Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

“Analisis Tingkat Partisipasi Politik Mahasiswa terhadap


PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2014”

Nama : Refdiana ( 20130520099)

Kelas : E

Dosen Pengampu : David Efendi, M.A.

ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1|Kualitatif
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................2
B. Rumusan masalah.......................................................................................3
C. Manfaat Penelitian......................................................................................3
D. Tujuan Penelitian........................................................................................4
E. Literatur Review/Kerangka Teori...............................................................4
F. Metode Penelitian.......................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
G. Hasil Analisa Data....................................................................................10
BAB III PENUTUP
H. Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16
LAMPIRAN...................................................................................................17
1. Daftar Pertanyaan Wawancara...........................................................18
2. Kuisioner............................................................................................19
3. Transkip Hasil Wawancara................................................................20
4. Daftar Narasumber Wawancara.........................................................22
5. Koding................................................................................................23

2|Kualitatif
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu kampus


yang menerapkan sistem demokrasi dalam menetapkan presiden dan wakil
presiden mahasiswanya, yaitu berupa pemilihan raya yang di singkat
(PEMIRA). Untuk menjembatani antara mahasiswa dengan universitas, maka
diperlukannya lembaga kampus, yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan
DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). Sebagai wujud bekerjanya demokrasi
diperlukan adanya partai politik, sebagai wadah atau jembatan bagi mahasiswa
untuk bisa duduk sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM maupun DPM.

Pemilihan raya (PEMIRA) merupakan wahana bagi mahasiswa dalam


menggunakan hak politiknya untuk memilih orang yang dianggapnya layak
sebagai wakilnya untuk duduk di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM),
maupun sebagai Presiden dan wakil presien Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM). Setiap Mahasiswa secara personal bebas dalam menentukan dan
penggunaan hak memilihnya, tanpa takut terhadap ancaman dalam bentuk
apapun. Pemenuhan hak tersebut dijamin oleh undang-undang. Untuk itu,
pihak kampus harus melindungi hak politik mahasiswa dari berbagai ancaman
yang berasal dari kelompok organisasi pergerakan atau kelompok lainnya.
Jaminan perlindungan itulah yang akan menentukan kualitas PEMIRA.

Faktanya, PEMIRA sebagai wujud dari animo kepedulian mahasiswa


terhadap nasib mereka masih kecil. Tercatat partisipasi pemira tahun lalu,
hanya disuarakan oleh sedikitnya voter turnout -pemilih yang terlibat langsung
dalam PEMIRA. Dari hasil PEMIRA tahun ini, yaitu 2014 jumlah partisipasi
mahasiswa bisa dikatakan sungguh memprihatinkan. Mahasiswa aktif yang

jumlahnya mahasiswa, yang ikut berpartisipasi dengan


menggunakan hak pilihnya hanya 3.820 mahasiswa. Hal ini membuktikan
bahwa mahasiswa masih dikategorisasikan apatis (kurang peduli). Tahun

3|Kualitatif
ajaran 2012-1014 membuktikan bahwa kurangnya partisipasi dari mahasiswa

dalam pemira. Dari 18.000 mahasiswa, yang turut berpartisipasi hanyalah


15% dari keseluruhan mahasiswa aktif. Masih banyak pemilih yang belum
paham urgensi pemira. Sehingga secara stati stik para pemilih yang sedikit
belum mewakili kehendak mayoritas untuk memilih pemimpin yang benar-
benar berintegritas. Karena kualitas demokrasi direpresentasikan oleh kuantitas
partisipasi pemilihnya.

Belum adanya penelitian mengenai partisipasi mahasiswa ini


membuat peneliti tertarik mengambil judul “Analisis Tingkat Partisipasi
Politik Mahasiswa terhadap PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM
KM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2014”. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang lainnya, yaitu penelitian ini lebih
menekankan penjelasan bagaimana partisipasi politik mahasiswa terhadap
PEMIRA. Dengan dilakukan penelitian ini maka akan diketahui apa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik mahasiswa terhadap
PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinggkat partisipasi politik mahasiswa dalam PEMIRA


Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2014 ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik
mahasiswa terhadap PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tentang tingkat partisipasi politik mahasiswa dalam


PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2014 yaitu, untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
mempengaruhi mahasiswa sehingga mahasiswa begitu apatis dengan PEMIRA.
Kemudian untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi politik mahasiswa
4|Kualitatif
dalam Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2014 dan sebagai wacana untuk perbaikan bagi PEMIRA
selanjutnya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat peneitian ini secara teoritis adalah :


a) Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan
sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu
pemerintahan khususnya.
b) Sebagai pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa
lain untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai pemira
Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Dan secara Praktis bermanfaat sebagai :
a) Bagi Universitas, diharapkan nantinya dapat dijadikan sebuah penilaian
logis bagi universitas untuk lebih maksimal lagi dalam menangani pelaksanaan
Pemira Presiden dan Wakil presiden BEM KM Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
b) Bagi mahasiswa, diharapkan nantinya dapat membuka ruang kesadaran
mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam pemira presiden dan wakil presiden
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

E. Literatur Review/Kerangka Teori

Teori yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data mengenai


masalah partisipasi politik mahasiswa dalam PEMIRA Presiden dan Wakil
Presiden BEM KM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014 adalah
teori dari Milbrath yang menyatakan partisipasi politik seseorang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
Terkait dengan persoalan politik, maka pengertian partisipasi disini lebih
menitik beratkan pada peran mahasiswa dalam bidang politik. Dengan kata
lain, partisipasi politik merupakan bentuk hubungan tidak langsung antara
5|Kualitatif
universitas dengan mahasiswanya. Berikut ini pengertian partisipasi politik
menurut ilmuan sosial, yaitu:

“Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak


sebagai peribadi-peribadi yang dimaksud untuk mempengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat
individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau
sporadic, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal,
efektif atau tidak efektif.” (Samuel P. Huntington dan Joan M.
Nelson)

Adapun menurut Milbrath dalam Maran (2007:156) menyebutkan dua


faktor utama yang mendorong orang berpartisipasi politik, bahwa adanya
faktor pendukung dan faktor penghambat yang dimana didalam faktor
pendukung terdapat lima unsur diantaranya adanya perangsang politik,
karakteristik pribadi seseorang, karakteristik sosial, situasi atau lingkungan
politik, dan pendidikan politik. Dari dua faktor utama yang dikatakan Milbrath,
terdapat faktor penghambat juga yang mendorong orang tidak berpartisipasi
politik, unsur yang ada dalam faktor penghambat tersebut yaitu kebijakan
induk yang selalu berubah, pemula yang otonom, dan dukungan yang kurang
dari induk organisasi untuk mensukseskan. Dengan tiga faktor itu seseorang
bisa menjadi tidak berpartisipasi politik dalam kegiatan politik seperti pemilu.

Sehubung dengan masalah yang akan diteliti, maka istilah perilaku


politik lebih cenderung digunakan. Dua hal mengapa dipilihnya istilah prilaku
politik, pertama , bahwa perilaku politik akan mencakup konsep-konsep
political participation dan political activity. Pengertian Perilaku Politik
Menurut Almond dan Powell yang di kutip oleh Efriza yaitu:
“Secara bebas perilaku politik dapat diartikan sebagai keseluruhan
tingkah laku politik para aktor politik dan warga negara yang dalam
manifestasi konkretnya telah saling memiliki hubungan dengan
kultur politik”.

6|Kualitatif
Dapat pula diartikan bahwa sikap – sikap warga negara, respon dan
aktivitasnya terhadap sistem poltik yang ada tersebut dipengaruhi oleh budaya
politik yang membentuknya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, baik sebagai individu
mapun sebagai kelompok, sehingga yang akan diungkapakan adalah perilaku
politik yang dipengaruhi oleh sikap politik mereka. Sikap politik ini dianggap
dipengaruhi oleh etnis dan agama mereka. Mahasiswa, baik sebagai individu
maupun kelompok, meskipun memiliki status dan karakteristik sendiri, namun
mereka tidak akan pernah secara utuh dapat melepaskan diri dari
keanggotaanya sebagai bagian dari masyarakat.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk melihat perilaku


politik para mahasiswa Fisipol UMY dalam proses pemira mahasiswa tahun
2014. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah: pendekatan sosiologis,
psikologis, dan rasional.

Pertama Pendekatan sosiologis lebih melihat kesamaan yang muncul


antara subjek yang satu dengan lainnya. Kesamaan tersebut dapat
termanifestasi dalam aspek ras, agama, lingkungan dan ideologi. Dalam
konteks PEMIRA di UMY, pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisa
perilaku mahasiswa Fisipol dalam mengikuti proses pemilihan. Banyak dari
mahasiswa Fisipol UMY yang ikut berpartisipasi dalam PEMIRA mahasiswa
tahun 2014 atas dasar kesamaan agama, suku, atau ideologi dengan calon senat
dan ketua BEM-KM yang ada. Pendekatan kedua yang dapat digunakan dalam
menganalisa perilaku politik mahasiswa Fisipol UMY adalah pendekatan
psikologi. Pendekatan ini memandang adanya aspek-aspek yang
mempengaruhi perilaku individu dalam keterlibatannya di suatu proses politik
yang berlangsung. Adapun tiga pilar psikologis yang memengaruhi perilaku
pemilih adalah: (1) identifikasi partai yang berkaitan dengan ikatan emosional
pemilih pada partai, (2) orientasi terhadap isu dan program yang diajukan oleh
calon sesuai dengan kepentingan pemilih, dan (3) pribadi dari kandidat atau
calon (Lawrence, 2003; Redlawsk, 1997; Roth, 2008). Setiap individu pasti

7|Kualitatif
akan memilih partai yang memiliki kedekatan secara emosional dengan dirinya
pada saat pemilu berlangsung. Keputusan untuk memilih partai terkait tidak
akan terpengaruh oleh faktor-faktor lain di luar diri individu dan partai
pilihannya (Surbakti 2010, h.187). Sedangkan yang dimaksud dengan orientasi
terhadap isu yaitu, para pemilih akan meilihat terlebih dahulu hal-hal apa yang
akan dibawah oleh para calon peserta pemilu.

Pendekatan ketiga rasional menekankan untung-rugi yang akan


diperoleh oleh individu ketika ia memutuskan untuk terlibat atau tidak dalam
suatu proses politik. Pemilih akan mempertimbangkan manfaat dari
keikutsertaan mereka dalam proses tersebut. Pemilih akan menghitung atau
mempertimbangkan untung-rugi jika nantinya mereka memilih untuk
berpartisipasi atau tidak dalam suatu pemilihan. Karena hal ini menjadi inti dari
model rasional. Pendekatan ini melihat bahwa, pemilih akan cenderung
berpikiran untuk mengeluarkan modal berupa tenaga atau uang yang sedikit
dengan kontra prestasi yang maksimal kedepannya.

Banyaknya nilai-nilai dan norma-norma baru yang diperkenlakan


kepaka mahasiswa, seringkali tidak sesuai dengan nilai dan norma yang telah
dianut. Dalam hal ini, eksistensi diri mahasiswa diuji, yaitu sejauh mana
mahasiswa sebagai makhluk yang dianggap lebih sering menggunakan rasio.
Faktor perilaku politik berdampak pada golput dan sikap apatis juga
disebabkan oleh tingkat pendidikan dan ekonomi. Semakin berpendidikan atau
semakin kaya ekonomi seseorang, maka semakin melek berpolitik. “Untuk
menghilangkan sikap apatis tersebut, kita perlu memberikan pendidikan dan
membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk menjawab


pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau
praktis. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah lapangan (field
research) penulis menggunakan jenis penelitian campuran (mixed
8|Kualitatif
methodology). Mixed method menghasilkan fakta yang lebih komprehensif
dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti ini memiliki kebebasan
untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat
pengumpul data tertentu saja. Mixed Method adalah metode yang memadukan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam tahap
pengumpulan data), dan kajian model campuran memadukan dua pendekatan
dalam semua tahapan proses penelitian (Abbas, 2010: Viii).

Dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi politik mahasiswa dalam


PEMIRA, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Perpaduan pendekatan keduanya ini dikerangkakan dalam disain penelitian
yaitu mixed method research. Dengan demikian melalui penelitian Mixed
methods research ini peneliti akan berusaha untuk menggambarkan
permasalahan yang ada, dalam kaitannya dengan tingkat partisipasi politik
mahasiswa dalam pemira presiden dan wakil presiden BEM Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, dan kemudian menganalisanya sampai pada suatu
kesimpulan absolut.

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka


peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Pertama
Angket (Kuesioner) : Merupakan metode pengambilan data dengan
menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Metode angket dipergunakan untuk
mendapatkan data dan menggali data tentang sesuatu yang berkaitan dengan
tingkat partisipasi politik mahasiswa terhadap Pemira. Peneliti akan
menyebarkan 25 angket kepada mahasiswa angkatan 2013-2011 Universitas
Muhammadiya Yogyakarta. Kedua Interview (Wawancara): Interview adalah
teknik penelitian yang paling sosiologis karena bentuknya yang berasal dari
interaksi verbal antara peneliti dan responden (Black. 2009: 305. Dalam
wawancara ini peneliti menggunakan wawancara tersruktur yaitu wawancara
yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan telah
9|Kualitatif
disusun sebelumnya. Semua responden mendapat pertanyaan yang sama,
dengan kata-kata dan dalam tata urutan secara uniform. Adapun yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIPOL Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta strata S1 yang berasal dari berbagai jurusan.
Dalam wawancara ini peneliti mewawancarai 5 informan. Yang dipilih
berdasarkan metode acak dari responden yang sudah ada. Wawancara
dilakukan untuk melengkapi data yang didapatkan dari hasil angket dan untuk
memperjelas hasil yang diinginkan. Ketiga pengumpulan data sekunder : data
sekunder yang kami kumpulkan berupa rekapitulasi hasil akhir penghitungan
suara pemira 2014, yang didapatkan langsung dari panitia penyelenggara.
Selain itu, dokumen organisasi mahasiswa di UMY juga peneliti gunakan
sebagai referensi dalam menulis latar belakang penelitian ini.
Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah lingkungan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah, Bantul , Yogyakarta.
Fisipol UMY memiliki keistimewaan tersendiri sebagai salah satu fakultas
yang menyediakan pendidikan politik secara langsung kepada mahasiswanya.
Fisipol juga memiliki jumlah mahasiswa aktif yang banyak.
Menurut Sugiono (2010: 335) teknik analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk keperluan analisis data,
peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan (Moleong, 2010: 4).
Dalam penelitian ini penulis menyelesaikan dengan melalui beberapa tahapan
pengolahan data, yaitu sebagai berikut:

1. Pertama penulis mengadakan penelitian dengan menyebar angket kepada


responden (mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), sekaligus
mewawancarai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Setelah data terkumpul peneliti mengelompokan berdasarkan tahun masuk
(angkatan), Kemudian mengolahnya sekaligus menganalisis hasil wawancara
sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
10 | K u a l i t a t i f
3. Kemudian menginterpretasikan hasil analisis baik dari angket maupun
wawancara, sehingga dapat mengetahui tingkat partisipasi politik mahasiswa
terhadap PEMIRA BEM KM UMY tahun 2014 dan dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik mahasiswa dalam
PEMIRA.
4. Data yang telah dikumpulkan agar mudah dianalisis dan disimpulkan
maka penulis menggunakan analisis yang menghasilkan deskriptif analisis.
Proses analisis data menggunakan pola berfikir induktif yaitu proses
pengolahan data dari hal-hal yang khusus dan diperoleh dari responden
kemudian ditarik kesimpulan secara umum.

BAB II PEMBAHASAN

G. Hasil Analisa Data


11 | K u a l i t a t i f
Pandangan bahwa PEMIRA mahasiswa merupakan salah satu ajang
demokrasi di UMY memang tidak seutuhnya salah. Dari segi prosedural,
pelaksanaan PEMIRA mahasiswa telah mencerminkan nilai-nilai demokrasi
liberal. Pemilihan secara tertutup dan pemakaian satu suara untuk satu
mahasiswa (one man one vote) menjadi ciri utama dari pola representasi di
dalam sistem demokrasi liberal. Namun, dari segi substansi penyelenggaraan
PEMIRA mahasiswa masih layak dipertanyakan secara lebih lanjut. Minimnya
jumlah suara yang masuk pada setiap PEMIRA di UMY mencerminkan
bagaimana lemahnya legitimasi para anggota legislatif dan eksekutif terpilih.
Masihkah PEMIRA mahasiswa dapat disebut sebagai ajang demokrasi terbesar
di UMY?
Faktanya, PEMIRA sebagai wujud dari animo kepedulian mahasiswa
terhadap nasib mereka masih kecil. Tercatat partisipasi pemira tahun lalu,
hanya disuarakan oleh sedikitnya voter turnout -pemilih yang terlibat langsung
dalam PEMIRA. Dari hasil PEMIRA tahun ini, yaitu 2014 jumlah partisipasi
mahasiswa bisa dikatakan sungguh memprihatinkan. Mahasiswa aktif yang

jumlahnya mahasiswa, yang ikut berpartisipasi dengan


menggunakan hak pilihnya hanya 3.820 mahasiswa. Hal ini membuktikan
bahwa mahasiswa masih dikategorisasikan apatis (kurang peduli). Tahun
ajaran 2013-1014 membuktikan bahwa kurangnya partisipasi dari mahasiswa

dalam PEMIRA. Dari 18.000 mahasiswa, yang turut berpartisipasi hanyalah


15% dari keseluruhan mahasiswa aktif. Masih banyak pemilih yang belum
paham urgensi PEMIRA. Sehingga secara statistik para pemilih yang sedikit
belum mewakili kehendak mayoritas untuk memilih pemimpin yang benar-
benar berintegritas. Karena kualitas demokrasi direpresentasikan oleh kuantitas
partisipasi pemilihnya.

Dalam memandang PEMIRA mahasiswa di UMY, tidak ada salahnya


jika kita menggunakan FISIPOL sebagai salah satu ‘jalan masuk’ untuk
mengukur kualitas proses pemilihan yang berjalan. Sebagai salah satu fakultas
yang memberikan pengajaran ilmu politik secara langsung terhadap

12 | K u a l i t a t i f
mahasiswanya, sudah menjadi kewajaran jika FISIPOL menjadi tolak ukur
dinamika kehidupan kampus di UMY. Hal tersebut secara tidak langsung
berpengaruh terhadap posisi FISIPOL dan mahasiswanya dalam dinamika
kehidupan kampus hingga saat ini. Dalam konteks PEMIRA mahasiswa di
UMY sendiri, banyak mahasiswa FISIPOL yang mengajukan diri menjadi
calon ketua BEM-KM ataupun Senat Mahasiswa setiap tahunnya. Dengan itu
peneliti ingin mengetahui bangaimana tingkat partisipasi mahasiswa PISIPOL
itu sendiri terhadap PEMIRA presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY
tahun 2014. Maka peneliti menyebarkan 25 kuisioner secara acak, dan
berdasarkan hasil analisa dari kuisioner tersebut, dapat dikatakan bahwa
mahasiswa yang ikut memilih dalam PEMIRA hanya 52 % dan yang tidak ikut
memilih 48%. Antara yang memilih dan tidak memilih hanya memiliki sedikit
perbedaan. Maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi mahasiswa FISIPOL
saat ini terhadap PEMIRA masih minim dan perlu ditindak lanjuti.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut selalu ditemui saat
penyelenggaraan PEMIRA setiap tahunnya dan tidak hanya mahasiswa
PISIPOL. Tidak diketahui secara jelas sejak kapan jumlah suara yang masuk
pada PEMIRA menjadi minim seperti saat ini. Namun, paparan jumlah suara di
tempat PEMIRA terakhir setidaknya menguatkan catatan hitam yang selalu
mewarnai penyelenggaraan PEMIRA di UMY. PEMIRA mahasiswa UMY
terbukti belum cukup mampu menjadi sarana representatif mahasiswa di
tingkat universitas maupun fakultas masing-masing. Proses PEMIRA
mahasiswa yang hingga saat ini berjalan memang nampak begitu demokratis.
Setiap syarat yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang
demokratis telah mampu disediakan oleh panitia penyelenggara. Namun, satu
hal penting yang menjadi dasar dari penyelenggaraan PEMIRA luput dari
perhatian panitia. Suara mahasiswa adalah faktor penting yang dimaksud.

Minimnya partisipasi mahasiswa FISIFOL dalam PEMIRA mahasiswa


tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan koding yang saya buat
dari hasil wawancara dengan 3 informan yaitu mahasiswa FISIPOL. Faktor
pertama yang mempengarui partisipasi dalam mengikuti PEMIRA yaitu
13 | K u a l i t a t i f
minimnya sosialisasi dan informasi dari panitia penyelenggara yang
mempengaruhi derajat keikut sertaan mahasiswa. Faktor ini tidak hanya di
tunjukan berdasar hasil koding tapi juga diperkuat dengan analisis kuisioner
yang di sebarkan, menyatakan bahwa mahasiswa tidak ikut memilih dalam
PEMIRA di sebabkan oleh ketidak tahuan informasi 58%, tidak ada untung
rugi yang mereka rasakan 25%, dan tidak ada calon yang sesuai harapan
sebanyak 17% bahwa. Dan dapat dilihat juga dari saran mahasiswa untuk
PEMIRA kedepannya, sebanyak 17 orang atau 68% menyarankan agar
Sosialisasi dan publikasi dalam PEMIRA ditingkatkan lagi. Agar tidak ada
alasan bagi mahasiswa untuk tidak ikut berpartisipasi dalam PEMIRA.

Dapat diperhatikan bahwa hasil dari analisa kuisioner dan koding tidak
jauh berbeda. Juga di tunjukan dengan alasan salah satu mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkata 2012 yang tidak mau menyebutkan namanya, disebutkan
bahwa selama 2 tahun di UMY dia tidak pernah mengikuti pemira, keputusan
untuk tidak mengikuti pemira disebabkan oleh ketidak tahuan informasi kapan
PEMIRA itu diadakan dan untuk tahun 2014 karena libur kuliah jadi malas
untuk ke kampus. Dari pengakuan informan di atas bisa kita lihat faktor ke
dua yang mempengaruhi yaitu sikap apatisme dan pragtisme mahasiswa yang
sudah begitu tinggi. Di diperjelas dengan apa yang dirasakan oleh mahasiswa
Ilmu Pemeritahan, yang mengatakan bahwa alasan tidak memilih karena antri
yang begitu panjang, tempatnya tidak mendukung, di tambah panas, dan tidak
ada utung ruginya juga kalau aku memilih atau tidak. Dan fakto ke tiga yang
mempegaruhi yaitu pergaulan dan kedekatan emosional, seperti yang dikatakan
mahasiswa Ilmu Pemerintahan dalam wawancaranya bahwa mereka ikut
memilih karena teman dekat dari para calon, jika tidak teman satu kos, atau
teman satu daerah asal. Begitulah saat pemilihannya, mereka tidak memilih
berdasarkan mutu suatu pemimpin tapi siapa yang dekat dengan meraka secara
emosional (Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemeritahan, komunikasi
personal, 14 November 2014).

Pandangan dua mahasiswa Fisipol diatas dapat menjadi jalan bagi kita
untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah suara masuk pada
14 | K u a l i t a t i f
saat pemira mahasiswa berlangsung. Walaupun terdapat beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi mahasiswa dalam pemira,
nyatanya masih ada beberapa individu yang mengikuti proses tersebut dengan
sungguh-sungguh. Yuyun, mahasiswa jurusan Ilmu Komuikasi FISIPOL
UMY, adalah salah satu contoh dari mahasiswa yang mengikuti proses pemira
hingga selesai. Menurutnya, calon Presiden yang saya pilih ganteng, calon
imam yang bagus dan agamanya bagus, dan dia akan memberikan kontribusi
terhadap perkembangan UMY. Dan PEMIRA dapat nambah pengalaman bagi
mahasiswa, contohnya kita bisa ikut jadi anggota KPU atau pun mencalonkan
jadi panitia penyelenggara atau Tim sukses. (Yuyun Puspita, Komunikasi
Personal, 16 november 2014).

Pandangan Yuyun dapat kita jadikan sebagai acuan untuk melihat


alasan dari mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam proses pemira mahasiswa
di UMY. Jadi bisa kita simpulkan faktor lain yang bisa mempengaruhi adalah
keunggulan fisik calon terkait. Dan pengalaman organisasi akan didapatkan
jika mahasiswa mengikuti proses PEMIRA tersebut. Pengalaman akan
didapatkan melalui keikutsertaannya, menjadi panitia pelaksana, ataupun
pengawas dari pelaksanaan pemira secara umum. Secara sistematis, pendirian
partai kampus sendiri memang ditujukan untuk melatih kemampuan mahasiswa
berorganisasi, sebelum nantinya menghadapi tantangan di dunia luar setelah
lulus dari kuliah.

BAB III PENUTUP

H. Kesimpulan

15 | K u a l i t a t i f
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PEMIRA UMY yang
berjalan setiap tahunnya ternyata belum mampu membawa perubahan yang
berarti bagi mahasiswa di FISIPOL. Masih bisa dikatakan tingkat partisipasi
politik mahasiswa terhadap PEMIRA di tingkat fakultas masih sangat rendah.
Walaupun sistem yang demokratis telah diterapkan, namun masih banyak
faktor-faktor yang turut mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam melihat
pelaksanaan PEMIRA setiap tahunnya. Keterputusan hubungan antara
organisasi mahasiswa tingkat universitas dalam hal ini adalah BEM-KM dan
Senat Mahasiswa dengan mahasiswa menjadi hal utama yang menjadi
permasalahan di lingkup UMY. Setiap elemen mahasiswa yang ada di UMY
harus kembali melihat hubungan yang terputus tersebut. Secara rasional,
keputusan mahasiswa untuk tidak mengikuti proses pemilihan raya tidak dapat
sepenuhnya disalahkan. Saat ini mahasiswa terlalu banyak dibebani kewajiban
dari berbagai macam aktor di sekitarnya, mulai dari kewajiban untuk
mengerjakan tugas, hadir kuliah, hingga kegiatan di luar kampus. Penumpukan
beban dalam diri mahasiswa tersebut yang menjadi penyebab dari pemakaian
rasionalitas dalam diri masing-masing.

Apa yang telah dilakukan oleh mahasiswa FISIPOL UMY dapat menjadi
pintu masuk bagi kita, untuk memahami permasalahan yang tengah melanda
mahasiswa di lingkup UMY secara luas. Ternyata, tidak sedikit mahasiswa
yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam proses PEMIRA atas dasar
ajakan teman dekatnya. Ketulusan untuk mengikuti proses pemilihan ternyata
belum sepenuhnya dimiliki oleh mahasiswa di FISIPOL UMY. Bisa dibilang
mahasiswa UMY masih tidak peduli dengan masalah-masalah yang di
lingkungan kampus.

DAFTAR PUSTAKA

16 | K u a l i t a t i f
Buku
Sarwono Jonathan, Mixed Methods : Cara Menggambungkan Riset Kuantitatif
dan Riset Kualitatif Secara Benar, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2011.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, LP3SS,


Jakarta,1989, hal 46.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.
Budiardjo, Mariam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta, 2002,
Hal 9.

Budiarjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik : Sebuah Bunga Rampai.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara


Berkembang, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1994, Hal 16-18.

Sastroatmodjo, Sudijono 1995, Perilaku Politik, IKIP Semarang Press,


Semarang

Surbakti, Ramlan 2010, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, Jakarta.

Website

Badan Eksekutif Mahasiswa UMY, https://www.facebook.com/bemkmumy.


Dilihat pada 11 November 2014

Komisi Pemilihan Umum FISIPOL UMY, https://twitter.com/kpufisipol_umy.


Dilihat pada 19 November 2014

Partai Islam Progresif UMY, http://one.tweettunnel.com/reverse2.php?


textfield=pipumy. Dilihat pada 19 November 2014

FISIPO UMY, http://www.umy.ac.id/fisipol. Dilihat pada 2 Desember 2014

Komunikasi Personal

17 | K u a l i t a t i f
Wawancara dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIPOL UMY angkatan
2012, pada 14 November 2014

Wawancara dengan mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIPOLL UMY angkatan


2013, pada 14 November 2014

Wawancara dengan Yuyun Puspita mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIPOL


UMY angkatan 2013, pada 16 November 2014

LAMPIRAN

18 | K u a l i t a t i f
1. Daftar Pertanyaan Wawancara
Pertanyaan Pengantar

1. Apa anda mengenal apa itu PEMIRA Presiden dan wakil Presiden BEM
KM UMY ?

2. Apa anda tahu Nama Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY tahun
ini ?

Pertanyaan Utama

1. Apakah anda ikut serta dalam pemilihan Presiden dan wakil Presiden
BEM KM UMY tahun 2014 ?

2. Apa alasan anda untuk ikut serta dalam PEMIRA ? ( pertanyaan untuk
informan yang ikut memilih dalam pemira )

3. Apa alasan anda tidak ikut serta dalam Pemira ? ( pertanyaan untuk
informan yang tidak ikut memilih dalam pemira)

4. Bagaiman pandangan anda terkait dengan PEMIRA Presiden dan wakil


Presiden BEM KM UMY tahun 2014 ?

5. Apakah anda merasakan adanya keuntungan yang bisa langsung di rasakan


dengan di adakannya PEMIRA ini ?

Pertanyaan Penutup

1. Adakah kiritik dan saran untuk berjalannya PEMIRA yang lebih baik di
masa yang akan datang?

2. Kuisioner

KUISIONER MENGUKUR TINGKAT PARTISIPASI


19 | K u a l i t a t i f
MAHASISWA TERHADAP PEMIRA PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN BEM KM UMY 2014
Jenis Kelamin : L / P
Angkatan : 2013 / 2012 / 2011
3. Transkip Hasil Wawancara

20 | K u a l i t a t i f
1. Wawancara dengan Informan pertama ( I1 )
Informan : Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Angkatan 2012 ( perempuan )
Hari/tanggal : Senin, 14 November 2014
Lokasi : Kost Putri AMR

Keterangan : P : Peneliti
I : Informan

P : Mbak, aku mau nanya-nanya nih, bolehkan?


I1 : Iya, emang mau nanya soal apa? Tugaskah?
P : Iya, tugas mbak. Mbak mengenal apa itu PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden
BEM KM UMY?
I1 : Nggak, selama 2 tahun di sini mbak nggak tahu PEMIRA itu apa. Emang PEMIRA
itu apaan?
P : Pemira itu kepanjaangan dari Pemilihan Raya mbak, wahana bagi kita untuk memilih
Wakil Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Presiden dan Wakil Presien
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UMY, terus apa mbak tahu nama Presiden
dan Wakil Presiden BEM KM UMY tahun ini?
I1 : Hhmm... Nggak.
P : Apakah mbak ikut serta dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM KM
UMY tahun 2014?
I1 : Nggak, 2 tahun di sini mbak nggak ikut memilih.
P : Pandangan mbak terkait dengan PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM
UMY tahun 2014 bagaimana?
I1 : Mbak aja nggak tahu Presidennya siapa, jadi mbak nggak bisa lihat pandangannya
bagaimana tentang PEMIRA.
P : Oohh, alasan mbak nggak ikut memilih apa?
I1 : Yang untuk tahun 2012, mbak nggak tahu kapan waktu diadainnya. Kalau tahun
2014 ini, karena mbak libur kuliah, jadi malas ke kampus.
P : Menurut mbak ada nggak keuntungan yang langsung dirasakan dengan diadakannya
PEMIRA ini?
I1 : Nggak ada efeknya terhadap hidup mbak dan mbak nggak kena dampaknya juga.
P : Mungkin adakah kiritik dan saran untuk berjalannya PEMIRA yang lebih baik
di masa yang akan datang?
I1 : Sarannya publikasinya ditingkatkan lagi, yang nggak tahu PEMIRA itu bukan
mbak aja, angkatan mbak rata-rata juga tidak tahu.
P : Oke, makasih ya mbak.
I1 : Iya, semoga cepat selesai tugasnya ya.
P : Iya.

2. Wawancara dengan Informan kedua ( I2 )


Informan : Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Angkatan 2013 ( perempuan )
Hari/tanggal : Sabtu, 15 November 2014
Lokasi : Lobi FISIPOL UMY

P : Maaf ganggu waktunya bentar, aku mau wawancarai kamu tentang PEMIRA
bisakan?
I2 : Bisa, emang kamu mau nanya soal apa?

21 | K u a l i t a t i f
P : Apa kamu mengenal apa itu PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM
UMY?
I2 : Tidak, emang PEMIRA itu apa?
P : Pemira itu kepanjaangan dari Pemilihan raya, wahana bagi kita dalam menggunakan
hak politik untuk memilih orang yang dianggap layak sebagai Wakilnya untuk
duduk di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), maupun sebagai Presiden dan
Wakil Presien Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), terus apa kamu tahu nama
Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY tahun ini?
I2 : Hehehe, menurut aku sosialisasi tentang pemira sangat minim dari panitia
penyelenggara, jadi aku nggak tahu sedikitpun mengenai pemira apalagi aku nama
Presiden dan Wakilnya.
P : Ooh, kamu ikut pemilihan Presiden dan wakil Presiden BEM KM UMY tahun
2014?
I2 : Tidak juga.
P : Alasan kamu nggak ikut dalam Pemilihan apa?
I2 : Yaa karena antri yang begitu panjang, tempatnya tidak mendukung, ditambah panas,
dan tidak ada utung ruginya, dan memilih atau tidaknya nggak penting gitu.
P : Pertanyaan selanjutnya, bagaimana pandangan kamu terkait dengan PEMIRA
Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY tahun 2014?
I2 : Menurut aku PEMIRA itu suatu hal positif, tapi sayang pemira hanyalah alat bagi
sebagian orang untuk mencari keuntungan dengan menjadi pengurus atau anggota
suatu partai. Dan orang-orang yang menjadi anggota partai kampus adalah muka-
muka lama. Kalau tidak, maka para anggota baru dari partai kampus tersebut adalah
teman dekat, teman satu kos, atau teman satu daerah asal. Begitu juga dengan
pemilihannya, mereka tidak memilih berdasarkan mutu suatu pemimpin tapi siapa
yang dekat dengan meraka, mungkin seperti itu.
P : Selanjutnya, apakah kamu merasakan adanya keuntungan yang bisa langsung
dirasakan dengan di adakannya PEMIRA ini?
I2 : Tidak ada, janji-janji perubahan saat pemira juga tidak menarik dan tidak terlihat
efeknya terhadap aktifitas di kampus.
P : Adakah kiritik dan saran untuk berjalannya PEMIRA yang lebih baik di masa
yang akan datang?
I2 : Untuk kritikan dan saran pasti ada. Seharusnya diadakannya sosialisasi semua prodi
yang dilaksanakan secara serentak di audiotorium untuk memperkenakan visi misi
calon presiden dan wakil presiden . Kedua, tempat pemilihan dibuat semenarik
mungkin, guna kreatifitas agar mahaasiswa tertarik untuk memilih.
P : Oke, makasih atas waktunya ya.
I2 : Iya, sama-sama.

3. Wawancara dengan Informan Ketiga ( I3 )


Informan : Yuyun Puspitasari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Angkatan
2013)
Hari/tanggal : Selasa, 15 November 2014
Lokasi : Kost Putri AMR

P : Yuyun, aku pengen wawancara kamu, mengenai PEMIRA bolehkan ?


I3 : Iya, nanya soal apa ?
P : Apa kamu mengenal apa itu PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UMY
?
22 | K u a l i t a t i f
I3 : Nggak, menurut mu PEMIRA itu sendiri apa ?
P : PEMIRA itu ajang pemilihan raya bagi mahasiswa untuk bisa memilih anggota
DPM maupun Presiden dan Wakilnya. Lalu apakah kamu tahu nama Presiden dan
Wakilnya yang menjabat tahun ini?
I3 : Tahulah, Presidennya Zainudin dan Wakilnya Aziz Fadli.
P : Apa kamu ikut PEMIRA Presiden dan Wakil Presiden tahun ini ?
I3 : Ikut
P : Alasan kamu ikut PEMIRA apa ?
I3 : Soalnya calon Presiden yang aku pilih ganteng, calon imam yang bagus dan
agamanya bagus.
P : Kalau pandanganmu sendiri terhadap PEMIRA itu bagaimana ?
I3 : Tempatnya kurang tepat, dan berpartisipasi dalam pemira maka kita telah ikut
memberikan kontribusi terhadap perkembangan UMY.
P : Apakah kamu merasakan adanya keuntungan yang bisa langsung di rasakan
dengan di adakannya PEMIRA ini ?
I3 : Secara langsung itu tidak ada, aku tahu dari teman-teman ku yang ikut
organisasi, presiden yang sekarang menjabat punya program baru yang
berbau ke agama seperti di adakannya pengajian setiap jum’at di student
center.
P : Terakhir, adakah kiritik dan saran untuk berjalannya PEMIRA yang lebih
baik di masa yang akan datang?
I3 : BEM Fakultas maupun BEM KM lebih memperhatikan sosialisasi dan
publikasinya untuk di tinggkatkan lagi.

4. Daftar Narasumber Wawancara

Tabel 4.1 Narasumber Wawancara

NO NAMA RESPONDEN STATUS ALAMAT/KETERANGAN/NO.HP

1 Ilmu Komunikasi 2012 Mahasiswa Desa Rukeman RT 04, Kost Putri


AMR/Perempuan/

2 Ilmu Pemerintahan 2013 Mahasiswa

3 Yuyun Puspita (Ilmu Mahasiswa Desa Rukeman RT 04, Kost Putri


AMR/Perempuan/
Komunikasi 2013)

23 | K u a l i t a t i f
5. Koding : Per-kalimat

I. Wawancara dengan Informan pertama dan kedua


Informan : Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Angkatan 2013 ( perempuan )
Hari/tanggal : Sabtu, 14 dan 15 November 2014
Lokasi : Lobi FISIPOL UMY

pertanyaan Jawaban Koding/koding Topik Tema


terbuka

1. Apa kamu mengenal apa itu tidak, emang PEMIRA itu apa ? Minimnya Sosialisasi
PEMIRA Presiden dan Wakil
Tidak, menurut aku sosialisasi tentang
Presiden BEM KM UMY dan
pemira sangat minim dari panitia
terus apa kamu tahu nama Minimnya informasi Partisipasi PEMIRA Sosialisasi PEMIRA
penyelenggara, jadi aku tidak tahu
Presiden dan Wakil Presiden
sedikitpun mengenai pemira apalagi
BEM KM UMY tahun ini?
nama presidennya.

2. Apa kamu ikut pemilihan Heehee...Tidak, ya karena antri yang Kenyamanan tempat Partisipasi Partisipasi
Presiden dan wakil Presiden begitu panjang, tempatnya tidak PEMIRA
BEM KM UMY tahun 2014 mendukung, di tambah panas, dan tidak
dan alasanya apa? ada utung ruginya juga kalau aku Keuntunangan ikut
Apatisme Perilaku
memilih atau tidak. PEMIRA
mahasiswa

24 | K u a l i t a t i f
Pragmatis Pragmatis

3. bagaiman pandangan kamu Menurut aku pemira itu suatu hal positif, Ajang mencari
terkait dengan PEMIRA tapi sayang pemira hanyalah alat bagi keuntungan untuk diri
Presiden dan wakil Presiden sebagian orang untuk mencari sendiri
BEM KM UMY tahun 2014? keuntungan dengan menjadi pengurus
atau anggota suatu partai.

Dan orang-orang yang menjadi anggota


partai kampus adalah ‘muka-muka
lama’. jika tidak maka para anggota baru
Pengaruh teman Efek Pergaulan
dari partai kampus tersebut adalah teman Kedekatan antar
dekat dari para anggota lama. individu
Jika tidak teman satu kos, atau teman Ajakan teman
satu daerah asal. Begitu juga dengan
pemilihannya, mereka tidak memilih Melihat atas dasar
berdasarkan mutu suatu pemimpin tapi kesamaan
Pengaruh Kedekatan
siapa yang dekat dengan meraka.
Lingkugan emosional

4. apakah kamu merasakan Tidak ada, Janji-janji perubahan saat Untung rugi Pemira Konsekuensi Manfaat dari
adanya keuntungan yang bisa pemira juga tidak menarik dan tidak PEMIRA
langsung di rasakan dengan di terlihat efeknya terhadap aktifitas di
adakannya PEMIRA ini ? kampus.

5. Adakah kiritik dan saran Untuk kritikan dan saran pasti ada. Pemerataan sosialisasi Strategi PEMIRA Sosialisasi PEMIRA
untuk berjalannya PEMIRA Seharusnya diadakannya sosialisasi
yang lebih baik di masa yang semua prodi yang dilaksanakan secara

25 | K u a l i t a t i f
akan datang? serentak di audiotorium untuk
memperkenakan visi misi calon
presiden dan wakil presiden .
Kedua, tempat pemilihan di buat Ketertarikan Strategi PEMIRA Manfaat PEMIRA
semenarik mungkin (guna kreatifitas)
agar mahaasiswa tertarik untuk
memilih.

II. Wawancara dengan Informan Ketiga ( I3 )


Informan : Yuyun Puspitasari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Angkatan 2013)
Hari/tanggal : Selasa, 15 November 2014
Lokasi : Kost Putri AMR

pertanyaan Jawaban Koding/koding terbuka Topik Tema

1. Apa kamu mengenal apa itu Nggak, menurut mu PEMIRA itu Ketidaktahuan partisipasi Prilaku mahasiswa
PEMIRA Presiden dan Wakil sendiri apa ?
Presiden BEM KM UMY dan
Tahulah, Presidennya Zainudin dan
terus apa kamu tahu nama
Wakilnya Aziz Fadli.
Presiden dan Wakil Presiden
BEM KM UMY tahun ini?

26 | K u a l i t a t i f
2. Apa kamu ikut pemilihan Ikut, Daya tarik Calon terkait Strategi Kampanye Keunggulan fisik
Presiden dan wakil Presiden soalnya calon Presiden yang aku calon terkait
BEM KM UMY tahun 2014 dan pilih ganteng, calon imam yang
alasanya apa? bagus dan agamanya bagus.

3. Sbagaiman pandangan kamu Tempatnya kurang tepat, dan Sarana prasarana kurang Strategi PEMIRA Kenyamanan
terkait dengan PEMIRA Presiden masak di parkiran, sediain efektif tempat pemilihan
dan wakil Presiden BEM KM tempat yang bagus dikit laaa.
UMY tahun 2014?

4. apakah kamu merasakan adanya Secara langsung untuk diri Untung rugi PEMIRA Konsekuensi PEMIRA Manfaat langsung
keuntungan yang bisa langsung di sendiri tidak ada, tapi dengan dari PEMIRA
rasakan dengan di adakannya adanya PEMIRA dapat nambah
PEMIRA ini ? pengalaman bagi mahasiswa,
contohnya kita bisa ikut jadi
anggota KPU atau pun
mencalonkan jadi panitia
penyelenggara atau Tim sukses.
5. Adakah kiritik dan saran untuk Dan carilah tempat yang lebih Sarana parasarana Strategi PEMIRA Kenyamanan
berjalannya PEMIRA yang nyaman untuk PEMIRA, jangan tempat
lebih baik di masa yang akan di parkiran itu membuat
datang? pemilahan tidak kondusif.
BEM Fakultas maupun BEM Sosialisasi dan
Peran Organisasi
KM lebih memperhatikan publikasi
sosialisasi dan publikasinya

27 | K u a l i t a t i f
untuk di tinggkatkan lagi.

28 | K u a l i t a t i f

Anda mungkin juga menyukai