Anda di halaman 1dari 8

Abstrak

I . Pendahuluan

Setiap orang memiliki kebutuhan dalam mendapatkan atau mengakses


informasi,mereka akan berusaha untuk memenuhi hasrat mereka akan kebutuhan
tersebut. Hingga dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat yang
menyebabkan informasi dapat diakses oleh semua orang sehingga munculnya
sebuah sistem informasi yang biasa dikenal dengan media sosial. Media sesoal
merupakan media atau alat yang dapat memudahkan setiap orang berkomunikasi,
mendapatkan informasi,serta memberikan informasi yang dapat menambah
wawasan atau pengetahuan setiap pengguna media sosial tersebut.

1
Media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi
masyarakat luas di semua bidang. Dalam penulisan ini, membahas penyebaran
informasi di beberapa bidang saja seperti bidang bisnis, bidang pariwisata, bidang
pendidikan, bidang keagamaan, kesehatan dan politik,biasanya media sosial
digunakan sebagai kampanye politik untuk penyebaran informasi yang lebih
efektif.

Ketika ditelisik bahwa penggunaan media sosial ini sangat pesat


digunakan semua orang ketika masa pandemi covid 19 pada tahun 2020, Namun
apa yang telah menjadi peran dari media sosial tersebut banyak dari setiap orang
itu menyalahgunakan hal tersebut dengan menjadikan media sosial bukan sebagai
bentuk peningkatan nalar atau menambah wawasan serta tidak menjadikan media
sosial sebagai alat melanggengkan penyampaian aspirasi dalam konteks
meningkatkan nilai demokrasi yang telah dianut oleh negara kita. Namun selain
kurangnya konteks-konteks yang subtansial untuk menambah
pengetahuan,ternyata pemerintah membuat sebuah aturan yang dapat

1
Yuni Fitriani, “Analisis Pemanfaatan Berbagai Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran
Informasi Bagi Masyarakat”, vol.19, 2017, hlm 148
membungkam apa yang menjadi aspirasi rakyat ketika di tuangkan melalui media
sosial itu. Aturan itu diatur dalam undang-undang yang dikenal dengan UU ITE
nomor 19 tahun 2016 yang juga tidak relevan diterapkan, 2UU ITE sedianya lahir
untuk melindungi masyarakat Indonesia dari kejahatan digital dan pencurian data
di internet. Sayangnya, implementasi UU ini banyak mengalami pergeseran
fungsi. UU ITE justru kini menjadi salah satu momok yang menakutkan terutama
berkaitan dengan kebebasan dalam berdemokrasi atau berpendapat di internet atau
bahkan memberikan kritik terhadap apapun itu. Implementasi UU ITE ini ternyata
memberikan dampak negatif pada demokrasi di Indonesia. Sejak
pemberlakuannya UU ITE sampai dengan saat ini sudah terdapat Kasus terkait
pencemaran nama baik/penginaan selama kurun waktu 2017-2020 mencapai 5.064
kasus 2017: 679 ,2018: 1.258, 2019: 1.333, 2020: 1.7945. Hal inilah yang
membuat publik merasa gundah salah satu penyebab rendahnya Index Democracy
Indonesia karena banyaknya kasus pembungkaman kebebasan berpendapat. Yang
kemudian menyebabkan nilai demokrasi yang di maksud di negara kita itu tidak
lagi dapat di implementasikan karena dalam kebebasan berpendapat yang di atur
dalam Undang-Undang Pasal 28 dan 28E ayat (3) UUD RI 1945 yang menyatakan
“Setiap oarang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul,dan mengeluarkan
pendapat.” Kini sudah tidak relevan dikarenakan adanya banyak aturan untuk
menepis hadirnya penyampaian pendapat tersebut,seperti UU ITE yang
seharusnya penyampaian aspirasi itu bisa disampaikan melalui media sosial.

Nilai demokrasi yang dimaksud yaitu suatu tatanan pemerintahan dari


rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Dimana setiap orang dapat mengambil
bagian perihal keputusan yang akan mempengaruhi kehidupannya dalam
3
bernegara dan dapat menunjang kesejahteraan rakyat. Relevansi terhadap
banyaknya fakta yang terjadi di Indonesia, selama kurun waktu sejak reformasi
digulirkan, sementara keadaanpun memaksa bangsa kita untuk bekerja bersama-
sama bersatu padu untuk bertaruh membangun demokrasi sebagai jalan yang
harus diperjuangkan. Sementara pada pandangan pencinta demokrasi, yang

2
M. Nanda Setiawan, “Mengkritisi Undang-Undang ITE Pasal 27 Ayat (3) dilihat dari Sosio-Politik
Hukum Pidana Indonesia”, volume 2 nomor.1, 2021, hlm 4-5
3
Indar Arifin, “Analisis Penerapan Demokrasi Politik Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial di
Indonesia”, volume 1 nomor 2, 2019, hlm 61
menilai demokrasi sebagi alat, sebagai jalan, tentulah tidak serta merta menerima
tesis Lipset maupun Dahl. Demokrasi dianggap sebagai alat untuk menuju kepada
pencapaian pertumbuhan orang berpendidikan tinggi, mengentaskan kemiskinan,
mengurai konflik sosial, menghilangkan gap antara pemerintah dan yang
diperintah dan lain sebagainya. Demokrasi sebagai jalan menuju ke arah kekadilan
dan kesetaraan. Demokrasi justru akan lebih mempermudah arah menuju tujuan,
karena banyaknya akses yang akan terbuka untuk menuju pencapain itu, dan
hanya bisa dilalui melalui jalan demokrasi yang baik. Mengapa akses pendidikan
dan lain sebagainya itu tertutup oleh bangsa? karena demokrasi sebagai jalan tidak
dibuka, tidak diperbaiki, sehingga untuk mencapai tujuan yang dikehendaki tidak
terwujudkan. Jika banyak ketimpangan sosial, keadilan sosial dan kesejahteraan
sosial tidak mencapai wujudnya, itu adalah diakibatkan oleh tindakan politik
pemerintahan yang tidak membuka akses terhadap demokrasi. Untuk mencapai
keadilan sosial dan kesejahteraan sosial maka jawabannya adalah demokrasi.
Pandangan ini tentu saja menciptakan bantahan terhadap pandangan yang lebih
mengedepankan kesejahteraan sosial dari demokrasi. Bagi pandangan ini menilai
bahwa kesejahteraan sosial adalah tujuan, bukanlah alat. Jika demokrasi
diperbaiki maka semua jalan menuju kesejahteraan sosial akan segera menjadi
kenyataan yang bisa diraih.

Buktinya sampai saat ini masih banyak warga negara yang melakukan aksi
demonstrasi untuk menuntut haknya. Dikareanakan apa yang menjadi amanh
negara untuk mensejaterahkan sosial itu tidak lagi ada,serta karena salah satu
bentuk untuk mencapai nilai demokrasi yaitu menyampaikan aspirasi itu tidak lagi
sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi yaitu negara berhak menampung atau
mendengarkan aspirasi dari masyarakat.

Sebelum adanya perkembangan teknologi yang kemudian menghadirkan


media sosial sebagai media penyaluran informasi serta sebagai alat
perlawanan,masyarakat menggunakan metode aksi dmonstrasi dengan cara turun
kejalan sebagai bentuk perlawanan mereka akan ketimpangan yang terjadi di
negara kita pada saat itu. Namun dengan adanya perkembangan zaman yang
menghadirkan teknologi bisa menjadi alat perlawanan yang modern.
Sehingga untuk menepis hilangnya nilai demokrasi tersebut perlu adanya
kebermanfaatan media sosial sebagai sumber informasi yang bisa menambah
wawasan atau pengetahuan dan menjadikan media sosial sebagai alat perlawanan
untuk mengkritik atau menyampaikan aspirasinya. Bukan malah menjadikan
media sosial sebagai relasi kuasa yang dapat melanggengkan apa yang menjadi
kepuasan sepihak tanpa memperhatikan apa yang menjadi bentuk aspirasi
masyarakat.

II. Isi dan Pembahasan

A. Definisi dan Sejarah Media Sosial

Diiringi dengan adanya perkembangan zaman yang sangat pesat terkhusus


pada bidang teknologi merupakan ancaman dan tantangan berat yang perlu di
perhatikan oleh seluruh elemen terkhusus bagi masyarakat indonesia,dan dengan
adanya perkembangan teknologi tersebut hadirlah suatu sistem yang kini dikenal
dengan media sosial.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan
lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi
dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah. Sedangkan dampak negatif
dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan
sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-
orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah
privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.4

4
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia”, vol 9 no.1, 2016
Lahirnya media sosial membawa dampak perubahan sosial di masyarakat
indonesia seperti budaya,etika,dan norma. Dan perubahan ini itu dialami oleh
seluruh berbagai suku,ras,dan agama bahkan cenderung hinggah membuat
pengguna media sosial ini itu semakin ketagihan sehinggah membuat masyarakat
itu lupa akan etika dan norma,dikarenakan dalam media sosial itu sekarang telah
beredar content-content yang berbaur tidak bermanfaat.

Namun,dalam pergeseran atau perubahan sosial yang tertampak jelas


sekarang itu juga terdapat beberapa aspek yang membuat media sosial di tengah-
tengah kita yang telah memodifikasi semua perubahan sosial ini.

Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun


ke tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya
Friendster yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak
bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan
buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain
menggunakan surat elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat
lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang
terhubung dengaan modem. Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities
melayani web hosting (layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar
website dapat diakses dari manapun). GeoCities merupakan tonggak awal
berdirnya website- website. Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial
media pertama yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun
tersebut muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. Pada tahun
2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya
sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan
masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+
dan lain sebagainya. Sosial Media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital
marketing, seperti Social Media Maintenance, Social Media Endorsement dan
Social Media Activation. Oleh karena itu, Sosial Media kini menjadi salah satu
servis yang ditawarkan oleh Digital Agency.5

Bahkan kita tidak pernah tau selain media sosial itu memberikan
perubahan sosial pada khusunya masyarakat indonesia,kita juga secara tidak sadar
telah memberikan banyak keuntungan untuk para pencipta yang telah mencipkan
media sosial ini. Bayangkan tentang miliaran dolar yang masuk kedalam
facebook, google, dan industri yang disebut sebagai industri pengiklanan digital
lain nya setiap bulan nya.6

Didalam dunia yang dilipat, informasi informasi yang di maksud dalam


media sosial memiliki peran yang sangat sentral dalam mempercepat efek
pelipatan ruang-waktu, yaitu dengan terciptanya apa yang disebut ruang dan
waktu informasi. Ini disebabkan bahwa informasi yang pada awalnya adalah cara
pengetahuan tentang dunia yang dikemas dan disampaikan didalam berbagai
media dalam bentuk representasi-kini mengingkari dunia yang
direpresentasikannya, oleh karena kini ia cenderung menjadi sebuah dunia
otonom,yang terlepas dari dunia nyata yang diinformasikan. Pernyataan tersebut
di dalam perkembangan informasi dalam wujudnya yang sekarang, itu dapat
masuk akal. Oleh karena informasi itu kini dianggap hideup seperti manusia. Oleh
karena ia hidup, maka informasi seper manusia-juga lahir,berkembang
biak,beranak pinak,berketurunan,dan tebntunya akan mati.7

B. Definisi dan Sejarah Nilai Demokrasi

Dalam perkembangannya semua orang sudah tidak awam lagi ketika


mendengar kata demokrasi. Menurut pengertiannya demokrasi yaitu terdiri dari
dua kata, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Demos” berarti rakyat atau penduduk,
dan “Cratein” atau “Cratos” berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dari dua kata
tersebut terbentuklah suatu istilah “ demoscratein” atau “demokratia” yang berarti
disini (negara) dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat,
5
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di
Indonesia”, vol 9 no.1, 2016, hal 144
6
Jaron Lanier, ”Ilusi Media Sosial: SEPULUH ARGUMEN TENTANG PARADOKS MEDSOS”,
Yogyakarta, Cantrik Pustaka, 2019,hal 32
7
Yasraf Amir Piliang, “Dunia yang dilipat: Tamasya melampaui batas-batas kebudayaan”, bandung,
cantrik pustara bekerja sama dengan YPM Salman ITB, 2020, hal 58
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, pemerintahan rakyat
dan kekuasaan oleh rakyat, atau pemerintahan negara rakyat yang berkuasa.
Secara terminologi demokrasi menurut Joseph A. Schmeter adalah: demokrasi
merupakan suatu perencaan instutisional untuk mencapai keputusan politik di
mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara
perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Kita sebagai warga negara, demokrasi
merupakan cita-cita dari masyarakat dunia yang menginginkan pemerintahan itu
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, tetapi dalam perjalanannya demokrasi
tidak sesuai dengan harapan, dan juga terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam
prosesnya. Indonesia yang masih belajar dalam proses demokrasi bagaimana
kedepannya, apakah sanggup dengan proses demokrasi dan kebebasan, dan juga
proses didalam politiknya, karena demokrasi merupakan proses dari politik.

Demokrasi dalam sejarah peradaban muncul sejak jamam Yunani Kuno di mana
rakyat memandang kediktatoran sebagai bentuk pemerintahan terburuk. Capaian praktis
dari pemikiran demokrasi Yunani adalah munculnya “negara kota”. Dengan Polis adalah
bentuk demokrasi pertama. Demokrasi berasal dari kata lain yaitu demos (rakyat) dan
kratos (pemerintahan). Peradaban Yunani menunjukkan bahwa masyarakat Yunani
dipecah menjadi kota-negara bagian yang kecil-kecil (tidak lebih dari 10.000 warga).
Setiap orang menyuarakan pendapatnya atas persoalanpersoalan pemerintahan. Istilah
demokrasi sendiri pertama kali di kemukakan pada pertengahan abad 5 M di Athena.
Konsep tentang demokrasi memang sulit untuk dipahami, karena ada beberapa
kesamaan makna/ arti. Oleh sebab itu tidak begitu mudah membuat definisi atau
pengertian yang baku apa itu demokrasi. Demokrasi diakui banyak orang dan negara
sebagai sistem nilai kemanusiaan yang paling menjanjikan masa depan umat manusia di
dunia. Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat pertama yang pernah
mengatakan, bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Sementara kalau dilihat dari proses dan perkembangannya apakah Amerika bisa
dibilang sebagai negara demokrasi?, karena kalau kita lihat Amerika, proses partisipasi
politik dari kaum perempuan dan juga kulit hitam begitu lamban dalam memberikan
suara apalagi untuk menjabat pada posisi jabatan tertentu, itu lah dulu Amerika,
sekarang sudah berbeda.8

8
Yeyen Subandi, “MEMAHAMI KABAR SEJARAH DAN PERIODE DEMOKRASI DI INDONESIA”, vol 2
no.1, 2017, hal 120
Dari penjelasan di atas itu telah tergambarkan bahwa apa yang menjadi
nilai demokrasi yang merupakan salah satu sistem politik yang ada di
indonesia,yang ketika diamati bahwa para oligarki yang merupakan tatanan
pemerintah negara yang memegang kekuasaan negara indonesia itu sendiri telah
salah menggunakan apa yang menjadi amanah yang harus di terapkan oleh negara
kita. Melainkan nilai demokrasi tersebut itu tidak pernah diterapkan kembali
karena banyak nya para oligarki itu membawa kepentingan yang kepentingan itu
jelas bukan untuk kepentingan rakyat melainkan kepentingan diri sendiri. Yang
jelas bahwa negara berhak untuk mensejahterahkan kedaulatan rakyat,dan melalui
demokrasi inilah sebenarnya yang bisa menjadi penopang bahwa ketika kebebasan
dalam berpendapat itu tidak dibatasi,maka kesejaterahan tersebut itu bisa sama-
sama kita capai.

Kebebasan khususnya dalam berpendapat adalah masalah orang yang


tertindas, dan pelindungnya selalu datang dari golongan tertindas pula. Di eropa
zaman feodal dulu, masyarakat tani tetap menjadi tempat berkembang biaknya
penindasan, sebab kemenangan kebebasan pada tahun 1789 adalah kemenangan
penduduk kota, sementara semenjak abad ke-19 gerakan-gerakan pekerja
mengambil alih tanggung jawab menegakkan kebasan dan keadlian-tanpa
menyadari bahwa mereka sulit untuk disatukan. Pekerja, baik pekerja keras
maupun intelektua, adalah mereka yang memberi bentuk pada kebebasan serta
menggalangnya sampai akhirnya menjadi dasar hakiki pemikiran kita. kebebasan
merupakan udara yang tanpanya kita tidak bisa bernapas, namun seperti hal nya
udara kita tidak lagi memperhatikannya, sampai pada suatu ketika jika kebebasan
itu dicabut, barulah kita merasakan pentingnya kebebasan itu. Adanya pelacuran
oleh masyarakat borjuis yang dapat dianggap sah ini menyebabkan orang tidak
percaya lagi pada kebebasan.9

9
Albert Camus, “Krisis kebebasan”, Jakarta pusat, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019.

Anda mungkin juga menyukai