Anda di halaman 1dari 2

Sudah Cukup Cukup Bebaskah Pers Indonesia

Oleh : Galih Ridho Ibrahim


32802000153
https://www.researchgate.net/publication/
345252075_Kebebasan_Berpendapat_dan_Media_Sosial_di_Indonesia
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/423917/andi-kasus-detikcom-
pengingat-untuk-media-agar-perhatikan-kode-etik-jurnalistik

Pendahuluan
Dewasa ini, media sosial merupakan salah satu hal esensial di tengah
masyarakat Indonesia. Dalam media sosial, setiap orang memiliki kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya. Namun, di tengah kebebasan berpendapat
tersebut, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat dalam
mengeluarkan pendapatnya, sehingga diperlukan beberapa batasan yang dapat
membantu menghadapi tantangan saat ini ataupun tantangan yang akan datang.
Batasan dan peraturan dapat membantu setiap orang untuk menjaga perkataan,
menjaga perasaan orang lain, dan menjaga etika dalam menggunakan hak
kebebasan berpendapatnya, terutama di media sosial. Adapun tantangan nyata
yang dihadapi saat ini adalah perundungan (bullying), menghakimi, ujaran
kebencian, hoax, menurunnya efisiensi waktu dan konsentrasi belajar, serta
penurunan norma dan etika dalam masyarakat.
Saat ini, fitur dan fungsi media sosial sudah berkembang dengan
pesat. Pengiriman pesan singkat, pengunggahan konten, browsing, dapat
dilakukan untuk mengekspresikan kehidupan sehari-hari, pencarian teman
baru, berniaga dan berbagai hal lainnya hanya dalam hitungan detik. Dengan
segala kemudahan dan manfaat yang ada tersebut, sekarang hampir semua
orang menggunakan media sosial. Beberapa media sosial yang saat ini
sedang banyak digemari pada rentang usia 16-25 tahun adalah Line, Whatsapp,
Tiktok, Instagram, Youtube, dan Facebook.
Kebebasan berpendapat di media sosial merupakan hal yang wajar
mengingat di era reformasi saat ini terdapat hak kebebasan berpendapat yang
tercantum dalam Pasal 28 Ayat 3 UUD 1945. Kebebasan berekspresi sebenarnya
didapatkan karena adanya Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam UU No.
39 Tahun 1999 Pasal 14-32. Setiap individu bebas mengemukakan
pendapatnya baik berupa lisan, tulisan dan lain-lain, seperti yang tercantum pada
Pasal 1 Ayat (1) UUD Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan
mengemukakan pendapat di muka umum. Walaupun tujuan dari kebebasan
berpendapat adalah untuk kemajuan bangsa Indonesia. Akan tetapi,
pemanfaatan hak kebebasan berpendapat yang salah akan menjadi bumerang dan
ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
kebebasan berpendapat di media sosial tidak memiliki batasan sehingga
orang-orang dapat menyebarkan hal-hal negatif dengan mudah. Sebagian
besar warga negara baik orang tua, remaja, anak-anak, tokoh politik, orang
biasa, orang terdidik maupun tidak terdidik, siapa pun, kehilangan kendali
dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Berbagai tantangan lain yang
disebabkan oleh permasalahan ini pun akhirnya muncul ke permukaan. Hal ini
dapat berkaitan dengan tingkat nasionalisme, literasi, dan toleransi antara satu
sama lain.
Untuk mengkaji hal tersebut maka dilakukan penelitian terhadap
kebebasan berpendapat dan media sosial di Indonesia. Secara umum,
penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak dari kebebasan berpendapat
dan penggunaan media sosial. Sehingga, dapat diketahui tantangan nyata dan
batasan-batasan yang membatasi aktivitas media sosial di Indonesia.

Media diminta untuk memastikan keakuratan dalam memilah kebenaran


informasi dan narasumber. Sehingga tidak merugikan masyarakat luas.
Narasumber yang dipilih oleh media harus valid, akurat, dan kredibel. Media
massa juga diharuskan untuk memberikan porsi yang proporsional kepada kedua
belah pihak sehingga unsur cover both side secara maksimal dapat dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai