Anda di halaman 1dari 8

KONTRIBUSI MEDIA SOSIAL DALAM MEMPENGARUHI

SIKAP POLITIK MAHASISWA


Muhammad Abdullah Syarif, M. Fauzi Sabana, Marzuki
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstract
Students are the spearhead of society to be able to reach the government. Students are called
'Agents of Change' because they are the drivers of change for society. Students are trusted
because of the background of students who are educated people. This study aims to examine
whether there are changes caused by the use of social media, where social media is the most
widely used internet access by the community. The author uses the data collection method
with literature study, and the method used for this research is literature study

Keywords: social media, students, influence

Abstrak
Mahasiswa merupakan tombak masyarakat untuk bisa menggapai kepemrintahan.
Mahasiswa disebut sebagai ‘Agent Of Change” dikarenakan mahasiswalah penggerak
perubahan bagi masyarakat. Mahasiswa di percayai karena latar belakang mahasiswa yang
merupakan orang-orang yang berpendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah
ada perubahan yang diakibatkan oleh pengunaan media sosial yang dimana media sosial
adalah akses internet terbanyak yang digunakan oleh masyarakat . Penulis menggunakan
metode pengumpulan data dengan studi pustaka, dan metode yang digunakan untuk penelitian
ini adalah studi kepustakaan

Kata kunci: sosial media , mahasiswa, pengaruh

1. Pendahuluan

Abad ke-21 adalah abad dimana hampir semua kegiatan sehari –hari masyarakat
dilakukan melalui media online. Hal ini hampir mempengaruhi semua aspek kehidupan.
Terlebih lagi pada tahun 2019 kemarin hingga kini dunia sedang dilanda pandemi global vitus
corona yang mengharuskan semua orang didunia tidak bisa bergerak bebas di tempat umum.
Semua orang melakukan kegiatannya dirumah. Dari sekolah, bekerja, belanja dan masih
banyak lagi. Mau tak mau semua kegiatan harus dilakukan dengan media online.

Sehingga adanya pandemi ini membuat maraknya peluncuran berbagai aplikasi dan
platform online yang dapat memudahkan masyarakat dalam menjalankan kehidupannya sehari
– hari di tengah pandemi. Tak di pungkiri pula penggunaan media digital berkembang pesat
sejak adanya pandemi, terutama media sosial. Sekarang gadget sudah seperti kebutuhan
pokok yang dimana hampir semua orang membutuhkannya.

1
Di Indonesia sendiri menurut kemenkominfo sangatlah tinggi . banyaknya jumlah
pemakai ponsel pintar di Indonesia mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk
Indonesia. Hal ni meunjukkan bahwa gadget sudah menjadi hal yang melekat bagi masyarakat
terlebih lagi harga kuota internet yang masih relatif murah membuat banyak orang
berbondong – bondong untuk menggunakan media digital. Menurut data kemenkominfo
rata- rata pengguna gadget di Indonesia berkisar usia 25- 34 tahun. Namun, karena pandemi
rata-rata usia pemakai gadaget menuurun hingga anak usia 6 tahun. Hal ini dikarenakan
sekolah daring yang membuat semua siswa/siswi sekolah dari anak Taman Kanak-kanak
samapai mahasiswa diharuskan menggunakan gadaget untuk menunjang sekolah daring
mereka.

Sepeti yang kita lihat dari berbagai sumber dan data Indonesia dinyatakan sebagai negera
yang berada di peringkat ke-3pengguna media digital setelah china. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa media digital digunakan semua kalangan di Indonesia seperti mahasiswa,
peneliti, pelajar, beserta masyarakat umum.( Hendra Junawan dan Nurdin Laugu,2020) 1.salah
satu penggunaan media digital yang paling banyak digunakan orang-orang adalah media
sosial. Contoh media sosial yang digunakan berupa youtube,facebook,instagram,tik-tok dan
masih banyak lagi. Di setiap negara ada apilkasi sosial medianya yang trend digunaakan
masyarakatnya.

Media sosial adalah salah satu tekonologi komunikasi yang berguna dan memudahkan
orang-orang untuk melakukan komunkasi sesama pengguna sosial media lainnya. Media
soaial merupakan tempat dimana orang-orang bisa bertukar informasi satu sama lain. Dengan
media sosial orang-orang juga bisa menyalurkan berbagai bakatnya, berbagi pengalamannya,
membagikan ilmunya, serta membagikan cerita kehidupan sehari – harinya kepada publik.
Semakin unik konten yang ditampilkan maka akan semakin menarik perhatian khalayak
umum. Banyak orang menggunakan dan memanfaatkan media sosial juga untuk mencari
keuntungan dan penghasilan. Pekerjaan ini biasa disebut dengan influencer. Para influencer
sekecil – kecilnya bisa mendapat penghasilan sebanyak 14 juta per bulannya. Itu merupakan
angka yang cukup besar di Indonesia karena gaji tersebut saja lebih dari gaji UMR di
Indonesia.(Muhhamad Yan Yusuf,2022). Selain itu dilansir dari lembaga kajian media sosial,
dari 1.865 influencer di seluruh dunia ada 45,74 persen influencer wanita dan 28 persen
rentang usia 25-34 tahun dengan rata – rata pendapatan mencapai 3000 USD atau sekitar 43
juta rupiah per bulan.

Berdasarkan data tersebut bisa dilihat bahwa banyak sekalis sisi positf yang bisa kita
dapatkan dari media sosial. Pada sebelumnya sudah dikatakan bahwa Media sosial bisa
merupakan tempat untuk berbagi informasi , berita, pembelajaran dan banyak lagi yang
sekiranya dapat bermanfaat bagi banyak orang. Namun tak sedikit pula efek buruk yang
diberikan melalui media sosial. Salah satunya adanya penyebaran berita hoax. Di dalam islam
sendiri ada ayat yang memberikan peringatan untuk berhati-hati dalam menyebarkan berita.
Serta kita diajarkan untuk betapa pentingnya verifiikasi dan klarifikasi dalam menerima suatu
berita agar tidak termakan hoax(Prof,Quraish Shihab,2018)

1
Junawan, hendra, nurdin Llaugu. 2020. Eksistensi Media Sosial,Youtube, Instagram dan
Whatsapp Ditengah Pandemi Covid-19 Dikalangan Masyarakat Virtual Indonesia.

2
Hal ini dijelaskan pada surat al-hujarat ayat 8 yang bunyinya:

Faḍlam minallāhi wa ni'mah, wallāhu 'alīmun ḥakīm

Yang artinya: sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi maha
bijaksana.

Ayat diatas menggunakan kata “in/jika” yang biasa digunakan untuk sesuatu yang
diragukan atau jarang terjadi . ini mengisyaratkan bahwa kedatangan seorang fasik kepada
orang – orang beriman diragukan atau jarang terjadi. Hal itu disebabkan orang-oranf fasik
mengetahui bahwa kau beriman tidak mudah dibohongi dan bahwa mereka akan meneliti
kebenaran setiap informasi sehingga sang fasik dapat dipermalukan dengan kebohongan.

Kata fasiq diambil dari kata fasaq yang biasa digunakan untuk meluiskan buah yang
telah rusak atau terlalu matang sehingga terkelupas kulitnya. Seorang yang durhaka adalah
orang yang keluar dari koridor afama akibat melakukan dosa besar atau sering kali melaukan
dosa kecil. Sedangkan kata naba digunakan dalam arti berita yang penting. Berbeda dengan
kata khabar yang berarti kabar secara umum. Baik penting maupun tidak, dari sini, terlihat
perlunya memilah informasi apakah itu penting atau tidak dan memilah pula pembawa
informasinya apakah dapat dipercaya atau tidak. Orang beriman tidak dituntut untuk
menyelidiki kebenaran informasi dari siapa pun yang tidak wajar, karena jika demikian akan
banyak energi dan waktu yang dihamburkan untuk hal – hal yang tidak penting.

Berarti hanya lah berita – berita resmi yang berasal dari sumber-sumber yang resmi
sajalah yang bisa kita percayai. Jangan sesekali mempercayai bentuk berita simpang siur yang
belum tentu tau kebenarannya dan usahakan untuk selalu menunggu berita yang sebenar-
benarnya dari orang yang bersangkutan dalam berita tersebut. Ayat itu merupakan salah satu
dasar yang ditetapkan agama dalam kehidupan sosial sekaligus tuntunan yang sangat logis
bagi penerimaan suatu berita. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah didasarkan hal-
hal yang diketahui dan jelas.

Penyebaran berita dan penyebaran informasi di media sosial juga tak luput dari
pemberitaan politik. Media massa dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dimana ada berita kepolitikan maka media massa tida akan pernah melewatkannya. Dengan
medai sosial dan massa para politikus memanfaatkannya untuk membangun citra tetang
keunggulannya, visi misi dan hal yang mereka anggap sudah mereka lakukan untuk
Indonesia. Menurut (adam dkk,2014)2 hal ini sangat meningkat sejak era reformasi 1998 yang
dimana media massa saja kesulitan untuk mendapatkan sutu informasi karena semua dianggap
rahasia dan ditutup dari khalayak umum.

Di era sekarang ada anggapan yang menyatakan bahwa pengetahuan politik adalah
metrik yang menilai warga negraa. Seperti kemapuan untuk menaggapi dengan benar

2
Mustapa, Adam, Irawam Suntoro, Hermy Yanzi. 2012. Penngaruh Pemberitaan Media Massa Dalam Gejolak
Politik Terhadap Pembentukan Sikap Pemilih Pemula

3
serangkaian pertanyaan (Boudreau & Lupia,2011)3. Hal ini sebagian didasarkan pada akses
kepengatauan tentang keputusan pemerintah, tugas politik, dan mengacu pada informasi
spesifik serta informasii sipil, keterampilan politik, pemabahan global,nasional dan regional

Menurut Bathelt (2015)4, politik pengetahuan menghasilkan kesadaran politik,


waspada, mengartikulasikan, dan orang-orang yang cakap yang dapat menilai tindakan dan
minat mereka untuk membela mereka dalam situasi politik. Pengetahuan politik yang tinggi
membantu orang dalam memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang aruspemahaman
tentang peristiwa terkini yang membentuk komunitas mereka dan berkontribusi lebih banyak
sikap politik yang stabil dan dapat diandalkan.

Ini juga membantu orang dalam mengejar tujuan mereka sendiri dan membuat pilihan
yang mewakili sikap dan keinginan mereka, serta mempromosikan demokrasi cita-cita,
memfasilitasi kepercayaan dalam sistem politik, dan memotivasi partisipasi politik. Pada pada
saat yang sama, putus sekolah adalah warga negara yang tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara bermakna dalam politik

Pengetahuan politik menunjukkan fakta tentang sistem politik di mana individu dapat
mengingatkan ingatan untuk memahami dan mempelajari peristiwa Penelitian yang mengukur
pengetahuan politik di media sosial terutama terkait dengan peristiwa terkini. menemukan
bahwa penggunaan Twitter adalah prediktor positif pengetahuan tentang isu-isu politik. H.
Kim et al (2020)5 juga menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap
pengetahuan politik

2. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan studi literatur dari artikel-
artikel sebelumnya. Studi literatur atau yang biasa disebut juga studi kepustakaan adalah
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi – studi penelaah terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan.

Oleh karena itu kami mengadakan studi penelaahan kepada beebrapa jurnal dan buku
yang isinya berhubungan dengan topik kami tentang Kontribusi Media Sosial Dalam
Mempengaruhi Sikap Politik Mahasiswa. Kami juga menggunakan data statistik untuk
menunjang literatur jurnal kami. Seperti halnya data statsitik penggunaan media sosial di
Indonesian di masa pandemi pada tahun yang sebagai berikut:

3
Boudreau, C., & Lupia, A. (2011). Political knowledge. In J. N. Druckman, D. P. Green, J. H. Kuklinski, & A.
Lupia (Eds.)
4
Bathelt, S. (2015, August). Political knowledge: Mediator of political participation? General
Conference of the European Consortium for Political Research (ECPR)
5
Kim, H., Kim, Y., & Lee, D.(2020). Understanding the role of social media in political participation:
Integrating political knowledge and bridging social capital from the social cognitive approach

4
Gambar 1.1 penetrasi pengguna internet pada masa pandemi

Dari gambar bisa di tarik data bahwa selama masa pandemi covid-19 penggunaan media
sosial meningkat 73,7 %

3. Hasil dan Pembahasan

Politik tidak pernah luput dari yang namanya pemberitaan. Berbagai macam berita
maupun yang baik dan buruk menggiring opini banyak orang terutama mahasiswa.
Mahasiswa memiliki peran yangat penting dalam dunia perpolitikan. Mahasiwa disebut
sebagai “ Agent Of Change” yang merupakan perubahan yang baik untuk mengambil
keputusan sesuai dengan arah baik yang diinginkannya.

Agent Of Change mencakup banyak hal, seperti: aspek ekonomi, pendidikan,


pemberdayaan sosial, pengabdian masyarakat, dan sebagainya, yang aspek-aspeknya banyak
terlibat dalam politik Indonesia.Mahasiswa adalah penyalur suara rakyat, dimana mahasiswa
merupakan para anak muda yang terdidik dan aktif, oleh karena itu figur mahasiswa
merupakan figur yang cocok untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Pentingnya peran mahasiswa sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyat, membantu
menyuarakan aspirasi rakyat kecil yang suaranya sulit tersampaikan, oleh karena itu
mahasiswa adalah jembatan yang menghubungkan kerukunan ini, agar suara rakyat dan
keluhan masyarakat dapat tersampaikan. disampaikan dengan benar.Selain sebagai jembatan
antara pemerintah dan masyarakat, seharusnya mahasiswa juga secara alami berperan aktif
sebagai agent of control dimana mahasiswa juga harus aktif mengontrol dinamika politik agar
selalu berada pada jalur yang benar.

Akan tetapi perpolitikan tidak pernah dengan media sosial dan media massa. Segala
pemberitaan perpolitikan akan terus tersebar diberbagai platform yang ada. Sifat dari
pemberitaan media sosial dan media massa adalah mempengaruhi seseorang. Tak terkecuali
mahasiswa akan ikut terpengaruh oleh adanya pemberitaan.

5
Hasil analisis (wahyu Nita Sari,2017)6 menyatakan bahwa massa dan media sosial
berpengaruh terhadap sikap politik mahasiswa. Dampak dapat terwujud dalam bentuk
perubahan pengetahuan (sikap). Perubahan Persepsi dan Perubahan Pendapat (Opinions)
Perubahan sikap berarti perubahan dalam diri seseorang yang berupa prinsip-prinsip sebagai
hasil evaluasi yang dilakukan terhadap suatu objek.

Ini adalah indikator sebarapa sering media massa digunakan, efek dari media juga tidak
dirasakan secara langsung dan termedasi melalui opini para pemimpin yang memiliki
pengertian inidividu yang gagasannya dan perilaku menjadi model bagi orang lain yang
kemudian mengkomunikasikan pesan da mempengaruhi sikap dan perubahan
perilaku.Mahasiswa juga sekarang banyak menggunakan media sosial untuk mengajukan
aspirasinyatanpa langsung melakukan demo di kantor-kantor pemerintahan. Mereka juga
membentuk group – group aktivis menggunkan media sosial mereka yang dimana anggota
group tersebut bisa saja dari seluruh Indonesia.

Para mahasiswa menggunakan platfom online seperti instagram,facebook, twitter,youtube


dan tik tok untuk mengajukan aspriasi nya. Berbagai cara dilakukan para mahasiswa yaitu
dengan menggunakan tagar untuk menaikkan apa yang ingin di sampaikan, menghubungi
langsung akun media sosial para petinggi politik yang mereka tuju, membuat video-video
yang memuat aspirasi-aspiarsi mereka, mereka juga membuat kampanye – kampanye online
yang bisa semua orang ikutin.

Banyak cara unik yang dilakukan mahasiswa untuk bisa menyampaikan aspirasi
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sikap politik mahasiswa itu berubah pada cara
penyampaiannya yang semakin unik dan efektif. Serta perubahan opini mereka dikarenakan
dengan media sosial para mahasiswa dapat dengan mudah berkomunikasi dengan mahasiswa
di seluruh Indonesia untuk membicarakan topik yang sedang bermasalah. Sehingga opini
yang dihasilkan dari sdiskusi akan lebh umum dan universal karena mencakup semua
suku,agama,daerah dari seluruh Indonesia yang diwakilkan oleh para mahasiswanya.

Gambar 2.2 aktivis mahasiswa

6
Sari, Wahyu Nita. 2017. Pengaruh media massa terhadap sikap politik mahasiwa

6
Ini merupakan salah satu contoh dari penggunaan media sosial sebagai wadah para
aktivis untuk bergabung dan menyalurkan aspirasinya. Dari akun tersebut terdapat 65,6 ribu
mahasiswa dari seluruh Indonesia dan berbagai kampus di Indonesia yang turut serta dalam
aktivis mahasiswa yang dibentuk dalam akun ini. Ini membuktikan keefektifan yang telah
diciptakan melalui penggunaan media sosial.

Namun tentunya ada sikap negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial
bagi mahasiwa. Namun pengaruh tersebut tidak sepenuhnya di sebabkan oleh media sosial
namun pengetahuan dan rasa ingin peduli dari setiap mahasiswa lah yang berpengaruh besar
dalam sikap politiknya.

4. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dari pembahasan analisis data tentang kontribusi media sosial dalam mempengaruhi
sikap politik mahasiwa dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh yang di akibatkan media sosial terhadap sikap politik mahasiswa di
Indonesia . karena memang pada fungsinya media sosial memberikan pengaruh
tentang opini mahasiswa
2. Pengaruh yang diberikan lebih kepada membuat mahasiswa memiliki cara yang
lebih unik dan efektif dalam menyalurkan aspirasinya sebagai agent of change
perwakilan masyarakat indonesia.
3. Opini para mahasiswa pun memiliki dampak juga dikarenakan dengan penggunaan
media sosial maka akan memudahkan para mahasiswa untuk melakuakan diskusi
antar mahasaiwa di seluruh Indonesia

B. Saran

Adapun yang dapat disarankan bagi mahasiswa, pemerintah, dan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Kepada mahasiswa hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap politik mahasiswa
itu tergantung pada individunya masing-masing. Tingkah laku, pengatahun,
keaktifan dan rasa perdulilah yang mempengaruhinya. Oleh karena itu untuk
mahasiswa lebih tingkatkan rasa keingintahuan dan keberaniannya untik
menyampaikan opininya untuk bisa selalu menjadi perwakilan bagi masyarakat
untuk menyampaikan aspirasi.

2. Kepada pemerintah, diharuskan untuk lebih berhati-hati dan selalu mendengarkan


aspirasi masyarakat yang tak jarang juga tidak ditanggapi oleh pemerintah.

3. Kepada peneliti, penelitian ini belum bisa dikatakan sempurna bahkan masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti untuk kedepannya bisa lebih
mengembangkan isi didalam penelitiannya dan melakukan penelitian yang lebih
bagus lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Zinaida , Rahma santhi , Dwi Maharani, Pengaruh Sosial Media Terhadap Sikap Politik
Pemula Di Kota Palembang,2014

Bathelt, S. (2015, August). Political knowledge: Mediator of political participation? General


Conference of the European Consortium for Political Research (ECPR), Montreal, Québec,
Canada

Boudreau, C., & Lupia, A. (2011). Political knowledge. In J. N. Druckman, D. P. Green, J. H.


Kuklinski, & A. Lupia (Eds.), Cambridge handbook of experimental political science (pp.
310–336). Cambridge University Press

Kim, H., Kim, Y., & Lee, D.(2020). Understanding the role of social media in political
participation: Integrating political knowledge and bridging social capital from the social
cognitive approach. International Journal of Communication, 14, 4803–4824

Junawan, hendra, nurdin Llaugu. 2020. Eksistensi Media Sosial,Youtube, Instagram dan
Whatsapp Ditengah Pandemi Covid-19 Dikalangan Masyarakat Virtual Indonesia.
Yogyakarta

Sari, Wahyu Nita. 2017. Pengaruh media massa terhadap sikap politik mahasiwa ( studi Pada
Jurusan Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuludin Universitas Islam Ngeri (UIN) Raden
Intan Lampung. Lampung

Mustapa, Adam, Irawam Suntoro, Hermy Yanzi. 2012. Penngaruh Pemberitaan Media Massa
Dalam Gejolak Politik Terhadap Pembentukan Sikap Pemilih Pemula.

Anda mungkin juga menyukai