Anda di halaman 1dari 16

Cara Membuat Footnote Di Word / Jurnal /

Catatan Kaki / Yang Benar


Apa Itu Footnote ?
Mempelajari apa itu footnote atau catatan kaki jika merujuk pada KBBI. Ialah keterangan
yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf
yang lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam
naskah pokok).

Jika dijelasakan apa itu footnote adalah keterangan yang menjelaskan terkait dengan sumber
kutipan diambil. Dengan memberikan sumber kutipan tersebut dapat menjelaskan kepada
pembaca terkait informasi atau pedoman bagi pembaca terkait informasi lanjutan dari kutipan
yang diambil.

Fungsi Footnote
Tidak hanya sebagai perhiasan sematan dalam penulisan karya tulis ilmiah mauapun jurnal.
Tetapi, footnote atau catatan kaki mempunyai fungsi tersendiri yang sangat diperlukan dalam
penulisan kutipan, Diantara fungsi footnote ialah :

1. Sebagai Bukti

Dengan adanya catatan kaki atau footnote pada kutipan dari pernyataan maupun data yang
dilampirkan. Akan memberikan penjelasan kepada pembaca terkait karya tulis atau jurnal
yang dibuat menunjukkan tempat dimana kutipan pernyataan mauapuan data tersebut
diambil.

2. Informasi Lanjutan

Dengan memberikan catatan kaki atau footnote pada penyataan ataupun pembahasan tertentu
akan memberikan informasi lanjutan kepada pembaca. Dengan demikian pembaca dapat
mencari informasi yang lebih luas dari yang dibahas maupun yang lebih terperinci terkait
dengan studi kasus tertentu.

3. Memperluas Konteks Pembahasan

Dengan melampirkan footnote pada pembahasan yang dikutip akan memperluas pembahsana
yang dapat dipelajari oleh pembaca ketika menghadapi studi kasus yan sesuai dengan kutipan
yang dilampirakn didalam karya tulis kita.

4. Keterangan dan Petunjuk

Fungsi selanjutanya adalah sebagai petunjuk dan keterangan untuk memberikan lampiran
terkait denga pernyataan, data mauapaun fakta-fakta tertentu. Sehingga, pembaca dapat
mempelajari terkait dengan persoalan, halaman, sub-bab dari karya ilmiah atau jurnal yang
terkait.

Unsur – Unsur Footnote


Dalam cara membuat footnote atau catatan kaki terdapat beberapa unsur yang perlu
diperhatikan. Sehingga, saat membuat footnote kamu tidak akan bingung terkait unsur apa
yang harus dipenuhi. Diantaranya :

1. Nama Penulis atau Pengarang

Menulisakan secara lengkap nama pengarang dari kutipan yang diambil tanpa perlu
menuliskan gelar dari penulis tersebut.

2. Judul Tulisan

Menuliskan judul dari sumber tempat kutipan diambil dengan jelas dan lengkap serta
memperhatikan kaidah EYD didalam menulisakn footnote.

3. Tahun Terbit

Salah satu hal yang perlu diberikan adalah tahun penerbitan dari kutipan yang ditulis. Atau
tahun publikasi jika kutipan tersebut berbentuk jurnal atau tlisan lainnya.

4. Nomor Halaman Kutipan

Melampirkan halaman tempat kutipan tersebut diambil. Pada penulisannya halaman tempat
kutipan tersebut diambil disingkat menjadi “hal.” kemudian nomor halaman tempat kutipan.

Cara Menulis Footnote


Sedikit berbeda dengan cara membuat daftar isi, dalam penulisan footnote atau catatan kaki
ada beberapa syarat yang harus diperhatikan didalam melakukan penulisan dari kutipan yang
diambil. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki antara lain
:

1.Setiap penulisan footnote ditulis atau diketik dengan ukuran yang lebih kecil. Biasanya
kalau diketik menggunakan font 10 dari standar penulisan font berukuran 12.

2. Pada awal penulisan footnote terdapat angka atau penumoran yang berukuran lebih kecil
dan sedikit lebih diatas dari penulisan catatan kaki. Biasanya menggunakan perintas
“superscript” pada word atau wps.

3. Setiap awal penulisan footnote selalu diawali dengan tulisan yang menjorok kedalam atau
sama dengan saat memulai baris baru. Jika penulisan satu footnote lebih dari satu baris.
Maka, baris selanjutnya dari footnote tersebut dimulai dari tepi sisi kiri sama seperti saat
menulis daftar pustaka.
4. Saat menulisakan nama pengarang dari kutipan yang diambil, harus menuliskan nama Asli
dari pengarang dan tidak perlu mebalik nama belakang dan nama depan. Serta tidak perlu
mencantumkan gelar dari pengarang tersebut.

5. Setiap penulisan nama pengarang harus lengkap dan jelas. Apabila nama dari suatu
karangan yang dikutip terdiri dari 2 sapai 3 orang. Maka, harus menuiskan seluruh nama
pengarang tanpa mencantumkan gelarnya.

6. Namun, jika pengarang lebih dari 3 orang dalam suatu karangan. Maka, kamu hanya perlu
menulis satu nama pengarang dari kutipan yang kamu ambil. Kemudian, nama pengarang
selanjutnya cukupo disingkat dengan memberikan singkatan seperti .et al atau dkk.

7. Penulisan judul karangan harus jelas dan lengkap serta dengan menggunakan cetak miring.

8. Dalam menuliskan footnote umumnya terdapat beberapa singkatan khusus yang perlud
diperhatikan. Sgar saat membaca suatu footnote dari suatu karangan kamu tiodak akan
bingung dalam mengartikan singkatan tersebut. Diantara singkatan dari footnoter tersebut
antara lain .ibid; op. cit; dan loc. cit

Singkatan Dalam Penulisan Footnote

Dalam membuat catatan kaki, terdapat beberapa singkatan khusus yang hanya disematkan
saat membuat footnote dari suatu karangan tertentu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembaca dalam membaca footnote dari kutipan yang dibuat pada sisi bawah dari karya ilmiah
yang kita buat. Diantara singkatan dalam penulisan footnote ialah :

A. Ibid (Ibidem)

Ibid atau biasa disebut dengan ibidem. Merupakan singkatan yang menunjukkan bahwasanya
kutipan masih berada dalam halaman yang sama dengan sebelumnya. Penggunaan ibid pada
footnote atau catatan kaki digunakan saat memberikan sumber kutipan dengan kutipan
sebelumnya masih berada dalam satu sumber dan halaman tanpa dipisah oleh halaman atau
sumber lainnya.

Contoh :

1 Asa Berger, Media Analysis Techniques,terj.SetioBudi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas


Surya Nusantara, 2010), hal. 50.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 70.

B. Op. Cit (Opera Citato)

Op.cit atau .cit merupakan singkatan dari Opera Citato. Op.cit merupakan arti dari al yang
telah disebut. Dimana, suatu keterangan dalam footnote yang digunakan untuk menunjukkan
bahwasanya sumber kutipan sama dengan sumber yang telah disebut sebelumnya dengan
lengkap dan masih berada dalam satu halaman. Tetapi, telah disela oleh satu sumber kutipan
baru yang berbeda sumber atau berbeda halaman.

Contoh :
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung:
Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.

C. Loc. Cit (Loco Citato)

Loc. cit atau bisa disebut dengan loco citato merupakan singkatan kutipan yang berada pada
tempat yang sama dengan sumber kutipan yang telah disebut sebelumnya. Singkatan ini
digunakan untuk menunjukkan kepada sumber dan halaman yang sama dan telah ditulis pada
footnote terakhir. Tetapi, telah diselingi dengan sumber dan halaman yang lain.

Contoh :

1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia


Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Cit

Cara Membuat Footnote Beserta Contohnya


Setelah membaca terkait definisi, fungsi, kektentuan terkait dengan footnote. Maka,
selnajutnya kita perlu menegtahui cara membuat footnote yang benar. Hal ini dikarenakan
cara membuat footnote hampir sama dengan cara membuat daftar pustaka dimana, setiap
kutipan yang diambil dari berbagai sumber memiliki cara penulisannya tersendiri.

Setiap penulisan footnote dari sumber yang berbeda seperti buku, karyatulis, artikel, makalah,
internet dan sumber lainnya. erdapat perbedaan yang harus diperhatikan dalam menulis
catatan kaki. Karena, dengan memperhatikan permasalah tersebut kita akan mengetahui
bagaimana cara penulisan catatan kaki yang benar sesuai dengan kaidah penulisan yang
sesuai.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas beberapa cara membuat footnote dari berbagai
sumber dan memaparkan beberapa contoh yang relevan. Beberapa contoh cara membuat
footnote antara lain :

1. Cara Membuat Footnote Dari Buku

Buku merupakan salah satu sumber rujukan yang paling banyak dipakai dalam mengambil
kutipan terkait dengan studi kasus mauapun penelitian yang sedang dilakukan. Cara membuat
footnote dari buku ialah dengan mengikuti skema penulisan dibawah ini :

A. Satu Pengarang

Saat kutipan dari buku terdiri dari satu pengarang. Maka, struktur penulisan catatakn kaki
sebagai berikut :
Nomor kutipan Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun,
Penerbitan), hal. Nomor halaman.

Contoh footnote dengan satu pengarang :

1Sartono Suryadiningrat, Pendekatan Ilmu-ilmu Agama Dalam Muamalah Masyarakat


(Jakarta: Asy-Syariah, 2003), hal. 14.

2Ibrahim Ruhaili, Sejarah Perkembangan Islam Di Eropa (Jakarta: PT. Gramedia, 2010), hal.
35.

3Agung Dahar, Teori-Teori Relativitas (Jakarta: Depdikbud, 2001), hal. 18.

4Nurhadi Surya Pratama, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sunar Surya, 1995), hal. 22.

5Ibid., hal. 30.

B. Dua Tiga Pengarang

Ketika menulis footnote yang terdiri dari dua atau tiga pengarang dalam satu sumber tulisan.
Maka, format penulisan yang benar adalah:

Nomor kutipan Nama Pengarang 1 dan Nama Pengarang 2, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama
Penerbit, Tahun, Penerbitan), hal. Nomor halaman.

Contoh footnote dengan dua tiga pengarang:

1Joko Budiman dan Armand Setiadi, Struktur Atom (Jakarta: Bina Sanjaya, 1996), hal. 50-
68.

2Patrick Wesell dan Arnold Jonathan, Anatomy of Atom (New Zealand: Light Pen, 1989),
hal. 36-40.

3Ahmad Nurhadi dan Ismail dan Iskandar Muda, Pengaruh Molekul Dalam Perkembangan
Benda (Bandung: CV. Sinar Bakti), hal. 25.

C. Lebih Dari Tiga Pengarang

Saat suatu sumber kutipan terdiri dari lebih dari tiga pengarang. Maka, dalam format penulis
hanya perlu menulis satu nama pengarang saja kemudian ditulis dkk. Dengan format
penulisan sebagai berikut:

Nomor kutipan Nama Pengarang dkk, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun,
Penerbitan), hal. Nomor halaman.

Contoh footnote dengan lebih dari tiga pengarang :

1Sri Utami dkk, Bahasa Inggris Level 5 (Yogyakarta: PT. Gramedia, 2003), hal. 5.

D. Buku Terjemahan
Format penulisan catatan kaki untuk buku terjemahan ialah :

Nomor kutipan Nama Pengarang, Judul Buku, Terj. Nama Penerjemah (Kota Penerbit: Nama
Penerbit, Tahun, Penerbitan), hal. Nomor halaman.

Contoh terjemahan:

1Muhammad Rab’i, Sejarah Penaklukan Konstantinopel, Terj. Muhammad Afifuddin dan


Mukhtar Rifa’i (Jakarta: Asy-Syariah, 1998), hal. 23.

2. Cara Membuat Footnote Dari Jurnal atau Makalah

Dalam pembuatan footnote terkadang kita mengambil sumber dari jurnal ataupun makalah
yang menjadi rujukan dan kutipan yang dimuat dalam karya tulis yang kita buat. Dalam
membuat footnote pada kutipan dari jurnal maupun majalan mengikuti format penulisan
sebagai berikut :

Nomor Kutipan Nama penulis, “Judul artikel”(dicetak miring), Nama jurnal Atau Majalah
berserta volume dan nomornya, Tahun Penerbitan, Nomor halaman.

Contoh footnote Jurnal atau Majalah:

1Mc. Preganent, “Representative of Natural Habits with Prulal Educaton”. Educational


Evaluation and Alanytics. Vol. 4 No. 3, Summer 2003, hal. 120.

2Yahya Saputra, “Kekerasan terhadap Wanita Dalam Hukum Islam” Asy-Syariah, Edisi 6,
April 2016, hal. 15.

3. Cara Membuat Footnote Dari Makalah

pixabay.com

Format penulisan footnote pada sumber yang berasal dari makalah ialah:

Nomor kutipan Nama Penulis, “Judul Sumber dicetak miring” (Penerbit, Kota Penerbit,
Tahun), Halaman.

Contoh footnote dari makalah:

1Muhammad Adnan, “Peran Serta Orang Tua, Guru dan Lingkungan Dalam Mendidik Moral
Anak Studi Kasus Babakan, Yogyakarta” (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan
MIPA se-Indonesia, Mataram, 2003), Hal. 15.

4. Cara Membuat Footnote Dari Skripsi / Tesis / Disertasi

Mengambil sumber yang berasal dari skripsi, tesis maupn disertasi terdapat format penulisan
tersenidir yang ketika pembaca membaca footnote tersebut. Mereka akan mudah mengetahui
bahwasanya sumber yang diambil berasal dari karya tulis ilmiah. Format penuisannya ialah:
Nomor kutipan Nama Penulis, Jenis karya tulis : “judul karya tulis dicetak miring” (Kota
Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), Halaman sumber kutipan.

Contoh catatan kaki dari karya tulis :

1Muryid Rahman, Skripsi: “Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah Kebawah Setelah


Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi” (Yogyakarta: UGM, 2005), Hal. 85.

2Adnan Syarief, Skripsi: “Sistem Pendaftaran Praktikum Berbasi Laravel” (Yogyakarta:


UMY, 2017), Hal 30.

5. Cara Membuat Footnote dari Koran

Format Penulisan :

Nomor kutipan Nama Penulis, “Judul Tulisan dicetak miring” (Sumber kutipan, Tanggal
Terbit, Tahun), Halaman

Contoh :

1Bambang, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak” (Kompas, 30 April, 2016), Hal. 14.

2Ibrahim, “Mengajak Anak Ke Masjid” (Antara, 14 Mei, 2016) Hal. 3.

6. Cara Membuat Footnote Dari Internet

pixabay.com

Sedikit berbeda dari cara penulisan dengan sumber lain. Format penulisan catatan kaki ketika
bersumber dari internet ialah:

Nomor kutipan Author, “Judul Artikel dicetak miring” (URL web, Tanggal Akses, Tahun)

Contohnya antara lain:

1Surya Pratama, “Contoh CV” (https://enjiner.com/contoh-cv/, Diakses pada 12 Desember


2017, 2017)

Cara Membuat Footnote di Word


Setelah mempelajari format penulisan footnote atau catatan kaki, maka sekiranya kita perlu
mengetahui bagaimana cara membuat footnote di word. Dikarenakan kebanyakan diantara
kita masih mengalami kesulitan saat akan membuat footnote baik secara manual maupun
secara otomatis.
Membuat footnote secara otomatis di Ms. Word memang tidaklah sulit tapi harus
memeperhatikan format penulisan yang sesuai dengan jenis sumber yang akan dimasukkan
berdasarkan jenis kutipan. Cara membuat footnote ini dapat digunakan di berbagai aplikasi
Ms. Word mulai dari 2003, 2007, 2010, dan 2013. Serta dapat juga digunakan pada aplikasi
word lainnya seperti WPS ataupun Libre Office, Walau pengaturannya sedikit berbeda.

Langkah-langkah membuat footnote secara otomatis di MS word Ialah sebagai berikut:

Langka Pertama : Menandai Kutipan

sipitek.com

Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah menandai kutipan apa yang akan dibuatkan
footnote pada akhir dari bawah lembar kerja pada word yang dibuat. Cara ini dilakukan
dengan mengarahkan pointer cursor pada akhir dari kalimat kutipan yang akan dibuatkan
footnote.

Langka Kedua : Masuk Kemenu Footnote

sipitek.com

Kemudian, carilah menu footnote yang berada di bar “References” yang tempatnya berada
diantara Layout dan Mailings. Saat kamu telah menemukan menu footnote pada bar
References. Maka, kita kakan masuk kepengaturan footnote dengan cara klik tanda panah
yang berada pada pojok kanan bawah dari kotak menu footnote.
Langkah Ketiga : Pengaturan Footnote

sipitek.com

Setelah menglik tanda panah tersebut. Maka, akan keluar menu Footnote dan
Endnote. Kemudian buatlah pengaturan footnote sesuai dengan gambar yang telah disajikan
diatas. Atau kamu dapat pula membuat pengaturan footnote kamu sendiri selama tidak
melanggar kaidan pembuatan footnote yang telah kita bahas.

Setelah mengatur location, number of format, costum mark, numbering, dan lainnya perlu
diperhatikan pada bagian “apply changes“. Disini terdapat dua pilihan dengan pilihan default
adalah “Whole Document” dan “At This Point“. Ketika kita memilih Whole Document maka,
format penulisan footnote tersebut akan belaku kesemua lembaran kerja dari awal hingga
akhir.

Sedangkan, ketika memilih “At This Point” maka, pengaturan tersebut berlaku hanya pada
lembar kerja yang pointer cursos kita berada.

Yang perlu diperlu diperhatikan adalah setiap bab pada kerya tulis yang sedang dibuat ini
untuk penomoran footnoe setiaip awal bab selalu di ulang kembali dari nomor 1. Namun,
tidak menutup kemungkinan dapat berlanjut dari awal hingga akhir tergantung dari jenis
format footnote yang diberlakukan ditempat kamu.

Setelah selesai diatur maka, pilih tombol apply. Maka, pada akhir dari lembar kerja yang
telah diatur sebelumnya akan muncul footnote yang siap untuk diketikkan sumber dari kutian
yang telah ada.

Langka Keempat : Mengisi Sumber Footnote


sipitek.com

Selanjutnya adalah mengisi sumber footnote yang telah jadi pada bagian bawah dari lembar
kerja sesuai dengan jenis kutipan yang telah siap sumbernya. Dan jika ingin memasukkan
sumber kutipan lainnya cukup dengan mengikuti langkah sebelumnya.

*****

Masih Bingung ? Nonton video berikut ini…

Video Player
00:00
01:23

Bagaimana ? sudah paham cara membuat footnote di ms word. Klaua belum silahkan baca
lagi penjelasan kami terkait footnote diatas. Semoga kamu bisa segera membuat footnote dan
menyelesainkan karya tulis kamu ya.

Kesimpulan
Demikianlah pembahasan kita hari ini terkait dengan cara membuat footnote dan sekelumit
pembahasan yang berhubungan dengan footnote atau catatan kaki. Silahkan dicatat dengan
baik materinya dan dipelajari dengan seksama.
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG
Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan
Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor, Sumedang

KARYA ILMIAH
• KARYA ILMIAH MERUPAKAN KARYA TULIS DISUSUN BERDASARKAN
KARANGAN, PERNYATAAN, ATAU GAGASAN ORANG LAIN YANG MENYAJIKAN
DATA DAN FAKTA HASIL PENELITIAN ATAU PENGKAJIAN. DITULIS MENURUT
METODE DAN SISTEMATIKA YANG BAIK DAN DAPAT DIPERTANGGUNG-
JAWABKAN
• ARTIKEL ILMIAH MERUPAKAN KARYA TULIS YANG DIRANCANG UNTUK
DIMUAT DALAM JURNAL ILMIAH ATAU BUKU KUMPULAN ARTIKEL ILMIAH
YANG DITULIS MENGIKUTI PEDOMAN ILMIAH
CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
• LOGIS, YAITU SESUATU IDE YANG DISAMPAIKAN SESUAI DENGAN LOGIKA,
BENAR MENURUT PENALARAN, DAN MASUK AKAL;
• SISTEMATIS, YAITU TERATUR MENURUT SISTEM, SEHINGGA MEMBENTUK
SUATU SISTEM YANG BERARTI SECARA UTUH, MENYELURUH, TERPADU;
• OBJEKTIF, YAITU SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SEBENARNYA TANPA
DIPENGARUHI PENDAPAT ATAU PANDANGAN PRIBADI;
• ETIS, YAITU SESUAI DENGAN ASAS PERILAKU/ETIKA YANG DISEPAKATI
SECARA UMUM.
JENIS-JENIS KARYA ILMIAH
1. LAPORAN; BENTUK KARANGAN YANG BERISI REKAMAN KEGIATAN
TENTANG SUATU YANG SEDANG DIKERJAKAN, DITELITI, ATAU DIAMATI, DAN
MENGANDUNG SARAN-SARAN.
2. PAPER/MAKALAH; DITULIS OLEH PESERTA DIDIK SEHUBUNGAN DENGAN
TUGAS DALAM BIDANG STUDI TERTENTU. MAKALAH DAPAT BERUPA HASIL
PEMBAHASAN BUKU ATAU HASIL SUATU PENGAMATAN.
3. KERTAS KERJA; KARYA TULIS ILMIAH YANG BERSIFAT LEBIH MENDALAM
DARIPADA MAKALAH DENGAN MENYAJIKAN USULAN, ATAU PENDAPAT YANG
BERKAITAN DENGAN PEMBAHASAN SUATU POKOK PERSOALAN,
BERDASARKAN DATA DI LAPANGAN ATAU KEPUSTAKAAN YANG BERSIFAT
EMPIRIS DAN OBJEKTIF, UNTUK DIBACAKAN DALAM RAPAT KERJA, SEMINAR,
SIMPOSIUM, DAN SEBAGAINYA.
4. SKRIPSI; KARYA TULIS YANG DIAJUKAN UNTUK MENCAPAI GELAR
SARJANA. SKRIPSI DITULIS BERDASARKAN STUDI PUSTAKA ATAU
PENELITIAN BACAAN, PENYELIDIKAN, OBSERVASI, ATAU PENELITIAN
LAPANGAN SEBAGAI PRASYARAT AKADEMIS YANG HARUS DITEMPUH,
DIPERTAHANKAN DAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN OLEH PENYUSUN
DALAM SIDANG UJIAN.
5. TESIS; MEMPUNYAI TINGKAT PEMBAHASAN LEBIH DALAM DARIPADA
SKRIPSI. PERNYATAAN-PERNYATAAN DAN TEORI DALAM TESIS DIDUKUNG
OLEH ARGUMEN-ARGUMEN YANG LEBIH KUAT, DIBANDINGKAN DENGAN
SKRIPSI. TESIS DITULIS DENGAN BIMBINGAN SEORANG DOSEN SENIOR
YANG BERTANGUNGJAWAB DALAM BIDANG STUDI TERTENTU.
6. DISERTASI; KARYA TULIS YANG DIAJUKAN UNTUK MENCAPAI GELAR
DOKTOR (GELAR TERTINGGI YANG DIBERIKAN OLEH SUATU UNIVESITAS).
PENULISAN DESERTASI INI DI BAWAH BIMBINGAN PROMOTOR ATAU DOSEN
YANG BERPANGKAT PROFESOR, DAN ISINYA PEMBAHASAN MASALAH YANG
LEBIH KOMPLEKS DAN LEBIH MENDALAM DARIPADA TESIS.
7. RESENSI; KARYA TULIS YANG BERISI HASIL PENIMBANGAN, PENGULASAN,
ATAU PENILAIAN SEBUAH BUKU. RESENSI YANG DISEBUT JUGA TIMBANGAN
BUKU ATAU BOOK REVIEW SERING DISAMPAIKAN KEPADA SIDANG PEMBACA
MELALUI SURAT KABAR ATAU MAJALAH. TUJUAN RESENSI IALAH MEMBERI
PERTIMBANGAN DEN PENILAIAN SECARA OBJEKTIF, SEHINGGA
MASYARAKAT MENGETAHUI APAKAH BUKU YANG DIULAS TERSEBUT PATUT
DIBACA ATAUKAH TIDAK.
8. ARTIKEL ILMIAH; BISA DITULIS SECARA KHUSUS, BISA PULA DITULIS
BERDASARKAN HASIL PENELITIAN SEMISAL SKRIPSI, TESIS, DISERTASI,
ATAU PENELITIAN LAINNYA DALAM BENTUK LEBIH PRAKTIS. ARTIKEL ILMIAH
DIMUAT PADA JURNAL-JURNAL ILMIAH. KEKHASAN ARTIKEL ILMIAH ADALAH
PADA PENYAJIANNYA YANG TIDAK PANJANG LEBAR TETAPI TIDAK
MENGURANGI NILAI KEILMIAHANNYA.
9. ARTIKEL ILMIAH POPULAR; TIDAK TERIKAT SECARA KETAT DENGAN
ATURAN PENULISAN ILMIAH. SEBAB, DITULIS LEBIH BERSIFAT UMUM, UNTUK
KONSUMSI PUBLIK. DINAMAKAN ILMIAH POPULER KARENA DITULIS BUKAN
UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK TETAPI DALAM MENJANGKAU PEMBACA
KHALAYAK. KARENA ITU ATURAN-ATURAN PENULISAN ILMIAH TIDAK BEGITU
KETAT. ARTIKEL ILMIAH POPULAR BIASANYA DIMUAT DI SURAT KABAR ATAU
MAJALAH.
10. BUKU ILMIAH; KUMPULAN KERTAS ATAU BAHAN LAINNYA YANG DIJILID
MENJADI SATU PADA SALAH SATU UJUNGNYA DAN BERISI TULISAN ATAU
GAMBAR, YANG ISINYA MENGURAIKAN SUATU BIDANG ILMU.
KLASIFIKASI BUKU
1. BUKU REFERENSI MERUPAKAN BUKU YANG MEMUAT SUATU KOMPENDIUM
(HIMPUNAN) INFORMASI, BIASANYA SPESIFIK, YANG DIKUMPULKAN DALAM
BENTUK BUKU UNTUK KEMUDAHAN REFERENSI (ACUAN). CONTOH: •
ALMANAK – ALMANAK PENDIDIKAN; • ATLAS – SEKUMPULAN PETA, MEMUAT
LOKASI GEOGRAFIS; • CITATION INDEX – DAFTAR PUBLIKASI YANG DISITASI
OLEH PUBLIKASI LAIN; • DIREKTORI – MEMUDAHKAN PENCARIAN SUBJEK,
A.L. BUKU TELPON; • ENSIKLOPEDIA – SUATU KOMPENDIUM YANG SANGAT
KOMPREHENSIF;
2. MONOGRAF ADALAH SUATU TULISAN ILMIAH DALAM BENTUK BUKU YANG
SUBSTANSI PEMBAHASANNYA HANYA PADA SATU TOPIK DALAM SATU
BIDANG ILMU. MONOGRAF MERUPAKAN TULISAN TENTANG SATU SUBJEK,
BIASANYA OLEH PENULIS TUNGGAL. MONOGRAPHIC SERIES DITERBITKAN
BERSERI, BIASANYA OLEH HIMPUNAN PROFESI DARI KEGIATAN SEMINAR
(SEPERTI PROSIDING).
3. BUKU AJAR ATAU BUKU TEKS (TEXTBOOK) MERUPAKAN MANUAL UNTUK
PENGAJARAN DALAM SUATU CABANG ILMU SEBAGAI PEGANGAN UNTUK
SUATU MATA KULIAH DAN SARANA PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN. BUKU
AJAR DIBUAT DENGAN BAHASA YANG MUDAH DIMENGETI OLEH MAHASISWA
DENGAN BANYAK ILUSTRASI UNTUK MEMPERJELAS KONSEP, BIASANYA
TERSEDIA SOAL LATIHAN DAN PENUGASAN.
4. MODUL ADALAH BAGIAN DARI BAHAN AJAR UNTUK SUATU MATA KULIAH
YANG DITULIS OLEH DOSEN MATA KULIAH TERSEBUT, MENGIKUTI KAIDAH
TULISAN ILMIAH DAN DISEBARLUASKAN KEPADA PESERTA KULIAH. MODUL
BIASANYA DISUSUN LEBIH RINGKAS DAN SECARA TAMPILAN KURANG
PROFESSIONAL KARENA TIDAK DITERBITKAN OLEH PENERBIT BUKU,
MELAINKAN HANYA OLEH PENULIS ATAU PENERBIT KAMPUS DAN TANPA
MELALUI PROSES PENYUNTINGAN.
5. BUNGA RAMPAI (BOOK CHAPTERS); PUBLIKASI ILMIAH DALAM BENTUK
BUNGA RAMPAI MEMILIKI UNSUR-UNSUR YANG SAMA DENGAN BENTUK
BUKU ILMIAH, TETAPI BERBEDA DALAM HAL PRAKATA/PROLOG YANG
MENGANTARKAN KESELURUHAN ISI DAN DALAM HAL PENUTUP/EPILOG
YANG MERUPAKAN ANALISIS ATAS KESELURUHAN ISI. BUKU BUNGA RAMPAI
DITULIS SECARA BERSAMA-SAMA DAN SETIAP BAB DITULIS OLEH PENULIS
YANG BERBEDA.
TAHAPAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
• PENCARIAN FAKTA/GEJALA/INFORMASI/ MASALAH/IDE/GAGASAN/ISSUE
(DAPAT DENGAN BANYAK MEMBACA LITERATUR); • PENCARIAN SOLUSI YANG
MUNGKIN TERHADAP PERMASALAHAN; • PENGUMPULAN DATA; • ANALISIS
SECARA OBYEKTIF DAN MENDALAM BERDASARKAN TEORI DAN METODE
YANG SUDAH BAKU; • PEMERIKSAAN DAN PENYUNTINGAN KONSEP (METODE
ILMIAH, MUDAH DIFAHAMI, RUNTUN SUSUNAN BAHASANYA, DAN DIDUKUNG
REFERENSI YANG LUAS DAN AKURAT; • PENYAJIAN TULISAN (LAPORAN).
LITERATUR BERGUNA UNTUK:
• MENGETAHUI PERKEMBANGAN ILMU;
• MENEMUKAN IDE BARU;
• MEMILIH DESAIN RISET DAN METODE;
• MENGHINDARI DUPLIKASI DAN PLAGIASI;
• MEMBANDINGKAN DENGAN KARYA TERDAHULU.
SISTEMATIKA PENULISAN
Hasil Penelitian - Judul - Abstrak - Pendahuluan: Latar Belakang, Landasan Teori,
Tujuan Penelitian, Pemecahan masalah - Metode penelitian - Hasil penelitian -
Temuan dan Pembahasan - Kesimpulan dan Saran - Ucapan Terima Kasih - Daftar
Pustaka
Non-Penelitian - Judul - Abstrak - Pendahuluan/ Latar Belakang - Isi (Kajian literatur
dan Pembahasan) - Penutup: Kesimpulan - Ucapan Terima Kasih - Daftar Pustaka
PENENTUAN JUDUL
• SINGKAT;
• MAMPU MENGGAMBARKAN KESELURUHAN ISI ARTIKEL;
• DESKRIPTIF DAN INFORMATIF;
• LEBIH BAIK DIPIKIRKAN DAN DITETAPKAN SETELAH SELURUH NASKAH
SELESAI DISUSUN.
ABSTRAK & KATA KUNCI
• MERUPAKAN RINGKASAN KESELURUHAN ARTIKEL, HARUS MENARIK;
• MELIPUTI: TUJUAN, METODE, HASIL, DAN SIMPULAN;
• BERKISAR ANTARA 100 SAMPAI DENGAN 200 KATA (TERGANTUNG GAYA
SELINGKUNG);
• BIASANYA DITUTUP DENGAN KATA KUNCI;
• KATA KUNCI SEBAIKNYA MENGGAMBARKAN ASPEK MASALAH YANG
DITELITI;
• JUMLAH KATA KUNCI UMUMNYA TERDIRI ATAS 3–8 KATA (YANG DAPAT
DISUSUN DALAM FRASE PENDEK);
• SERING DIPILIH DENGAN TIDAK MENGULANG JUDUL;
• DIPERBOLEHKAN MENGGUNAKAN KATA YANG SAMA SEKALI TIDAK MUNCUL
DALAM KESELURUHAN ARTIKEL.
PENDAHULUAN
• MEMUAT PERKEMBANGAN PENELITIAN TERDAHULU (STATE OF THE ART)
UNTUK MEMBANDINGKAN DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN SAAT INI
SEHINGGA TAMPIL KESENJANGAN ANTARA TEORI ATAU HASIL PENELITIAN
TERDAHULU DENGAN KEADAAN SAAT INI ATAU YANG DIHARAPKAN. DENGAN
DEMIKIAN, AKAN JELAS KONTRIBUSI DARI PENELITIAN YANG DIHASILKAN;
• MULAILAH DENGAN MENGKAJI PUSTAKA TERKINI DAN MENSINTESIS
PERMASALAHANNYA. PENELITIAN TERDAHULU SANGAT PENTING UNTUK
MENDUKUNG GAGASAN DAN ARGUMENTASI PENULIS;
• UNTUK MENULIS PARAGRAF YANG ANGGUN, JANGAN MENGUTIP PUSTAKA
SEBAGAI KALIMAT PERTAMA, UNGKAPKAN PIKIRAN ATAU GAGASAN ANDA
SEBAGAI KALIMAT TOPIK, YAKNI KALIMAT PERTAMA DALAM PARAGRAF;
• SEBAIKNYA MEMUAT: FAKTA, TEORI, OPINI (FTO).
METODE PENELITIAN
• BAGAIMANA PENELITIAN DILAKSANAKAN, DARIMANA DAN DENGAN CARA
APA DATA/ INFORMASI DIPEROLEH?
• POPULASI DAN SAMPEL;
• WAKTU PELAKSANAAN, OBJEK DAN LOKASI PENELITIAN;
• TEKNIK PENGUMPULAN DATA;
• TEKNIK ANALISIS DATA.
HASIL PENELITIAN
• MERUPAKAN BAGIAN INTI ARTIKEL;
• MENYAJIKAN HASIL PENELITIAN;
• GUNAKAN KALIMAT SEDERHANA, LUGAS DAN JELAS;
• PENYAJIAN DATA SEDERHANA GUNAKAN TABEL, DATA YANG LEBIH RUMIT
GUNAKAN GRAFIK;
• SAJIKAN DIMULAI DARI HASIL UTAMA DIIKUTI HASIL PENDUKUNG;
• JANGAN MENGULANGI MENULIS ANGKA YANG TELAH DITULIS PADA TABEL
DALAM TEKS LAPORKAN DATA PERWAKILAN DAN BUKAN DATA MENTAH.
PEMBAHASAN
• BERISI PENJELASAN APA ARTI HASIL DAN IMPLIKASINYA UNTUK KAJIAN
DIMASA DEPAN, TIDAK MENGULANGI APA YANG TELAH DIPAPARKAN DALAM
KAJIAN PUSTAKA ATAU HASIL. HUBUNGKAN HASILNYA DENGAN
PERTANYAAN YANG DIAJUKAN DI BAGIAN PENDAHULUAN. • MERUPAKAN
DISKUSI DARI HASIL PENELITIAN: APAKAH HASIL SESUAI TUJUAN ATAU
TEORI? • SEBAIKNYA MEMPUNYAI ALUR YANG SISTEMATIS; • JANGAN
MEMBAHAS SUATU ASPEK SECARA BERULANG-ULANG; • SARIKAN
PENDAPAT ATAU HASIL PENELITIAN ORANG LAIN YANG DIJADIKAN BAHAN
PEMBANDING DENGAN HASIL YANG DIPEROLEH DENGAN BAHASA SENDIRI; •
JANGAN TERLALU BERSPEKULASI; • BERMUARA PADA SUATU TITIK YANG
MENDUKUNG KESIMPULAN.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN: • MERUPAKAN JAWABAN DARI PERMASALAHAN, MENYAJIKAN
RINGKASAN DARI URAIAN HASIL DAN PEMBAHASAN; • UNTUK MENGHINDARI
SPEKULASI SEBAIKNYA BERDASARKAN FAKTA YANG DITEMUKAN DALAM
HASIL DAN PEMBAHASAN; • DIKEMBANGKAN POKOK-POKOK PIKIRAN BARU
YANG MERUPAKAN ESENSI DARI TEMUAN PENELITIAN; • DAPAT MEMUAT
IMPLIKASI TEMUAN PENELITIAN; • TIDAK PERLU SISTEM NOMOR ATAU BUTIR-
BUTIR.
SARAN: • DAPAT MENGACU KEPADA TINDAKAN PRAKTIS, PENGEMBANGAN
TEORI BARU, DAN PENELITIAN LANJUTAN; • HARUS BERKAITAN DENGAN
PELAKSANAAN ATAU HASIL PENELITIAN.
ISI
• URUTAN MASALAH YANG DIBAHAS;
• ANALISIS DAN INTERPRETASI;
• ILUSTRASI ATAU CONTOH;
• TABEL, GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA).
PENUTUP
• BERISI SIMPULAN DAN SARAN (JIKA ADA SARAN);
• SIMPULAN MERUPAKAN JAWABAN PERMASALAHAN YANG DIKEMUKAKAN DI
DALAM PENDAHULUAN.
UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEGMENT)
• UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA PIHAK YANG PANTAS;
• PEMBERI DANA, BAHAN DAN SARANA PENELITIAN, SPONSOR;
• SEMUA NAMA YANG TERCANTUM SUDAH DIKONFIRMASI;
• UNGKAPKAN SECARA WAJAR
DAFTAR PUSTAKA
• PUSTAKA YANG DIMASUKKAN ADALAH SESUAI YANG DIACU DALAM NASKAH
ARTIKEL; • PUSTAKA YANG DIACU HARUS ADA DALAM DAFTAR PUSTAKA
(GUNAKAN MENDELEY, ENDNOTE, ZOTERO, ETC.); • ACUAN HARUS RELEVAN,
MUTAKHIR, DAN DARI ACUAN PRIMER, YAITU ARTIKEL JURNAL, MAKALAH
PROSIDING, DAN PATEN; • PERNYATAAN UMUM TIDAK MEMERLUKAN
PUSTAKA RUJUKAN; • HINDARI MENGUTIP DENGAN CARA : SI BADU DALAM SI
POLAN; • KETIKA MENSITASI PAPER, FOKUSLAH PADA GAGASANNYA, BUKAN
FOKUS PADA SIAPA YANG PUNYA GAGASAN; • PILIH LITERATUR PRIMER DAN
MUTAKHIR, YANG TERBIT SEKURANG-KURANGNYA DALAM 5-10 TAHUN
TERAKHIR, BERGANTUNG PESATNYA KEMAJUAN BIDANG ILMU; • NISBAH
ANTARA JUMLAH LITERATUR PRIMER DENGAN SEKUNDER SEBAIKNYA LEBIH
DARI 80%; • HATI-HATI MENGGUNAKAN ACUAN DARI INTERNET YANG TIDAK
JELAS.

Anda mungkin juga menyukai