Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU :

Roudlotun Nimah, M. Si

Disusun Oleh :

Fanda Amelia NIM. 230301029

Ganis Puji Rahayu NIM. 230301054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini akan membahas tentang Catatan Kaki (Footnote).
Dengan penyusunan makalah ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu memberikan pengarahan dan motivasi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Roudlotun Nimah, M. Si yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah.
2. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis
atas kelancaran penyusunan makalah ini.
3. Rekan-Rekan Mahasiswa yang telah memberikan bantuan kepada
penulis baik moral maupun materiil sehingga penulisan makalah ini
lebih lancar.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan
kelemahan di mana kami berharap dapat diterima dengan baik sebagai bahan
referensi bagi pembaca. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Catatan Kaki (Footnote) 2

B. Jenis-Jenis Catatan Kaki 2

C. Tujuan Catatan Kaki 5

D. Prinsip Dalam Penulisan Catatan Kaki 6

E. Teknik Pembuatan Catatan Kaki 6

BAB III PENUTUP 9

A. KESIMPULAN 9

B. SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Catatan Kaki atau Footnote merupakan rujukan teks yang berisi
keterangan-keterangan yang ditulis pada bagian bawah sebuah halaman.
Kegunaan dari Catatan Kaki yaitu menjelaskan referensi dari penulis untuk
menjelaskan atau sumber dari isi bacaan tersebut. Keterangan yang ditulis
dalam catatan kaki dapat berisi menunjukkan sumber kutipan dalam sebuah
teks, daftar istilah, komentar, atau keterangan lainnya.
Penjelasan lebih rinci mengenai Catatan Kaki atau Footnote akan
dijelaskan pada pembahasan berikutnya. Semoga bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
B. Rumusan Masalah:
1. Dapat mengerti dan memahami arti, tujuan, dan jenis catatan kaki.
2. Dapat membuat catatan kaki dalam karangan.
3. Dapat mengetahui prinsrip-prinsip Catatan Kaki.
C. Tujuan
1. Membahas Pengertian Catatan Kaki
2. Membahas Tujuan Catatan Kaki
3. Membahas Jenis-Jenis Catatan Kaki
4. Membahas Prinsip Penulisan Catatan Kaki
5. Teknik Pembuatan Catatan Kaki
6.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks/naskah/tulisan yang
ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan. (Keraf, 2004: 218)
Catatan kaki atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah footnote ialah
istilah yang merujuk pada teks yang berisi keterangan - keterangan yang ditulis
tepat di bagian kaki sebuah laman tersebut. Keterangan – keterangan yang ditulis
dalam catatan kaki dapat berisi menunjukkan sumber kutipan dalam sebuah teks,
daftar istilah, komentar, atau keterangan lainnya. Catatan kaki biasanya dicetak
dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambahkan rujukan
uraian di dalam naskah pokok.
Dalam penulisan sebuah tulisan, teknik pengutipan baik langsung ataupun
tidak langsung, pengutip memberikan informasi sumber kutipan yang digunakan
dalam teks tulisannya. Sebagaimana layaknya sebuah kutipan, pengutip harus
mencantumkan sumber kutipan yang diambil dari sebuah karya dalam halaman
khusus (biasanya dalam daftar pustaka). Namun, salah satu teknik lain dalam
kutipan ialah menggunakan catatan kaki. Setiap teks yang akan dijelaskan dalam
catatan kaki akan ditandai dengan nomor.
Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan yang ada di catatan
kaki. Dengan adanya nomor dalam catatan kaki ini, maka teks-teks yang diberi
catatan tidak akan tertukar dengan catatan untu teks lainnya.
B. Jenis-Jenis Catatan Kaki
Catatan Kaki Lengkap ditulis lengkap dengan mencantumkan nama
pengarang, judul buku, nama, atau nomor seri (jika ada), jumlah jilid (jika ada),
nomor cetakan, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor halaman.
Catatan Kaki Singkat ditulis singkat dan terdiri dari 3 macam yaitu:
1. Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan
kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu
nomor halaman. Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber

2
yang sama yang telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain.
Jika yang dikutip halamannya masih sama seperti kutipan sebelumnya,
cukup kata ibid. Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka kata ibid.
diikuti halaman … Kata ibid. biasanya dituliskan dengan huruf miring atau
digarisbawahi
2. Op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya :
nama pengarang, op.cit nomor halaman. Digunakan jika menunjuk sumber
yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber
lain.Halaman yang dikutip BERBEDA. Penulisannya: nama pengarang,
op.cit., nomor halaman.jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan
yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya
3. Loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip),
seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit
(tanpa nomor halaman). Digunakan jika menunjuk sumber yang telah
disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain, Halaman yang
dikutip SAMA, Penulisannya: nama pengarang, loc.cit., ,nomor
halaman,jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai,
setelah nama harus diikuti judul bukunya
Berikut adalah contoh dari Penggunaan Catatan Kaki Singkat :
1
1. Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2
2. Ibid.
3
3. Ibid., hal. 55.
4
4. Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2
(Oktober, 1998), hal. 25-26.
5
5. Ibid., hal. 28.
6
6. Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7
7. Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.

3
8
8. Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22
November, 2001, hal. 45.
9
9. Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16
Agustus 2006).
10. 10Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.
11. 11Ibid., hal. 99.
12. 12Ibid.
13. 13Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14. 14Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15. 15Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16. 16Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara Membaca Contoh Catatan Kaki diatas :
1. Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya
sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
2. Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya
saja beda halamannya.
3. Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja
beda halamannya.
4. Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah
diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta
menuliskan nama pengarang dan halaman.
5. Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena
telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
6. Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki
sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya
saja beda halamannya.
7. Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
8. Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda
halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4)
berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta
menuliskan halamannya.

4
9. Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya,
dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor
(8) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit.
10. Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda
halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7)
berbentuk buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta
menuliskan halamannya.
11. Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda
halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4)
berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta
menuliskan halamannya.
C. Tujuan Catatan Kaki
1. Sebagai pembuktian bahwa tempat dan sumber yang disebutkan pada
tulisan tersebut telah dibuktikan oleh orang lain.
2. Memberikan apresiasi sebagai bentuk penghargaan atau rasa terima kasih
pada orang yang telah dikutipnya.
3. Menyampaikan keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar
persoalan dalam teks, biasanya berupa: inti cerita, informasi tambahan,
pandangan lain, komentar, dan sebagainya.
4. Merujuk bagian lain dalam tulisan
5. Pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap orang
lain
6. Pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum
di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber.
7. Tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika
dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula.
8. Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian
mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan.
9. Tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari
orang lain.

5
D. Prinsip dalam menulis Catatan Kaki
1. Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan
naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan
oleh program Microsoft Word dengan cara mengklik insert, kemudian
reference, kemudian footnote.
2. Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor
satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan nomor
satu, begitu seterusnya.
3. Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4. Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam
naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu: Times New Roman
(size 10) atau Arial (size 9) atau Tahoma (size 9).
5. Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
6. Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
7. Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
8. Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama
memberikan keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut
ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan naskah) akan merusak alur
tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa panjang
keterangan tambahan, asalkan proporsional.
E. Teknik Pembuatan Catatan Kaki
1. Untuk Buku
Unsur yang diperlukan dicantumkan adalah:
a. Nama Pengarang,
b. Judul Buku yang ditulis dengan huruf italic,
c. Jilid,
d. Cetakan,
e. Tempat Penerbit,
f. Nama Penerbit,
g. Tahun diterbitkan, dan
h. Halaman (disingkat h. saja, baik untuk satu halaman maupun
beberapa halaman)

6
i. dari mana referensi itu berasal.
Catatan: Data penerbitan, mulai dari cetakan, tempat penerbit, nama
penerbit, dan tahun diterbitkan, diletakkan di dalam kurung. Contohnya:

1
Muhammad Ibn ‘Abdillah al‐Zarkasyiy, al‐Burhân fî ‘Ulum al‐
Qur’an, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ al‐Kutub al‐Arabiyah, 1958
M/1377 H), h. 34‐35.
2. Untuk Artikel Dalam Surat Kabar Dan Majalah
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
a. Nama Pengarang/Penulis Artikel (kalau ada),
b. Judul Artikel (di antara tanda kutip),
c. Nama Surat Kabar (huruf italic),
d. Nomor Edisi, Tanggal, dan Halaman.
Catatan: Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau
lainnya, maka yang dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di
antara tanda kutip), diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita
yang dituliskan di antara kurung siku [ ], diikuti nama surat kabar (huruf
italic), nomor terbitan, tanggal, dan halaman. Contohnya:

2
Sayidiman Suryohadiprojo, “Tantangan Mengatasi Berbagai
Kesenjangan”, Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
3
”PWI Berlakukan Aturan Baru” [Berita], Republika, No. 346/II, 28
Desember 1994, h. 16.
4
Bachrawi Sanusi, “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi,” Panji
Masyarakat, No. 808, 1‐10 Nopember 1994, h. 30.

3. Untuk Buku Yang Memuat Artikel‐Atikel Dari Berbagai Pengarang


Bila mengutip buku yang seperti ini, maka perlu diperhatikan artikel
yang dikutip, dan siapa pengarangnya. Unsur yang perlu disebutkan
adalah:
a. Nama Penulis Artikel,
b. Judul Artikelnya di antara tanda kutip,

7
c. Nama Editor Buku (kalau ada) atau Nama Pengarang Artikel
Pertama, diikuti istilah et al. atau dkk. (karena tentu banyak orang
yang menyumbangkan artikel),
d. Data Penerbitan, dan
e. Halaman.
Contohnya:
5
M. Dawam Rahadjo, “Pendekatan Ilmiah terhadap Fenomena
Keagamaan,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (eds.),
Metodologi Penelitian Agama (Cet. II; Yogyakarta: Tiara Wacana,
1990), h. 24.
6
Sahiron Syamsuddin, “Hamka’s Political Thougt as Expressed in His
Tafsir Al‐ Azhar,” dalam Sry Mulyati dkk., Islam & Development: A
Politico Religious Response (Montreal, Canada: Permika, 1997), h.
4. Untuk Artikel Atau Entri Dan Ensiklopedia
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
a. Nama Penulis Entri (jika ada),
b. Judul Entri di antara dua tanda kutip,
c. Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
d. Nama Ensiklopedia (huruf italic),
e. Jilid,
f. Data Penerbitan, dan
g. Halaman.
Contohnya:
7
Beatrice Edgel, “Conception”, dalam James Hastings (ed.),
Encyclopedia of Religion and Ethics, jilid 3 (New York: Charles
Schribner’s Son, 1979), h. 769.
5. Kutipan Dari Undang‐Undang Dan Penerbitan Resmi Pemerintah
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
a. Nama Instansi yang berwenang,
b. Judul Naskah (huruf italic).
Catatan: Jika data dikutip dari sumber sekunder, maka unsur sumber
tersebut dicantumkan dengan menambahkan unsur‐unsur nama buku

8
(huruf italic), dan data penerbitan. Jika sumber sekunder tersebut
mempunyai penyusun, maka nama penyusun ditempatkan sebelum nama
buku dan nama penerbit dimasukkan sebagai data penerbit.
Contoh:
8
Republik Indonesia, Undang‐undang Dasar 1945, Bab I, pasal 1.
9
Republik Indonesia, “Undang‐Undang RI Nomor 2 Tahun 1985
Tentang Perubahan atas Undang‐Undang No. 15 Tahun 1969,” dalam
Undang‐Undang Keormasan (Parpol & Golkar) 1985 (Jakarta:
Dharma Bhakti, t.th.), h. 4.
10
Republik Indonesia, “Undang‐Undang RI Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara,” dalam S.F.. Marbun,

6. Peradilan Tata Usaha Negara (Yogyakarta: Liberty, 1988), h. 198.


Penomoran
Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pernyataan terkait.
Penomoran dimulai pada setiap awal bab. Nomor diketik setengah spasi
di awal catatan kaki dengan jarak tujuh ketukan dari margin kiri.
Contohnya:

11
’Ali Rida, al‐Marja’ fi al‐Lugat al‐‘Arabiyyah (Beirut: Dar al‐Fikr,
t.th.), h. 254.
12
Ibid., h. 300.
7. Untuk Dua Karya Atau Lebih Dari Seorang Penulis
Sering terjadi dua karya atau lebih dari seorang penulis dipergunakan
dalam sebuah bab, dicantumkan sandi untuk masing‐masing karya
tersebut, tanpa perlu menggunakan singkatan op. cit. atau loc. cit. Sandi
diambil dari kata yang terdapat dalam judul karya.
Contohnya:

19
Muhammad Ali al‐Sabuniy, Rawa’i al‐Bayan fi Tafsir al‐Ahkam
min al‐ Qur’an, Jilid I (t.t.: Dar al‐Fikr, t.th.), h. 57.
20
Ronny Ngatijo Sumitro, loc. cit.
21
Muhammad Ali al‐Sabuniy, Rawa’i, h. 54.

8. Mengutip Dari Buku Yang Diterjemahkan


Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
a. Nama Pengarang Asli,

9
b. Judul (huruf italic, kalau diketahui), diikuti dengan kalimat:
diterjemahkan oleh, diikuti nama penerjemah,
c. Judul buku terjemahan (huruf italic),
d. Data penerbitan, dan
e. Halaman.
Note: Bila judul asli tidak disebutkan, maka judul terjemahan saja yang
dicantumkan.
Contohnya:
22
Wahbah al‐Zuhayliy, al‐Qur’an al‐Karim, Bunyatuh al‐
Tasyri’iyyah wa Khasa’isuh al‐Hadariyyah, diterjemahkan oleh
Mohammad Luqman Hakiem dan Mohammad Fuad Hariri dengan
judul al‐Qur’an: Paradigma Hukum dan Peradaban (Surabaya:
Risalah Gusti, 1996), h. 141.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Makalah ini adalah bahwa Catatan Kaki merupakan komentar
atau penjelasan dari kalimat isi yang sifatnya belum diperjelas, ataupun tidak ada
arti dari kata tersebut sehingga pembaca mudah untuk mengetahui apa maksud
dari kalimat atau kata tersebut. Catatan Kaki juga merupakan referensi dari kata-
kata tersebut.
B. Saran
Untuk memahami penulisan Catatan Kaki, diperlukan pemahaman yang lebih
lanjut. Maka dari itu pembaca disarankan untuk memahami dengan seksama agar
tidak salah dalam menuliskan Catatan Kaki. Jangan ragu untuk mencari informasi
lebih lanjut tentang Catatan Kaki melalui buku ataupun dengan orang-orang di
sekitar Anda.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tri, Endah.2008. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA Kelas X. Bumi Aksara:
Jakarta.
Tim Kreasi Ilmu. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia . Epsilon Group:
Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai