I . Pendahuluan
1
Media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi
masyarakat luas di semua bidang. Dalam penulisan ini, membahas penyebaran
informasi di beberapa bidang saja seperti bidang bisnis, bidang pariwisata, bidang
pendidikan, bidang keagamaan, kesehatan dan politik,biasanya media sosial
digunakan sebagai kampanye politik untuk penyebaran informasi yang lebih
efektif.
1
Yuni Fitriani, “Analisis Pemanfaatan Berbagai Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran
Informasi Bagi Masyarakat”, vol.19, 2017, hlm 148
membungkam apa yang menjadi aspirasi rakyat ketika di tuangkan melalui media
sosial itu. Aturan itu diatur dalam undang-undang yang dikenal dengan UU ITE
nomor 19 tahun 2016 yang juga tidak relevan diterapkan, 2UU ITE sedianya lahir
untuk melindungi masyarakat Indonesia dari kejahatan digital dan pencurian data
di internet. Sayangnya, implementasi UU ini banyak mengalami pergeseran
fungsi. UU ITE justru kini menjadi salah satu momok yang menakutkan terutama
berkaitan dengan kebebasan dalam berdemokrasi atau berpendapat di internet atau
bahkan memberikan kritik terhadap apapun itu. Implementasi UU ITE ini ternyata
memberikan dampak negatif pada demokrasi di Indonesia. Sejak
pemberlakuannya UU ITE sampai dengan saat ini sudah terdapat Kasus terkait
pencemaran nama baik/penginaan selama kurun waktu 2017-2020 mencapai 5.064
kasus 2017: 679 ,2018: 1.258, 2019: 1.333, 2020: 1.7945. Hal inilah yang
membuat publik merasa gundah salah satu penyebab rendahnya Index Democracy
Indonesia karena banyaknya kasus pembungkaman kebebasan berpendapat. Yang
kemudian menyebabkan nilai demokrasi yang di maksud di negara kita itu tidak
lagi dapat di implementasikan karena dalam kebebasan berpendapat yang di atur
dalam Undang-Undang Pasal 28 dan 28E ayat (3) UUD RI 1945 yang menyatakan
“Setiap oarang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul,dan mengeluarkan
pendapat.” Kini sudah tidak relevan dikarenakan adanya banyak aturan untuk
menepis hadirnya penyampaian pendapat tersebut,seperti UU ITE yang
seharusnya penyampaian aspirasi itu bisa disampaikan melalui media sosial.
2
M. Nanda Setiawan, “Mengkritisi Undang-Undang ITE Pasal 27 Ayat (3) dilihat dari Sosio-Politik
Hukum Pidana Indonesia”, volume 2 nomor.1, 2021, hlm 4-5
3
Indar Arifin, “Analisis Penerapan Demokrasi Politik Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial di
Indonesia”, volume 1 nomor 2, 2019, hlm 61
menilai demokrasi sebagi alat, sebagai jalan, tentulah tidak serta merta menerima
tesis Lipset maupun Dahl. Demokrasi dianggap sebagai alat untuk menuju kepada
pencapaian pertumbuhan orang berpendidikan tinggi, mengentaskan kemiskinan,
mengurai konflik sosial, menghilangkan gap antara pemerintah dan yang
diperintah dan lain sebagainya. Demokrasi sebagai jalan menuju ke arah kekadilan
dan kesetaraan. Demokrasi justru akan lebih mempermudah arah menuju tujuan,
karena banyaknya akses yang akan terbuka untuk menuju pencapain itu, dan
hanya bisa dilalui melalui jalan demokrasi yang baik. Mengapa akses pendidikan
dan lain sebagainya itu tertutup oleh bangsa? karena demokrasi sebagai jalan tidak
dibuka, tidak diperbaiki, sehingga untuk mencapai tujuan yang dikehendaki tidak
terwujudkan. Jika banyak ketimpangan sosial, keadilan sosial dan kesejahteraan
sosial tidak mencapai wujudnya, itu adalah diakibatkan oleh tindakan politik
pemerintahan yang tidak membuka akses terhadap demokrasi. Untuk mencapai
keadilan sosial dan kesejahteraan sosial maka jawabannya adalah demokrasi.
Pandangan ini tentu saja menciptakan bantahan terhadap pandangan yang lebih
mengedepankan kesejahteraan sosial dari demokrasi. Bagi pandangan ini menilai
bahwa kesejahteraan sosial adalah tujuan, bukanlah alat. Jika demokrasi
diperbaiki maka semua jalan menuju kesejahteraan sosial akan segera menjadi
kenyataan yang bisa diraih.
Buktinya sampai saat ini masih banyak warga negara yang melakukan aksi
demonstrasi untuk menuntut haknya. Dikareanakan apa yang menjadi amanh
negara untuk mensejaterahkan sosial itu tidak lagi ada,serta karena salah satu
bentuk untuk mencapai nilai demokrasi yaitu menyampaikan aspirasi itu tidak lagi
sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi yaitu negara berhak menampung atau
mendengarkan aspirasi dari masyarakat.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan
lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi
dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah. Sedangkan dampak negatif
dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan
sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-
orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah
privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.4
4
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia”, vol 9 no.1, 2016
Lahirnya media sosial membawa dampak perubahan sosial di masyarakat
indonesia seperti budaya,etika,dan norma. Dan perubahan ini itu dialami oleh
seluruh berbagai suku,ras,dan agama bahkan cenderung hinggah membuat
pengguna media sosial ini itu semakin ketagihan sehinggah membuat masyarakat
itu lupa akan etika dan norma,dikarenakan dalam media sosial itu sekarang telah
beredar content-content yang berbaur tidak bermanfaat.
Bahkan kita tidak pernah tau selain media sosial itu memberikan
perubahan sosial pada khusunya masyarakat indonesia,kita juga secara tidak sadar
telah memberikan banyak keuntungan untuk para pencipta yang telah mencipkan
media sosial ini. Bayangkan tentang miliaran dolar yang masuk kedalam
facebook, google, dan industri yang disebut sebagai industri pengiklanan digital
lain nya setiap bulan nya.6
Demokrasi dalam sejarah peradaban muncul sejak jamam Yunani Kuno di mana
rakyat memandang kediktatoran sebagai bentuk pemerintahan terburuk. Capaian praktis
dari pemikiran demokrasi Yunani adalah munculnya “negara kota”. Dengan Polis adalah
bentuk demokrasi pertama. Demokrasi berasal dari kata lain yaitu demos (rakyat) dan
kratos (pemerintahan). Peradaban Yunani menunjukkan bahwa masyarakat Yunani
dipecah menjadi kota-negara bagian yang kecil-kecil (tidak lebih dari 10.000 warga).
Setiap orang menyuarakan pendapatnya atas persoalanpersoalan pemerintahan. Istilah
demokrasi sendiri pertama kali di kemukakan pada pertengahan abad 5 M di Athena.
Konsep tentang demokrasi memang sulit untuk dipahami, karena ada beberapa
kesamaan makna/ arti. Oleh sebab itu tidak begitu mudah membuat definisi atau
pengertian yang baku apa itu demokrasi. Demokrasi diakui banyak orang dan negara
sebagai sistem nilai kemanusiaan yang paling menjanjikan masa depan umat manusia di
dunia. Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat pertama yang pernah
mengatakan, bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Sementara kalau dilihat dari proses dan perkembangannya apakah Amerika bisa
dibilang sebagai negara demokrasi?, karena kalau kita lihat Amerika, proses partisipasi
politik dari kaum perempuan dan juga kulit hitam begitu lamban dalam memberikan
suara apalagi untuk menjabat pada posisi jabatan tertentu, itu lah dulu Amerika,
sekarang sudah berbeda.8
8
Yeyen Subandi, “MEMAHAMI KABAR SEJARAH DAN PERIODE DEMOKRASI DI INDONESIA”, vol 2
no.1, 2017, hal 120
Dari penjelasan di atas itu telah tergambarkan bahwa apa yang menjadi
nilai demokrasi yang merupakan salah satu sistem politik yang ada di
indonesia,yang ketika diamati bahwa para oligarki yang merupakan tatanan
pemerintah negara yang memegang kekuasaan negara indonesia itu sendiri telah
salah menggunakan apa yang menjadi amanah yang harus di terapkan oleh negara
kita. Melainkan nilai demokrasi tersebut itu tidak pernah diterapkan kembali
karena banyak nya para oligarki itu membawa kepentingan yang kepentingan itu
jelas bukan untuk kepentingan rakyat melainkan kepentingan diri sendiri. Yang
jelas bahwa negara berhak untuk mensejahterahkan kedaulatan rakyat,dan melalui
demokrasi inilah sebenarnya yang bisa menjadi penopang bahwa ketika kebebasan
dalam berpendapat itu tidak dibatasi,maka kesejaterahan tersebut itu bisa sama-
sama kita capai.
9
Albert Camus, “Krisis kebebasan”, Jakarta pusat, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019.