Anda di halaman 1dari 8

Peran Media Social Dalam Membentuk Opini Public Tentang isu Politik

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian media T.A 2023-2024)

Dosen Pengampu :
MORRISAN

Disusun Oleh :
Firman Fathurahman 106121048

PROGRAM PRODI KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DIPLOMASI
UNIVERSITAS PERTAMINA
Peran Media Social Dalam Membentuk Opini Public Tentang isu Politik

Kata kunci: media social,mempengaruhi opini,isu politik

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pencarian informasi melalui media social merupakan hal yang sudah biasa bagi masyarakat
modern saaat ini. Media social disini berhubungan dengan pemanfaaatannnya yang semakin
mudah, setiap orang dapat mencari informasi terbarukan tanpa kesulitan hanya dengan media
social, seperti mencari, memperoleh dan memanfaatkan informasi yang beragam dalam ruang
lingkup kebebasan berkomunikasi. Media social sendiri merupakan salah satu bagian dari
media baru yang dibuat dengan tujuan untuk membantu seseorang untuk berkomunikasi dan
mendapatkan informasi dengan cepat. Dengan majunya teknologi yang berbasis media sosial,
menjadikan masyarakat dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi informasi, dan
menciptakan isi meliputi jejaring sosial seperti instagram, facebook, tweeter, dan media sosial
lainnya. Media social menjadi salah satu sarana yang terbilang efektif untuk mengedukasi
masyarakat mengenai suatu hal, misalnya dalam ruang lingkup isu-isu politik. Masyarakat
modern saat ini pada dasarnya pengetahuan akan menerima informasi semakin meningkat
secara signifikan sehingga dapat memungkinkan setiap orang mempunyai pandangan untuk
mentransmisikan dan mendistribusikan informasi di media social dengan sangat cepat dan
dengan skala besar.

Penggunaan media social terus bertambah setiap tahunnya, dari hari ke hari pengguna media
social semakin bertambah. Trend media social ini pada dasarnnya sudah menjalar ke semua
kalangan dari kalangan anak-anak hingga ke kalangan orang dewasa, mereka pun dapat
dengan mudah mengakses informasi dan dengan mudah pula mereka menyebarkan informasi
tersebut yang mereka dapatkan dari media-media social itu, tanpa memehami terlebih dahulu
akan dampak ataupun manfaatnya, atau dengan kata lain masyarakat sekarang ini menerima
informasi dari berbagai media social tanpa memfilter terlebih dahulu informasi yamg mereka
dapatkan tersebut. Dampak yang di timbulkan bisa jadi inforamasi tersebut ialah informasi
yang tidak benar adanya atau informasi BOHONG/HOAX. Masalah inilah yang mungkin
menjadi promblematika peran media social dalam membangun opini public, karena hal ini
sangat rawan jika disalahgunakan oleh masyarakat.

Pada dasarnya media sosial merupakan media penyebaran isu yang sangat rawan sekali akan
penyalahgunaanya, banyak di temukan pengguna media sosial yang kurang tau manfaaat dan
tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan media sosial. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh oknum atau pengguna media sosial yang kurang edukasi terkait media sosial tersebut.
Media social sendiri salah satu perannya yaitu sebagai sebagai sumber informasi utama bagi
masyarakat. Masyarakat memanfaatkan media social untuk mendapatkan informasi terkini
dan mendalam mengenai isu-isu terkait kehidupan mereka. Informasi yang disajikan oleh
media massa membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat mengenai suatu masalah. Hal
ini memberikan pandangan bahwa media Sosial 50% benar dan 50% “disetir” tergantung dari
pengguna ataupun yang menerima informasi dari media sosialnya. Indonesia merupakan
salah satu negara di asia yang mengalami pertumbuhan pesat kedua setelah Malaysia dalam
banyaknya masyarakat yang mengakses jejaring media social, Adapun meningkatnya
pengguna media social di indonesia disebabkan oleh semakin berkembangnnya fasilitas akses
internet yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya untuk penyediakan layanan
telekomunikasi di Indonesia.

Menurut Shirky, jejaring sosial atau perangkat lunak sosial adalah alat yang meningkatkan
kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama satu sama lain, dan melakukan tindakan
kolektif, semuanya di luar kerangka institusi atau organisasi. Media sosial adalah tentang
manusia. Orang-orang biasa berbagi ide, bekerja sama dan berkolaborasi untuk berkreasi,
bertukar pikiran, berdebat, mencari orang yang bisa menjadi teman baik, mencari mitra, dan
membangun komunitas. Pada dasarnya, penggunaan media sosial membentuk diri kita
sendiri. Dari pengertian penggunaan media sosial di atas dapat kita simpulkan bahwa
penggunaan media sosial adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
yang mempunyai sarana yang dapat digunakan untuk berbagi informasi, berbagi ide,
berkreasi, berpikir, berdebat. , mencari teman baru dengan aplikasi online yang dapat
digunakan melalui smartphone (ponsel).

Media sosial bekerja melalui penyebaran informasi. Kalaupun ada yang bisa memecah belah,
di situlah media sosial bisa mempengaruhi opini publik secara langsung. Media sosial bisa
memberikan manfaat yang benar atau sebaliknya. Tren ini umumnya didasarkan pada
pengaruh yang mempengaruhi jaringan sosial. Jejaring sosial terkadang ada secara mandiri.
Terlebih lagi, jejaring sosial kini mempunyai peranan yang cukup penting dalam
mempengaruhi masyarakat dalam membentuk opini publik, suatu hal yang diharapkan oleh
para aktivis politik di tanah air agar bisa memenangkan pemilu politik. Pada titik ini, peran
media sosial dalam mempengaruhi opini publik yang berpihak pada tokoh atau aktor politik
tertentu dapat berkembang dalam lingkungan demokrasi yang tidak sehat karena pandangan
subjektivitas media sosial terhadap interpretasi pemahaman. Mereka yang belum cukup
dewasa untuk memahami seperti apa seorang pemimpin dan kepemimpinannya bisa
“terjebak” atau terjebak oleh alur cerita media sosial yang besar untuk seorang kandidat
tertentu.

Peran jejaring sosial dalam politik menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir.
Media sosial merupakan platform online yang memungkinkan individu dan kelompok
berinteraksi, berbagi informasi, dan menyampaikan pesan kepada khalayak luas. Dalam
konteks politik, media sosial mempunyai dampak besar terhadap proses politik dan
partisipasi masyarakat dalam berbagai cara. Media sosial telah meningkatkan partisipasi
politik dengan menyediakan platform bagi masyarakat untuk berdiskusi, berbagi informasi,
dan mengekspresikan pendapat mereka mengenai isu-isu politik. Oleh karena itu, jejaring
sosial memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam diskusi politik, mengorganisir
gerakan sosial, dan mempengaruhi kebijakan publik.Adapun pengaruh dari media sosial
dalam membangun opini publik adalah, dimana komunikasi publik terdapat media sosial
yang dapat dijadikan sebagai penghubung antara komunikator publik atau bahkan politik
dengan masyarakat. Sebagai saluran komunikasi publik, media sosial memiliki kekuatan
memberikan pengaruh dan menentukan perilaku politik, karena media sosial dapat berperan
dalam membentuk opini publik. Pengelolaan opini publik yang baik, memiliki peran dalam
memenangi satu pertarungan untuk memperoleh pengaruh dari kalangan masyarakat.

Media sosial sebagai salah satu saluran utama pembelajaran politik berperan penting dalam
memfasilitasi partisipasi politik (Bbatabas et al., 2014, Dimitrova et al. al., 2014, Mutean,
2015). Namun temuan dari beberapa peneliti menunjukkan bahwa jejaring sosial berpotensi
memberikan informasi dan pengetahuan politik yang beragam (Fraile, dalam Mutean, 2015).
Pertama, tesis ketidakamanan media didasarkan pada gagasan bahwa rendahnya kualitas
informasi yang disediakan oleh media sosial mengurangi pengetahuan dan minat politik
masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada partisipasi. Kedua, tesis lingkaran
kebajikan adalah gagasan bahwa paparan media meningkatkan pengetahuan politik, dan
ketiga, tesis lingkaran kebajikan adalah gagasan bahwa beberapa metode media mempunyai
dampak positif sementara media lain mempunyai dampak positif dan negatif terhadap
pengetahuan politik. Dengan membahas media sosial dalam konteks politik, peneliti dapat
membahas peran media sosial dalam membentuk partisipasi politik (seperti komentar,
pendapat, saran, kritik) dan peran media sosial dalam membangun pengetahuan, opini,
diskusi dan komunitas politik. Hal ini dijelaskan oleh Stefan Stieglitz (2014) melalui
kerangka analisis media sosial dalam konteks politik:

Jejaring sosial mempunyai kekuatan sosial, sangat mempengaruhi perkembangan opini publik
di masyarakat sehingga membentuk pengetahuan baru. Sebuah studi dari Indiana University
melakukan penelitian yang membandingkan penggunaan media sosial dalam partisipasi
politik selama lima tahun di negara-negara Asia (Indonesia, Taiwan, China, Thailand, dan
Jepang). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan
proporsi pengguna jejaring sosial tertinggi yang menggunakan jejaring sosial untuk
mendapatkan informasi (71,6%). Angka ini lebih tinggi dibandingkan Tiongkok yang
menduduki peringkat kedua (68,3%), Jepang (64,4%), Thailand (61,2%) dan Taiwan (55,7%)
(Ambardi dkk, 2014).

Pengguna media sosial terlibat dalam isu-isu politik tidak hanya untuk merevitalisasi
partisipasi politik mereka tetapi juga agar mereka terus berpartisipasi dalam demokrasi.
Namun, terlepas dari motif masyarakat dalam menggunakan media sosial sebagai bentuk
partisipasi demokratis, tidak dapat disangkal bahwa media sosial telah memberikan dampak
terhadap pembentukan opini publik media sosial, yang akan mempengaruhi pengetahuan dan
pemahaman politik. masalah politik (Morissan, 2014). Media sosial tidak lagi hanya
memungkinkan Anda membuat akun di domain pribadi. Seiring berkembangnya media
sosial, kini terdapat akun-akun milik organisasi swasta dan pemerintah. Bagi pemerintah,
jejaring sosial merupakan wadah yang strategis untuk menciptakan opini publik. Inilah
sebabnya mengapa para pembuat kebijakan kini mempertimbangkan tren media sosial.
Dalam studi media sosial yang dilakukan Congressional Management Foundation pada tahun
2015, 76% pembuat kebijakan di AS mengatakan bahwa media sosial memungkinkan mereka
melakukan interaksi yang lebih bermakna dengan konstituen dan pemilih mereka (Russell,
2017).

Selain pemerintah, para perusahaan media berita juga banyak menggunakan media sosial
untuk menjangkau publik lebih luas. Walaupun media sosial bukan sebagai tempat untuk
menampilkan keseluruhan berita, akan tetapi digunakan sebagai tempat untuk berbagi tautan
link atau info singkat yang nantinya tersambung ke halaman website media online. Adanya
media sosial tersebut membuat masyarakat tidak hanya bisa berkomunikasi akan tetapi juga
mendapatkan informasi dan saling berdiskusi. Contohnya Twitter yang menyediakan kolom
reply pada setiap postingan, sehingga masyarakat dapat terlibat diskusi aktif di media sosial.
Lebih lanjut, tidak hanya perusahaan media, akan tetapi muncul akun-akun berita media
sosial yang dibuat langsung oleh masyarakat, walaupun berita yang ditampilkan tidak dapat
dipastikan kebenaran dan netralitas. Hal tersebut dikarenakan berita yang dibuat langsung
oleh masyarakat sipil masih diragukan apakah mereka telah membuat berita dengan
menggunakan kaidah jurnalisme yang benar.
Oleh sebab itu pemerintah perlu mengatur kebebasan dalam penggunaan media sosial di
Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Media
Social Dalam Membentuk Opini Public Tentang isu Politik”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak yang di berikan oleh media social dalam membentuk opini public
terkait isu politik ?
2. Apa pengaruh media social terhadap perubahan social masyarakat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan memahami pengertian media sosial.


2. Mengetahui dampak positif dan negatif dari media sosial terhadap masyarakat di
Indonesia.
3. Mengidentifikasi dan memahami pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari di adakannya penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah peran dari
media social begitu singnifikan dalam mempengaruhi opini public khususnya dalam isu
politik dalam isu politik atau malah sebaliknya

1.5 Sistematika Penelitian

Laporan proposal penelitian ini terdiri dari 5 bab yaitu :

1. Bab I (pendahuluan)

Dalam bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah,tujuan manfaat serta
sistematika dalam penelitian

2. Bab II (tinjauan Pustaka)

Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang pola komunikasi serta garis besar tentang
isi penelitian yang peneliti ambil
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori

a.Pengertian media social

Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya dapat dengan
mudah berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya serta dapat ikut berpartisipasi, berbagi
dan menciptakan isi yang meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang umum digunakan oleh
masyarakat diseluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media
online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan tekhnologi berbasis
web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat webpage pribadi,
kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berkomunikasi serta berbagi informasi.
Jejaring sosial terbesar saat ini antara lain Facebook, instagram, myspace dan twitter. Jika
media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi
dengan membri kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar serta membagi
infromasi dengan waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka pengguna media sosial pun ikut
tumbuh secara pesat. Kini untuk mengakses facebook atau instagram misalnya, dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan mobile phone. Demikian
cepat orang-orang dapat mengakses media sosial yang mengakibatkan adanya fenomena
besar dalam arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.
Karena kecepatannya media sosial tampak mulai menggantikan media massa konvensional
dalam menyebarkan berita-berita.

Media sosial memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:

1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai
banyak orang.
2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui gatekeeper.
3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibandingkan media lainnya.
4. Penerima pesan yang menentukkan waktu interaksi.

Selain itu, media sosial juga merupakan alat promosi yang efektif karena dapat diakses oleh
siapa saja yang terhubung dengan internet, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media
sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan
kalangan terutama bagi calon anggota legislatif yang ingin maju sebagai wakil rakyat yang
ingin mendekati rakyat dan Para pemilihnya.
2.2 Opini Publik

Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion), merupakan tanggapan atau jawaban terbuka
terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Opini juga dapat berupa prilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan.

a. Ciri-Ciri Opini

1. selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan;


2. merupakan sintesa dari banyak pendapat;
3. mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar

Jika sebuah opini merupakan opini seseorang, maka tidak akan menimbulkan sebuah
masalah. Namun, berbeda halnya jika opini tersebut menjadi opini publik, maka akan banyak
permasalahan yang akan terjadi, karena hal ini menyangkut dan berkaitan dengan orang
banyak. Dan diantara orang banyak itu akan melakukan komunikasi, guna menyampaikan
pendapatnya masing-masing.

b. Sikap Opini Publik

1. Sikap adalah reaksi terbuka seseorang terhadap suatu peristiwa, namun tidak
dimaksud untuk diperlihatkan.
2. Sikap Opini merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang yang
merupakan apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang.
3. Menurut John H. Harvey dan William P. Smith: Sikap adalah kesiapan merespon
secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi tertentu.

c. Macam-macam opini:

1. Opini yang berwujud/berisi ide/gagasan


2. Opini keyakinan/ideology
3. Opini yang berupa pemikiran

2.3 Peran Media social dalam Membentuk Opini Publik

Karakteristik media social seperti keberadaan khalayak yang luas, heterogen, dan penyebaran
pesan yang cepat serta serentak menjadi alasan kuat banyak pihak akhirnya melirik media
social sebagai alat penyebaran pesan tertentu. Kekuatan media sosial dalam membentuk isu
tak bisa diragukan lagi. Dalam hal ini tentu saja pesan media tak bisa dipisahkan begitu saja
dari keberadaan institusi media itu sendiri. Dalam perkembangannya kemudian diakui bahwa
media massa dalam prakteknya berada diantara kepentingan negara dan pasar, elite tertentu
atau pemilik media itu sendiri. Media massa membawa kepentingan dari pihak tertentu.
Melalui kontennya, media social menyusupkan kepentingan dari kelompok tertentu untuk
merebut perhatian publik. Dengan serangan informasi yang sama secara bertubi, media

Media social juga memiliki pengaruh yang begitu kuat dalam kehidupan politik. Media social
memiliki daya jangkau yang luas dalam menyebarkan informasi politik, bahkan mampu
melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi. Dengan
demikian, status politik yang dimediasikan akan menjadi perhatian bersama di berbagai
tempat dan kalangan. Media massa memiliki kemampuan untuk melipatgandakan pesan yang
begitu mengagumkan. Dilipatgandakan atau tidaknya pesan memiliki korelasi yang begitu
erat dengan respons masyarakat terhadap isu tersebut. Apabila responnya positif,
kecenderungan media massa akan melipatgandakan isu tersebut. Dampak pelipatgandaan ini
tentu sangat besar di tengah masyarakat.

Setiap media dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya masing-
masing. Media massa memiliki kebijakan redaksional terkait isi peristiwa politik yang ingin
disampaikan. Kebijakan ini membuat media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin
memanfaatkannya, begitu juga sebaliknya. Pemberitaan peristiwa oleh suatu media
kecenderungannya akan berkaitan dengan media lainnya, sehingga terbentuk suatu rantai
informasi yang menambah kekuatan media massa dalam menyebarkan informasi dan mampu
memperbesar dampak yang diberikan kepada publik.

2.4 kerangka konseptual

Kerangka konseptual dalam suatu penelitian hendaknya jelas. Ketidak jelasan konsep dalam
suatu penelitian akan menimbulkan pengertian atau persepsi yang berbeda dengan yang
dimaksud oleh peneliti. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam suatu
penelitian. Konsep penelitian merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu ha1 atau
persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam. merumuskan suatu pengertian kita harus dapat
menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti dalam memakainya. Hal ini perlu ada konsistensi
dalam penggunaan konsep itu. Artinya jika suatu bagian dikatakan A maka di bagian
manapun dalam penelitian yang dilakukan, konsep tersebut hendaknya tetap dikatakan A
sebagaimana pengertian konsep tersebut.

REFERENCE

eJournal Ilmu Pemerintahan, 5 (1): 93-106 : UNMUL

Dimitrova. D.V., Shehata. A., Strömbäck. J., Nord. L.W., (2014). The Effects of Digital Media
on Political Knowledge and Participation in Election Campaigns: Evidence From Panel Data.
Communication Research, Vol 41(1) 95– 118 :SAGE

Coleman. S.,Morrison. D.E., Svennevig. M., (2008). New Media and Political Efficacy.
International Journal of Communication 2 (2008), 771-791 :IJOC

Dutta. N., Bhat. A.K., (2017). Use of Social Media for Political Engagement: A Literature
Review. Fourteenth AIMS International Conference on Management : Researchgate

Eveland Jr. W.P., Hayes. A., Shah. D., Kwak. N., (2006). Understanding the Relationship
Between Communication and Political Knowledge: A Model Comparison Approach Using
Panel Data. Political Communication, 22:423–446 : Rouledge

Sutrisno Hadi. (1990). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.


Tatang M. Amirin. (1990). Menyususn Rencana Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai