfokus pada pemahaman Mahasiswa Ilmu
politik
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data: yaitu dengan penyebaran angket atau pertanyaan melalui google form

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunkan yaitu Kuantitatif. Menurut Sugiyono, teknik ini juga dapat
diartikan sebagai suatu metode penelitian dengan landasan filsafat, umumnya teknik ini
mengambil sampel secara acak.

Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian


1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Universitas Jambi, Kampus Universitas Jambi berlokasi di Jl. Jambi-Muara Bulian No.KM. 15,
Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Prodi Ilmu Politik 20-22

2. Deskipsi Data Hasil Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Desember 2023, dengan jumlah respoden 24 orang
Mahasiswa Ilmu Politik 2020-2022. Data penelitian ini diambil melalui selembaran angket pada
googlr form, ada pun soal pada pertanyaan pada pilihan ganda dan essay yaitu tentang Persepsi
pada kampanye melalui media sosial , berikut adalah soal yang di tanyakan pada angket tersebut:
1. Seberapa sering Anda menggunakan media sosial sebagai sumber informasi terkait kampanye
pemilihan presiden 2024?
- Setiap hari
- Beberapa kali dalam seminggu
- Sekali dalam sebulan
- Jarang atau tidak pernah

2. Menurut Anda, sejauh mana media sosial memengaruhi persepsi politik Anda terhadap kandidat
presiden?
- Sangat memengaruhi
- Cukup memengaruhi
- Sedikit memengaruhi
- Tidak memengaruhi

3. Apakah Anda merasa informasi yang Anda dapatkan dari media sosial terkait kampanye presiden
2024 cenderung objektif?
- Sangat objektif
- Cukup objektif
- Kurang objektif
- Tidak objektif
4. Bagaimana pendapat Anda mengenai dampak kampanye pemilihan presiden 2024 di media
sosial terhadap kesadaran politik mahasiswa?
- Meningkatkan kesadaran politik
- Tidak berpengaruh
- Membingungkan
- Menurunkan kesadaran politik

5. Sejauh mana Anda percaya informasi politik yang Anda baca di media sosial terkait pemilihan
presiden 2024?
- Sangat percaya
- Cukup percaya
- Kurang percaya
- Tidak percaya sama sekali

6. Apakah Anda lebih cenderung terpengaruh oleh pesan politik yang disampaikan melalui gambar
atau teks di media sosial?
- Gambar
- Teks
- Keduanya sama kuat
- Tidak yakin/tidak terpengaruh

7. Menurut Anda, apakah regulasi yang ada terhadap konten politik di media sosial sudah cukup
ketat?
- Sudah sangat ketat
- Cukup ketat
- Belum cukup ketat
- Tidak tahu/tidak peduli

8. Apakah Anda berpartisipasi dalam diskusi politik di media sosial terkait pemilihan presiden
2024?
- Ya, secara aktif
- Kadang-kadang
- Jarang atau tidak pernah
- Tidak sama sekali

9. Sejauh mana konten kampanye di media sosial memengaruhi pandangan politik Anda?

10. Seberapa efektif menurut Anda kampanye di media sosial dalam memengaruhi opini atau
preferensi pemilih terhadap kandidat presiden?
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari pertanyaan yang telah saya berikan pada responden tentang pemahan Mahasiswa terhadap
pesan-pesan yang disampaikan oleh media sosial dan Tingkat keterlibatan mahasiswa dalam
diskusi atau interaksi aktif terkait kampanye melalui media sosial, berikut hasilnya:
1. Desi Simbolon, dari data yang telah di periksa dalam 10 pertanyaan yang berkaitan tentang
kampanye pemilu dan ini ringkasan hasil dari kuesioner yang menunjukkan pandangan dan
pengalaman responden terkait pengaruh media sosial dalam konteks kampanye pemilihan
presiden 2024 oleh saudari desi simbolon Mayoritas responden menggunakan media sosial
setiap hari sebagai sumber informasi terkait kampanye pemilihan presiden 2024.
a) Sebagian besar responden merasa bahwa media sosial cukup memengaruhi persepsi
politik mereka terhadap kandidat presiden.
b) Meskipun cukup memengaruhi, responden cenderung merasa informasi yang diperoleh
dari media sosial terkait kampanye presiden 2024 cenderung cukup objektif.
c) Terdapat persepsi bahwa kampanye di media sosial meningkatkan kesadaran politik
mahasiswa.
d) Mayoritas responden merasa kurang percaya terhadap informasi politik yang dibaca di
media sosial terkait pemilihan presiden 2024
e) Sebagian besar responden tidak yakin atau tidak terpengaruh oleh pesan politik yang
disampaikan melalui gambar atau teks di media sosial.
f) Mayoritas responden merasa regulasi yang ada terhadap konten politik di media sosial
sudah sangat ketat.
g) Sebagian responden berpartisipasi dalam diskusi politik di media sosial terkait
pemilihan presiden 2024, namun tidak secara rutin.
h) Mayoritas responden merasa bahwa konten kampanye politik tidak terlalu berpengaruh
dalam pandangan politik mereka, lebih memperhatikan program kerja dan pemahaman
calon terhadap Indonesia.
i) Responden cenderung merasa bahwa kampanye di media sosial kurang efektif dalam
memengaruhi opini atau preferensi pemilih terhadap kandidat presiden, seiring dengan
banyaknya konten yang dapat merusak reputasi seseorang

2. Michael Nathaniel Pasaribu dari data yang telah di periksa dalam 10 pertanyaan yang berkaitan
tentang kampanye pemilu dan ini ringkasan hasil dari kuesioner menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari media sosial dalam konteks kampanye pemilihan presiden 2024 terhadap
persepsi, kesadaran politik, dan pandangan politik responden. Meskipun terdapat kepercayaan
yang cukup terhadap informasi politik, terdapat juga kekhawatiran akan ketidakobjektifan
informasi yang diperoleh dari media sosial..
a) Mayoritas responden menggunakan media sosial sebagai sumber informasi terkait
kampanye pemilihan presiden 2024 beberapa kali dalam seminggu.
b) Sebagian besar responden merasa bahwa media sosial cukup memengaruhi persepsi politik
mereka terhadap kandidat presiden.
c) Responden cenderung merasa bahwa informasi yang diperoleh dari media sosial terkait
kampanye presiden 2024 kurang objektif.
d) Terdapat pandangan positif bahwa kampanye pemilihan presiden 2024 di media sosial
mampu meningkatkan kesadaran politik mahasiswa.
e) Mayoritas responden merasa cukup percaya terhadap informasi politik yang mereka baca
di media sosial terkait pemilihan presiden 2024.
f) Sebagian besar responden lebih cenderung terpengaruh oleh pesan politik yang
disampaikan melalui teks daripada gambar di media sosial.
g) Mayoritas responden merasa bahwa regulasi yang ada terhadap konten politik di media
sosial sudah sangat ketat.
h) Sebagian responden berpartisipasi dalam diskusi politik di media sosial terkait pemilihan
presiden 2024, namun tidak secara rutin.
i) Mayoritas responden merasa bahwa konten kampanye di media sosial cukup mempengaruhi
pandangan politik mereka.
j) Responden cenderung merasa bahwa kampanye di media sosial cukup efektif dalam
memengaruhi opini atau preferensi pemilih terhadap kandidat presiden.
Dari data yang telah saya sebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa Prodi Ilmu politik
2020-2022.
dimana sebagian persepsi mahasiswa cukup memengaruhi terhadap kandidat presiden dan
sebagian mahasiswa cukup mendapatkan sumber informasi terkait kampanye pemilihan pemilu
dalam media sosial
Berikut ini diagram:
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dalam penelitian tentang persepsi mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi terhadap kampanye
pemilihan presiden 2024 melalui media sosial secara kuantitatif, kesimpulan dapat diungkapkan
sebagai berikut:
mengungkapkan hasil dari penelitian yang dilakukan untuk memahami pandangan mahasiswa Ilmu
Politik Universitas Jambi terhadap kampanye pemilihan presiden 2024 melalui media sosial. Melalui
analisis kuantitatif yang cermat terhadap data yang dikumpulkan, sejumlah temuan penting berhasil
diidentifikasi. Temuan utama menyoroti tingkat partisipasi mahasiswa dalam kampanye online,
preferensi terhadap isu-isu yang mereka anggap penting, serta pola interaksi mereka dengan konten
kampanye yang disajikan melalui media sosial.

Hasil analisis kusioner dari google form juga menggarisbawahi korelasi antara faktor-faktor seperti
tingkat partisipasi di platform media sosial, dan preferensi terhadap kandidat-kandidat tertentu.
Penelitian ini memberikan wawasan yang penting terkait dinamika politik yang terjadi di kalangan
mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi dalam menghadapi kampanye pemilihan presiden.

Namun, penting untuk diakui bahwa penelitian ini memiliki batasan, terutama dalam hal cakupan data
dan kendala metodologi yang mungkin mempengaruhi interpretasi temuan. Meskipun demikian, hasil
ini dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman mendalam terhadap cara mahasiswa
memanfaatkan media sosial dalam konteks politik, serta memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut
dalam bidang ini.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan yang penting dalam memahami cara
mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi mempersepsikan dan terlibat dalam kampanye pemilihan
presiden 2024 melalui media sosial, dengan harapan hasilnya dapat memberikan kontribusi positif
dalam memperkaya diskusi dan studi politik di masa mendatang.

5.2 SARAN
saran yang bisa saya dari hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi
terhadap kampanye pemilihan presiden 2024 melalui media sosial, berikut adalah uraian lebih
lengkapnya:

Studi ini menyoroti beberapa area yang dapat ditingkatkan untuk memperkaya pemahaman dan
partisipasi mahasiswa dalam proses politik melalui media sosial. Pertama, sangat diperlukan upaya
yang lebih kuat dalam meningkatkan literasi politik dan media sosial di kalangan mahasiswa. Program-
program edukasi dan pelatihan yang mendalam tentang politik, kebijakan publik, serta kemampuan
untuk menyaring informasi dari media sosial akan sangat berharga. Hal ini akan membantu mahasiswa
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik, membedakan informasi yang valid dari yang
tidak, serta memberikan landasan yang kuat dalam membuat keputusan politik yang tepat.

Selanjutnya, penting untuk mendorong partisipasi aktif dalam diskusi publik dan forum diskusi terkait
isu-isu politik. Mahasiswa dapat didorong untuk mengembangkan pemikiran kritis mereka serta
mempertajam pandangan politik mereka melalui dialog dan debat yang konstruktif. Keterlibatan ini
juga dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu penting yang memengaruhi masyarakat
dan negara.

Pendidikan politik yang lebih mendalam perlu diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan acara, seperti
seminar, lokakarya, atau diskusi panel yang berfokus pada pentingnya partisipasi aktif dalam proses
politik, khususnya dalam konteks pemilihan presiden. Ini akan membantu mahasiswa memahami peran
mereka sebagai bagian dari masyarakat yang demokratis dan pentingnya hak suara mereka dalam
menentukan masa depan negara.

Dorongan untuk melakukan penelitian lebih lanjut juga perlu diberikan, karena hal ini akan
memberikan kontribusi dalam memperdalam pemahaman tentang bagaimana media sosial
memengaruhi persepsi politik. Kolaborasi dengan lembaga-lembaga eksternal, seperti pemerintah,
LSM, dan lembaga swadaya masyarakat, juga bisa menjadi langkah penting dalam mengoptimalkan
penyampaian informasi yang valid dan memotivasi partisipasi aktif dalam proses politik.

Diharapkan bahwa implementasi saran-saran ini dapat memberikan landasan yang kuat bagi mahasiswa
Ilmu Politik Universitas Jambi untuk menjadi pemilih yang lebih terinformasi, aktif secara politik, dan
berkontribusi positif dalam proses demokrasi di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/civics/article/download/18406/17417

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/civics/article/download/18406/17417

https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/download

https://jurnalugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/680

Anda mungkin juga menyukai