Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL

Dosen Pengampu :
Ahmad Farid Utsman, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Ganis Puji Rahayu ( 230301054 )

1. Rangkuman Materi
A. Pengertian media sosial
Media sosial adalah sebuah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk
mengkomunikasikan, membagi, dan menginteraksi dengan konten multimedia
seperti teks, gambar, video, dan audio melalui jaringan sosial seperti Facebook,
Twitter, Instagram, TikTok, dan lainnya. Media sosial memungkinkan pengguna
untuk mengelola dan menghasilkan konten sendiri, serta menghubungi dan
menggabungkan dengan orang lain di seluruh dunia. Media sosial juga
menyediakan fitur untuk mencerminkan perkembangan dunia sekitar kita melalui
berbagai akun sosial. 1
B. Peran Media sosial
1. Komunikasi
Media sosial sudah jadi platform terutama dalam komunikasi antar manusia.
Pengguna bisa memakai media sosial buat menghubungi serta menunjang sahabat,
keluarga, serta kelompok kerja. Media sosial pula membolehkan penggunanya
tersambung dengan orang- orang di segala dunia.
2. Informasi
Media sosial sediakan data seputar bermacam berbagai, dari kabar lokal sampai
international, dan data teknologi, politik, serta ekonomi. Pengguna dapat
memperoleh data terkini serta terupdate lewat media sosial.
3. Hiburan
Media sosial menyediakan bermacam tipe data, mulai dari kabar lokal sampai
kabar internasional, data teknis, data politik, serta data ekonomi. Pengguna dapat
memperoleh data terbaru lewat media sosial.

1
Boyd, D., & Ellison, N. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of
Computer-Mediated Communication, 13(1), 210-230.
4. Pemasaran
Media sosial sudah jadi platform terutama dalam memasarkan produk dan jasa.
Media sosial sudah jadi platform terutama buat memasarkan produk serta layanan.
Media sosial membolehkan penggunanya memandang iklan serta promosi produk
yang cocok dengan kebutuhannya. Perihal ini membolehkan pemasar menjangkau
konsumen secara efektif serta kilat.
5. Pendidikan
Media sosial sediakan bermacam tipe konten pembelajaran, semacam video
bimbingan, postingan, serta podcast. Media sosial membolehkan penggunanya
menerima data pembelajaran secara free. Perihal ini membolehkan pengguna
dengan mudah serta kilat mengakses data pembelajaran yang penuhi
kebutuhannya.
C. Dampak negatif dari penggunaan yang tidak sehat
1. Kecanduan
Pemakaian tidak sehat dari media sosial dapat menimbulkan kecanduan, sebab
orang bisa jadi sangat berkomentar serta menghasutkan terhadap pembaruan
ataupun data yang tidak benar. Perihal ini diakibatkan oleh algoritma saran
yang memakai informasi pengguna buat menghasutkan konten yang hendak
disajikan, sehingga pengguna bisa sangat melaksanakan akisi yang
menimbulkan kecanduan.
2. Kendala Mental
Pemakaian media sosial yang tidak sehat bisa menyebabkan kendala jiwa
semacam tekanan pikiran, kekhawatiran, serta kendala tidur. Perihal ini
diakibatkan oleh faktor- faktor semacam notifikasi selalu, konten yang
merangsang kecemasan, serta pemakaian media sosial saat sebelum tidur. 2
3. Penurunan Mutu Sosial
Pemakaian media sosial yang tidak sehat bisa menimbulkan mutu sosial yang
kurang baik sebab warga jadi sangat tersendat oleh media sosial serta bisa
membuat marah sahabatnya baik secara langsung ataupun lewat media sosial.
Perihal ini diakibatkan oleh sebagian aspek semacam sangat banyak

2
Prasetia, I., & Sukmawati, T. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental: Sebuah
Literatur Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan Mental, 14(1), 67-78.
menghabiskan waktu di media sosial, tidak menguasai metode berbagi di
media sosial, serta tidak menguasai metode memakai media sosial yang baik
serta benar.
D. Contoh kasus penyalahgunaan media sosial
1. Cyberbullying
Cyberbullying merupakan aksi pelecehan, ancaman, ataupun intimidasi yang
dicoba lewat media sosial ataupun platform daring yang lain. 3
Contoh study Permasalahan: Seseorang siswa hadapi pelecehan serta ancaman
lewat pesan bacaan serta pendapat di media sosial. Aksi tersebut bisa
mencakup penyebaran gosip, menghina raga ataupun penampilan seorang,
ataupun apalagi serbuan verbal yang merendahkan.
2. Penyebaran Hoax
Penyebaran hoax mengaitkan penyebaran data palsu ataupun tidak benar
dengan iktikad menyesatkan ataupun memanipulasi opini publik. 4
Contoh study Permasalahan: Suatu kabar palsu tentang bencana alam
disebarkan lewat platform media sosial. Data tersebut bisa menghasilkan
kepanikan di golongan warga serta menimbulkan ketidakpastian. Penyebaran
hoax semacam ini bisa mempunyai akibat sungguh- sungguh terhadap
keamanan serta stabilitas.
3. Kejahatan Online
Kejahatan online mengaitkan pelanggaran hukum yang dicoba lewat internet
ataupun media sosial. Ini mencakup pencurian bukti diri, penipuan, peretasan,
serta kegiatan kriminal yang lain. 5
Contoh study Permasalahan: Seseorang peretas meretas akun media sosial
seorang serta mencuri data individu. Data tersebut bisa digunakan buat
penipuan bukti diri ataupun aktivitas ilegal yang lain. Kejahatan online pula
bisa mengaitkan perdagangan narkoba, perdagangan manusia, ataupun
aktivitas kriminal sungguh- sungguh yang lain yang terfasilitasi oleh media
sosial.

3
Fitriani, N. (2019). "Cyberbullying: Pengaruh dan Solusi." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1).
4
Kholisah, R. N. (2018). "Penyebaran Hoax: Pengaruh dan Solusi." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2).
5
Susanti, N. T. (2017). "Kejahatan Online: Pengaruh dan Solusi." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1).
2. Analisa Kritis
A. Cara mencegah dan mengatasi penyalahgunaan media sosial
- Pendidikan serta Pemahaman:
Pembelajaran Digital: Pembelajaran digital bisa diberikan kepada warga, paling
utama kepada generasi muda, buat tingkatkan uraian tentang etika pemakaian
media sosial, resiko cyberbullying, penyebaran hoax, serta kejahatan online.
Kampanye penyuluhan serta seminar di sekolah bisa menolong tingkatkan
pemahaman ini.
Promosi Etika Online: Memperkenalkan serta mempromosikan etika dalam
berhubungan online, semacam menghormati pribadi, tidak menyebarkan kabar
palsu, serta menjauhi aksi cyberbullying. Membangun budaya online yang positif
serta ramah.
- Pengaturan Waktu serta Pemakaian yang Bijak
Batas Waktu Pemakaian: Menetapkan batas waktu setiap hari ataupun mingguan
buat pemakaian media sosial, paling utama untuk kanak- kanak serta anak muda.
Ini menolong kurangi resiko ketergantungan serta akibat negatif terhadap
kesehatan mental.
Filter Konten: Memakai fitur filter serta kontrol orang tua pada platform media
sosial buat mengendalikan tipe konten yang bisa diakses, paling utama oleh
kanak- kanak. Ini bisa menolong melindungi mereka dari konten beresiko.
- Melaporkan Penyalahgunaan
Pelaporan Platform: Membagikan data yang jelas tentang metode memberi tahu
penyalahgunaan kepada pengguna. Platform media sosial wajib mempunyai
sistem pelaporan yang efisien buat aksi cyberbullying, penyebaran hoax, serta
kejahatan online. Memberi tahu ke pihak berwenang kala dibutuhkan.
Pendampingan Orang Tua: Orang tua serta wali mempunyai kedudukan berarti
dalam memantau serta mendampingi kanak- kanak mereka sepanjang pemakaian
media sosial. Membuka komunikasi terbuka dengan kanak- kanak tentang
pengalaman online mereka serta membagikan tutorial bila mereka hadapi
permasalahan.
B. Pandangan Fiqh Kontemporer dalam penggunaan media sosial
Penggunaan media sosial, cyberbullying, penyebaran hoaks, dan kejahatan online,
seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, diatur oleh prinsip-prinsip Islam yang
mendasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits. Berikut adalah beberapa prinsip umum
yang dapat dihubungkan dengan isu-isu tersebut:
- Penggunaan Media Sosial
Penggunaan media sosial harus sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti
keadilan, kejujuran, dan etika. Konten yang menyesatkan atau melanggar
nilai-nilai Islam sebaiknya dihindari.
- Cyberbullying
Cyberbullying dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong
kasih sayang, hormat-menghormati, dan tidak menyakiti sesama Muslim.
Menzalimi atau merendahkan orang lain, termasuk melalui media sosial,
bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
- Penyebaran Hoaks
Penyebaran hoaks atau kebohongan tidak sesuai dengan prinsip kebenaran dan
kejujuran dalam Islam. Islam mendorong umatnya untuk menyebarkan
informasi yang benar dan bermanfaat, serta untuk memeriksa keabsahan
informasi sebelum menyebarkannya.
- Kejahatan Online
Kejahatan online, seperti pencurian identitas atau penipuan, dapat
bertentangan dengan prinsip perlindungan terhadap harta benda dan hak-hak
individu dalam Islam. Islam menekankan pentingnya menjaga hak-hak orang
lain.
- Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
Setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya, termasuk di dunia
maya. Islam mengajarkan konsep akuntabilitas di dunia akhirat, di mana setiap
amal perbuatan akan dihisab.
C. Prinsip yang dapat menjadi pedoman terkait hukum penyalahgunaan media
sosial
Dalam konteks undang-undang penyalahgunaan media sosial, prinsip-prinsip
berikut dapat menjadi pedoman yang relevan adalah sebagai berikut :
- Keadilan dan Kebenaran
Harus didasarkan pada prinsip keadilan dan kebenaran. Perbuatan yang
menimbulkan kerugian bagi orang lain harus dievaluasi secara adil sesuai
dengan hukum yang berlaku.
- Privasi dan Perlindungan Data
Hukum harus menjamin privasi individu dan perlindungan data pribadi.
Penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi di media sosial harus dikutuk
dan dihukum sesuai peraturan yang berlaku.
- Larangan Fitnah dan Pencemaran Nama Baik
Undang-undang harus melarang penyebaran fitnah, fitnah, atau informasi
palsu yang dapat merusak reputasi seseorang. Kebebasan berekspresi tidak
boleh dijadikan alasan untuk menimbulkan kerugian yang tidak beralasan
terhadap orang lain.
- Tanggung Jawab Pengguna
Undang-undang pelanggaran media sosial harus menekankan tanggung
jawab pengguna. Individu yang dengan sengaja menyebarkan informasi
palsu atau berbahaya harus bertanggung jawab atas tindakannya.
- Keamanan dan Anti-Cyberbullying
Undang-undang harus mencakup ketentuan untuk melindungi individu dari
perundungan siber dan kejahatan online. Perilaku seperti pelecehan,
intimidasi, dan perundungan melalui media sosial harus dihukum sesuai
dengan hukum yang berlaku.
- Transparansi dan Akuntabilitas Platform
Hukum penyalahgunaan media sosial sebaiknya mencakup persyaratan
transparansi dan akuntabilitas bagi platform media sosial. Platform harus
memastikan keamanan, melaporkan pelanggaran, dan mengambil langkah-
langkah untuk mencegah penyalahgunaan.
- Keseimbangan Kebebasan Berbicara
Hukum seharusnya mengupayakan keseimbangan antara kebebasan berbicara
dan perlindungan terhadap individu dari penyalahgunaan media sosial. Hak
untuk menyampaikan pendapat seharusnya tidak melibatkan tindakan
merugikan atau mencemarkan.
- Pendidikan dan Kesadaran Hukum
Hukum tentang penyalahgunaan media sosial sebaiknya mencakup upaya
untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran hukum di antara pengguna
media sosial. Pemahaman tentang konsekuensi hukum dapat membantu
mencegah tindakan yang melanggar hukum.
D. Urgensi Penyalahgunaan Media Sosial pada Pendidikan Anak Usia Dini
Urgensi penyalahgunaan media sosial pada pendidikan anak usia dini melibatkan
beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
- Gangguan Perkembangan Kognitif
Kualitas Waktu Tunda: Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat
mengganggu waktu tunda (delayed gratification) yang penting untuk
perkembangan kognitif anak. Anak-anak mungkin kesulitan berkonsentrasi
dan fokus pada tugas-tugas yang memerlukan kesabaran.
- Ketergantungan dan Gangguan Perilaku
Ketergantungan: Anak-anak dapat mengembangkan ketergantungan pada
media sosial, yang dapat berdampak negatif pada keseimbangan kehidupan
mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan aktivitas, seperti
kurangnya waktu untuk bermain fisik atau belajar di dunia nyata.
Gangguan Perilaku: Paparan terus-menerus pada konten yang tidak sesuai usia
dapat memengaruhi perilaku anak-anak, menyebabkan peningkatan tingkat
kekerasan atau perilaku agresif.
- Konten Tidak Sesuai Usia
Paparan Konten Tidak Pantas: Anak-anak usia dini dapat secara tidak sengaja
atau tidak disengaja terpapar pada konten yang tidak sesuai untuk usia mereka.
Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan moral dan nilai-nilai yang
sedang terbentuk.
- Gangguan Kesehatan Mental
Stres dan Kecemasan: Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan media
sosial pada anak-anak dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
Paparan terhadap citra tubuh yang tidak realistis atau bullying online dapat
menjadi faktor penyebab.
- Gangguan Keterampilan Sosial
Kurangnya Interaksi Sosial Langsung: Anak-anak yang terlalu banyak terlibat
dalam media sosial mungkin mengalami kurangnya interaksi sosial langsung.
Ini dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial mereka, seperti
kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara
langsung.
E. Implementasi pengawasan dan pengendalian penggunaan media sosial pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Implementasi pengawasan dan pengendalian penggunaan media sosial pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melibatkan beberapa strategi yang dapat
dilakukan oleh pendidik dan orang tua : 6
- Pendidikan Digital
Integrasi dalam Kurikulum: Pendidikan digital dapat diintegrasikan ke dalam
kurikulum PAUD untuk memberikan pemahaman awal kepada anak-anak
tentang cara menggunakan teknologi secara aman dan bermanfaat.
Pelatihan untuk Pendidik dan Orang Tua: Pendidik dan orang tua perlu
diberikan pelatihan terkait penggunaan media sosial agar dapat memberikan
bimbingan yang baik kepada anak-anak.
- Pengaturan Waktu
Batas Waktu Penggunaan: Menetapkan batas waktu harian atau mingguan
untuk penggunaan media sosial dapat membantu mencegah ketergantungan.
Pendidik dan orang tua perlu bekerja sama untuk mengawasi dan memastikan
bahwa anak-anak tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar.
Menggunakan Fitur Kontrol Orang Tua:
Pemanfaatan Kontrol Orang Tua: Platform media sosial dan perangkat pintar
umumnya menyediakan fitur kontrol orang tua. Orang tua dapat menggunakan
fitur ini untuk membatasi akses, mengatur filter konten, dan melacak aktivitas
online anak-anak.

6
Pendidikan, B. (2020). "Managing Social Media for Early Childhood Education: A Strategic Approach."
Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2).
- Pengawasan Aktif
Keterlibatan Pendidik dan Orang Tua: Penting bagi pendidik dan orang tua
untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas online anak-anak. Ini mencakup
memahami platform yang digunakan, bertanya tentang pengalaman online
mereka, dan memberikan bimbingan terkait perilaku online yang aman dan
etis.
- Membuat Lingkungan Aman
Pengaturan Privasi: Mengajarkan anak-anak tentang pengaturan privasi online
dan pentingnya menjaga informasi pribadi mereka.
Menyediakan Alternatif Kreatif: Memberikan alternatif kreatif di luar
penggunaan media sosial, seperti kegiatan seni, bermain di luar ruangan, atau
membaca buku, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada layar
ponsel.
3. Referensi
Setiawan, A. (2020). Media Sosial: Panduan Lengkap Penggunaan dan
Manfaatnya. Pustaka Abadi.
Santoso, B. (2019). Peran Media Sosial dalam Pendidikan. Pendidikan
Informatika dan Sains. Vol. 5, No. 2.
Rahayu, N., & Yulianti, D. (2021). Dampak Kecanduan Media Sosial terhadap
Kesehatan Mental: Sebuah Literatur Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Mental, 14(2), 95-107.
Prasetyo, D. (2022). Mencegah Cyberbullying di Sekolah. Departemen
Pendidikan Indonesia.
Utami, E. (2021). Analisis Dampak Hoaks Terhadap Masyarakat. Lembaga
Penelitian Komunikasi dan Informatika.
Perdana, F. (2018). Kejahatan Online: Ancaman dan Perlindungan. Bhuana
Ilmu Populer.
Kusuma, G. (2020). Pendidikan Anak Usia Dini dan Pengaruh Media Sosial.
Pendidikan Anak, Vol. 8, No. 1.
Wahyu, W., & Wibowo, D. (2019). Implementasi Pengawasan Media Sosial di
PAUD: Sebuah Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Jurnal
Pedagogi, 37(2), 59-68.
Pratama, I. (2021). Analisis Fiqh Kontemporer terhadap Media Sosial. Pusat
Studi Islam Moderat.
Kusnadi, J. (2019). Hukum Digital: Tantangan dan Peluang. Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai