Anda di halaman 1dari 6

Peran Continuous Media dalam Mempengaruhi Perspektif

dan Gagasan Anak Muda

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Aurellia Iffat (5002231005)
Muhammad Zidhan Ikbar Hidayah Syaifullah (5002231119)
Muhammad fajar alfandi (5002231128)
Shafira Nurultsany (5002231172)
Tisha Anargya Megandana (5002231079)

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN ANALITIKA DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
BAB I

A. Latar Belakang Masalah


Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.
Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih sehingga terjadi
penambahan fungsi teknologi yang semakin memanjakan kehidupan manusia.
Contohnya adalah media sosial. Tak bisa dipungkiri lagi, kini media sosial sudah
menjadi faktor penting interaksi antar manusia. Khususnya kaum remaja. Ingat saja
bagaimana sulitnya untuk berhubungan dengan orang lain di luar kota, luar pulau, atau
luar negeri beberapa tahun yang lalu. Tarif telepon yang masih mahal atau surat yang
membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman, membuat orang, relasi, dan
keluarga yang terpisah jauh akan sangat sulit untuk dihubungi. Bahkan sekarang
perkembangan teknologi tidak berhenti disitu saja, sekarang ini terdapat media sosial
dimana semua orang dapat mekasesnya secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Media sosial ini berisi informasi, hiburan, dll, tergantung dengan siapa orang
yang membuat atau memposting video maupun gambar tersebut ke media sosial
mereka. Banyak hal positif yang bisa didapatkan darinya seperti relasi baru, informasi
cepat, dan sarana pembelajaran. Namun, dibalik itu semua, ada sebuah lingkaran hitam
yang diciptakan oleh orang-orang pemilik perusahaan media. Perusahaan media sosial
besar memanipulasi pengguna dengan menggunakan algoritma yang mendorong
kecanduan pada platform mereka. Hal ini juga menunjukkan bagaimana platform
mengumpulkan data pribadi untuk menargetkan pengguna dengan iklan dan jenis
konten yang disukai mereka sehingga muncul "Continuous Media".

Continuous Media menciptakan banyak problematika baru sebagai individu.


Media yang dilihat berulang-ulang akan mengembangkan persepsi dan membentuk
opini penggunanya sesuai dengan apa yang sering diperlihatkan. Selain itu ini juga
berbahaya bagi kesehatan mental menyebabkan kecanduan, menciptakan ilusi
kemungkinan yang tak terbatas, FOMO, dan kecemasan. Semenjak kemunculan
Continuous Media juga, terjadi peningkatan jumlah pengguna baru secara cepat.
Setelah diselidiki pengguna baru tersebut rata rata berada pada umur remaja. Hal ini
dikhawatirkan akan berdampak kepada pola pikir para remaja dikarenakan mereka
dampak mengakses informasi dengan sangat mudah. Tanpa adanya kecerdasan dalam
penggunaan media sosial para remaja bisa jadi mencerna informasi secara mentah
mentah sebelum mencari tahu informasi tersebut benar atau salah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan continuous media, seperti streaming video dan audio, serta
media sosial, mempengaruhi persepsi isu sosial dan kesehatan mental anak muda?
2. Seberapa penting pemahaman akan peran continuous media dalam membantu anak
muda bisa lebih bijak dalam mengkonsumsi media sosial?
3. Hal apa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman anak muda akan
isu continuous media?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami pengaruh penggunaan continuous media terhadap persepsi isu
sosial dan kesehatan mental anak muda.
2. Untuk mengetahui manfaat memahami peran continuous media dalam membantu
anak muda, sehingga dapat lebih bijak dalam mengkonsumsi media sosial.
3. Untuk mendapatkan arahan akan hal yang dapat meningkatkan pemahaman anak
muda terhadap isu continuous media.

D. Dasar Teori
Topik 1 : Pengertian Continuous Media
Continuous media adalah istilah yang digunakan untuk mengacu pada media
yang memberikan informasi atau pesan secara terus-menerus, tanpa putus atau
berhenti. Media ini seringkali beroperasi dalam bentuk yang berkelanjutan dan
mengalir, sehingga informasi yang disampaikan tidak terputus. Beberapa contoh
media kontinu seperti media televisi, radio, streaming online, media sosial, dan
berita online.
Menurut yang dilakukan WeAreSocial.net, Perusahaan media asal Inggris yang
bekerja sama dengan Hootsuite, rata-rata orang Indonesia mampu menghabisakan
waktu selkama 8 jam 51 menit untuk tetap inline di dunia maya , berlaku untuk
semua perangkat. Sehingga dapat dikatakan penggunaan media sosial adalah "time
consuming" atau menyita waktu para penggunanya. Tanpa disadari mereka
seringkali mengabaikan orang-orang di lingkungan sekitar mereka karena sibuk
meng-upload foto dan video kegiatan mereka, membaca berita dan informasi,
mengomentari postingan seseorang atau sekedar melihat status orang lain melalui
handphone mereka dan sebagainya.
Lewat media sosial seseorang menjadi lebih bebas untuk berbicara atau
mengomentari berbagai hal. Sebagian orang bahkan dengan mudahnya mencemooh
orang lain atau suatu peristiwa. Hal ini dilakukan tapa adanya kontrol yang berarti
kecuali kesadaran diri dari pengguna media sosial tersebut.
Topik 2 : Peran Media dalam Pembentukan Identitas Sosial Anak Muda
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan
perkembangan konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan
percaya diri, peduli terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur dan menerima
diri. 18 Menurut James Marcia, Setiap orang mempunyai tiga skema tentang
dirinya. Pertama adalah actual self, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya
sekarang. Kedua adalah ideal self, yaitu bagaimana seseorang ingin menjadi dirinya
sendiri. Dan ought self, yaitu bagaimana dia berpikir dia seharusnya. Pengalaman-
pengalaman pribadi dan perubahan-perubahan di masyarakat memungkinkan
mendorong kita untuk mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita dan siapa diri
kita.
Media sosial dapat menjadi acuan tempat untuk mengkontruksi pembentukan
identitas imajinatif dari para pengguna yang berbeda dengan dunia nyata. 7
Kontruksi identitas dapat dilakukan melalui memproduksi konten dengan beragam
foto tau video yang mereka upload tentang diri mereka, keluarga, teman, tokoh
yang disukai, musik, buku, tempat yang sedang dikunjungi, atau kegiatan sehari-
hari yang dilakukan atau diikuti. Terdapat beraneka ragam karakter atau simbol
untuk mewakili perasaan atau pikiran mereka ketika berhubungan
melalui media sosial.

Topik 3 : Peningkatan Pemahaman Anak Muda Akan Isu Continuitas Media


Meningkatkan pemahaman anak muda tentang isu continuous media
merupakan langkah penting dalam membekali mereka dengan keterampilan kritis
yang diperlukan untuk menghadapi informasi yang berlimpah di dunia digital.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
pemahaman anak muda tentang isu continuous media:
1. Pendidikan Media: Membantu anak muda memahami cara media beroperasi,
bagaimana informasi diproduksi, dan cara mengevaluasi keandalan sumber-
sumber berita.
2. Kurasi Konten: Melakukan kurasi konten mereka sendiri dengan mengikuti
sumber-sumber berita yang andal dan menghindari paparan berlebihan terhadap
konten yang tidak mendidik.
3. Kesadaran Diri: Menyadari pengaruh media terhadap persepsi mereka tentang
isu-isu sosial dan politik. Mendorong mereka untuk selalu bertanya,
"Bagaimana media ini memengaruhi pandangan saya?"
4. Literasi Digital: Memahami risiko online dan pentingnya privasi. Mereka harus
diajari cara mengamankan informasi pribadi mereka dan menghindari
penyebaran konten yang merugikan atau ilegal.
5. Media Literacy Online: Sumber daya daring yang menyediakan informasi
tentang literasi media dapat menjadi alat yang berguna untuk anak muda.
Mereka dapat mengikuti kursus daring, membaca artikel, atau menonton video
yang membahas topik literasi media.
E. Daftar Pustaka

Belinda Barnet Senior Lecturer (2023) Netflix’s the social dilemma highlights the
problem with social media, but what’s the solution. Available at:
https://theconversation.com (Accessed: 27 October 2023).

Eni maryani dan Hadi Suprapto Arifin. (2020) " Identitas Melalui Media Sosial.
"Journal of Communication Studies", Vol 1. No. 1, Jurnal Fakultas ilmu
Komunikasi, Universitas Padjajaran. (Accessed: 27 October 2023).

Fanny Hendro (2022) Perilaku Penggunaan Media Sosial dan Identitas Diri (The 1s
International Conference on Language, Literature and Teaching), Jurnal
Manajemen Komunikasi, Pasca sarjana Universitas Sebelas Mare Surakarta.
(Accessed: 27 October 2023).

Filter bubble (2023) Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Available at:


http://himakom.student.uny.ac.id (Accessed: 27 October 2023).

Pariser, Eli. (2011). The Filter Bubble: What the Internet Is Hiding from You. Penguin
Press. (Accessed: 27 October 2023).

Rupp, E. (2022) The infinite scroll: Why it’s so addictive and how to break free,
Freedom Matters. Available at: https://freedom.to/blog (Accessed: 27 October
2023).

Santika, R. (2022) Mere exposure effect: Jadi Cinta Karena terbiasa - sribu, Blog
Sribu. Available at: https://www.sribu.com/id (Accessed: 27 October 2023).

Sihombing, D. (2014) Pengaruh Kemajuan Teknologi Komunikasi TERHADAP


REMAJA, Academia.edu. Available at: https://www.academia.edu (Accessed:
27 October 2023).

Anda mungkin juga menyukai